• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANIMASI 2D DALAM PEMBELAJARAN CALISTUNG BAGI SISWA SLOW LEARNER DI SEKOLAH DASAR

Dalam dokumen Slow Learner (Halaman 148-153)

CHAPTER 13

ANIMASI 2D DALAM PEMBELAJARAN CALISTUNG BAGI

dukungan individual dan pengajaran yang disesuaikan dengan kebutuhan siswa slow learner (Tung, T., et.al. 2019). Masalah siswa slow learner tetap menjadi perhatian para pendidik karena beban sistem sekolah dan konsekuensi sosial dan akademik bagi siswa itu sendiri.

Pemahaman tentang perilaku belajar dan karakteristik kognitif siswa slow learner haruslah bersamaan antara lingkungan sosial dan pendidikan, sehingga memfasilitasi dengan strategi intervensi yang tepat.

Aplikasi inovasi informasi dan teknologi yang terintegrasi dalam pembelajaran calistung ini berguna menyampaikan informasi pemecahan masalah otentik dan kontekstual yang akurat kepada siswa mengenai materi-materi calistung yang selama ini belum optimal dilakukan, bertujuan untuk informatif, up to date, merangsang minat siswa, menarik, dan menyenangkan, sehingga penanaman nilai-nilai, penguatan nilai-nilai, dan ketrampilan yang dihasilkan dalam menanggapi calistung lebih optimal, dan tujuan pembelajaran calistung menjadi tepat sasaran sesuai dengan yang telah ditetapkan.

PEMBAHASAN

ANIMASI 2D DALAM PEMBELAJARAN CALISTUNG

Setiap guru pasti akan menyampaikan materi pelajaran kepada siswanya. Agar materi pelajaran ditransmisi dengan baik, maka diperlukanlah media pembelajaran, sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara guru dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan berdayaguna. Pemanfaatan media pembelajaran yang baik dan memadai dapat merangsang pikiran, perasaan, perhating, serta minat siswa, sehingga pembelajaran dapat berjalan optimal dan menggairahkan. Media pembelajaran bagi siswa slow learner haruslah bersifat menarik, oleh sebab itu media pembelajaran yang digunakan haruslah tepat sasaran dan efektif, sehingga materi yang akan ditransmisi dapat pula diterima dengan baik oleh siswa slow learner. Dalam pembelajaran terdapat tiga variabel penting, yaitu: karakterikstik siswa, pembelajaran/pengajaran, dan hasil belajar.

Siswa sebagai komponen masukan pembelajaran akan memperoleh hasil optimal jika didukung oleh pembelajaran yang berkualitas tinggi serta kemampuan awal dan motivasi belajar yang baik. Dalam hal ini, siswa slow learner memiliki keterbatasan dalam hal kemampuan kognitif dan daya pikir, serta daya nalarnya. Salah satu cara untuk mengatasi hal tersebut adalah dengan merebut perhatian siswa dengan animasi 2D dalam pembelajaran calistung. Melalui film animasi dinamis untuk transfer materi calistung siswa akan termotivasi karena dibawa pada pembelajaran yang menarik, otentik, dan menyenangkan, sehingga daya pikir dan nalarnya meningkat.

Manfaat kajian ini adalah untuk mengetahui pemahaman dan ketrampilan mengenai konsep penting dari materi calistung, dan juga memperkuat serta menanamkan nilai-nilai dan memperkuat nilai-nilai yang ada kepada diri siswa slow learner dalam mempelajari konsep calistung secara aktif dan mandiri, sehingga daya pikir dan kreativitas siswa akan meningkat, mendapatkan sumber belajar aktif menarik dan menyenangkan.

