• Tidak ada hasil yang ditemukan

Apa hubungannya dengan Paulus?

Dalam dokumen Kitab Lemudah (Didakhe) (Halaman 119-122)

J. Pemahaman Kritis:

5. Pemulihan Jalan Tuhan

2.2. Apa hubungannya dengan Paulus?

Shaul adalah Yehudi Hellenis, berlawanan terhadap kelahiran Yehudi dan dibesarkan dalam lingkungan Ibrani. Satu masalah terbesar terhadap Hellenisme adalah corak budaya ini mengijinkan individu menafsir ulang Torah. (Sementara itu, jika anda mendefenisikan ulang apa Perjanjian itu, maka anda bisa melihat diri anda sendiri sejalan dengan Perjanjian Alaha. Torah Yudaisme tidak mendasarkan tafsir Hellenistik).

Demikianlah, +Mar Shaul dibesarkan di Tarsus dan dia sudah terhellenisasikan. Beliau adalah seorang rabbi mazhab Farisi dari suku Efraim (Sefer Dvor yang dipegang Jemaat Yerusalem mengatakan Shaul adalah suku “Efraim” bukan suku “Benyamin”, Filipi 3:5) dan anggota kaum Beit Shammai. Sementara itu bukti konklusif keberadaan +Mar Shaul menjadi anggota Beit Shammai tidak ada tersedia, apa yang harus dicatat tentang rasa antipati ekstrim diantara kedua Kubu akan sulit mempertemukan keduanya. Shaul bekerja sama dengan Imam Besar Bait Suci Kedua yang zaman Mshikha dikuasai oleh kelompok Beit Shammai. Beit Shammai berfatwa mati terhadap siapa saja kaum Farisi yang mewartakan Torah Nuh kepada kaum Goyim. Itulah sebabnya Shaul dikirim dan lainnya untuk memburu Rasul-rasul (Shlikhim) yang masuk dalam daftar perburuan mereka.

Paulus adalah mazhab Farisi Hellenis dari Beit Shammai (atau paling sedikitnya harmonis dengan Beit Shammai) yang tidak mengakui validitas Brith Khadasha (Perjanjian Baru). Jemaat Nasrani Yerusalem adalah Suku Esseni dari kaum Beit Hillel yang didirikan oleh Alaha sendiri sejak tahun 500 S.M., zaman Pembuangan pada 6 orang Khasidim yang diproteksi khusus oleh YHWH untuk menerima

Perjanjian Baru Qumran dan kemudian ditegaskan ulang oleh Adonai Yeshua tentang Perjanjian Baru itu dengan mendirikan “Qahal” Perjanjian Baru saat Dia beserta Murid-muridNya berada di daerah Kaesarea Filipi (Injil Mattityahu 16:18) dan menghidupi Brith Khadasha (Lukas 22:19-20).

Maka, anda harus memahami bahwa hanya dikarenakan Shaul mengalami perjalanan menuju ke Damaskus dan menjadi percaya terhadap Mshikha dan menjadi seorang Rasul (Shliakh), tidaklah otomatis bersekutu dengan kaum Esseni. Sudut pandang dunianya radikal berbeda dari Rasul-rasul lainnya dan kaum kerabat Miriam dan Yosip.

Komunitas Esseni adalah protektif, berdasarkan hidup Shaul, agama yang membesarkannya dan penganiayaannya terhadap kaum Esseni, dan para petobat kedalam Suku ini, sementara itu mereka menerima dia sebagai hamba Mshikha, mereka masih ada rasa khawatir terhadap dirinya. Ini tidak berarti otomatis Shaul berhenti menjadi “Hellenis” dan hal itu juga tidak berarti Alaha menghendaki Hellenisme menjadi bagian dari Brith Khadasha (Perjanjian Baru).

