• Tidak ada hasil yang ditemukan

UMUR HARAPAN HIDUP/LIFE EXPECTANCY

D. ANGKA KESAKITAN / MORBIDITY RATE

1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru

1. Penyakit Menular a. Tuberkulosis Paru

Tuberkulosis merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh infeksi bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menyebar melalui droplet orang yang telah terinfeksi basil tuberkulosis. Bersama dengan malaria dan HIV/AIDS, tuberkulosis menjadi salah satu penyakit yang pengendaliannya menjadi komitmen global dalam MDG’S

Khusus di Kota Makassar, berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang Bina Pencegahan Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Dinas Kesehatan Kota Makassar, jumlah kasus TB Paru klinis di Puskesmas dan RS sebanyak 900 kasus dan kasus baru TB BTA (+) yang ditemukan pada tahun 2012 sebanyak 1.819 kasus (puskesmas dan rumah sakit) meningkat dibandingkan tahun 2011 dimana dilaporkan jumlah penderita TB Paru Klinis di Puskesmas dan

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 30 Rumah Sakit sebanyak 511 Jumlah penderita TB Paru Klinis, TB BTA+ sebanyak 1608 penderita (Puskesmas dan Rumah Sakit).

Tabel III. 7

Penderita TB Paru Klinis dan yang diobati

Menurut Sarana Pelayanan Kesehatan di Kota Makassar Tahun 2012

NO KESEHATAN SARANA KLINIS JUMLAH PENDERITA + Diobati

1 Puskesmas 286 1070 1156

2 Rumah sakit 614 749 716

JUMLAH 900 1.819 1.932

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

b. HIV & AIDS

HIV adalah virus yang masuk ke dalam tubuh yang menghancurkan sistem kekebalan dan kalau terus memburuk akan menyebabkan kondisi AIDS, yakni hilangnya sistem pertahanan tubuh sehingga semua jenis penyakit bisa dengan mudah masuk dan akhirnya mengakibatkan kematian. HIV menyebar pada cairan tubuh manusia, dan hanya ada tiga cairan tubuh yang rawan membawa HIV yaitu darah, ASI, dan cairan kelamin. Di seluruh dunia termasuk di Indonesia saat ini, cairan kelamin adalah media penyebab penyebaran HIV terbesar akibat perilaku seks bebas, dan darah merupakan media kedua terbesar penyebaran HIV diantara pengguna narkoba.

Penyakit HIV/AIDS yang merupakan new emerging diseases, dan merupakan pandemi di semua kawasan, beberapa tahun terakhir ini telah menunjukan peningkatan yang sangat mengkhawatirkan, meskipun berbagai upaya pencegahan & penanggulangan terus dilakukan. Semakin tingginya mobilitas penduduk antarwilayah, semakin mudahnya komunikasi antarwilayah, semakin menyebarnya sentra-sentra pembangunan ekonomi di Indonesia, meningkatnya perilaku seksual yang tidak aman, dan meningkatnya penyalahgunaan NAPZA melalui suntikan ternyata secara simultan telah memperbesar tingkat risiko dalam penyebaran terhadap HIV/AIDS.

Perkembangan kasus AIDS dan inveksi HIV di Sulawesi Selatan dari tahun ke tahun cenderung meningkat.Di Sulawesi Selatan ditemukan jumlah kasus

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 31 baru penderita AIDS Tahun 2012 sebanyak 206 kasus. Di Kota Makassar tahun 2010 dilaporkan 371 penderita HIV dan 87 penderita AIDS dan meningkat di tahun 2011 yaitu 516 penderita HIV yang ditemukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dan 448 penderita AIDS di Rumah Sakit. Pada tahun 2012 kasus HIV/AIDS menurun dibandingkan tahun sebelumnya yaitu 493 kasus yang ditemukan di Puskesmas dan Rumah Sakit dan kasus AIDS menurun menjadi 407 kasus yang ditemukan di Rumah Sakit.

