• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III GAMBARAN UMUM LAZISMU KOTA SALATIGA

F. Aplikasi dan Implementasi Penyaluran Zakat untuk Beasiswa

Dalam hal penyaluran zakat untuk beasiswa, LAZISMU Kota Salatiga memprioritaskan pemberian beasiswa kepada siswa yang berprestasi dan dari keluarga yang kurang mampu. Terdapat beberapa persyaratan bagi penerima beasiswa, antara lain :

1. Persyaratan Umum

a. Menyerahkan pas foto ukuran 3x4 (2 lembar)

b. Menyerahkan foto copy rapor

c. Menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan

d. Menyerahkan foto copy slip SPP terakhir atau bukti pembayaran sekolah lainnya

e. Mengisi formulir calon penerima beasiswa yang telah disediakan

2. Persyaratan Khusus

a. Setelah mengisi lengkap biodata dan memenuhi persyaratan umum, kemudian petugas akan melihat secara langsung rumah penerima beasiswa

b. Seleksi keaktifan siswa meliputi kegiatan mengaji, ibadah harian, kemampuan membaca Al Quran, dll.

c. Setelah lolos seleksi, maka siswa berhak menerima beasiswa 3. Mekanisme Penyaluran Beasiswa

a. Beasiswa diterimakan kepada mustahiq (siswa) setiap 3 bulan (triwulan), dengan cara :

1) Petugas mendatangi rumah siswa dan memberikan beasiswa secara langsung

2) Siswa atau orang tua siswa dapat mengambil langsung di kantor LAZISMU Kota Salatiga dengan membawa tanda bukti penerimaan dari guru atau kepala sekolah siswa yang bersangkutan

b. Beasiswa diterimakan melalui kepala sekolah siswa yang bersangkutan, dengan diikuti bukti penerimaan serta tanda tangan kepala sekolah.

4. Prospek dan Persepsi antara Muzakki dan Mustahiq tentang aplikasi pemberian beasiswa pendidikan.

a. Prospek muzaki sebagai donatur rutin tergantung dari laporan rutin terhadap perkembangan anak asuh setiap semester. Anak asuh LAZISMU Salatiga, mayoritas adalah siswa berprestasi akademik dan keagamaan yang baik sehingga program anak asuh merupakan apresiasi dan kepedulian LAZISMU terhadap dunia pendidikan di Indonesia.

b. Persepsi keduanya sangatlah positif, hal ini disebabkan adanya keterkaitan manfaat dan tujuan dimana dengan meningkatkan mutu pendidikan, LAZISMU turut serta mempercepat pembangunan mental dan spiritual bangsa serta memutus rantai kemiskinan melalui perbaikan pendidikan.

(Hasil Wawancara dengan Bapak Muttaqin, M.Pd.I, salah satu pengurus

65 BAB IV ANALISIS DATA

A.Analisis Penelitian

1. Konsep Pendayagunaan zakat untuk beasiswa pendidikan yang dilakukan oleh LAZISMU Kota Salatiga

a. Prosedur penghimpunan zakat.

1) Dengan layanan konsultasi zakat secara langsung atau via email, didukung layanan penerimaan pembayaran zakat melalui rekening secara online setiap waktu.

Sisi positif, pada saat ini kondisi masyarakat dengan mobilisasi tinggi zakat tidak lagi menjadi urusan klasik yang cenderung rumit dan memerlukan waktu luang yang banyak, sehingga tidak ada lagi alasan seseorang tidak menunaikan kewajiban zakat hanya karena terbatasnya ruang gerak dan waktu.

Sisi negatif, dikhawatirkan dengan kemudahan tekhnologi tersebut dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab dengan merusak sistem perbankan dan kerahasiaan lembaga LAZISMU Salatiga.

2) Dengan sistem pembayaran yang dapat ditentukan sendiri, cara, waktu dan tempat penagihan secara rutin pada minggu-minggu yang ditentukan baik di rumah atau kantor tempat muzaki berada.

