• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEPALA BNPP/BASARNAS (MARSDYA BAGUS PUROHITO) : Terima kasih bu atas waktu yang diberikan kepada kami

Pertama, terkait koreksi kepada kita semua untuk berkomunikasi lebih baik dengan Lembaga Legislatif. Terima kasih atas koreksinya dan akan kami laksanakan perbaikan dan memang harus bahwa 2 lembaga antara eksekutif dengan legislative selalu berkomunikasi dalam posisi yang seimbang, karena itu memang sudah diamanahkan dalam Undang-Undang.

Tentunya kami akan terus mohon dukungan, kerja sama koordinasi dengan DPR dan selama ini kami juga sudah melaksanakan komunikasi dari level atas sampai dengan di level bawah. Bahkan kami memanfaatkan setiap kunjungan DPR ke daerah kami sertakan 1 pejabat kami disitu. Karena akan bisa berkoordinasi, berdiskusi tentang permasalahan yang ada di daerah tersebut ataupun dia membawa misi dari kami di Kantor Pusat untuk berbicara dengan Anggota Dewan yang terhormat pada saat kunjungan tersebut. Itu terkait komunikasi bu.

Yang kedua, terkait refocusing atau anggaran yang disisihkan untuk Covid 19. Betul sekali Bapak dan Ibu Anggota Dewan yang kami hormati, untuk kami Basarnas kami fokus kepada tupoksi. Mayoritas, kami berikan kepada seluruh Anggota Basarnas atau Anggota SAR kami karena rescuer dan lain-lain.

Karena dalam keseharian kami sebagai informasi paling tidak ada 11 sampai 25 kejadian yang membahayakan manusia, kecelakaan, dan lain-lain. Dimana ataupun bencana yang saat ini juga ada bencana banjir ada di Aceh, Cilegon dan Jambi dimana para rescuer kita harus ada disana. Apabila perlengkapan mereka tidak bisa standar dengan yang ada sekarang sesuai dengan protokol Covid 19, maka tentunya mereka tidak bisa bekerja dengan baik. Apabila mereka lengkap dan bekerja dengan baik, tentunya itu sudah secara tidak langsung atau langsung membantu masyarakat.

Sebagai informasi dari 15 Maret sampai 25 April, 4 kejadian besar, kecelakaan kapal yang minimum penumpangnya 20 dan yang terakhir penumpangnya 124 bisa selamat semua. Itu berarti ada 2 kapal, ada 1 kapal dari Basarnas yang datang dengan crew-nya, berarti dia juga harus menggunakan perlengkapan-perlengkapan itu.

Sehingga itu yang menjadi fokus kami perlengkapan Covid untuk rescuer kami, untuk kami. Namun BNPP toh bu dalam kondisi-kondisi yang kepepet ataupun emergency, kami beberapa kali mendapatkan telepon dari rumah sakit, mereka kehabisan kantong mayat.

Sehingga mau tidak mau, kami harus mendukung itu namun dengan perhitungan bahwa di BNPP persediaan masih bisa dan kita masih running dan kita mendukung dalam konteks yang masih bisa kami dukung. APD dan kantong mayat pernah kami laksanakan.

Kemudian terima kasih sekali apabila pada Tahun 2021 Rencana Anggaran akan menjadi normal. Tentunya kami akan mohon dukungan dan terus berkomunikasi dan berkoodinasi agar yang ke depan anggaran kami yang tertunda atau anggaran kita yang tertunda bisa untuk di-multi years-kan atau bisa dianggarkan kembali.

Kemudian dari Bu Iis bahwa tidak perlu kita fokus, memang kita sudah masuk internasional, namun itu bisa sedikit ditinggalkan. Sampai saat ini pun kita masih fokus pada kegiatan operasi SAR bu. Walaupun anggaran operasi SAR itu sendiri sudah tergigit, sulit bu tapi bisa.

Prinsip kami seperti itu. Berapa kegiatan berkaitan dengan internasional bisa kita akali dengan melaksanakan seminar atau diskusi melalui Vicon. Beberapa minggu yang lalu, dari UN OCA melaksanakan Vicon atau sedikit komprehensif diskusi dengan kami yang di BNPP berkaitan dengan operasi Sar pada saat pandemi Covid ini bagaimana. Kita sudah menjelaskannya.

Kemudian dari Bapak Syaiful mengatakan bagaimana dengan berkurangnya operasi anggaran, pelaksanaan operasi bisa dilaksanakan. Tadi sudah kami jelaskan bahwa kita tetap bisa melaksanakan dengan optimum.

