• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUN PUSTAKA

2.1 Uraian Tumbuhan

2.2.10 Antioksidan dan Pencegahan Kanker

Berdasarkan sumbernya, antioksidan dibagi menjadi antioksidan endogen dan antioksidan eksogen. Antioksidan endogen merupakan enzim-enzim yang bersifat antioksidan, seperti Superoksida Dismutase (SOD), katalase (Cat), dan glutathione peroksidase (Gpx). Sedangkan antioksidan eksogen merupakan antioksidan yang bias didapat dari luar tubuh manusia atau dapat didapat dari makanan. Antioksidan diperlukan untuk mencegah terjadinya stres oksidatif.

Dimana stres oksidatif merupakan kondisi ketidakseimbangan antara jumlah radikal bebas (senyawa yang mengandung satu atau lebih elektron) dengan jumlah antioksidan yang ada di dalam tubuh. Antioksidan ini mempunyai sifat yang sangat mudah dioksidasi, sehingga radikal bebas akan mengoksidasi antioksidan dan melindungi molekul lain yang ada di dalam sel dari kerusakan yang diakibatkan oksidasi oleh radikal bebas atau oksigen reaktif (Werdhasari, 2014).

Antioksidan merupakan zat yang dapat melindungi sistem biologis tubuh terhadap potensi adanya efek berbahaya dari proses reaksi oksidasi. Antioksidan mempunyai fungsi untuk menghambat terjadinya oksidasi lemak. Hal ini akan menyebabkan tertangkapnya radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses proliferasi sel kanker, baik pada tahapan inisiasi, promosi, maupun progresi dan menjadikannya sebagai agen antikanker dan antiinflamasi. Antioksidan juga berfungsi untuk inaktivasi peroksida dan spesies oksigen reaktif lainnya, khelasi logam, dan pendinginan logam (Arifin dkk., 2018; Widyanto dkk., 2020).

BAB III

METODE PENELITIAN 3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian studi literatur tentang potensi antikanker dari tumbuhan bangun-bangun. Penelitian ini dilakukan dengan mengumpulkan serangkaian artikel baik berupa research article maupun review article yang berkenaan dengan subjek yang diteliti. Kemudian dilanjutkan dengan mereview artkel-artikel tersebut tumbuhan bangun-bangun tersebut sehingga dihasilkan narrative review.

3.2 Waktu dan Tempat Penelitian

Penelitian dilaksanakan pada Juli 2020 s/d Maret 2021. Penelitian akan dilakukan secara daring (dalam jaringan).

3.3 Populasi Penelitian

Populasi penelitian adalah jurnal-jurnal hasil penelitian maupun artikel review yang terbit pada tahun 2010 hingga 2020. Sumber data penelitian diperoleh dengan search engine pada Google Scholar, PubMed, Research Gate, dan Science direct sehingga didapatkan jurnal-jurnal yang bermutu dari berbagai negara, seperti Indonesia dan Inggris.

3.4 Sampel Penelitian

Sampel penelitian ini adalah jurnal ilmiah yang memenuhi kriteria inklusi dan tidak termasuk dalam kriteria eksklusi. Kriteria sampel penelitian adalah sebagai berikut:

Kriteria inklusi, yaitu :

a. Jurnal yang diterbitkan antara tahun 2010-2020 dalam bahasa Indonesia maupun Bahasa Inggris

b. Jurnal yang memiliki full text/ dapat diakses dengan teks lengkap bukan hanya sebagian atau sepotong jurnal

c. Jurnal yang berfokus pada kanker dan yang terkait dengan penyakit kanker dan tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus)

Kriteria eksklusi, yaitu :

a. Jurnal yang tidak lengkap (hanya abstrak)

b. Jurnal yang menggunakan bahasa selain bahasa Inggris dan Indonesia

Kata kunci yang digunakan, yaitu anticancer, apoptosis, cell cycle, cytotoxic assay, dan Plectranthus amboinicus (bangun-bangun).