Sisi positif, sebagaimana fungsi amil zakat yang diungkapkan pada Pasal 12 ayat (1) UU.No.38 Th.1999 Tentang pengelolaan Zakat yang berbunyi "Pengumpulan Zakat dilakukan oleh amil zakat dengan cara menerima atau mengambil dari muzakki atas dasar pemberitahuan

muzakki". Sehingga diharapkan membayar zakat menjadi tren di

kalangan masyarakat, sebab zakat tidak lagi terasa memberatkan

muzakki tetapi menjadi semangat spiritual dengan berzakat hidup

menjadi lebih baik.

Dengan model penghimpunan ini pula, diharapkan munculnya sebuah tren baru di kalangan masyarakat serta menumbuhkan semangat berzakat yang tinggi. Sebab, zakat dapat ditunaikan kapanpun dan dimanapun muzaki berada.

Sisi negatif, dikhawatirkan dengan model pembayaran tersebut akan mempersulit amil zakat dalam proses pengumpulan zakat.

b. Prosedur Pendistribusian Zakat.

Sebagaimana telah dikemukakan pada pembahasan sebelumnya. Pelaksanaan penyaluran zakat tersebut meliputi:

1) Penyaluran zakat diserahkan melalui kepala sekolah atau guru yang bersangkutan diikuti bukti telah diterimanya zakat dan nantinya bisa langsung dipergunakan untuk keperluan sekolah siswa.

67

Sisi positif, diharapkan mampu langsung tepat sasaran untuk keperluan sekolah juga menghindarkan penggunaan beasiswa yang tidak tepat sasaran bila diterimakan langsung kepada siswa.

Sisi negatif, dikhawatirkan terjadi penyelewengan oleh pihak sekolah atau guru yang bersangkutan.

2) Penyaluran zakat diambil secara langsung oleh mustahiq setiap 3 bulan di kantor LAZISMU Salatiga dengan diikuti laporan tanda bukti dari kepala sekolah atau guru yang berkaitan bahwa zakat telah diterima.

Sisi positif, meminimalisir terjadinya penyelewengan ataupun tidak sampainya alokasi penyaluran zakat tersebut kepada penerima beasiswa, juga memudahkan kontrol administrasi pendayagunaan zakat.

Sisi negatif, dikhawatirkan alokasi dana tersebut tidak digunakan sebagaimana mestinya oleh mustahiq, dan menjadi propaganda kemiskinan.

c. Prosedur pengawasan pendayagunaan zakat

Mengenai prosedur pengawasan, dalam hal ini sebagaimana telah diuraikan dalam pembahasan sebelumnya mengenai persyaratan yang menyertai pada saat pencalonan penerima beasiswa. LAZISMU melakukan survey secara langsung (kunjungan langsung ke rumah) kepada mustahiq, dan pengawasan dengan cara mengundang setiap penerima beasiswa untuk ikut serta dalam setiap kegiatan keagamaan

baik yang diselenggarakan oleh LAZISMU maupun kegiatan keagamaan lainnya.

Pengawasan tersebut tidak terlepas dari kerjasama dengan pihak lainnya, meliputi tokoh masyarakat, maupun perangkat lainnya dalam hal ini LAZISMU juga telah mengirimkan utusan para da’i yang telah dikader sebelumnya untuk menjadi imam ataupun ustadz pada tiap Taman Pendidikan Al-Qur’an yang ada pada tiap daerah. Diharapkan dengan kerjasama berbagai elemen tersebut, dapat mengoptimalkan dan memudahkan pengawasan penggunaan Zakat.

Namun di sisi lain, pengawasan tersebut dirasa masih kurang. Sebab, pada dasarnya bila zakat tersebut diberikan dalam bentuk uang tunai. Terlebih diberikan kepada seorang fakir pula. Tujuan awal untuk beasiswa pendidikan dikhawatirkan beralih tujuan untuk pemenuhan kebutuhan keseharian. Tentunya hal ini harus diikuti sosialisasi tentang pentingnya pendidikan.