Karena kegiatan operasi yang kita kurangi adalah yang di kantor pusat, kemudian pelatihan-pelatihan walaupun itu tidak dikurangi itu juga tetap akan

kita dilaksanakan. Karena pelaksanaan latihan atau kursus-kursus yang melibatkan orang banyak sementara ini ditunda sehingga itu bisa disisihkan. Memang sulit sekali untuk mengakalinya karena besarnya potongannya sehingga kami sudah masuk ke belanja modal begitu besar, akhirnya tetap juga masuk ke belanja barang hampir 20%.

Terkait dari Bu Nurhayati apakah Basarnas sudah masuk dalam WTE. Iya Bu kami sudah masuk Bu dan kami masuk dalam di openas-nya dan terkait tentang penanganan untuk jenazah, memang BNPP selama ini Basarnas mempunyai kantong mayat dan lain-lain.

Biasanya hanya searching, kita temukan korban atau kita temukan mayat kita serahkan kepada ambulan, merekalah yang melaksanakan pemakaman. Namun ini nanti akan kami koordinasikan, karena ini di luar tupoksi kami. Kami akan berkoordinasi dengan Pemerintah Daerah, Kemenkes dan yang lainnya supaya tidak ada gesekan dan kegiatan ini tidak tumpang tindih.

Secara umum demikian Bapak dan Ibu Anggota DPR RI Komisi V yang kami hormati. Dan selanjutnya, kami tetap mohon dukungan, mohon bimbingan dan mudah-mudahan Tahun 2021 kita bisa kembali normal dan bisa berlari lagi dengan baik.

Terima kasih.

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (HJ. NURHAYATI/F.PP): Terima kasih Ketua BNPP.

Sekarang kami persilakan kepada BMKG, Ibu Dwikora.

KEPALA BMKG (PROF. DWIKORITA KARNAWATI, M.Sc. P.Hd) :

Baik. Terima kasih Ibu atas waktu yang diberikan dan juga atas masukan-masukan dan saran-saran yang disampaikan.

Ada 3 hal yang kami catat. Yang pertama, terkait bagaimanakah dampak dari penghematan tersebut terhadap operasional BMKG. Karena kebetulan yang terkena penghematan adalah yang terbesar adalah untuk gempa bumi dan tsunami dan yang kedua adalah untuk penerbangan. Dari segi operasional, kami tetap dapat mempertahankan operasional 24 jam 7 hari sehingga dari segi operasional tidak ada dampak. Namun dari segi kecepatan informasi.

Jadi sebetulnya rencana anggaran tersebut adalah untuk menambah jumlah sensor. Terutama yang di wilayah Indonesia Timur seperti Halmahera, Ambon, dan Papua. Karena saat ini kecepatan informasi di sana masih dalam waktu maksimum 5 menit. Memang standarnya maksimum 5 menit, setelah kejadian gempa, informasi tentang gempa ataupun peringatan dini harus

sudah sampai ke masyarakat. Itu masih bisa kami lakukan, namun dengan anggaran tadi, targetnya adalah menuju ke 3 menit atau bahkan 2 menit.

Jadi penambahan sensor adalah untuk mempercepat 2 menit. Alasannya, waktu tsunami di Palu tsunami telah datang dalam waktu 2 menit padahal informasinya 5 menit. Jadi terlambat atau kecolongan. Jadi dampaknya tetap masih beroperasi, hanya kecepatannya yang belum bisa seperti ditargetkan.

Kemudian untuk penerbangan terutama yang kami hemat adalah untuk Soekarno Hatta yaitu untuk deteksi wind shear. Kalau itu tidak dapat terpasang, ini kami tunda tahun depan.

Nah dampaknya dikhawatirkan kalau ada wind shear itu, terutama di runway yang baru. Kalau Runway I, II sudah tidak masalah, hanya runway yang baru itu belum. Akhirnya, kami melakukan mitigasi AP II adalah waktu itu landing ataupun take off hanya berlangsung sampai siang. Namun hari ini ternyata sudah tidak beroperasi, jadi semoga saja dampak tersebut tidak menjadi serius.

Kemudian yang kedua terkait dengan prakiraan musin kemarau, mohon izin ada slide nomor 4 sebentar saja yang kami sampaikan tadi kepada Presiden. Sebetulnya pada tanggal sekitar 27 Maret, kami sudah menyampaikan laporan kepada Presiden, terkait dengan Prakiraan Musim Kemarau dan beberapa wilayah yang dilingkari tersebut adalah wilayah yang diprediksi mengalami kemarau lebih kering daripada normalnya.

Jadi lingkaran-lingkaran tersebut itu mulai dari Bulan Mei, Juni, Juli, Agustus sampai Oktober itu akan lebih kering dari normalnya meskipun tidak sekering tahun lalu. Jadi kemarau saat ini relatif normal, tidak sekering tahun lalu, hanya beberapa lebih kering dari normalnya. Oleh karena itu, antisipasi kami sampaikan sejak Bulan Maret juga kepada para Gubernur dan para Bupati juga BMKG di daerah-daerah kami minta mengkomunikasikan langsung ke Pemerintah Daerah dan masyarakat.

