• Tidak ada hasil yang ditemukan

SITUASI DERAJAT KESEHATAN

A. ANGKA KEMATIAN/MORTALITY RATE

Mortalitas adalah kejadian kematian yang terjadi pada kurun waktu dan tempat tertentu yang diakibatkan oleh keadaan tertentu, dapat berupa penyakit maupun sebab lainnya.

Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Di samping itu kejadian kematian juga dapat digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program pembangunan kesehatan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 15 lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan melakukan berbagai survei dan penelitian. Perkembangan tingkat kematian dan penyakit-penyakit penyebab utama kematian yang terjadi pada periode terakhir akan diuraikan di bawah ini.

a. Angka Kematian Kasar (AKK) / Crude Death Rate (CDR)

Data kematian yang terdapat pada suatu komunitas dapat diperoleh melalui survei, karena sebagian besar kematian terjadi di masyarakat bukan pada fasilitas pelayanan kesehatan (merupakan community based data), sedangkan data kematian di fasilitas pelayanan kesehatan hanya memperlihatkan kasus rujukan jadi bukan merupakan representasi dari semua kasus kematian yang terjadi di suatu wilayah (facilitate based data). Angka kematian di Indonesia berasal dari berbagai sumber, yaitu Sensus Penduduk, Surkesnas/Susenas dan Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) yang kesemuanya ditujukan untuk mendapatkan data yang berbasis bukti (Evidence Based).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinkes Kota Makassar, jumlah kematian untuk semua golongan umur yang terjadi pada tahun 2012 sebanyak 3034 kematian dari 1.352.136 jiwa, tahun 2011 jumlah kematian sebanyak 3.136 kematian dari 1.352.136 jiwa penduduk, menurun dari jumlah kematian yang terjadi sepanjang tahun 2010 untuk semua golongan umur sebanyak 2.932 dari total 1.339.374 jumlah penduduk kota Makassar. Ini berarti pada tahun 2012 dari 1.000 penduduk Kota Makassar terjadi 2 kematian (AKK = 2,2 per 1.000 penduduk). Angka Kematian Kasar di Kota Makassar tahun 2010 s/d 2012 dapat dilihat pada gambar berikut :

Gambar III. 1

Jumlah Kematian dan Angka Kematian Kasar Di Kota Makassar Tahun 2010 – 2012

0 2.000 4.000 2010 2010 2012 2.932 3.136 3.034 2,2 2,3 2,2

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 16 Adapun 10 (sepuluh) jenis penyakit penyebab utama kematian di Kota Makassar tahun 2012 dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III. 1

10 Jenis Penyakit Penyebab Utama Kematian Di Kota Makassar Tahun 2012

No. JENIS PENYAKIT J U M L A H

1 Asthma 745 2 Hipertensi 574 3 Jantung 454 4 Ginjal 195 5 Diabetes Mellitus 191 6 Maag 165 7 Broncho Pneumonia 140 8 Lahir Mati 133 9 Lever 91 10 Prematur 88

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

b. Angka Kematian Bayi (AKB)/Infant Mortality Rate (IMR)

Angka kematian bayi menunjukkan banyaknya kematian bayi usia 0 tahun dari setiap 1000 kelahiran hidup pada tahun tertentu atau dapat dikatakan juga sebagai probabilitas bayi meninggal sebelum mencapai usia satu tahun. Angka kematian bayi merupakan indikator yang penting untuk mencerminkan keadaan derajat kesehatan di suatu masyarakat, karena bayi yang baru lahir sangat sensitif terhadap keadaan lingkungan tempat orang tua si bayi tinggal dan sangat erat kaitannya dengan status sosial orang tua si bayi. Kemajuan yang dicapai dalam bidang pencegahan dan pemberantasan berbagai penyakit penyebab kematian akan tercermin secara jelas dengan menurunnya tingkat AKB. Dengan demikian angka kematian bayi merupakan tolok ukur yang sensitif dari semua upaya intervensi yang dilakukan oleh pemerintah khususnya di bidang kesehatan.

Angka kematian bayi (AKB) di Indonesia telah turun sebesar 44 persen selama 18 tahun terakhir, dari 57 kematian per 1.000 kelahiran hidup di periode 1990-1994 ke 32 kematian per 1.000 kelahiran hidup di periode 2008-2012.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 17 Angka kematian menurut hasil survei demografi dan kesehatan 2012 menjelaskan mengalami penurunan meski tak berbeda jauh dengan hasil SDKI 2007, yaitu masing-masing 32 dan 34 kematian per 1.000 kelahiran hidup.