3.5 Prosedur Penelitian Prosedur penelitian ini adalah :

a. Mengajukan izin melakukan penelitian research article kepada Dekan Fakultas Farmasi Universitas Sumatera Utara

b. Mengumpulkan jurnal-jurnal yang berfokus pada antikanker dan tumbuhan Plectranthus amboinicus (bangun-bangun)

c. Mengelompokkan jurnal-jurnal tersebut sesuai dengan topik penelitian menggunakan software Mendeley

d. Menelaah artikel-artikel tersebut dan menentukan batasan bahasan untuk narrative review yang dilakukan, yaitu :

1) Membaca isi teks jurnal secara keseluruhan 2) Memahami isi teks jurnal secara keseluruhan 3) Membuat kesimpulan dari artikel yang dibaca

3.6 Menelusuri Artikel

Pengerjaan tugas akhir dilakukan dengan mencari/menelusuri artikel-artikel terkait, baik research maupun review artikel-artikel dengan menggunakan Google Scholar, PubMed, Research Gate, dan Science direct. Berikut adalah tahapan untuk mendapatkan jurnal- jurnal tersebut yaitu:

a) Buka halaman browser yang sering dijadikan halaman mencari seperti : chrome, mozilla,dll.

b) Setelah aplilkasi pencarian terbuka, diketik kata “Google Scholar”,

“PubMed”, “Research Gate”, dan “Science direct“ pada halaman pencarian.

c) Setelah memasuki halaman ada dihalaman “Google Scholar”, “PubMed”,

“Research Gate”, dan “Science direct“. Lalu dimasukkan kata kunci untuk pencarian jurnal seperti “Plectranthus amboinicus, cancer, dan lain-lain”.

d) Sebelum menekan tanda search, diatur terlebih dahulu rentang waktu seperti tahun 2010 sampai dengan 2020.

e) Ditekan search maka jurnal yang kita inginkan akan muncul semua. Lalu dibaca dan dipilih mana jurnal yang akan diambil.

f) Apabila artikel-artikel telah terkumpul semua dari berbagai situs web, makalangkah selanjutnya semua jurnal tersebut disimpan dalam satu folder.

g) Artiel-artikel yang sudah diperoleh disimpan dalam aplikasi mendeley agar tersusun rapi

Keunggulan aplikasi Mendeley yaitu:

a) Jurnal yang kita simpan di aplikasi tersebut tersusun rapi

b) Kita bisa mengurutkan jurnal berdasarkan nama pengarang, tahun pembuatan jurnal, serta tanggal penyimpanan jurnal ke dalam aplikasi tersebut

c) Kita dapat membaca jurnal dalam jumlah yang sangat banyak yang tersimpan di aplikasi tersebut

d) Aplikasi ini juga bisa membuat dapus yang berguna untuk tugas akhir ke dalam word

3.7 Pengumpulan database

Artikel-artikel yang dikumpulkan dan digunakan sebagai referensi pada penelitian diperoleh dari jurnal-jurnal yang bereputasi. Adapun informasi tentang reputasi jurnal dilihat pada situs SJR (Scientific Journal Rank). Jurnal dinyatakan bereputasi bila terindeks pada lembaga pengindeks seperti Scopus. Jumlah artikel yang dikumpul dan ditelaah pada penelitian adalah sebanyak 12 artikel yang berasal dari baik itu mengunakan bahasa Indonesia maupun menggunakan bahasa Inggris.

Gambar 3.1 Diagram alir penelusuran literatur Pencarian menggunakan keyword

melalui database science direct, research gate, PubMed, dan google menggunakan bahasa Inggris maupun bahasa Indonesia

N = 796

Excluded (n= 241)

- Rumusan masalah (n= 160) - Tujuan penelitian tidak

sesuai (n= 81)

Seleksi keterkaitan topik dan judul N = 356

Jurnal akhir yang dapat dianalisa sesuai rumusan masalah dan tujuan N = 12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil

Berdasarkan hasil pengumpulan artikel sebagai referensi utama yang telah ditelaah dalam penelitian ini dan setelah dilakukan penyeleksian, diperoleh jumlah artikel yaitu sebanyak 12 yang memenuhi kriteria inklusi. Kemudian 12 artikel yang telah memenuhi inklusi diseleksi kembali berdasarkan kesesuaian dengan tujuan penelitian dan kualitas quartile jurnal yang dikeluarkan oleh Scopus dan SchimagoJr, sehingga didapat 7 artikel yang dijadikan sebagai referensi utama.

Artikel yang telah ditelaah merupakan artikel dari jurnal Q3 yaitu 4 artikel, dari jurnal Q2 yaitu 3 artikel, dan 5 artikel lain yang tidak terindeks Scopus.

