• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Definisi

Keluarga Berencana (KB) marupakan pemanfaatan atau penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minngu atau 42 hari sesudah melahirkan. Prinsip pemilihan metode kontrasepsi yang digunakan tidak mengganggu produksi ASI (Buku KIA, 2016;hal.18).

Program Keluarga Berencana (KB) adalah upaya mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan, melalui promosi, perlindungan, dan bantuan sesuia dengan hak reproduksi untuk mewujudkan keluarga yang berkualitas (Profil Kesehatan Indoneisa, 2016;hal.117).

Program KB adalah bagian terpadu dalam program pembangunan nasional dan bertujuan untuk menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual dan sosial budaya penduduk Indonesia agar dapat dicapai

keseimbangan yang baik dengan kemampuan produksi nasional (Sri Handayani, 2010;hal.39).

Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa Masa Antara (KB) adalah penggunaan alat kontrasepsi langsung sesudah melahirkan sampai 6 minngu atau 42 hari sesudah melahirkan yang bertujuan untuk mengatur kelahiran anak, jarak dan usia ideal melahirkan, mengatur kehamilan serta menciptakan kesejahteraan ekonomi, spiritual, sosial budaya penduduk Indonesia.

b. Penapisan Calon Akseptor KB

1) Penapisan metode kontrasepsi hormonal (pil, suntik, implant) (Sri Handayani, 2010;hal.37).

Tabel 2.3. Penapisan Metode Kontrasepsi Hormonal

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih 2. Menyusu dan kurang dari 6 minggu pasca salin 3. Perdarahan/ perdarahan bercak antara haid setelah

senggama

4. Ikterus pada kulit atau sklera mata 5. Nyeri kepala hebat atau gangguan visual

6. Nyeri hebat pada betis, paha atau dada, atau tungkai bengkak

7. Tekanan darah diatas 160 mmHg (sistolik) atau 90 mmHg (diastolik)

8. Massa atau benjolan pada payudara 9. Sedang minum obat-obatan epilepsy

2) Penapisan metode kontrasepsi AKDR (Sri Handayani, 2010;hal.37).

Tabel 2.4. Penapisan Metode Kontrasepsi AKDR

No Pertanyaan Ya Tidak

1. Hari pertama haid terakhir 7 hari atau lebih 2. Klien (atau pasangan) mempunyai pasangan seks

lain

3. Infeksi Menular Seksual (IMS)

4. Penyakit radang panggul atau kehamilan ektopik 5. Haid banyak(> 1-2 pembalut tiap 4 jam)

6. Haid lama (> 8 hari)

7. Disminorhea berat yang membutuhkan analgetika dan atau istirahat baring

8. Perdarahan bercak antara haid atau setelah senggama

9. Gejala penyakit jantung valvular atau kongenital

3) Penapisan metode kontrasepsi mantap (Sri Handayani, 2010;hal.38-39).

(1) Tubektomi

Tabel 2.5. Penapisan Metode Kontrasepsi Tubektomi

No Keadaan klien Fasilitas rawat jalan

Fasilitas rujukan

1. Keadaan umum

(anamnesadan pemeriksaan fisik)

KU baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal) DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, peru atau ginjal

2. Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3. Tekanan Darah <160/100 mmHg ≥160/100 mmHg 4. Berat Badan 35-85 kg >85 kg, < 35 kg 5. Riwayat operasi abdomen /panggul Bekas SC (tanpa perlekatan) Op abdomen lainya, perlekatan atau terdapat kelainan pada px panggul 6. Riwayat radang panggul, kehamilan ektopik, apendiksitis Pemeriksaan dalam normal Pemeriksaan dalam ada kelainan 7. Anemia Hb ≥ 8 gr% Hb < 8 gr%

(2) Vasektomi (Sri Handayani, 2010;hal.39).