Angka Kematian Bayi di Kota Makassar mengalami penurunan dari tahun ke tahun. Pada tahun 2012 sebesar 6,78 per 1000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 163 kematian bayi dari 24.034 jumlah kelahiran hidup (AKB = 6,78 /1000 KH). Tahun 2011 sebesar 6,9 per 1.000 kelahiran hidup dengan jumlah kematian bayi sebanyak 179 kematian bayi dari 26.129 jumlah kelahiran hidup (AKB = 6,9/1000 KH). Pada tahun 2010 terdapat 283 kasus kematian bayi dari jumlah kelahiran hidup 25.830 (sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Makassar), sehingga diperoleh AKB sebesar 11,4 per 1.000 kelahiran hidup (AKB=10,9 / 1000 KH).

Gambar III. 2 Angka Kematian Bayi

Di Kota Makassar Tahun 2010 – 2012

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

Terjadinya penurunan angka kematian bayi merupakan indikasi terjadinya peningkatan derajat kesehatan masyarakat sebagai salah satu wujud keberhasilan pembangunan di bidang kesehatan. Hal tersebut merupakan respon positif dari upaya pemerintah untuk mendekatkan masyarakat dengan sarana dan tenaga kesehatan.

c. Angka Kematian Balita (AKABA)/Child Mortality Rate (CMR)

Angka Kematian Balita (1 - 4 tahun) adalah jumlah kematian anak umur 1 - 4 tahun per 1.000 anak balita. AKABA menggambarkan tingkat permasalahan kesehatan anak dan faktor-faktor lingkungan yang berpengaruh

10,9 6,9 6,78 0 2 4 6 8 10 12 2010 2011 2012 TAHUN A K B

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 18 terhadap kesehatan anak balita seperti status gizi, sanitasi, penyakit menular dan tidak menular serta kecelakaan. Indikator ini menggambarkan tingkat kesejahteraan sosial dalam arti besar dan tingkat kematian penduduk. Besarnya tingkat kematian balita menunjukkan tingkat permasalahan kesehatan yang dihadapi masyarakat .

Dari hasil penelitian terhadap semua kasus kematian Balita yang disurvei pada SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 diperoleh gambaran besarnya proporsi penyebab utama kematian Balita, yang dapat dilihat pada tabel berikut ini.

Tabel III. 2

Pola Penyakit Penyebab Kematian Balita di Indonesia Hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001

Sumber : Badan Litbangkes, Publikasi hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 dalam Profil Kesehatan Indonesia 2003

Tabel di atas menunjukkan bahwa pola penyakit penyebab kematian Balita menurut hasil SKRT 1995 dan Surkesnas 2001 tidak terlalu banyak mengalami perubahan, penyakit infeksi masih merupakan penyebab kematian terbanyak. Pada tahun 2001, kematian Balita yang tertinggi adalah kematian akibat Pneumonia (4,6 per 1.000 Balita), disusul oleh kematian akibat Diare (2,3 per 1.000 Balita).

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar Angka Kematian Balita di Kota Makassar pada tahun 2010 sebesar 1,86 per 1.000 kelahiran hidup dimana tercatat 48 kematian balita dari 25.830 kelahiran hidup. Pada tahun 2011 jumlah kematian balita sebanyak 71 balita dari 26.129 kelahiran hidup sehingga diperoleh Angka

SKRT 1995 SURKESNAS 2001

Jenis penyakit % Jenis penyakit %

1. Gangguan sistem pernafasan 2. Gangguan perinatal

3. Diare

4. Infeksi dan parasit lain 5. Saraf 6. Tetanus 30,8 % 21,6 % 15,3 % 6,3 % 5,5 % 3,6 % 1. Sistem Pernafasan (Pneumonia) 2. Diare 3. Saraf 4. Tifus 5. Sistem pencernaan 6. Infeksi lain 22,8 % 13,2 % 11,8 % 11,0 % 5,9 % 5,1 %

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 19 Kematian Balita sebesar 2,7 per 1.000 kelahiran hidup dan mengalami penurunan pada tahun 2012 didapatkan jumlah kematian balita sebanyak 43 balita dari 24.034 kelahiran hidup sehingga diperoleh Angka Kematian Balita sebesar 1,79 per 1.000 kelahiran hidup.