Dikarenakan jurnal yang mengenai tentang tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus) masih terbilang sedikit, tercatat awal penelitian tahun 2010-2020, oleh karena itu jurnal yang tidak terindeks Scopus tetap dimasukkan.

Jurnal yang telah diperoleh ditabulasi dan dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut :

Tabel 4.1 Daftar artikel hasil pencarian No

.

Nama Peneliti Tahun Judul Populasi Metode

Penelitian

2014 Cytotoxic Effect of n-hexane, Ethylacetate

bangun

Vinitha, R.P.,

Sumaiyah, S Apoptotic Properties

4.2 Pembahasan

4.2.1 Kandungan Metabolit

Kemampuan ekstrak suatu tumbuhan untuk mempengaruhi pertumbuhan suatu sel disebabkan oleh kandungan yang terdapat pada tumbuhan tersebut.

Tumbuhan bangun-bangun sendiri mempunyai beragam kandungan senyawa metabolit yang telah diteliti oleh banyak peneliti. Seperti pada bagian daun, tumbuhan bangun-bangun diantaranya mengandung flavonoid, alkaloid, tannin, saponin, steroid, terpenoid, dan glikosida. Bangun-bangun juga memiliki senyawa lain seperti β-caryophyllene, quercetin, asam ursolic, asam triterpenoid, α-pinene, β-pinene, timol, eugenol, carvacrol, 1,8-cineole, β-phellandrene, p-cymene, salvigenin, crismaritin, dan chrysoeriol (Hasibuan dkk., 2019). Diketahui bahwa tumbuhan yang mengandung senyawa ursolic acid mempunyai aktivitas untuk menginduksi terjadinya apoptosis pada banyak sel kanker (S dan Menon, 2017).

Ursolic acid ini termasuk dalam kelompok terpenoid yang juga dapat menekan proliferasi dan menginduksi apoptosis pada sel kanker kolon dengan cara mengaktifkan caspase 3 dan 9 serta menekan fosforilasi dari EGR (Epidermal Growth Factor Human) melalui jalur MAPK (Mitogen-Activated Protein Kinase) (Hasibuan dkk., 2020). Saponin telah diketahui mempunyai efek sitotoksik yang telah terbukti dengan adanya kematian sel yang efektif pada pemberian ekstrak kloroform bangun-bangun (Rai dkk., 2016). Sedangkan menurut Andriyanto dkk.

(2017) saponin mempunyai efek sebagai antimikroba dengan cara menurunkan tegangan permukaan yang mengakibatkan naiknya permeabilitas sehingga terjadi kebocoran sel dan mengakibatkan senyawa intraseluler akan keluar. Pada ekstrak batang bangun-bangun yang telah diskrining fitokimia, menunjukkan adanya

kandungan total fenol, flavonoid, dan proanthocyanidins. Sedangkan pada uji identifikasi senyawa bioaktif dengan menggunakan HPLC menunjukkan adanya rosmarinic acid, caffeic acid, rutin, gallic acid, quercetin, dan p-coumaric acid.

Jika suatu tumbuhan mengandung senyawa polifenol seperti flavonoid, flavonol, proanthocyanidins, phenolic acid, dll, maka tumbuhan tersebut akan mempunyai aktivitas antioksidan, antibakteri, antikanker, dan antiplatelet. Rosmarinic acid, yang merupakan turunan ester dari caffeic acid telah dilaporkan menunjukkan adanya aktivitas efek antiproliferasi pada sel mesangial tikus melalui mekanisme yang melibatkan inhibisi (penghambatan) platelet-derived growth factor (PDGF) dan faktor nekrosis tumor (Tumor Necrosis Factor/TNF). Gallic acid sendiri dilaporkan menunjukkan adanya penghambatan proliferasi sel kanker. Sementara quercetin dan glikosida quercetin seperti rutin mempunyai aktivitas agregasi antiplatelet yag kuat, antikanker, dan antibakteri (Bhatt dkk., 2013).

4.2.2 Bangun-bangun (Plectranthus amboinicus Lour.) Memiliki Efek Antikanker

Berdasarkan hasil review yang telah dilakukan, didapat hasil bahwa ekstrak daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus Lour.) memiliki aktivitas sebagai antikanker. Uji toksisitas yang telah dilakukan dengan menggunakan uji MTT oleh beberapa penelitian menunjukkan bahwa nilai IC50 yang diperoleh membuktikan bahwa ekstrak bangun-bangun efektif terhadap beberapa sel kanker, seperti pada kanker payudara (sel MCF-7 dan T47D), kanker serviks (sel HeLa), kanker paru-paru (sel A549 dan B16F-10), dan kanker kolorektal (sel HT-29).

