• Tidak ada hasil yang ditemukan

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (HJ. NURHAYATI/F.PP):

Oh iya sudah. Kalau begitu dari Demokrat ada yang mau menambahkan? Tidak ada? PKB? Tidak ada. Sekarang tidak ada yang menambahkan, maka kami persilakan kepada Pak Pimpinan.

Pak Lasarus, dipersilakan.

KETUA KOMISI V DPR RI (LASARUS,MSi.,S. SOS/PDIP): Baik terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan,

Salam sejahtera bagi kita semua.

Pertama-tama saya ingin mengucapkan “Selamat Menjalankan Ibadah Puasa bagi kita semua”.

Bapak Ibu sekalian, Pimpinan dan Seluruh Anggota Komisi V DPR RI.

Saya mengamati semua pembicaraan tadi juga Kepala Badan yang rapat bersama kita pada hari ini. Ada beberapa hal yang perlu saya tegaskan kembali. Tentu catatan tadi disampaikan kepada BMKG dalam konteks komunikasi yang disampaikan tadi oleh 2 Fraksi, yaitu itu dari PDI Perjuangan dan Golkar, saya harap ini menjadi catatan penting.

Kemudian tadi juga ditekankan oleh Pak Ridwan Bae selaku Pimpinan Komisi, hendaknya kita menepati aturan baru negara. Saya rasa ini penting, karena forum hari ini juga adalah sebagai bukti bahwa DPR itu diperlukan dalam hal legitimasi Pemerintah, legimasi anggaran seterusnya.

Oleh karenanya, komunikasi saya pikir dalam konteks hal-hal yang baik itu adalah antara lain untuk kita lakukan. Sehingga kami sebagai mitra, DPR sebagai mitra bisa menjelaskan kepada rakyat, kepada masyarakat terkait dengan pengawasan yang menjadi kewajiban dari Undang-Undang yang melekat kepada diri kami sebagai Anggota DPR.

Kami sebagai Pimpinan tentu akan mengambil langkah-langkah apa yang diputuskan oleh Anggota, yang sudah disepakati oleh Anggota. Tentu itu yang akan kita sepakati bersama di dalam forum yang resmi ini.

Oleh karenanya sebagai Pimpinan, saya ingin tegaskan komunikasi kepada seluruh Anggota Komisi adalah wajib hukumnya, untuk supaya gambaran kita sebagai mitra kerja itu ada. Supaya legitimasi Pemerintah, legitimasi kinerja dan seterusnya sebagaimana yang sudah digariskan menurut Undang-Undang. Kita ini sudah digariskan oleh Tata Bernegara kita ini, Tupoksi kita masing-masing yang dilindungi oleh Undang-Undang.

Saya berharap seluruh mitra kerja Komisi V menghormati itu, menghargai itu secara bersama-sama sehingga jangan sampai nanti istilah-istilah lama itu muncul lagi. Ya DPR ini sudah kita ini saja disetujui, tukang stempel dan seterusnya. Ini saya rasa bisa menghambat kinerja kita kalau nanti kita mengambil sikap dan cara berpikir yang sama. Kalau memang cara berpikir itu ada seperti yang tadi Pak Ridwan Bae sampaikan. Tentu saya mencatat penting ini di luar daripada apa yang sudah tadi kita sampaikan.

Saya ingin mempertegaskan kembali untuk Badan BMKG, kemudian Badan Sar Nasional atau Badan Nasional Pencarian dan Pertolongan, kemudian BPWS untuk fokus kepada tupoksinya, fokus kepada tupoksinya. Salah satu contoh misalnya BMKG. Tadi sudah disampaikan kita akan mengalami masa kekeringan.

Harus jujur kita akui per hari ini menurut pengamatan saya belum maksimal informasi-informasi cuaca ini dalam konteks kita ke tanaman pangan dan seterusnya. Komunikasi dengan instansi pertanian misalnya, Kementerian Pertanian misalnya kapan masa panen, kemudian bagaimana perkiraan cuaca ke depan dan seterusnya, sudah dilakukan tetapi tidak merata di seluruh Indonesia. Ada bagian-bagian daerah yang BMKG belum mengambil peran secara baik.

Oleh karenanya, saya pikir apa yang disampaikan oleh teman-teman tadi fokus kepada tupoksinya itu adalah penting. Karena kalau kita bicara bantuan misalnya kita mau minta BMKG melakukan bantuan tunai atau Badan Sar untuk melakukan bantuan tunai. Ya Badan Sar ini per hari ini saja Pak Kepala Badan, Pak Bagus sudah mau kerja sudah susah dengan kondisi anggaran yang ada.

