• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY

D. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

2. Penyakit Yang Dapat Dicegah Dengan Imunisasi (PD3I)

Upaya pencegahan dan penanggulangan penyakit PD3I telah membuahkan hasil antara lain :

- Meningkatnya penyebarluasan informasi tentang bahaya penyakit tergolong PD3I yang dilakukan bersama-sama dengan petugas Imunisasi di 38 Puskesmas se-Kota Makassar

- Meningkatnya akses penduduk pada fasilitas kesehatan yang memberikan pelayanan imunisasi dimana semua RS pemerintah dan swasta melakukan pelayanan imunisasi.

0 5.000 10.000 15.000 20.000 25.000 30.000 35.000 40.000 2010 2011 2012 39.740 37.940 29.265 Penderita

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 37 - Meningkatnya jumlah masyarakat yang melakukan Imunisasi secara mandiri yaitu dengan tercapainya UCI Tingkat Kota Makassar. Adapun data cakupan UCI yang dilaporkan selama 3 tahun terakhir yaitu tahun 2009 sebesar 99,30 % , tahun 2010 sampai tahun 2012 sebesar 100%.

a. Tetanus Neonatorum

Tetanus neonatorum disebabkan oleh basil Clostridium tetani, yang masuk ke tubuh melalui luka. Penyakit ini menginfeksi bayi baru lahir yang salah satunya disebabkan oleh pemotongan tali pusat dengan alat yang tidak steril. Kasus tetanus neonatorum banyak ditemukan di negara berkembang khususnya dengan cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan yang rendah.

Di Kota Makassar selama 3 tahun terakhir tidak ditemukan kasus tetanus neonatorum.

b. Campak

Campak adalah suatu penyakit akut dengan daya penularan tinggi, yang ditandai dengan demam, korisa, konjungtivitis, batuk disertai enanthem spesifik (Koplik’s Spot) diikuti ruam makulopapular menyeluruh. Komplikasi campak cukup serius seperti diare, pneumonia, otitis media, eksaserbasi, dan kematian. Kematian akibat campak sering terjadi pada anak dengan malnutrisi terutama di negara berkembang. Jika seseorang pernah menderita campak, maka dia akan mendapatkan kekebalan terhadap penyakit tersebut seumur hidupnya.

Pada tahun 2012, data dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar menyebutkan bahwa terdapat 207 kasus campak klinis , dan tidak ditemukan korban meninggal. Adapun cakupan pemberian imunisasi campak selama 3 tahun terakhir yaitu, tahun 2010 sebanyak 31.232 bayi, tahun 2011 sebanyak 30.328 bayi yang diimunisasi dari 29.339 bayi yang ada dan di tahun 2012 sebanyak 28.182 bayi yang diimunisasi dari 24.338 bayi yang ada.

Adapun cakupan Imunisasi Campak selama 3 tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut :

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 38 Gambar III. 12

Cakupan Imunisasi Campak Di Kota Makassar Tahun 2010 s/d 2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

c. Difteri

Difteri adalah suatu penyakit bakteria akut terutama menyerang tonsil, faring, laring, hidung, adakalanya menyerang selaput lendir atau kulit serta kadang-kadang konjungtiva atau vagina. Penyebab penyakit ini adalah Corynebacterium diphteria. Penyakit ini muncul terutama pada bulan-bulan dimana temperatur lebih dingin di negara subtropis dan pada umumnya menyerang anak-anak usia 1-10 tahun.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah penderita Difteri pada tahun 2010 sebanyak 3 orang penderita yang tersebar di tiga kecamatan dan tiga kelurahan dan tidak ditemukan adanya kematian akibat Difteri. Di tahun 2011 mengalami penurunan kasus dimana terdapat 2 kasus difteri yang tersebar di dua kecamatan dan tidak ditemukan adanya kematian dan mengalami peningkatan kasus di tahun 2012 sebanyak 7 kasus diantaranya terdapat 1 kematian.

d. Polio dan AFP

Penyakit polio adalah penyakit lumpuh yang disebabkan oleh virus polio yang menyerang sistem syaraf hingga penderita mengalami kelumpuhan

26.000 27.000 28.000 29.000 30.000 31.000 32.000 2010 2011 2012 31.232 30.328 28.182

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 39 yang datangnya mendadak. Penyakit ini umumnya menyerang anak usia 0-3 tahun . AFP merupakan kelumpuhan yang sifatnya flaccid yang bersifat lunglai, lemas atau layuh (bukan kaku), atau terjadi penurunan kekuatan otot, dan terjadi secara akut (mendadak). Sedangkan non polio AFP adalah kasus lumpuh layuh akut yang diduga kasus Polio sampai dibuktikan dengan pemeriksaan laboratorium bukan kasus Polio.