Hasil uji toksisitas terhada beberapa ekstrak bangun-bangun dapat dilihat pada Tabel 4.2 di bawah ini :

Ekstrak / Fraksi

IC50 (µg/mL)

Referensi Sel Kanker

HeLa T47D MCF-7 A549 HT-29 B16F-10

n-heksana 76,322 44,716 63,644 - - -

Rosidah dan Hasibuan (2014), Hasibuan dkk. (2020), Hasibuan dkk. (2013)

Etilasetat - - 7,647 - - - Hasibuan dkk. (2013)

Fraksi etilasetat 46,045 111,19 250,57 - - - Hasibuan dkk. (2019)

Etanol

- 89,166 60 ± 1,15

1382,806 - - -

Hasibuan dan Sumaiyah (2019), Rai dkk. (2016), Hasibuan dkk. (2013) Nanopartikel

Ekstrak Etanol - 89,166 - - - -

Hasibuan dan Sumaiyah (2019)

Metanol - - 100,33±0,33 - - - Rai dkk. (2016)

Kloroform - - 167±7,21 - - - Rai dkk. (2016)

Essential Oil - - 53000±0,01 10,74 ± 0,83

87000 ±

0,01 50

Thirugnanasampandan dkk. (2015), S dan Menon (2017), Manjamalai dan

Grace (2013)

Tabel 4.2 Nilai IC50 (µg/mL) ekstrak/fraksi daun bangun-bangun

Berdasarkan tabel di atas dapat dilihat bahwa daun bangun-bangun telah diujikan pada 6 sel kanker, yaitu sel HeLa (kanker serviks), sel T47D dan sel MCF-7 (kanker payudara), sel A549 dan sel B16F-10 (kanker paru-paru), dan sel HT-29 (kanker kolorektal). Pada tabel tersebut juga terlihat bahwa sel kanker MCF-7 (kanker payudara) paling banyak diteliti dengan pemberian ekstrak/fraksi daun bangun-bangun. Setelah diuji dengan pemberian 9 ekstrak/fraksi daun bangun-bangun pada 6 sel kanker tersebut, didapat hasil nilai IC50 yang paling tinggi pada pemberian ekstrak etilasetat yang diberikan pada sel kanker MCF-7 (kanker payudara) dengan nilai IC50 sebesar 7,647 µg/mL (Hasibuan dkk., 2013).

Dilanjutkan dengan essential oil yang diberikan pada sel kanker A549 (kanker paru-paru) dengan nilai IC50 sebesar 10,74 ± 0,83 µg/mL (S dan Menon, 2017) dan ekstrak n-heksana yang diberikan pada kanker T47D (kanker payudara) dengan nilai IC50 sebesar 44,716 µg/mL (Hasibuan dkk., 2020). Sehingga ketiga ekstrak ini mempunyai potensi menghambat pertumbuhan sel kanker pada kanker payudara dan kanker paru-paru.

Pada kanker serviks (sel kanker HeLa) yang telah diteliti oleh Hasibuan dkk. (2019), didapat nilai IC50 yang paling tinggi terdapat pada fraksi etilasetat II daun bangun-bangun, yaitu 46,045 µg/mL dan menunjukkan adanya aktivitas menghambat pertumbuhan sel kanker HeLa pada kanker serviks. Sedangkan kanker kolorektal (sel kanker HT-29) yang telah diteliti oleh Thirugnanasampandan dkk. (2015) dengan metode uji yang sama, didapat nilai IC50 pada essential oil daun bangun-bangun sebesar 87 ± 0,01 mg/mL (87000 ± 0,01 µg /mL) . Hal ini menunjukkan bahwa essential oil daun bangun-bangun yang telah diuji pada kanker kolorektal tidak efektif untuk dapat menghambat