Gambar III. 3 Angka Kematian Balita

Di Kota Makassar Tahun 2010 – 2012

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

d. Angka Kematian Ibu (AKI)/ Maternal Mortality Rate (MMR)

Angka Kematian Ibu (AKI) adalah jumlah wanita yang meninggal mulai dari saat hamil hingga 6 minggu setelah persalinan per 100.000 persalinan. Angka kematian ibu menunjukkan kemampuan dan kualitas pelayanan kesehatan, kapasitas pelayanan kesehatan, kualitas pendidikan dan pengetahuan masyarakat, kualitas kesehatan lingkungan, sosial budaya serta hambatan dalam memperoleh akses terhadap pelayanan kesehatan. Untuk mengantisipasi masalah ini maka diperlukan terobosan-terobosan antara lain peningkatan kemitraan antara Bidan dan Dukun. Harapan kita agar Bidan di Desa benar-benar sebagai ujung tombak dalam upaya penurunan AKB (IMR) dan AKI (MMR).

Di Kota Makassar, AKI maternal pada tahun 2012 menurun dr tahun sebelumnya yaitu sebesar 8,32 per 100.000 kelahiran hidup (AKI : 8,32/100.000 KH). Angka ini didapatkan dari hasil formulasi data yang dilaporkan serta hasil pencatatan unit-unit pelayanan kesehatan yang direkap dan dilaporkan oleh Bidang Bina Kesehatan Masyarakat Dinas Kesehatan Kota

1,86 2,7 1,79 0 0,5 1 1,5 2 2,5 3 2010 2011 2012 A K A B A TAHUN

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 20 Makassar dimana tercatat 2 kasus kematian Ibu Maternal dari 24.034 kelahiran hidup yang disebabkan perdarahan yaitu perdarahan karena placenta previa (placenta tertanam pada segmen bawah rahim) dan perdarahan karena atonia uteri. Jumlah kematian ibu melahirkan sepanjang tahun 2011 sebanyak 3 kasus kematian ibu dari 26.129 jumlah kelahiran hidup sehingga didapatkan Angka Kematian Ibu (AKI) sebesar 11,6 per 100.000 kelahiran hidup, (AKI = 11,4/100.000 KH) sama dengan tahun 2010 dimana tercatat 3 kasus kematian ibu dari 25.830 kelahiran hidup dengan AKI : 11,6/100.000 KH. Adapun kasus kematian maternal tersebut terjadi di wilayah kerja Puskesmas yang disajikan dalam tabel berikut.

Tabel III. 3

Jumlah Kematian Ibu Maternal di Wilayah Puskesmas Kota Makassar Tahun 2012

PUSKESMAS JUMLAH KEMATIAN IBU Batua Pampang J u m l a h 1 1 2

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar

Menurunnya Angka Kematian Ibu (AKI) dari tahun ke tahun menggambarkan semakin membaiknya tingkat kesadaran perilaku hidup sehat, status gizi dan kesehatan ibu, serta kondisi kesehatan lingkungan dan tingkat pelayanan kesehatan terutama untuk ibu hamil, pelayanan kesehatan waktu ibu melahirkan dan masa nifas.

Beberapa program dan kegiatan yang mendukung menurunnya AKI antara lain melalui Gerakan Sayang Ibu, pencatatan dan pelaporan K1 dan K4 Bumil, pemantauan status kesehatan ibu hamil yang beresiko, pemberian tablet FE untuk ibu hamil, peningkatan cakupan Antenatal Care serta upaya peningkatan pengetahuan kesehatan reproduksi bagi Wanita Usia Subur/ dan remaja siswi sekolah. Berikut ini dapat dilihat grafik Angka Kematian Ibu di Kota Makassar selama 3 tahun terakhir.

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 21 Gambar III. 4

Angka Kematian Ibu

Di Kota Makassar Tahun 2010– 2012

Sumber : Bidang Bina Kesmas Dinkes Kota Makassar B. INDEKS PEMBANGUNAN MANUSIA

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks yang mengukur pencapaian keseluruhan suatu negara yang direpresentasikan tiga dimensi pembangunan manusia yaitu indeks kesehatan ; panjang umur dan menjalani hidup sehat yang diukur dari angka harpan hidup waktu lahir, indeks pendidikan; diukur dari tingkat kemampuan baca tulis seseorang dan rata-rata lama sekolah, serta indeks daya beli; memiliki standar hidup yang layak diukur dengan pengeluaran riil per kapita.

Dokumen terkait