• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bukan Angkatan kerja (Sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya)

198.944 134.644 19.869 44.431 6.888 29.509 94.847 59.459 4.628 30.760 9.907 115.130 293.791 194.103 24.497 75.191 16.795 144.639 Jumlah 235.341 219.884 455.225

Tingkat partisipasi angkatan kerja 87,46% 47,64 68,23

Tingkat Pengangguran terbuka 3,35 9,46 5,41

Sumber: BPS Kabupaten Indragiri Hilir 2011

Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan, baik analisis SWOT, analisis komponen utama, dan analisis korelasi hubungan antar variabel, konservasi M. casturi yang dilakukan saat ini oleh masyarakat di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung berpotensi untuk di kembangkan lebih lanjut untuk kegiatan pertanian yang lestari. Lestari yang diharapkan dalam hal ini tentu saja lestari semua aspek baik lestari ekologi (kelestarian M. casturi sebagai objek budidaya), lestari manfaat (masyarakat mendapatkan nilai tambah ekonomi dari konservasi M. casturi yang dilakukan) serta lestari secara sosial (kelestarian M. casturi sebagai wujud penghargaan terhadap leluhur yang membawa M. casturi). Hal ini juga ditunjang dengan tri-stimulus amar konservasi yang baik (positif) di masyarakat. Diagram alir pengembangan konservasi M. casturi berbasis peran serta masyarakat di sajikan pada Gambar 17:

Gambar 17. Diagram alir konservasi M. casturi berbasis peran serta masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir (Diadopsi dari Asngari (2008)

-Faktor sarana usaha pertanian yang memadai.

-Jaminan tersedianya pasar dan harga yang sesuai

-Iklim usaha yang kondusif Pemerintah

Bank/ lembaga

keuangan Bantuan modal

Penyuluh pertanian +

Perguruan tinggi

Budidaya lebih baik

Pendapatan masyarakat

M. casturi lestari Hidup lebih baik dan

sejahtera

Populasi M.casturi - Perubahan perilaku: pengetahuan,

sikap/mental, dan keterampilan - Terbangunnya sikap “tri stimulus

amar pro- konservasi

Mau Tahu Mampu memanfaatkan ilmu dan teknologi

Masyarakat makmur dan M.casturi tetap lestari

Budidaya M.casturi sebagai komoditas agroindustri merupakan solusi yang dapat diterapkan selain untuk kelestarian spesies ini, kegiatan budidaya secara baik juga merupakan alternatif peningkatan pendapatan masyarakat. Kegiatan ini tentu tidak akan berjalan optimal tanpa peran serta pemerintah, penyuluh pertanian, lembaga keuangan, peneliti dan perguruan tinggi. Menurut Sinukaban (2012) perkembangan sistem pertanian berkelanjutan di daerah miskin memerlukan keinginan politik (political will), komitmen politik (political commitment), dan kebijakan politik (political action) yang sangat kuat karena perwujudannya memerlukan dukungan berbagai tingkat kebijakan sebagai berikut:

1. Penyuluhan dan pelatihan. Banyak hasil penelitian di lembaga-lembaga penelitian, LIPI, BPPT, dan universitas yang sesungguhnya sudah dapat mendukung sistem pertanian berkelanjutan. Akan tetapi, jumlah dan kemampuan tenaga penyuluh masih sangat kurang sehingga informasi tersebut tidak sampai ke petani. Hal ini juga dirasakan di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung, kurangnya tenaga dan pengetahuan penyuluh mengakibatkan budidaya M. casturi belum bisa di laksanakan dengan baik. 2. Pengadaan lembaga keuangan atau perkreditan. Pengadaan dan penggunaan

pupuk (buatan dan organik), serta pengadaan peralatan pertanian membutuhkan dana yang justru tidak dimiliki oleh petani.

3. Penguasaan dan pemilikan lahan. Untuk poin ini, di Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung tidak menjadi masalah karena masyarakat memiliki tanah sendiri dan relatif luas.

4. Sistem pemasaran hasil. Selama ini pasar M. casturi masih regional Kabupaten Indragiri Hilir (tidak mencakup seluruh kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir), dan harga relatif stabil. Kedepannya perlu adanya sistem pemasaran dan kebijakan penentuan harga yang menguntungkan petani sehingga masyarakat terjamin kesejahteraannya.

5. Pengembangan industri rumah tangga. Pemanfaatan M.casturi masih pada taraf pemanfaatan buah segar. Untuk meningkatkan nilai tambah ekonomi, produk olahan lanjutan seperti minuman buah segar, ekstraksi vitamin buah M.casturi, selai, dodol, dan produk olahan lainnya bisa dilakukan. Selain menambah nilai ekonominya, buah M. casturi bisa efektif dan efisien pemanfaatannya.