Bagaimana kalau kita bebankan lagi dengan tugas-tugas yang tadi kita sampaikan. Oleh karenanya kita berharap pak dalam pandemi ini tidak ada bencana Pak Bagus. Sehingga Bapak bisa fokus ketika ada tugas-tugas utama yang memang menjadi kewajiban dari Badan SAR, Bapak tidak terkendala dengan kondisi anggaran yang sudah ada, itu doa kita semua.

Demikian juga BMKG, saya berharap kepada BMKG fokus kepada fungsinya. Ibu memberikan informasi penting tapi perlu diketahui bu bahwa tidak semua rakyat Indonesia bisa diakses oleh informasi per hari ini dan mereka juga hidup di wilayah Indonesia. Itu kerjaan dari BMKG bagaimana supaya informasi itu sampai dan bermanfaat bagi kehidupan mereka bagi ketahanan dan seterusnya.

Ada petani modern di Indonesia tetapi masih banyak petani-petani tradisional bu yang sebetulnya juga mereka butuh informasi terkait dengan perubahan cuaca dan seterusnya. Sejauhmana program BMKG soal ini? Kita belum pernah melihatnya. BMKG masih berputar kepada informasi gempa dan seterusnya, belum melakukan hal-hal yang dalam konteks secara maksimal untuk ketahanan pangan secara nasional.

Jadi kami harapkan ini semua komunikasi yang sudah disampaikan bisa diperbaiki lebih baik ke depan. Jangan su’udzonlah kepada kita-kita ini. Saya ini sudah sekian puluh tahun menjadi Anggota DPR RI dan Mitra BMKG. Saya rasa track record kita ini jelas, tidak pernah kita menyusahkan BMKG bahkan apapun yang diminta kita setuju-setuju saja. Tetapi saya pikir ini penting dalam konteks pengawasan sesuai dengan amanah Undang-Undang yang melekat pada kami sebagai Anggota DPR.

Kemudian teman-teman sekalian, Bapak Ibu Anggota dan Mitra Kerja Komisi yang rapat pada hari ini. Saya berharap nanti kesimpulan hari ini kita final dengan angka-angka yang sudah nanti disampaikan. Karena kita sudah terikat oleh waktu. Sebentar lagi kita akan masuk masa reses kalau saya tidak salah tanggal 13 Mei.

Kita sudah menyusun jadwal rapat sangat padat, terakhir nanti tanggal 11 Mei, besok kita dengan mitra terkait dengan mudik. Kemudian sementara Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat dan kemudian Kementerian Perhubungan dan Kementerian Desa masih mengakselerasi hasil rapat kita yang lalu terkait dengan realokasi dan refocusing.

Sehingga nanti kita jadwalkan tanggal 11 atau Hari Senin dan 12 itu menjelang kita reses sudah. Saya rasa hari ini kesimpulan rapat harus kita setujui. Nanti kita lihat secara seksama saya minta kepada poksi yang ada angka-angka realokasi dan refocusing akan ditampilkan di kesimpulan rapat. Barangkali itu yang dapat kami sampaikan.

Untuk BPWS Pak Heri, saya rasa bapak juga fokus pak kepada tugas dan fungsinya disana. Tentu kami tidaak bisa komentar terlalu banyak dengan kondisi anggaran yang ada di BPWS. Saya pikir juga program-program prioritas pak yang dalam konteks bagaimana peran BPWS ini mengembangkan kawasan digital. Suramadu itu kami tunggu-tunggu sebetulnya. Jadi kami berharap di masanya Bapak ini walaupun masih Plt., Saya juga binggung Pak Plt-nya sudah berganti-ganti belum pernah ada yang ditetapkan.

Ini saya berharap BPWS kalau tidak, ya digabungkan saja ke Bappenas atau gabung lebur saja DPU begitu it’s oke juga pak. Jadi tidak Plt., entah sampai kapan ini Plt. Jadi kita tunggu-tunggu juga sebagai mitra. Mohon maaf Pak Heri, sudah sekian orang Plt ini pak, tidak ada yang ditetapkan sebagai Kepala.

Apakah lembaga ini masih mau dipertahankan atau tidak ya kita serahkan sepenuhkan kepada Pemerintah? Tapi kalau melihat dari jumlah anggaran saya malah berpikir jauh lebih efektif kalau ini dileburkan kepada salah satu Kementerian yang ada, yang mana yang baiklah. Ini usul saja barangkali Pak Heri untuk disampaikan kepada atasan bapak dalam hal ini Kementerian PU atau langsung ke Bappenas atau ke Pak Presiden.