Misinya untuk kaum Goyim, tetapi dia memulai dalam Sinagoga–sinagoga (Beit Knesset). Berbicara kepada kaum non-Esseni kaum Yehudim Bait Suci Kedua dibawah kesan bahwa Mar-Yah memberkati pembangunan ulang Bait Suci ke-2 dan seolah–olah langsung mengabsahkan pendirian ulang aturan–aturannya dan pengangkatan keimamatan dirinya sendiri (self appointed priesthood) yang dari pemahaman kaum Esseni–Nasrani adalah tidak benar. Kaum mazhab Farisi dan mazhab Sadduki yang tidak mengakui Perjanjian Esseni mengalami berbagai kendala seperti juga hingga hari ini dengan realitas keberadaan Mshikha sebagai “Anak Manusia” dan adalah “Maran Yahweh” (Mar-Yah).

Sebaliknya, kaum Goyim memeluk dan menerima ini lebih mudah. Sebab Paulus mempresentasikannya dalam pola Hellenis yang mana kaum penyembah berhala bisa memahami dalam istilah–istilah yang sederhana. Mereka kaum Goyim ini tidak memiliki pengetahuan tentang Yudaisme, mazhab-mazhab Yudaisme berbeda dan tidak memiliki pengetahuan tentang Suku Esseni dan Brith Khadasha. Paulus hanya sedikit memiliki pengalaman dengan komunitas Esseni selain dari pada mereka para Murid-murid (talmidim) yang ia temui, ia lebih lancar menyajikan Iman dalam unsur–unsur yang mendasar saja yang disampaikan kepadanya. Komunitas Esseni mengharapkan semua para petobat baik itu dari latar belakang keturunan Yahudi asli atau Goyim untuk belajar dasar–dasar yang diletakkan dalam Surat +Mar Ya’aqub Ha’Tzadik untuk para petobat. Dalam Surat Gulungan itu disebutkan “Jalan Hidup Jemaat” (Derekh d’Kehila), +Mar Ya’aqub Ha-Tzaddik menasihatkan mereka kaum Komunitas Esseni bagaimana bekerja sama dan bergandengan tangan dengan komunitas para petobat yang berasal dari penghayat non-Torah menuju

kepada Pelaku Ibadat Torah sebagaimana didefenisikan oleh Komunitas Esseni. Mereka tidak pernah mengharapkan untuk lepas dari hidup menjadi Pelaku Ibadat Torah.

Paulus berbicara dalam surat kirimannya pertama tentang rencana Semestawi Alaha bagi semua umat manusia. Ini bernada rasa disayangi tetapi anda harus memahami bahwa kaum Esseni dan umat yang telah bertobat, masuk menjadi Suku Yudaisme yang nyata. Kesadaran Suku dan cara pandang. Tulisan–tulisan Paulus berbicara dalam pengertian istilah semestawi yang luas, ini tidak merefleksikan kesadaran Tribalisme (Suku) dari kaum kerabat keluarga Miriam dan Yosip dan Brith Khadasha.

Komunitas Esseni tidak berusaha menyaingi tafsir–tafsir Paulus, mereka ini memiliki pra-keberadaan Jalan Hidup yang didirikan oleh Komunitas Esseni dan mengekspresikan dalam cara yang didefenisikan oleh Mshikha. Jalan Hidup Mshikha (Halakha d’Mshikha). Misi Paulus adalah suatu karya progresif. Suatu promosi literal ranking Rasul. Beliau sudah melakukan lebih untuk membawa pesan dari Injil – injil kepada dunia Barat melebihi Rasul lainnya.

Istilah “Universal” dan “Filsafat” merupakan bagian dari filsafat Yunani dan pemikiran Yahudi Hellenis bukan bagian dari Suku dan prinsip–prinsip obyektif Jalan Hidup Esseni. Dan bukan bagian dari Perjanjian Baru. Paulus berusaha menjelaskan kepada mereka yang melawan Mitzvoh Torah membawa keselamatan bahwa orang yang punya iman seperti Abraham itu adalah pusat inti hubungan dengan Alaha. Ini benar bagi semua orang, tetapi itu tidak pernah menggantikan Torah dan ini bukan titik intinya sama sekali, hanya orang itu yang punya iman pada Alaha bisa menyandarkan diri kepada janji-janji Alaha. (Semua ini hanyalah persiapan sebelum masuk melangkah kepada Ibadat Torah, yakni beriman kepada Yeshua dan diaplikasikan dalam Torah, yakni teori dan praktek).