pertumbuhan sel kanker. Dimana menurut Hasibuan dkk. (2020), sebuah ekstrak dikatakan mempunyai potensi sebagai penghambat pertumbuhan pada sel kanker jika ekstrak tersebut mempunyai nilai IC50 ≤ 100 µg/mL. Semakin rendah nilai IC50 yang didapat maka semakin tinggi aktivitas sitotoksik yang ada. Sedangkan menurut Kaban dan Yusmarlisa (2018) jika nilai IC50 yang didapat < 50 µg/mL menunjukkan aktivitas sitotoksik yang sangat kuat, nilai IC50 50-100 µg/mL menunjukkan aktivitas sitotoksik yang kuat, nilai IC50 101-150 µg/mL menunjukkan aktivitas sitotoksik yang sedang, dan nilai IC50 151-200 µg/mL menunjukkan aktivitas sitotoksik yang lemah.

Selain menggunakan uji sitotoksik dalam menilai apakah bangun-bangun mempunyai potensi sebagai agen kemoterapi, dilakukan juga uji apoptosis.

Apoptosis sendiri merupakan mekanisme kematian sel yang terprogram secara genetik untuk mempertahankan keseimbangan sel di dalam tubuh. Apoptosis bisa diidentifikasi dengan cara mengamati morfologi sel karena kematian sel yang terprogram ditandai dengan adanya karakteristik morfologi yang berbeda (Yulianto dkk., 2017). Uji flowcytometry dan obserfasi morfologi sel menggunakan metode double staining merupakan beberapa metode yang dapat dilakukan untuk melihat apakah terjadi proses apoptosis dalam suatu sel.

Pada apoptosis dengan menggunakan metode uji flowcytometry didapat bahwa kombinasi antara ekstrak etilasetat daun bangun-bangun dan doxorubicin mempunyai persen apoptosis awal yang tinggi dibandingkan dengan ekstrak tunggal etilasetat atau doxorubicin tunggal. Dimana persen apoptosis awal yang didapat pada kombinasi antara ekstrak etilasetat daun bangun-bangun-bangun dan doxorubicin, yaitu sebesar 15,48 % (Hasibuan dkk., 2015). Pada nanopartikel

ekstrak etanol yang dilakukan oleh Hasibuan dkk. (2019) didapat persen apoptosis awal yaitu sebesar 5,59 % pada penghentian siklus dalam fase G0-G1 dan fase S sel kanker T47D. Selama penghentian silklus pada fase ini, terjadi lah kerusakan DNA, dan siklus sel berhenti sampai DNA sel kanker diperbaiki. Jika kerusakan sangat parah, apoptosis dapat diinduksi. Pengobatan yang dilakukan dengan menggunakan nanopartikel ekstrak etanol dapat menurunkan ekspresi protein Cyclin D1 sehingga terjadi peningkatan inhibisi pertumbuhan sel. Inhibisi pertumbuhan sel memungkinkan terjadinya apoptosis atau terjadi modulasi siklus sel atau dapat juga terjadi keduanya secara berurutan. Sedangkan pada ekstrak n-heksan yang dilakukan Hasibuan (2015) mengenai Combination Effect of N-Hexane Extract of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng with Doxorubicin Againts HeLa Cell Lines didapat persen apoptosis awal sebesar 0,20 %.

Pada apoptosis yang dilakukan dengan metode uji doubling staining didapat hasil bahwa ekstrak n-heksan mampu menginduksi apoptosis sel kanker T47D pada konsentrasi IC50, yang ditandai dengan adanya fluorescent berwarna orange. Semakin banyak fluorescent berwarna orange pada sel yang diujikan, menunjukkan semakin tinggi kemampuan ekstrak untuk dapat menginduksi apoptosis pada sel (Hasibuan dkk., 2020).

Gambar 4.1 Hasil mikroskop sel T47D sebelum pemberian ekstrak n-heksan dan noda etydium bromide-acrydine orange (perbesaran 10 x 10)

Sehingga menunjukkan bahwa daun bangun-bangun mempunyai potensi sebagai agen kemoterapi yang telah diujikan pada kanker payudara, serviks, kolorektal, dan paru-paru. Dimana aktivitas penghambatan sel yang paling tinggi terdapat pada ekstrak etilasetat daun bangun-bangun yang telah diujikan pada kanker payudara (sel kanker MCF-7). Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa ekstrak/fraksi etilasetat daun bangun-bangun merupakan ekstrak/fraksi daun bangun-bangun yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Sedangkan aktivitas menginduksi apoptosis awal yang paling tinggi terdapat pada kombinasi ekstrak etilasetat daun bangun-bangun dan doxorubicin sebesar 15,82

% pada kanker payudara (sel kanker T47D). Hal ini menujukkan bahwa ekstrak/fraksi etilasetat daun bangun-bangun merupakan ekstrak/fraksi daun bangun-bangun yang paling efektif untuk menghambat pertumbuhan sel kanker.