Aplikasi pengajaran multimedia telah banyak digunakan dalam berbagai mata pelajaran dan membantu dalam merangsang indera penglihatan dan meningkatkan motivasi belajar peserta didik. Pembelajaran yang sukses membutuhkan stimulasi motivasi belajar yang dapat menginspirasi peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajaran yang diinginkan. Model motivasi ARCS (Attention, Relevance, Confidence, Satisfaction), dan humor untuk merancang aplikasi multimedia yang mencakup animasi dan permainan pengajaran untuk siswa (Lee, L.C & Hao, K.C., 2015). Untuk meningkatkan motivasi belajar siswa dan menggunakan kemauan mengenai bahan ajar drama dan karakter kartun dalam dialog lucu. Efek dan contoh suara dan cahaya yang tepat juga akan digunakan untuk merancang aplikasi multimedia.

Implikasinya adalah melalui animasi 2D sebagai media transfer edukatif informatif yang menarik akan meningkatkan minat dan motivasi siswa tentang bahan ajar yang diberikan.

Penggunaan animasi (termasuk 2D) dalam pendidikan dapat meningkatkan pembelajaran individu dengan berkebutuhan khusus, sehingga sangat direkomendasikan bagi guru-guru dan tenaga pendidik profesional lainnya untuk mengikuti tren teknologi dan menggunakan sumber teknologi informasi lainnya dalam menyelenggarakan pembelajaran yang efektif (Baglama, B; Yucesoy, Y; Yikmis, A., 2018). Efektivitas penggunaan animasi pada pendidikan untuk berkebutuhan khusus, di mana memberikan benefit seperti kemampuan akademik (membaca, menulis, menghitung) menjadi meningkat kemampuannya karena animasi dijadikan alat yang efektif dalam mengajar bagi orang-orang dengan kebutuhan khusus.

Studi lain menyatakan bahwa guru dapat mengintegrasikan konten animasi ke dalam aktivitas mengajar di kelas, karena bersifat interaktif, kebersamaan, dan perasaan nyata adalah hal-hal yang menjadi kriteria dalam memilih konten animasi dalam kegiatan belajar mengajar (Xiao, L. 2013). Animasi bisa dijadikan pelengkap dalam pendekatan pembelajaran, karena bisa menstimulasi ketertarikan siswa dalam belajar.

Animasi 2D memudahkan siswa untuk memahami informasi secara luas mengenai materi lingkungan yang terintegrasi dalam pembelaran calistung pada kurikulum 13 (kurikulum nasional). Siswa diajak untuk memahami dan mengeksplorasi berbagai hal seputar materi calistung melalui serangkaian ilustrasi kartun animasi yang menimbulkan minat, daya

tarik, dan keaktifan siswa. Sehingga kemampuan kognitif serta daya kreatifitas siswa menjadi lebih terasah dan inovatif dalam mencari solusi final dan solusi bijak dari setiap materi calistung yang terintegrasi dalam pembelajaran tersebut.

Karya-karya animasi edukasi menimbulkan hal berbahaya bagi perkembangan kepribadian atau karakter sang anak secara tidak langsung karena tontonan saat ini didominasi oleh hiburan yang kurang mendidik. Film pendek animasi demi pertumbuhan pendidikan karakter generasi penerus bangsa Indonesia di kemudian hari, yang hasilnya diharapkan dapat memberi andil menyebarkan nilai kebaikan utamanya bagi anak-anak. Tema-tema yang ringan dan dengan cara penyampaian baik visual maupun auditif yang sederhana diharapkan mudah dimengerti serta diingat oleh anak-anak (Sulistyono, A., 2016). Animasi dalam edukasi dapat membantu peserta didik untuk memahami dan mengingat informasi yang disajikan. Menciptakan animasi berbasis budaya lokal yang bertemakan pendidikan karakter dapat memberikan tontonan bagi anak-anak lebih bervariatif.

Ajaran embriologi manusia yang diimplementasikan melalui animasi 2D dari perkembangan embrionik, yang menyajikan tahap awal kehidupan manusia (12 minggu pertama kehidupan) dalam rangkaian kartun yang dapat diakses (Oyedele, O & Calibaba, B., 2019). Teknik ini sangat membantu terutama untuk daya tarik visual dan membantu untuk mempelajari embriologi dasar sebagai input sumber belajar.