2. Tinjauan Hukum Islam Terhadap Implementasi Penyaluran Zakat Untuk Beasiswa Pendidikan Oleh LAZISMU Kota Salatiga

Sebagaimana telah dibahas dalam pembahasan sebelumnya. Mengenai sasaran penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan tersebut sebagaimana dijelaskan dalam Al-Qur'an Surat At-Taubah ayat 60 yang berbunyi:

69













































“Sesungguhnya zakat-zakat itu hanyalah untuk orang-orang fakir,

orang-orang miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu’allaf yang dibujuk hatinya, untuk (memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah, dan orang-orang yang sedang dalam perjalanan, sebagai sesuatu ketetapan yang diwajibkan Allah; dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha

Bijaksana”.

Penyaluran tersebut ditasharufkan atas dasar penafsiran secara umum tentang arti fi sabilillah, sebab secara khusus Al-Qur'an dan Ijma' tidak menghendaki adanya golongan baru penerima zakat selain 8 golongan utama. Bilamana perkumpulan sosial yang bergerak dalam kegiatan mengurus dan membantu orang – orang fakir, dalam hal makanan, tempat tinggal, pendidikan dan pengajarannya serta dalam hal pengobatannya. Mereka berhak mendapatkan zakat bukan dari pintu sabilillah, melainkan termasuk dari golongan Fakir.

Ketika bahasan tersebut kemudian berkembang seiring kemajuan zaman, realitas dan potensi Zakat saat ini kemudian membuka jalan

istinbath hukum dari sumber zakat baru seperti halnya Zakat profesi, hasil

peternakan, industri tanaman hias dan sebagainya. Begitu pula sektor baru dalam hal distribusi zakat saat ini. Meski pada akhirnya harus merujuk kepada delapan atsnaf yang disebut dalam Al-Qur'an dan Hadits, muncul

kemudian sektor baru yaitu mendistribusikan zakat untuk beasiswa pendidikan.

Merujuk kepada istilah fi sabilillah, distribusi Zakat kemudian patut diberikan kepada sektor pendidikan. Ulama Fiqh kontemporer berpendapat mengenai arti jihad dewasa ini adalah bilamana agama Allah telah ditegakkan dengan damai dan tidak ada lagi peperangan yang berkembang dalam arti menggunakan senjata material. Maka, segala perbuatan yang bertujuan untuk mengembalikan Hukum Islam dan mengagungkan Agama Allah termasuk jihad dengan pena atau lidah melalui kebijakan dalam sektor ekonomi, politik, pendidikan, atau sosial juga termasuk dalam arti jihad fi

sabilillah.

Bila pada suatu masa tercapai tujuan memenangkan agama dengan cara peperangan dan jihad, maka untuk memerangi pikiran dan jiwa yang terkontaminasi oleh bermacam - macam ideologi yang anti Islam, hal ini lebih penting dan harus diperangi dengan cara lain, tidak dengan cara berperang secara materiil tapi berperang melalui ideologi dan pendidikan yang maju mempersiapkan mental keagamaan yang kuat jauh dari upaya pemurtadan.

Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, berikut adalah berbagai bentuk jihad fi sabilillah secara relevansi dengan perkembangan zaman saat ini yaitu setiap perbuatan baik yang dapat mendekatkan manusia kepada Allah berikut sarana yang mengarah kepada jalan untuk mendapatkan ridho Allah SWT. Dalam hal ini meliputi :

71

a. Mendirikan pusat kegiatan bagi kepentingan dakwah ajaran islam yang benar dalam rangka membendung dan melawan pendidikan kapitalis, komunis, sekuler. Menuju kepada pendidikan Islam yang murni.

b. Membiayai para pelajar dan mahasiswa muslim yang sedang menempuh pendidikan agama maupun pendidikan yang bertujuan untuk membela, memelihara dan mengagungkan agama Allah, melawan para misionaris

maupun zionis kafir yang ingin merusak akhlaq dan keimanan kaum muslim dengan menyebarkan ajaran yang sesat menyesatkan.

c. Mendirikan media massa baik melalui media cetak maupun elektronik yang baik menandingi berita-berita yang merusak dengan menyebarkan keindahan serta keagungan Allah. Berikut sarana untuk mempersiapkan para ahli sesuai bidang masing-masing.

d. Dengan memberikan bekal pendidikan Aqidah, Akhlaq dan pembinaan Skill kemandirian serta bantuan modal kerja. Bertujuan agar seseorang mampu menjalankan Syari'at Islam tanpa adanya ketakutan akan kekurangan dan kemiskinan.

e. Turut serta memfasilitasi para mahasiswa/ ilmuwan dalam menciptakan sebuah karya yang bermanfaat bagi kemajuan peradaban agama dan bangsa.