Tabel 2.6. Penapisan Metode Kontasepsi Vesektomi

No Keadaan klien Fasilitas rawat jalan Fasilitas rujukan 1. Keadaan umum

(anamnesis dan pemeriksaan fisik)

KU baik, tidak ada tanda penyakit jantung, paru, ginjal

DM tidak terkontrol, riwayat gangguan pembekuan darah, ada tanda penyakit jantung, paru atau ginjal

2. Keadaan emosi Tenang Cemas, takut

3. Tekanan darah < 160/100 mmHg ≥ 160/100 mmHg

4. Infeksi atau

kelainan

scrotum/inguinal

Normal Tanda-tanda infeksi atau ada kelinan

5. Anemia Hb ≥ 8gr% Hb <8 gr %

c. Macam-macam Kontrasepsi 1) Metode tradisional

a) Douce atau douching

Membersihkan vagina dengan cara menyemprotkan zat pembersih vagina setelah senggama. Namun angka kebersihan metode ini sangat rendah karena metode ini keliru. Saat ejakulasi sperma masuk ke dalam vagina sampai ke tulang serviks atau saluran serviks, dan mustahil penyemprotan hingga ke daerah tersebut (Varney, 2007;hal.419).

b) Koitus Interuptus

Metode dengan cara menarik kembali pada saat pria merasa akan ejakulasi. Angka keberhasilan cukup tinggi tergantung pengendalian diri yang ideal pada pria. Namun pria sering kali

menganggap metode ini menghambat kepuasan seksual (Varney, 2007;hal.419).

c) Agens pembersih vagina

Agens pembersih vagina sering dikatakan sebagai perlindungan terhadap kehamilan, padahal perlindungan dari bau yang tidak enak. Agens tidak mengandung zat andi spermisida, bahkan tidak mengubah ph vagina sehingga tetap mudah ditembus sperma (Varney, 2007;hal.419).

2) Metode Keluarga Berencana Alami

a) Metode kalender yaitu hanya dapat memprediksi kapan masa subur wanita dalam siklus menstruasinya hingga kemungkinan besar bisa hamil. Perkiraan ini didasarkan pada waktu ovulasi seperti yang ditetapkan berdasarkanperhitungan kalender, yang dibuat dari riwayat menstruasi selama 8 sampai 12 siklus menstruasi.

b) Metode lendir serviks yaitu didasarkan pada pengenalan perubahan lendir serviks selama siklus menstruasi, yang menggambarkan masa subur dalam siklus dan waktu fertilitas maksimal dalam masa subur.

c) Metode suhu basal yaitu mendeteksi kapan ovulasi terjadi dengan peningkatan suhu tiba-tiba satu hingga dua hari.

d) Metode gejala suhu yaitu mengamati lendir serviks dan perubahan suhu basal pada masa ovulasi atau masa subur wanita.

e) Metode amenorea laktasi yaitu kehamilan jarang terjadi selama 6 bulan pertama setelah melahirkan di antara wanita menyusui. Ovulasi dapat dihambat oleh kadar prolaktin yang tinggi. Dan wanita yang belum mengalami perdarahan pervaginam setelah 56 hari pascapartum (Varney, 2007;hal.423).

3) Metode Barier a) Macamnya

(1) Kondom

Merupakan kontrasepsi yang efektif, dengan ujung reservoir dan mungkin penambahan pelumas spermisidial intravagina yang digunakan untuk pelumass, harus berbahan dasar air (Williams, 2013;hal.718).

(2) Diafragma

Diafragma terdiri dari kubah lateks sirkular dengan berbagai diameter yang diperkuat oleh pegas logam sirkumferensial yang dibungkus oleh lateks. Metode ini efektif jika digunakan dalam kombinasi dengan gel atau krim spermisida (Williams, 2013;hal.722).

b) Cara kerjanya

Menghalangi tertumpahnya sperma ke dalam vagina sehingga spermatozoa tidak mungkin masuk kedalam rahim dan seterusnya (Manuaba, 2010;hal.594).

c) Efektivitas kontrasepsi (1) Kondom

Kegagalan kondom hanya dapat terjadi jika kondom bocor atau robek, pemakai kurang disiplin dan kurang teliti mematuhi petunjuk cara pemakainya (Rustam Mochtar, 2012;hal.201).