Studi lain menyatakan animasi 2D telah memberikan pengetahuan grafis yang lebih baik untuk siswa dalam kegiatan pembelajarannya dan mampu memberikan keahlian khusus tentang grafis animasi bagi perkembangan karirnya di masa depan (Parthasarathy, K., Aswini, P.M., Monika, M., 2017). Animasi 2D termasuk dalam pembelajaran inovatif, karena peserta didik tumbuh dalam lingkungan digital, dimana animasi 2D juga bisa dimanfaatkan dalam pendidikan karakter.

Animasi karakter 2D ini menjadi cara populer untuk mendongeng, dan skenario aplikasi potensial seperti agen atau robot tele-present, sebagai perpanjangan dari komunikasi manusia-manusia, ada kebutuhan untuk menambah pengalaman komunikasi emosional animasi langsung, dimana terdapat model emosi deskriptif untuk mengikat tindakan pemicu, makna semantik, psikologi pengukuran, dan perilaku ekspresi emosional (Zhao, Z., 2019). Animasi 2D dapat meningkatkan kreativitas dan meningkatkan pengalaman komunikasi emosional.

Pada kajian ini pembelajaran calistung menggunakan animasi 2D untuk transmisi informatif yang akan diberikan kepada siswa melalui visual audio lewat serangkaian ilustrasi kartun yang dapat menimbulkan daya minat dan motivasi siswa ketika mempelajarinya,

sehingga sikap dan perilaku siswa dapat optimal dan berakhir dengan ketrampilan calistung yang optimal.

SIMPULAN

Agar materi pelajaran tersebut bersifat faktual dan otentik, kontekstual, variatif, dan up to date sesuai dengan tujuan pembelajarannya, maka diperlukanlah media untuk mengantarkan materi yang dapat menimbulkan daya tarik, Materi calistung yang terintegrasi dalam pembelajaran sumber belajar berbantu teknologi informasi animasi 2D untuk kebutuhan siswa slow learner sebagai pebelajar yang menarik minat, kontekstual, up to date, dan menyenangkan, yang pada akhirnya merangsang siswa slow learner untuk kreatif, berminat, termotivasi, dan meningkatkan kemampuan berpikir abstraknya serta berada dalam lingkungan belajar yang sengaja diciptakan guna meningkatkan daya pikir dan nalarnya.

Melalui animasi 2D dan strategi belajar yang efektif konsep diri rendah dan menyerah pada siswa slow learner dapat diminimalisir.

REFERENSI

Baglama, B., Yucesoy, Y., Yikmis, Y. (2018). Using Animation as a Means of Enhancing Learning of Individuals with Special Needs. TEM Journal, 7(3), 670-677.

Lee, L.C & Hao, K.C. (2015). Designing ang Evaluating Digital Game-Based Learning with the ARCS Motivation Model, Humor, and Animation. International Journal of Technology and Human Interaction.

Oyedele, O & Calibaba, B. (2019). Animate. Breathing new life into an old pedagogy: Human embryology teaching reenvisioned. The FASEB Journal, 1(1), 23-33.

Partjasarathy, K., Aswini, P.M., Munika, M. (2017). Formative Assesment of Students‟

Learning Skills in 2D Animation Programme. International Journal of Research and Review, 4(5), 80-86.

Sulistiyono, A. (2016). Punakawan Sebagai Inspirasi Penciptaan Film Pendek Animasi Bertema Pendidikan Karakter. Journal of Animation and Gemes Studies, 2(2), 173-205.

Tung, T., et.al. (2019). Slow learners in mathematics classes: the experience of Vietnamese primary education. Education 3-13, International Journal of Primary, Elementary and Early Years Education, 48(5), 64-74.

Xiao, L. (2013). Animation Trends in Education. International Journal of Information and Education Technology. 3(3), 286-289.

Zhao, Z. (2019). Live Emoji: Semantik Emosional Expressiveness of 2D Live Animation.

Computer Science Human Computer Interaction. 10 February.

Dalam dokumen Slow Learner (Halaman 148-153)