Hal ini dikarenakan ekstrak/fraksi etilasetat mengandung flavonoid yang dapat mengambil spesi oksigen reaktif secara efektif karena adanya gugus hisroksil fenolik sehingga etilasetat merupakan ekstrak/fraksi yang mempunyai antioksidan kuat. Ketika suatu ekstrak/fraksi mempunyai aktivitas antioksidan yang kuat maka aktivitas penghambatan pertumbuhan sel kanker kuat dan adanya flavonoid pada etilasetat mampu menginduksi terjadinya apoptosis (Hasibuan dkk., 2019).

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN 5.1 Kesimpulan

a. Kandungan metabolit sekunder dari tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus. Lour) yang berpotensi sebagai antikanker adalah flavonoid, steroid/triterpenoid, dan tannin.

b. Penggunaan tumbuhan daun bangun-bangun (Plectranthus amboinicus.

Lour) memiliki potensi sebagai agen kemopreventif karena dapat menghambat pertumbuhan sel kanker dan menyebabkan terjadinya kematian sel.

5.2 Saran

Disarankan kepada peneliti selanjutnya untuk menelaah lebih jauh mekanisme antikanker dari tumbuhan bangun-bangun (Plectranthus amboinicus Lour.) dengan berbagai metode pengujian antikanker.

DAFTAR PUSTAKA

Aisyah, I.S., Rusmiyati, H., Sukma, D., Damanik, R., Nurcholis, W. 2020.

Analisis Komparatif Kandungan Metabolit pada Daun Mutan Comparative Analysis on Metabolites of Torbangun (Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng.). Jurnal Ilmu dan Teknologi Pertanian. 4(1): 10–16.

Andayani,N., Julisafrida, L. 2020. Peranan Immunoterapi Pada Kanker Paru.

Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 20(2): 70–77.

Andriyanto, M., Dalimunthe, C.I., Sembiring, Y.R.V. 2017. Pemanfaatan Tanaman Bangun-Bangun (Coleus amboinicus) di Gawangan TBM Karet Untuk Pengendalian Jamur Akar Putih dan Kesuburan Tanah. Warta Perkaretan. 36(2): 137-146.

Arifin, B., Ibrahim, S. 2018. Struktur, Bioaktivitas Dan Antioksidan Flavonoid.

Jurnal Zarah. 6(1): 21–29.

Cahyawati, P.N. 2018. Imunoterapi pada Kanker Payudara. WICAKSANA Jurnal Lingkungan & Pembangunan. 2(1): 52–55.

Ekawati, R., Aziz, S.A. 2016. Respon Pertumbuhan dan Fisiologi Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng Pada Sekaman Naungan. Agrovigor. 9(2): 82–89.

Fachrunisa, D., Hasibuan, P.A.Z., Harahap, U. 2019. Cell Cycle Inhibition and Apoptotic Induction of Vernonia amygdalina Del. Leaves Extract on MCF-7 Cell Line. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences. 7(22):

3807–3810.

Farida, S., Susanti, D., Yuniarachma, A. 2020. Pengaruh Naungan Dan Variasi Pupuk Organik Cair Terhadap Kadar Flavonoid Daun Bangun Bangun (Plectranthus amboinicus (Lour) Spreng). Jurnal Jamu Indonesia. 4(3): 81–

86.

Fitriatuzzakiyyah, N., Sinuraya, R.K., Puspitasari, I.M. 2017. Cancer Therapy with Radiation: The Basic Concept of Radiotherapy and Its Development in Indonesia. Indonesian Journal of Clinical Pharmacy. 6(4): 311–320.

Gupta, S.K., Bhatt, P., Joseph, G.S., Negi, P.S., Varadaraj, M.C. 2013. Phenolic Constituents and Biological Activities of Leaf Extracts of Traditional Medical Plant Plectranthus amboinicus Benth (Lamiaceae). Tang Humanitas Medicine. 3(4): 1-6.