Dengan melihat penggunaan zakat untuk beasiswa pendidikan tersebut, memiliki prinsip dasar diantaranya :

Pendidikan adalah masalah utama, hal ini disebabkan sejak lahir manusia harus sudah mulai diajarkan oleh kedua orang tuanya tentang Aqidah (keyakinan adanya tuhan) yang nantinya akan terus ia bawa hingga akhir hayatnya.

b. Prinsip Syari'ah

Penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan, pada dasarnya adalah sebuah sarana (syarat) yang harus dipenuhi untuk mencapai tujuan utama dalam istilah jihad fi sabilillah pada saat ini. Dalam kaidah fiqhiyah, sarana yang dipakai untuk memenuhi sebuah kewajiban. Maka sarana tersebut sama wajibnya harus dipenuhi. Atau dengan kata lain, pendidikan adalah syarat utama yang diterima manusia sejak lahir yang menentukan keimanan seseorang.

Syarat ialah sesuatu yang ada atau tidak adanya hukum tergantung ada dan tidak adanya sesuatu itu. Yang dimaksud adanya sesuatu itu ialah

adanya sesuatu yang menurut syara’ dapat menimbulkan pengaruh

kepada ada dan tidak adanya hukum, dengan kata lain syarat harus ada sebelum melakukan perbuatan

Dengan mempersiapkan, dan menghasilkan pelajar yang berkualitas serta berguna bagi bangsa. Diharapkan mampu untuk memerangi pikiran dan jiwa yang dirusak oleh bermacam ideologi yang anti islam, dan pendidikan termasuk sarana (syarat) dalam mewujudkan tujuan tersebut.

73

Untuk mengingatkan dan memerangi orang kafir, yang dzalim, dengan mempersiapkan skill diplomasi pelajar/mahasiswa dalam bidang politik tatanegara dari hasil penyaluran zakat.

d. Prinsip Sosial budaya

Dalam hal ini, tujuan utama penyaluran tersebut sebagai bentuk kepedulian antar sesama. Mengurangi kesenjangan sosial antara golongan kaya dan miskin. Sebagai alat koreksi bersama untuk menjauhkan pemerintahan dari perilaku budaya korupsi, mengembalikan uang negara untuk kesejahteraan bersama.

e. Prinsip Dakwah

Dengan alokasi zakat untuk beasiswa pendidikan, mempersiapkan pelajar, da'i, untuk mensyi'arkan keagungan agama Allah. Termasuk untuk memenuhi sarana dakwah sebagai bentuk jihad modern, baik melalui media massa yang baik dan unggul, membuat karya tulis yang cemerlang mengungkap kebesaran Allah. Sehingga Islam dapat terus dipertahankan Aqidah serta ajarannya dengan semangat rahmatan lil 'alamin.

f. Prinsip Ekonomi

Zakat sebagai bentuk ibadah maaliyah wa ijtima'iyah (berdimensi ekonomi dan sosial) yang berpotensi sangat besar untuk pengentasan kemiskinan. Dengan memperbaiki kualitas pendidikan, skill dan

pemberian modal dalam bidang usaha. Diharapkan menciptakan kemandirian untuk mampu menciptakan lapangan usaha sendiri.

Sehingga nantinya tidak lagi menjadi orang yang berhak menerima zakat (mustahiq) namun menjadi orang yang wajib mengeluarkan zakat (muzaki) dari hasil usahanya sendiri. Hal ini sesuai dengan semangat zakat secara keseluruhan yaitu untuk mengentaskan kemiskinan seutuhnya.