6. Penelitian dan pengembangan. Konservasi M.casturi yang dilakukan oleh masyarakat memiliki kendala salah satunya lamanya M.casturi berbuah jika di tanam dari biji, hal ini menjadi salah satu kelemahan sehingga masyarakat tidak menanam M.casturi. Hal ini perlu menjadi kajian untuk penelitian dan pengembangan sehingga konservasi M.casturi dan manfaat dari spesies ini tetap ada di masyarakat.

Pelestarian keanekaragaman hayati menurut Irwan (2007) salah satunya adalah mempertahankan penggunaan tradisional sesuatu jenis dan mengembangkan daya manfaat jenis tersebut melalui peningkatan nilai tambah dengan bantuan teknologi modern. Tindak lanjut dari hal ini di antaranya adalah dengan pemuliaan tanaman ataupun budidaya yang lebih baik dengan peningkatan pengetahuan masyarakat petani. M. casturi sebagai produk domestifikasi masyarakat saat ini belum sepenuhnya di kelola dengan baik dalam hal budidayanya. Pengembangan manfaat dari M. casturi sebagai spesies budidaya

39

unggulan masyarakat di Kabupaten Indragiri Hilir tentunya juga akan melestarikan spesies tersebut.

Indonesia sebagai negara yang kaya sumberdaya alam, juga memiliki keragaman etnis yang memiliki kehidupan sosial yang unik dan budaya yang berbeda. Walujo (2011) menyatakan bahwa kebhenikaan suku-suku bangsa yang dipadukan dengan keanekaragaman hayati yang terdapat di berbagai kepulauan Indonesia, maka tidak mengherankan jika tumbuh berbagai sistem pengetahuan tentang alam dan lingkungan. Keragaman sistem pengetahuan lokal ini tergantung pada tipe ekosistem alam dan ekologi budaya masyarakat, iklim terutama curah hujan dan adat istiadat yang dipercaya oleh berbagai kelompok suku di Indonesia. Begitu halnya juga dengan M. casturi bagi masyarakat suku Banjar tidak hanya menjadi maskot Provinsi Kalimantan Selatan, tetapi dalam konservasi ex- situ M. casturi di Kabupaten Indragiri Hilir masyarakat suku Banjar berperan besar terhadap konservasi yang dilakukan.

6 SIMPULAN DAN SARAN

Simpulan

1. Populasi M. casturi menyebar pada beberapa kecamatan yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir, diantaranya Kecamatan Tembilahan Kota, Kecamatan Gaung, Kecamatan GAS, Kecamatan Batang Tuaka, dan Kecamatan Kuindra. Di Kecamatan GAS populasi M. casturi tersebar mengelompok perkampungan suku Banjar sedangkan di Kecamatan Gaung populasi M. casturi tersebar merata di seluruh kecamatan.

2. Populasi M. casturi sekitar 1315 individu (836 anakan, 46 pancang, 73 tiang dan 360 pohon) dari hasil inventarisasi di dua kecamatan di Kabupaten ini yakni Kecamatan GAS dan Kecamatan Gaung.

3. Populasi M. casturi tumbuh baik didukung oleh kondisi tanah rawa gambut di Kabupaten Indragiri Hilir yang sesuai sebagai tempat tumbuh M. casturi. 4. Konservasi ex situ Mangifera casturi Kosterm. yang dilakukan oleh

masyarakat di Kecamatan Gaung dipengaruhi oleh stimulus rela-religius sedangkan di Kecamatan GAS stimulus manfaat yang lebih berperan. Selain itu, konservasi ex situ M. casturi yang terjadi saat ini juga didukung beberapa variabel diantaranya kesadaran masyarakat, status dan luas lahan, populasi M. casturi, panen dan pemasaran, pencegahan dan pengendalian hama dan penyakit, perawatan serta kegiatan pra-tanam.

5. Strategi pengembangan Konservasi ex situ Mangifera casturi Kosterm dilakukan dalam bentuk kegiatan budidaya oleh masyarakat. Kegiatan ini dimaksudkan untuk menjadikan M. casturi sebagai salah satu komoditas agroindustri di Kabupaten Indragiri Hilir. Hal ini didukung oleh kondisi lahan sesuai dan luas untuk menanam spesies ini di Kabupten Indragiri Hilir. Selain untuk kelestarian M. casturi, masyarakat juga mendapatkan manfaat dari kegiatan konservasi ex situ M. casturi yang mereka lakukan.

Saran

1. Strategi konservasi yang dilakukan tidak lepas dari peran pemerintah dan lembaga-lembaga terkait. Hal ini penting dilakukan untuk memberikan pendampingan dan bantuan agar Konservasi ek-situ Mangifera casturi Kosterm bisa dilaksanakan dan hasil yang didapatkan juga optimal.

2. Perlu kajian keanekaragaman genetik M. casturi yang ada di Kabupaten Indragiri Hilir dengan M. casturi yang ada di Kalimantan.

41

Dokumen terkait