Hasanah, S.N., Widowati, L. 2016. Jamu Pada Pasien Tumor/Kanker sebagai Terapi Komplementer Herbal as A Compelementary Therapy for Tumor/

Cancer Patients. Jurnal Kefarmasian Indonesia. 6(1): 49–59.

Hasibuan, P.A.Z., Rosidah., Ilyas, S., Nasution, M.P. 2013. Antioxidant and Cytotoxic Activities of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. Extracts.

International Journal of Pharmacy Teaching & Practices. 4(3): 755-758.

Hasibuan, P.A.Z., Chrestella, J., Satria, D. 2015. Combination Effect of Ethylacetate Extracts of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. with Doxorubicin Againts T47D Breast Cancer Cells. International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 7(10): 156-159.

Hasibuan, P.A.Z., Rosidah.. 2015. Combination Effect of N-Hexane Extract of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. with Doxorubicin Againts HeLa Cell Lines. Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention. 6(3): 111-115.

Hasibuan, P.A.Z., Sitorus, P., Satria, D., Sibuea, R.D. 2019. Antioxidant Properties and Cytotoxic Activity of Ethyl Acetate Fraction of Plectranthus

amboinicus (Lour.) Spreng. Leaves on HeLa and T47D Cell Lines.

Indonesian Journal of Cancer Chemoprevention. 10(1): 37-45.

Hasibuan, P.A.Z., Sumaiyah, S. 2019. Cyclin D1 , Caspase 9 and P53 Expressions in T47D Cell Lines after Treatment of Plectranthus amboinicus, (Lour.) Spreng. Leaves Ethanolic Extract Nanoparticles. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences. 7(22): 3786-3789.

Hasibuan, P.A.Z., Sumaiyah, S. 2019. The anti-proliferative and pro-apoptotic properties of Ethanol Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. Leaves ethanolic extract nanoparticles on T47D cell lines. Asian Pacific Journal of Cancer Prevention. 20(3): 897-901.

Hasibuan, P.A.Z., Rosidah., Nasution, P., Ilyas, S. 2020. Effect of Plectranthus amboinicus, Lour. Spreng. n-Hexane Extract on T47D Cells Line:

Proliferation, Apoptosis and It’s Combination with Doxorubicine.

Indonesian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 3(1): 8-17.

Iwansyah, A.C., Damanik, R.M., Kustiyah, L., Hanafi, M. 2016. Relationship Between Antioxidant Properties and Nutritional Composition of Some Galactopoietics Herbs Used in Indonesia: A comparative Study.

International Journal of Pharmacy and Pharmaceutical Sciences. 8(12):

236–243.

K, M., P, S., J, D., G, G., D, T.P.D. 2016. Anti-biofilm Efficacy of Plectranthus amboinicus Against Streptococcus pyogenes Isolated From Pharyngitis Patients. Asian Journal of Pharmaceutical and Clinical Research. 9(4): 348-358.

Kaban, V.E., Yusmarlisa, S. 2018. Uji Aktivitas Kandungan Antioksidan Pada Daun Bangun-Bangun (Plectranthus amboinicus) Secara Spektrofotometri Ultraviolet-Visible. Farmasimed. 1(1): 16–20.

Kalonio, D.E., Hendriani, R., Barung, E.N. 2017. Aktivitas Antikanker Tanaman Genus Clerodendrum (Lamiaceae): Sebuah Kajian. Traditional Medicine Journal. 22(3): 182–189.

Khanum, H., Ramalakshmi, K., Srinivas, P., Borse, B.B. 2011. Synergistic Antioxidant Action of Oregano, Ajowan and Borage Extracts. Food and Nutrition Sciences. 2(5): 387–392.

Leu, W.J., Chen, J.C., Guh, J.H. 2019. Extract from Plectranthus amboinicus Inhibit Maturation and Release of Interleukin 1β Through Inhibition of NF-κB Nuclear Translocation and NLRP3 Inflammasome activation. Frontiers in Pharmacology. 10: 1-12.

Manjamlai, A., Grace, V.M.B. 2013. The Chemotherapeutic Effect of Essential Oil of Plectranthus amboinicus (Lour) on Lung Metastasis Developed by B16F-10 Cell Line in C57BL/6 Mice. Informa Healthcare. 31: 74-82.