Dengan berdasarkan prinsip-prinsip tersebut diatas maka pelaku zakat beasiswa di LAZISMU sudah mengacu pada prinsip aqidah, prinsip

syari’ah, prinsip politik, prinsip sosial budaya, prinsip dakwah, prinsip

ekonomi dan sudah sesuai dengan Fatwa Majelis Ulama Indonesia (MUI) Tentang Pemberian Zakat Untuk Beasiswa, Keputusan Nomor: 120/MU VII/1996, bahwa pemberian zakat untuk beasiswa pendidikan adalah sah karena termasuk dalam asnaf fi sabilillah.

BAB V PENUTUP

A.Kesimpulan

1. Penghimpunan zakat di LAZISMU Kota Salatiga dilakukan dengan cara : c. Zakat diambil langsung oleh petugas LAZISMU Kota Salatiga, di rumah

atau di kantor sesuai dengan kehendak muzaki dan muzaki bisa menentukan sendiri waktu pengambilannya.

d. Melalui transfer ke rekening resmi LAZISMU Kota Salatiga, yaitu pada : 3) Bank Muamalat Cabang Salatiga, di nomor rekening : 0104285318,

atas nama LAZISMU Kota Salatiga.

4) Bank Mandiri Syariah Cabang Salatiga, di nomor rekening : 4347004433

Selanjutnya, LAZISMU Kota Salatiga mendistribusikan zakat sesuai dengan ketentuan agama, yaitu memenuhi delapan ashnaf. Delapan ashnaf

tersebut meliputi fakir, miskin, amil, muallaf, riqab, ghorim, fi sabilillah

dan ibnu sabil.

Dalam hal penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan, LAZISMU Kota Salatiga memprioritaskan penyaluran pemberian beasiswa kepada siswa yang berprestasi dan dari keluarga yang kurang mampu. Terdapat beberapa persyaratan bagi penerima beasiswa, antara lain :

1. Persyaratan Umum

a. Menyerahkan pas foto ukuran 3x4 (2 lembar) b. Menyerahkan foto copy rapor

c. Menyerahkan surat keterangan tidak mampu dari kelurahan

d. Menyerahkan foto copy slip SPP terakhir atau bukti pembayaran sekolah lainnya

e. Mengisi formulir calon penerima beasiswa yang telah disediakan 2. Persyaratan Khusus

d. Setelah mengisi lengkap biodata dan memenuhi persyaratan umum, kemudian petugas akan melihat secara langsung rumah penerima beasiswa

e. Seleksi keaktifan siswa meliputi kegiatan mengaji, ibadah harian, kemampuan membaca Al Quran, dll.

f. Setelah lolos seleksi, maka siswa berhak menerima beasiswa 3. Mekanisme Penyaluran Beasiswa

a. Beasiswa diterimakan kepada mustahiq (siswa) setiap 3 bulan (triwulan), dengan cara :

1) Petugas mendatangi rumah siswa dan memberikan beasiswa secara langsung.

2) Siswa atau orang tua siswa dapat mengambil langsung di kantor LAZISMU Kota Salatiga dengan membawa tanda

bukti penerimaan dari guru atau kepala sekolah siswa yang bersangkutan

b. Beasiswa diterimakan melalui kepala sekolah siswa yang bersangkutan, dengan diikuti bukti penerimaan serta tanda tangan kepala sekolah.

2. Penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan, menurut tinjauan Hukum Islam adalah ditasharufkan atas dasar penafsiran secara umum tentang arti fi

sabillah. Artinya bahwa arti jihad dewasa ini tidak lagi dalam bentuk

peperangan yang menggunakan senjata, akan tetapi bahwa segala perbuatan yang bertujuan untuk mengembalikan Hukum Islam dan mengagungkan agama Allah, baik melalui sektor ekonomi, politik ataupun pendidikan, maka hal tersebut termasuk jihad fi sabillah.