Saya rasa demikian barangkali Bu Nurhayati yang dapat saya sampaikan. Nanti tampilkan saja draft kesimpulan dengan angka-angkanya,

saya rasa persilakan nanti kita lihat bersama. Untuk kami Pimpinan, apakah ini boleh kami setujui atau tidak? Ini saya minta komen dari Anggota terhadap seluruh kesimpulan yang ada.

Demikian. Terima kasih.

Assalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh, Selamat siang dan salam sejahtera bagi kita semua.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (HJ. NURHAYATI/F.PP): Terima kasih, Pak Ketua. Pak Lasarus.

Memang kita ketahui bahwa sekarang ini kita sedang menghadapi penyebaran virus Covid 19. Sehingga negara memang banyak bertanggung jawab terhadap masyarakat yang tidak mampu yang terdampak dari Covid 19, maka diharuskan kita melakukan penghematan. Bukan hanya Pemerintah tetapi DPR pun sekarang terdampak daripada pengurangan atau penghematan anggaran ini.

Maka kami, kita ketahui bahwa sekarang ini perubahan iklim menentukan penyebaran Covid 19 ini atau virus dan wabah lainnya. Maka kami sesungguhnya menginginkan BMKG itu mempunyai anggaran yang banyak untuk bisa dialokasikan melakukan berbagai macam melakukan studi atau penelitian yang lebih komprehensif mengenai perubahan iklim. Karena kita ketahui salah satu yang banyak sekali membunuh manusia itu adalah polusi udara.

Jadi menurut Gamble and Groom mencatat bahwa perubahan iklim tidak menyebabkan virus Corona tetapi membantu penyebaran wabah virus-virus, salah satunya adalah Covid 19. Dan polusi udara membunuh setiap tahunnya 7 juta orang per tahun di seluruh dunia. Dan kita ketahui bahwa kualitas udara yang meningkat, ini juga yang menentukan dimana daerah-daerah yang banyak terinfeksi virus Corona.

Jadi salah satu penyebaran virus Corona itu adalah terdampak dari perubahan iklim, terutama dari polusi udara. Maka kami sebetulnya menginginkan dari BMKG. Bagaimana BMKG membuat mengenai studi atau mengenai perubahan iklim ini dan bisa disosialisasikan, diedukasikan kepada masyarakat.

Sehingga kita juga mengetahui BMKG sebelumnya mempunyai program mengenai perubahan iklim untuk bertani, untuk lain-lainnya. Nah sekarang apakah itu masih ada? Kami seharusnya meminta kepada BMKG ini tetap dipertahankan dikarenakan memang itu sangat diperlukan oleh para petani kita yang banyak sekali terdampak dari Covid 19 ini. Apalagi kita akan menghadapi kekeringan ke depan, pastinya masalah-masalah yang mengenai polusi udara, perubahan iklim. Ini juga akan lebih mempengaruhi lagi ekonomi masyarakat yang ada di sekarang ini.

Dan kepada BNPP, apakah selama ini BNPP diikutsertakan dalam bersama BNPB dalam Gugus Tugas. Karena kami pada saat itu meminta kepada BNPP untuk turut serta dalam menangani penganan pemakaman yang memang sekarang ini banyak sekali tidak tertangani dikarenakan Covid 19 ini tidak terlalu menukik secara tajam menurut kurvanya tetapi orang yang meninggal semakin hari semakin bertambah.

Ini adalah laporan daripada Pemerintah Daerah mengenai Pemakaman. Kami rasa BNPP sudah mempunyai semua perlengkapannya seperti goodie bag semuakan sudah ada. Sehingga protokol Covid 19 untuk pemakaman bisa dilakukan oleh BNPP sendiri. Nah apakah BNPP sekarang dilibatkan atau tidak dalam penanganan hal-hal yang terdampak Covid 19 ini?

Pada BPWS, ya memang BPWS kita melihat bahwa program-program BPWS pun sebetulnya sudah duplikasi dengan program-program yang ada dari kementerian dan lain-lainnya. Tetapi kalau misalkan memang itu bukan tusinya memang mau diapakan ya pak? Tetapi kami juga melihat BPWS melakukan kontrak setidaknya disana angka-angkanya juga dan sudah biasa melakukan kontrak-kontrak. Kenapa BPWS tidak bisa melaksanakan sebagai padat karya tunai itu pak dan itu saja masukan dari saya.

Saya akan membacakan Draft Kesimpulan pada sekarang ini, oh iya-ya. Sekarang, tanggapan dulu dari Kepala Basarnas, silakan Pak.

KEPALA BNPP/BASARNAS (MARSDYA BAGUS PUROHITO) :

Dokumen terkait