Kota Makassar termasuk daerah yang beresiko tinggi karena selain merupakan daerah tujuan wisata, faktor lifestyle masyarakat perkotaan telah bergeser, yang sangat dimungkinkan oleh pengaruh globalisasi dimana budaya luar tersebar dengan cepat seperti Free Sex, Penyalahgunaan NAPZA, kelompok resti seperti waria, yang masih terselubung dalam masyarakat. Selain itu perilaku seks menyimpang juga merupakan salah satu sumber penularan penyakit menular seksual termasuk HIV/AIDS.

Kegiatan Program Pencegahan dan Penanggulangan HIV/AIDS Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar pada tahun 2011 antara lain :

• Pelaksanaan Sosialisasi HIV/AIDS bagi masyarakat. • Pelaksanaan Pertemuan Koordinasi KPA Kota Makassar. • Pelaksanaan Pertemuan Pokja HIV tingkat Kecamatan.

• Dukungan Pemeriksaan Laboratorium Bagi ODHA (Orang Dengan HIV/AIDS).

• Dukungan untuk layanan pengurangan dampak buruk penggunaan narkotika di Puskesmas

• Dukungan sekretariat KPA

• Pelaksanaan Hari AIDS Sedunia (HAS)

Penemuan Kasus HIV di Kota Makassar melalui layanan VCT rata-rata 500 orang / tahun. Oleh karena itu semua pihak diharapkan agar dukungan untuk pemeriksaan Laboratorium bagi ODHA dapat terus dilanjutkan karena memberi dampak terhadap peningkatan ODHA yang akan memulai pengobatan ARV.

Peran serta semua sektor terkait dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS menimbulkan kesadaran segenap lapisan masyarakat untuk mengetahui dampak HIV/AIDS. Komitmen Pemerintah

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 32 Kota Makassar yang sangat tinggi terhadap upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS, menjadi stimulan terhadap sektor lain untuk bergerak bersama dalam upaya pencegahan dan penanggulangan HIV/AID

Gambar III. 8

Kasus HIV-AIDS Kota Makassar Tahun 2010-2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar c. Pneumonia

Pneumonia adalah infeksi akut yang mengenai jaringan paru (alveoli). Infeksi dapat disebabkan oleh bakteri, virus maupun jamur. Populasi yang rentan terserang pneumonia adalah anak-anak usia kurang dari 2 tahun, usia lanjut lebih dari 65 tahun dan orang yang memiliki masalah kesehatan (malnutrisi, gangguan imunologi). Menurut hasil Riskesdas 2007, pneumonia merupakan penyebab kematian nomor dua pada balita (13,2%) setelah diare (17,2%). Data penemuan penderita pneumonia pada balita dan ditangani dapat dilihat pada gambar berikut.

0 100 200 300 400 500 600 2010 2011 2012 371 516 493 87 448 407 HIV AIDS

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 33 Gambar III. 9

Cakupan Penemuan dan Penanganan Penderita Pneumonia Balita Di Kota Makassar

Tahun 2010-2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

d. Kusta

Penyakit kusta adalah penyakit yang menular menahun dan disebabkan oleh kuman Kusta (Mycobacterium lepra) yang menyerang kulit, saraf dan jaringan tubuh lainnya. Ada 2 jenis penyakit kusta, yaitu : kusta kering (Pausi basiler) dan kusta basah (Multi basiler). Anggapan bahwa kusta disebabkan oleh kutukan, keturunan, dosa, guna-guna maupun makanan adalah anggapan yang salah. Kondisi inilah yang menyebabkan sehingga seseorang yang terkena kusta terlambat berobat ke pelayanan kesehatan sehingga menyebabkan kecacatan.

Pada tahun 2000, dunia (termasuk Indonesia) telah berhasil mencapai status eliminasi. Eliminasi didefinisikan sebagai pencapaian jumlah penderita terdaftar kurang dari 1 kasus per 10.000 penduduk. Dengan demikina, sejak tahun tersebut di tingkat dunia maupun nasional, kusta bukan lagi menjadi masalah kesehatan bagi masyarakat.