Megha, M.A., Unnma, U., Rameshpathy, M., Karikalan, K., Vickram, S., Kumar, S.V., dkk. 2013. Formulation of Nano-Encapsulated Poly-Herbal Oinment for Anti-Inflammation. Der Pharmacia Lettre. 5(6): 164-170.

Mota, A.P.P., Dantas, J.C.P., Frota, C.C. 2018. Antimicrobial Activity of Essential oils from Lippia alba, Lippia sidoides, Cymbopogon citrates, Plectranthus amboinicus, and Cinnamomum zeylanicum against Mycobacterium Tuberculosis. Ciencia Rural. 48(6): 1-9.

Nazliniwaty, N., Laila, L. 2019. Formulation and Antibacterial Activity of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng Leaves Ethanolic Extract as Herbal

Mouthwash Against Halitosis Caused Bacteria. Open Access Macedonian Journal of Medical Sciences. 7(22): 3900-3903.

Nguyen, N.Q., Minh, L.V., Trieu, L.H., Bui, L.M., Lam, T.D., Hieu, V.Q., dkk.

2020. Evaluation of Total Polyphenol Content, Total Flavonoid Content, and Antioxidant Activity of Plectranthus amboinicus Leaves. IOP Conference Series: Materials Science and Engineering. 736(6): 8–13.

Nurhidayah, I., Hendrawati, S., Mediani, H.S., Adistie, F. 2016. Kualitas Hidup pada Anak dengan Kanker. Jurnal Keperawatan Padjadjaran. 4(1): 45–59.

Palani, S., Raja, S., Naresh, R., Kumar, B.S. 2010. Evaluation of nephroprotective, diuretic, and antioxidant activities of plectranthus amboinicus on acetaminophen-induced nephrotoxic rats. Toxicology Mechanisms and Methods. 20(4): 213-221.

Pato, U. 2016. Potensi Bakteri Asam Laktat yang diisolasi dari Dadih untuk Menurunkan Resiko Penyakit Kanker. Jurnal Natur Indonesia. 5(2): 162-166.

Pinheiro, G.P., Galbiatti, M.I., Carneiro, M.J., Sawaya, A.C.H.F. 2019.

Comparison of Four Different Solid-Phase Microextraction Fibers for Analysis of Plectranthus amboinicus (Lour.) Spreng. Leaf Volatiles.

Advancement in Medicinal Plant Research. 7(2): 38–43.

Pratiwi, S.R., Widianti, E., Solehati, T. 2017. Gambaran Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kecemasan Pasien Kanker Payudara dalam Menjalani Kemoterapi. Jurnal Pendidikan Keperawatan Indonesia. 3(2): 167-174.

Puspita, N.A. 2016. Kemoprevensi Untuk Pencegahan Kanker : Fakta Atau Mitos?. Jurnal Kedokteran Syiah Kuala. 16(2): 112-119.

Putri, R.H. 2017. Kualitas Hidup Pasien Kanker Ginekologi yang Menjalani Terapi. Jurnal Aisyah : Jurnal Ilmu Kesehatan. 2(1): 69–74.

Rai, V., Pai, V.R., Kedilaya, P. 2016. A Preliminary Evaluation of Anticancer and Antioxidant Potential of Two Traditional Medicinal Plants from Lamiaceae-pogostemon Heyneanus and Plectranthus amboinicus. Journal of Applied Pharmaceutical Science. 6(8): 73-78.

Romadhon, Y.A. 2013. Gangguan Siklus Sel dan Mutasi Gen Pada Kanker Payudara. CDK. 40(10): 786-789.

Rosidah., Hasibuan, P.A.Z. 2014. Cytotoxic Effect of n-Hexane, Ethylacetate and Ethanol Extracts of Plectranthus amboinicus, (Lour.) Spreng.) on HeLa and Vero Cells Lines. International Journal of PharmTech Research. 6(6): 1806-1809.

Ryamizard, R., P. C.H.N., Margawati, A. 2018. Gambaran Penggunaan Pengobatan Tradisional, Komplementer Dan Alternatif Pada Pasien Kanker Yang Menjalani Radioterapi. Diponegoro Medical Journal (Jurnal Kedokteran Diponegoro). 7(2): 1568–1584.

S, L.D.M., Menon, D.B. 2017. Essential Oil Extracted from Plectranthus

S, L.D.M., Menon, D.B. 2017. Essential Oil Extracted from Plectranthus

Dokumen terkait