B.Saran-saran

Hal-hal yang mungkin perlu dilakukan oleh Lembaga Amil Zakat Infaq dan Shadaqah Muhammadiyah (LAZISMU) Kota Salatiga, dalam upaya meningkatkan kinerja serta eksistensi lembaga ini di Kota Salatiga adalah : 1. LAZISMU Kota Salatiga, hendaknya mengevaluasi kembali program-

program kerja yang sudah dilaksanakan maupun yang belum dapat dilaksanakan secara berkala, sehingga tujuan dari pengelolaan dana zakat, infaq, dan shadaqah dapat terarah dengan jelas.

2. LAZISMU Kota Salatiga, harus berusaha lebih keras lagi dalam mensosialisasikan lembaganya kepada masyarakat, khususnya masyarakat Kota Salatiga sehingga masyarakat lebih mengenal lagi tentang lembaga

zakat ini dan membuat zakat menjadi sebuah tren baru di kalangan masyarakat.

3. Dalam hal pengawasan, hendaknya lebih banyak berkoordinasi dengan tokoh masyarakat setempat. Sehingga, penyaluran zakat untuk beasiswa pendidikan dapat tepat sasaran.

4. Kepada instansi sekolah sebagai penerima amanat dari lembaga amil zakat, hendaknya lebih transparansi dan amanah dalam memberikan beasiswa kepada siswanya. Sebab dana zakat, terkandung pesan tanggung jawab moral dan spiritual berhubungan langsung dengan Allah SWT.

5. Kepada mustahiq zakat, hendaknya menggunakan pemberian beasiswa benar-benar untuk meringankan biaya pendidikan bukan untuk kebutuhan lain. Ingatlah bahwa pendidikan lebih utama sebab nantinya akan memberikan bekal yang bermanfaat di dunia dan akhirat.

DAFTAR PUSTAKA

Qardhawi, Yusuf ; Problematika Islam masa kini/Fatwa Qardhawi; alih bahasa: Tarmana Ahmad Qasim, dkk.; Trigenda Karya; Bandung, 1995.

Abu Bakar Jabir El-Jaziri; Pola Hidup Muslim (Kitab Minhajul Muslim); alih bahasa: Prof.Dr. Rachmat Djatmiko, dkk; PT.Remaja Rosdakarya; Bandung, 1991.

Al-Buchori, Abi Abdillah Muhammad bin Ismail Nawawi; Matan Al-Buchori

masykul; Dar Al-Fikr, Beirut.

Al-Ghizzi, al allamah Syekh Muhammad bin Qasim; Fathul Qaribil Mujib; alih bahasa: Ibnu Zuhri; Trigenda Karya; Bandung, 1995.

Ali, Mohammad Daud; Sistem Ekonomi Islam: Zakat dan Wakaf ; UI Press: Jakarta, 1988.

Arifin, Miftahul; A. Faishal Haq; Ushul Fiqh: kaidah – kaidah penetapan hukum

islam; Citra Media Surabaya, 1997.

Hafidhuddin, Didin; Zakat dalam perekonomian Modern; Gema Insani Press; Jakarta, 2002

Mas’udi, Masdar Farid; Agama Keadilan Risalah Zakat (Pajak) Dalam Islam;

Pustaka Firdaus: Jakarta, 1991.

Nata, Abuddin.; Metodologi Studi Islam; PT. Raja Grafindo Persada; Jakarta, 1998

Permono, Sjekhul Hadi.; Sumber penggalian zakat ; Pustaka Firdau : Jakarta, 1992.

Rasyid, Hamdan.; Fiqih Indonesia (Himpunan Fatwa – fatwa aktual); PT. Al- Mawardi Prima: Jakarta, 2003.

Rofiq, Ahmad; Fiqh Kontekstual: Dari normatif ke pemaknaan Sosial; Pustaka Pelajar : Semarang, 2004.

Sabiq, Sayyid; Fiqh Sunnah, jilid : 3 ; alih bahasa : Mahyudin Syaf ; Al-Ma'arif : Bandung, 1986.

Syafe’i, Rachmat; Fiqh Mu'amalah ; CV. Pustaka Setia: Bandung, 2006.

Syekh Muhammad abid as-sindi, Musnad Syafi‟I juz 1; Sinar baru algesindo: Bandung, 2006.