Upaya pencegahan dan pemberantasan penyakit Polio telah dilakukan melalui gerakan imunisasi Polio. Upaya ini juga ditindaklanjuti dengan kegiatan surveilans epidemiologi secara aktif terhadap kasus-kasus Acute Flaccid Paralysis (AFP) kelompok umur < 15 tahun hingga dalam kurun waktu tertentu, untuk mencari kemungkinan adanya virus Polio liar yang berkembang di masyarakat dengan pemeriksaan spesimen tinja dari kasus AFP yang dijumpai.

Penemuan kasus AFP di Kota Makassar berdasarkan hasil pelacakan pada tahun 2010 tersebar di 4 (empat) kecamatan dan 5 (lima) kelurahan dengan jumlah kasus sebanyak 5 . Sedangkan pada tahun 2011 tersebar di 7 (tujuh) kecamatan dengan jumlah kasus (suspect) sebanyak 8. Tahun 2012 ditemukan 1 kasus (suspect) AFP . Adapun hasil penemuan kasus AFP di Kota Makassar pada tahun 2010 s/d 2012 disajikan pada gambar berikut :

Gambar III. 13

Kasus AFP (non polio) di Kota Makassar Tahun 2010 – 2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

0 1 2 3 4 5 6 7 8 2010 2011 2012 5 8 1 0 0 0 kasus kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 40 3. Penyakit Bersumber Binatang

Penyakit bersumber binatang diantaranya adalah Malaria, Demam Berdarah Dengue (DBD), Chikungunya, Filariasis, Flu Burung, Rabies, dan Antrax.

a. Malaria

Malaria disebabkan oleh parasit Plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam sel darah merah manusia, ditularkan oleh nyamuk malaria (Anopheles) betina melalui gigitan. Terjadinya biasanya pada petang dan malam hari, dengan gejala yang muncul 9-14 hari setelah terinfeksi.

Di Indonesia diperkirakan setiap tahunnya terdapat 15 juta penderita malaria dan 30.000 orang diantaranya meninggal dunia (Survei Kesehatan Rumah Tangga/SKRT, 1995). Indonesia merupakan salah satu negara yang masih terjadi transmisi malaria (Berisiko Malaria/risk-Malaria). Terjadinya peningkatan kasus diakibatkan antara lain adanya perubahan lingkungan seperti penambangan pasir yang memperluas genangan air sebagai tempat perindukan nyamuk penular malaria, penebangan hutan bakau, mobilitas penduduk dari P. Jawa ke luar Jawa yang sebagian besar masih merupakan daerah endemis malaria dan obat malaria yang resisten yang semakin meluas.

Di Kota Makassar, selama beberapa tahun terakhir belum ditemukan adanya kasus malaria aktif. Berdasarkan laporan dari Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar sudah tidak ada lagi penderita tanpa pemeriksaan darah, semuanya dengan pemeriksaan darah positif . Tahun 2012 sebanyak 160 kasus (73 kasus di Puskesmas dan 87 kasus di 7 RS), dengan angka kesakitan (API) 0,054 per 1000 penduduk.

b. Demam Berdarah Dengue (DBD)

Demam berdarah adalah penyakit demam akut yang disebabkan oleh virus dengue, yang masuk ke peredaran darah manusia melalui gigitan nyamuk genus Aedes, misalnya Aedes aegypti atau Aedes albopictus. Aedes aegypti adalah vektor yang paling banyak ditemukan menyebabkan penyakit ini. Nyamuk dapat membawa virus dengue setelah menghisap darah orang yang telah terinfeksi virus tersebut.Sesudah masa inkubasi virus di dalam nyamuk selama 8-10 hari, nyamuk yang terinfeksi dapat mentransmisikan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 41 virus dengue tersebut ke manusia sehat yang digigitnya. Nyamuk betina juga dapat menyebarkan virus dengue yang dibawanya ke keturunannya melalui telur (transovarial). WHO memperkirakan setiap tahunnya terdapat 50-100 juta kasus infeksi virus dengue di seluruh dunia.

Tahun 2012 jumlah penderita DBD di seluruh wilayah Puskesmas di Kota Makassar sebanyak 86 kasus dengan Angka Kesakitan/IR = 6,4 per 100.000 penduduk diantaranya terdapat 2 kasus kematian karena DBD yaitu di Puskesmas Kapasa dan Puskesmas Cendrawasih . (Lihat Gambar III.14)

Berbagai upaya telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar dalam hal pencegahan dan penanggulangan penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD), antara lain penanggulangan fokus, pelaksananaan PSN/3M, survei jentik dan abatesasi, serta fogging massal/kasus. Jumlah kasus DBD dan kematian akibat DBD dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar III.14

Jumlah Kasus dan Kematian akibat DBD di Kota Makassar Tahun 2010 s/d 2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Penanggulangan fokus