(2) Diafragma

Kurang disukai karena faktor-faktor psikis dan higienis, serta untuk pemakainya memerlukan motivasi dan pengajaran yang memerlukan pendidikan akseptor (Rustam Mochtar, 2012;hal.202)

4) Kontrasepsi Hormonal

Menggunakan hormon estrogen dan progesterone atau salah satunya.

a) Macamnya adalah :

(1) Kontrasepsi hormonal pil : dengan system 28 (terus diminum tanpa berhenti) dan system 22/21 (berhenti

minum selama 7 sampai 8 hari dengan mendapat kesempatan menstruasi).

(2) Kontrasepsi hormonal suntikan : depoprovera (internal 12 minggu), norigest (interval 8 minggu) dan cyclofem (interval 4 minggu).

(3) Kontrasepsi hormonal susuk : setiap kapsul mengandung 36 mg levonorgestrel yang akan dikeluarkan setiap harinya sebanyak 80 mcg.

b) Fungsi dari kontrasepsi hormonal yaitu :

(1) Menghalangi FSH dan LH sehingga tidak terjadi pelepasan ovum

(2) Mengentalkan lendir serviks

(3) Mengganggu peristaltik tuba fallopi. c) Keuntungan dari kontrasepsi hormonal :

(1) Efektivitas tinggi

(2) Sangat mudah didapatkan dan metode ini sering digunakan (3) Tidak mengganggu proses laktasi pada ibu

d) Kerugian dari kontrasepsi hormonal : (1) perdarahan

(2) mempengaruhi fungsi ginjal dan hati pada metode pil (Manuaba, 2010;hal.597).

5) Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

a) Bahan alat kontrasepsi tersebut : polietilen, suatu plastic elastis. Bahan haruslah tidak menyebabkan inflamasi pada uterus normal, merupakan alat yang fleksibel, dapat kembali kebentuk semula ketika berada pada posisinya didalam tubuh (Varney, 2007;hal.449).

b) Macam-macam Kontrasepsi Dalam Rahim (AKDR)

(1) Menurut bentuknya dibagi menjadi bentuk terbuka (Lippes Loop, CU-T,CU-7, Margulies, Spring Coil, Multiload, Nova-T), Bentuk tertutup (Ota ring, Antigon, Grafenberg ring, Hall stone ring).

(2) Menurut tambahan obat atau metal : Cu-T-200, 220, 300, 380A, Cu-7, Nova-T, ML-Cu 250, 375, Progestasert (Medicated IUD), sedangkan yang tidak mengandung obat : Lippes Loop, Margulies, Saf-T Coil, Antigon (Unmedicated IUD) (Rustam Mochtar, 2012;hal.220).

c) Keuntungan :

(1) Alat kontrasepsi dalam rahim dapat diterima di masyarakat. (2) Pemasangan tidak memerlukan medis teknik yang sulit. (3) Control medis yang ringan.

(5) Pulihnya kesuburan setelah AKDR dicabut berlangsung baik (Manuaba, 2010;hal.611).

d) Kerugian :

(1) Masih terjadi kehamilan dengan AKDR in situ. (2) Terdapat perdarahan

(3) Leukorea, sehingga menguras protein tubuh dan liang senggama terasa lebih basah.

(4) Dapat terjadi infeksi.

(5) Tingkat akhir infeksi menimbulkan kemandulan primer atau sekunder dan kehamilan ektopik.

(6) Tali AKDR dapat menimbulkan perlukaan portio uteri dan menggangu hubungan seksual (Manuaba, 2010;hal.611).

6) Kontrasepsi mantap

Sterilisasi yang merupakan tindakan menghambat atau menutup jalan bagi sel sperma atau sel telur melalui upaya bedah untuk mencegah pembuahan (Varney, 2007;hal.419) yaitu :

a) Tubektomi

Suatu kontrasepsi yang permanen yang dilakukan dengan cara melakukan suatu tuindakan pada kedua saluran telur sehingga menghalangi bertemunya sel telur (ovum) dengan sel mani (sperma) (Rustam Mochtar, 2012;hal.230).

b) Vasektomi

Tindakan memotong atau menutup saluran mani (vas deverens) yang menyalurkan sel mani (sperma) keluar dari pusat produksinya ditestis (Rustam Mochtar, 2012;hal.246).

Dokumen terkait