Nah tadi perlu kami sampaikan strategisnya adalah mumpung saat ini masih Bulan Mei, musim kemaraunya belum berlangsung lanjut, masih cukup banyak hujan. Sehingga kami menyarankan agar zona-zona yang masih hijau dan kuning itu dioptimalkan untuk tampungan-tampungan hujan yang masih tersisa sampai bisa mencapai 300 milimeter per bulan.

Sehingga waduk-waduk mohon untuk segera, jadi air hujan benar-benar dimanfaatkan. Termasuk apabila akan melakukan teknologi modifikasi cuaca atau hujan buatan, saat ini masih cukup ideal untuk menambah pasokan air di embung-embung, waduk-waduk ataupun resapan-resapan air tanah di lahan gambut. Jadi itulah yang kami sampaikan tadi untuk mengantisipasi musim kering di zona-zona lingkaran.

Nah terkait dengan usulan kami untuk refocusing adalah menambahkan, jadi bukan bantuan langsung tunai. Kami menyadari, terima

kasih selalu diingatkan harus fokus kepada tusinya. Tusi kami adalah memberikan pendampingan kepada masyarakat yang mumpung sekarang masih ada hujan. Bagaimana mengantisipasi kemarau yang lebih kering tidak berkepanjangan, diprediksi hanya sampai dengan Oktober, tidak seperti tahun lalu.

Bagaimana para petani dapat kami dampingi melalui sekolah lapang iklim yang kami alokasikan 900 juta untuk 3 provinsi terdampak. Saat ini kami fokus di provinsi di Jawa, karena disitu merupakan Lumbung Padi. Jadi untuk mendampingi petani agar pola tanam kapan harus tanam, jenis bibit, itu dapat tepat ditanam sebelum masuk kemarau atau segera setelah kemarau. Jadi kami bekerja sama dengan Dinas Pertanian atau Kementerian Pertanian. Itu poin yang kedua.

Kemudian poin yang ketiga, itu terkait dengan komunikasi. Baik. Jadi terima kasih sekali koreksi masukan yang telah disampaikan oleh Bapak Ibu, memang benar komunikasi kami sangat membutuhkan, sangat penting. Terutama ini komunikasi untuk para petani, sejak beberapa tahun yang lalu kami mempunyai binaan-binaan melalui Sekolah Lapan Iklim bagi para petani dan nelayan.

Dan saat ini tentunya makin kami gencarkan komunikasi tersebut terutama di wilayah-wilayah yang cukup jauh dari perkotaan. Misalnya, yang ada di Papua di Merauke ataupun di Rote ataupun Miangas, BMKG di daerah sana mengkomunikasikan dengan masyarakat di sana terutama petani dan nelayan. Namun sekali lagi kami terima kasih arahannya, tentunya akan kami terus tingkatkan.

Kemudian juga komunikasi, terima kasih sekali dengan para Bapak Ibu di Anggota Dewan di Komisi V. Kami mohon maaf kalau terpaksa sering mengganggu Bapak Ibu melalui WA mungkin hampir tiap hari kami mengirimkan WA ke beberapa Bapak Ibu di Komisi V terkait dengan informasi peringatan dini cuaca, iklim, ataupun gempa dan tsunami. Mohon izin semoga tidak diganggu, kadang-kadang sehari 3 kali 4 kali 5 kali, mohon izin kami teruskan.

Dan tentunya untuk setiap kunjungan Bapak Ibu di setiap Kunker kami sangat senang, kami merindukan. Saya habis saja WA-WA dengan Ibu Pimpinan, aduh ibu kami rindu kunjungan-kunjungan lagi, ketemu dengan masyarakat, semoga Covid ini segera berlalu. Jadi kami siap terus untuk mendampingi kunjungan setiap kunker-kunker. Nah jadi terus kami mohon arahan komunikasi ini agar dapat kami tingkatkan lebih lanjut.

Demikian ibu dan bapak secara umum masukan-masukannya. Untuk hal-hal yang lain, memang benar angka tersebut sudah final. Namun sekali lagi yang alokasi untuk Sekolah Lapan Iklim itu bukan bantuan sosial, bukan bantuan tunai langsung tetapi bantuan untuk mensikapi kondisi iklim di saat Covid 19 ini bagi para petani sesuai tusi kami. Mohon maaf bila ada kekurangan.

Terima kasih arahannya. Wabillahi Taufiq Wal Hidayah,

Wassalamu'alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh.

KETUA RAPAT/WAKIL KETUA KOMISI V (HJ. NURHAYATI/F.PP):

Terima kasih Bu Dwikorita sudah hadir, maka saya persilakan kepada BPWS.

ANGGOTA KOMISI V DPR RI:

Dokumen terkait