Ini perlu kita ketahui bahwa Paulus itu keturunan Yahudi campuran, ia tidak lahir dalam komunitas Suku Esseni, dan orang yang tidak lahir dalam komunitas Esseni harus berkembang kedalam dunia sudut pandang ini terus menerus. Ini adalah benar hari ini sebagaimana hal itu dahulu.

Banyak pemikiran dalam karya tulis Paulus bersentuhan dengan paham Yudaisme Bait Suci ke-2 dan tema – tema universal dan filsafat Yunani. Ini sangat berbeda dari akar yang mendalam dari prinsip – prinsip Esseni +Mar Ya’aqub HaTzaddik. Ruakh Ha-Kodesh membimbing individu kepada Jalan Hidup Kudus; +Mar Shaul tidak otomatis menyerap semua pengetahuan Yeshiva kaum Nesarim (Nasrani) dan komunitas-komunitas sederhana sebab ia telah memasuki iman atau bahkan dikarenakan ia adalah seorang rasul.

Ruakh haKodesh yang kebanyakan menolong karya itu, Dia (Roh Kudus) menggunakan pengetahuan dan pengalaman Rasul-rasul untuk menolong misinya lebih lanjut, apakah itu berarti Paulus mengetahui segala sesuatu? Tentu saja tidak. Rasul-rasul dan Murid – murid adalah manusia biasa dan mereka juga bisa jatuh dalam kesalahan sebagaimana orang lain, namun, mereka sepenuhnya mengabdikan diri terhadap misi-misi mereka. Paulus kurang sekali pengetahuannya tentang Perjanjian Esseni atau Jalan Hidup Esseni, ia hanya berusaha dengan semangat hatinya yang membaja dan keyakinan dan kemampuannya berbicara kepada banyak orang dari banyak latar belakang.

Hal terakhir yang kita harus ketahui adalah perbedaan diantara kata Tulisan – tulisan “KUDUS” dan “SUCI.” Torah adalah Kudus, Para Nabi adalah Kudus. Injil, Tulisan–tulisan +Mar Ya’aqub ha’Tzadik pemimpin Jemaat Yerusalem adalah Kudus. Tulisan– tulisan Rasul-rasul lainnya adalah disukai, tetapi semua tulisan– tulisan itu wajib dilihat dalam terang dari semua faktor–faktor eksternal lainnya dan Tulisan-tulisan itu disebut “Suci”, tetapi tidak boleh dikutip sebagai fondasi dasar Iman kecuali sebagai pendorong kita lebih bersemangat dalam beriman. Siapakah Rasul? Kepada siapa tulisan ditujukan? Apa yang menjadi pokok perhatian yang mereka sedang gulirkan? Apakah pokok-pokok dari teks itu bisa diterapkan pada segala situasi (kebanyakan tulisan– tulisan keagamaan dikutip oleh orang–orang yang tidak begitu mengenal tulisan itu dan memperlakukannya universal pada hal tulisan itu sendiri berbicara hanya pada saat konteks itu terjadi).

Ide akan Surat–surat Kiriman diperlakukan sebagai pemberian Alaha sejajar dengan Torah atau Injil adalah bukan keyakinan kaum Esseni. Surat-surat Kiriman itu hanyalah sekedar tambahan konteks, Surat-surat Kiriman tidak menggantikan Torah dan Injil.

Diberikan semua faktor–faktor ini, seorang pencari kebenaran harus melihat bahwa Paulus tidak diperlakukan adil oleh Gereja Barat, salah satunya juga disebabkan adanya segudang kesalahan tafsir, atau penekanan berlebihan kepemimpinan Gereja dan rekayasa doktrin–doktrinnya, atau berkesimpulan dirinya sebagai manusia yang tidak bisa salah. Saya berharap ini bisa membantu anda memahami posisi Paulus pada kedudukannya dimata Yerusalem. - Rabban +Mar Andreos

http://www.faithboards.org/forums/viewtopic.php?f=20&t=678&view: 20 Mei 2007

Dalam dokumen Kitab Lemudah (Didakhe) (Halaman 119-122)

Dokumen terkait