Penanggulangan fokus dimaksudkan untuk memutus mata rantai perkembangbiakan nyamuk Aedes Aegypti yang merupakan vektor

0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 2010 2011 2012

38

83 86

0 2 2

Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 42 penyakit DBD. Upaya ini dilakukan dengan melakukan survey epidemiologis (observasi lapangan) di wilayah kerja masing-masing Puskesmas terutama yang memiliki karakteristik khusus sebagai tempat perkembangbiakan vektor nyamuk. Hasil survey ditindaklanjuti dengan pemberian abate, penyuluhan di tempat, serta dilaporkan ke Dinas Kesehatan Kota Makassar untuk dilakukan Fogging di wilayah tersebut. Menurunnya titik fokus yang ditanggulangi sejalan dengan meningkatnya Angka Bebas Jentik dan menurunnya jumlah kasus DBD di Kota Makassar.

Pelaksanaan PSN/3M

Pelaksanaan Pemberantasan Sarang Nyamuk merupakan tindak lanjut dari survei epidemiologis yang dilakukan oleh petugas kesehatan setempat, yang dilakukan melalui Gerakan 3 M ; Menguras tempat penyimpanan air, Menutup tempat penampungan air serta mengubur barang-barang bekas yang mungkin dapat digenangi air dan menjadi tempat berkembangbiaknya nyamuk DBD. Pelaksanaan PSN/3M dilakukan di Tempat-Tempat Umum, Sekolah setiap Hari Jumat dan Sabtu.

Survei Jentik & Abatesasi

Upaya ini dilakukan untuk memberantas vektor nyamuk Aedes Aegypti dimulai sejak berupa jentik, jadi tidak hanya memberantas vektor dewasa saja. Survei jentik dilakukan oleh petugas kesehatan bersama-sama dengan masyarakat dengan membentuk Kader Jumantik yang pada tahun 2012 jumlahnya mencapai 1000 kader. Hasil survei yang dilaporkan ditindaklanjuti dengan pelaksanaan abatesasi khususnya abatesasi selektif pada kelurahan yang endemis. Adapun Angka Bebas Jentik selama 3 tahun terakhir yaitu pada tahun 2010 sebesar 79,96%, tahun 2011 sebesar 87% dan meningkat di tahun 2012 sebesar 90%.

Pelaksanaan Fogging Fokus

Selain pemberantasan jentik, upaya lain yang dilakukan adalah memberantas nyamuk dewasa melalui pengasapan (Fogging Focus)

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 43 terutama di wilayah yang terdapat penderita DBD yang mempunyai Sentral Opname (SO) dari Puskesmas maupun Rumah Sakit.

c. Flu Burung

Flu burung atau Avian Influenza (AI) adalah penyakit menular di kalangan hewan (unggas dan babi) yang disebabkan oleh virus influenza tipe A (H5N1). Virus ini ternyata juga dapat menyerang manusia. Flu burung dapat menular dari unggas ke unggas dan dari unggas ke manusia melalui air liur, lendir dan kotoran unggas yang sakit. Flu burung juga dapat menular melalui udara yang tercemar oleh virus H5N1 yang berasal dari kotoran unggas yang sakit. Sedangkan penularan dari unggas ke manusia terutama bila terjadi persinggungan langsung dengan unggas yang sakit (terinfeksi flu burung).

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar, pada tahun 2012 terdapat 1 penderita suspect Flu Burung , suspect adalah anak-anak yang di pekarangan belakang rumahnya memang terdapat peternakan ayam namun berdasarkan pemeriksaan suspect, hasilnya negatif. Upaya pencegahan dan penanggulangan Flu Burung/AI yang terus digalakkan antara lain :

i. Penyuluhan kepada masyarakat terutama pada keluarga yang suspect AI serta warga di sekitarnya

ii. Sosialisasi AI kepada Pengelola Tempat-tempat Pengelola Makanan

iii. Penyelidikan KLB serta penanganan terhadap unggas yang positif mengidap virus H5N1 dengan cara; membakar unggas yang mati/terinfeksi, pemberian vaksin pada unggas, serta menyelidiki kasus-kasus yang mirip dengan AI.

iv. Pemberian obat Oseltamivir Capsules 75 mg bagi penderita suspect AI, serta penanganan rujukan ke Rumah Sakit Wahidin Sudiro Husodo & mengisolasi penderita di ruang khusus. (Ruang Pakis RS. Wahidin Sudirohusodo).

Adapun suspect flu burung selama tiga tahun terakhir dapat dilihat pada gambar berikut

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 44 Gambar III.15

Jumlah Suspect Flu Burung dan Kematian akibat Flu Burung di Kota Makassar

Tahun 2010 s/d 2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar 0 1 2 3 4 5 2010 2011 2012 0 5 1 0 0 0 Kasus Kematian

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 45

BAB IV

Dokumen terkait