Berdasarkan hasil pencatatan dan pelaporan dari Bidang Bina P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar jumlah penderita kusta tipe PB (kusta kering) pada tahun 2012 berjumlah 16 kasus baru. Adapun menurut kelompok umur penderita PB 0-14 tahun sebanyak 4 kasus dan umur ≥ 15 TAHUN sebanyak 12

800 820 840 860 880 900 920 2010 2011 2012 843 894 913

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 34 kasus sedangkan untuk penderita kusta tipe MB (kusta basah) sebanyak 110 kasus . Adapun menurut kelompok umur 0-14 tahun sebanyak 7 kasus dan umur ≥ 15 tahun sebanyak 103 kasus. Untuk cacat tingkat 2 meningkat menjadi 8,73%, ini dikarenakan pemeriksaan kontak (penderita baru dan sembuh) secara selektif dilakukan oleh petugas hingga ditemukan penderita anak. Angka prevalensi penyakit kusta yaitu 0,9 per 100.000 penduduk. Penemuan kasus baru kusta selama 3 tahun terakhir disajikan pada gambar berikut :

Gambar III. 10

Jumlah Kasus Baru Penderita Kusta (PB+MB) Di Kota Makassar Tahun 2010-2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar e. Diare

Penyakit diare sampai kini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat, walaupun secara umum angka kesakitan masih berfluktuasi, dan kematian diare yang dilaporkan oleh sarana pelayanan dan kader kesehatan mengalami penurunan, namun penyakit diare ini masih sering menimbulkan KLB yang cukup banyak bahkan menimbulkan kematian. Laporan Riskesdas tahun 2007 menunjukkan bahwa penyakit diare merupakan penyebab kematian nomor satu pada bayi (31,4%) dan pada balita ( 25,2%), sedangkan pada semua golongan umur merupakan penyebab kematian yang ke empat (13,2%). 0 50 100 150 200 184 144 126

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 35 Berdasarkan data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar tahun 2012, jumlah kasus diare sebanyak 29.265 orang atau sebesar 52,7% menurun dibanding tahun sebelumnya yaitu 37.940 kasus. Adapun jumlah penderita diare yang dilaporkan menurut kecamatan di Kota Makassar selama 4 tahun terakhir dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel III. 8

Jumlah penderita Diare menurut Kecamatan Di Kota Makassar tahun 2009-2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Upaya pencegahan dan penanggulangan Diare yang secara kontinyu dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Makassar bersama sama dengan Puskesmas di wilayah kerjanya masing-masing terbukti berhasil dengan tidak adanya KLB/Wabah Diare di Kota Makassar khususnya selama 3 tahun terakhir. Adapun upaya yang secara kontinyu dilaksanakan antara lain :

N O KECAMATAN T A H U N 2009 2010 2011 2012 1 MARISO 2.157 1936 2368 1677 2 MAMAJANG 3.223 2106 1840 1796 3 MAKASSAR 3.458 3339 3383 2087 4 U.PANDANG 1.268 920 926 726 5 WAJO 1.982 1028 1135 994 6 BONTOALA 3.972 2060 2402 1508 7 TALLO 5.014 4357 3392 1876 8 UJUNG TANAH 2.370 2749 2792 2787 9 PANAKUKANG 4.476 4359 4226 3555 10 MANGGALA 3.293 3491 2960 3111 11 RAPPOCINI 2.633 3426 3382 2244 12 TAMALATE 3.936 2795 2049 1695 13 TAMALANREA 4.273 3374 3591 2547 14 BIRINGKANAYA 2.959 3800 3494 2662 J U M L A H 45.014 39.740 37.940 29.265

Profil Kesehatan Kota Makassar Tahun 2012 36 1. Penyuluhan individu, kelompok dan rumah tangga

2. Pemberian Oralit bagi penderita Diare, juga tersedianya pojok oralit di sarana pelayanan kesehatan.

3. Bersama-sama dengan bidang terkait melakukan kaporisasi pada sumber-sumber air bersih.

Data yang diperoleh dari Bidang P2PL Dinas Kesehatan Kota Makassar mengenai jumlah kasus penderita dan kematian akibat Diare dapat terlihat pada grafik berikut :

Gambar III. 11

Jumlah Kasus Penderita dan Kematian akibat Diare di Kota Makassar Tahun 2010 s/d 2012

Sumber : Bidang Bina P2PL Dinkes Kota Makassar

Dokumen terkait