Syaikh Muhammad Abdul Malik ar-Rahman; Pustaka Cerdas Zakat: 1001

Masalah Zakat dan Solusinya; Lintas Pustaka: Jakarta, 2003.

Syarifuddin, Amir; Garis- garis besar fiqh; Kencana: Bandung, 2003.

Zuhdi, Masyfuk; Masail fiqhiyah: kapita selekta hukum Islam; CV Haji Masagung: Jakarta, 1992.

Kompilasi Hukum Islam; Fokus Media: Bandung, 2005.

Zuhayly, Wahbah.; Zakat: Kajian Berbagai Madzhab; PT.Remaja Rosdakaya: Bandung, 1997. Al-Qur’an Dan Terjemahnya; Proyek Pengembangan DEPAG RI; Jakarta, 1978.

Baruya, Binti Husna; Skripsi: Aplikasi Sumber dan Penggunaan Dana Zakat,

Infak dan Shadaqah” (Studi pada BAZIS Masjid Jami‟ Malang). UIN

Malang, 2006.

Maslah, Arif; Skripsi: “Pengelolaan Zakat secara Produktif sebagai upaya pengentasan kemiskinan (Studi Kasus Pengelolaan Pendistribusian

Zakat oleh BAZIS di Tarukan, Candi, Bandungan, Semarang”).

STAIN Salatiga, 2012.

Hadi, M. Waluyo; Skripsi: “Sistem Pengelolaan Zakat “YAUMY” (Yayasan Amal

dan Usaha Muslim Yogyakarta) sebagai Upaya Pengentasan

Kemiskinan. UIN Sunan Kalijaga, Yogyakarta, 2012.

Nuha, Ulin; Skripsi: “Pendayagunaan Zakat untuk Usaha Produktif (Kajian

terhadap pasal 16 ayat (2) UU No.38 tahun 1999 tentang Pengelolaan Zakat.

CURICULUM VITAE

Nama : Yayuk Kamalin

Tempat/Tgl Lahir : Klaten, 12 Februari 1981 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : PNS Karyawan IAIN Salatiga

Status : Menikah

Alamat : Gang Kenari No. 12, Rt. 03/Rw. II Klaseman Salatiga

Riwayat Pendidikan :

1. SD Negeri Tempursari I Ngawen Klaten (Tahun 1987-1993) 2. SMP Negeri I Klaten (Tahun 1993-1996)

3. SMU Negeri I Karanganom Klaten (Tahun 1996-1999)

4. D.III Ilmu Perpustakaan dan Informasi Islam IAIN Sunan Kalijaga Yogyakarta (Tahun 1999-2002)

5. D.III Kearsipan UGM Yogyakarta (Tahun 2000-2003)

Riwayat Pekerjaan :

1. Tenaga Kontrak di Pemda Kabupaten Klaten (Tahun 2004) 2. PNS Karyawan IAIN Salatiga (Tahun 2005 s.d. sekarang)

Daftar Pertanyaan untuk Wawancara

1. Bagaimanakah latar belakang berdirinya LAZISMU Kota Salatiga? 2. Kapan berdirinya LAZISMU Kota Salatiga?

3. Dimanakah alamat kantor LAZISMU Kota Salatiga?

4. Bagaimanakah struktur organisasi LAZISMU Kota Salatiga? 5. Apa sajakah program-program kerja LAZISMU Kota Salatiga?

6. Bagaimanakah penghimpunan dana zakat di LAZISMU Kota Salatiga? 7. Bagaimanakah pendistribusian zakat yang dilakukan oleh LAZISMU Kota

Salatiga?

8. Bagaimanakah proses pendistribusian zakat untuk beasiswa pendidikan pada LAZISMU Kota Salatiga?

9. Syarat apa sajakah yang harus dipenuhi mustahiq (siswa) untuk mendapatkan dana zakat beasiswa dari LAZISMU Kota Salatiga? 10.Bagaimanakah proses pengawasan dalam pendistribusian zakat untuk

KEC. SIDOMUKTI KEC. TINGKIR

KEC. SIDOREJO

KEC. ARGOMULYO

KEC. SIDOREJO I KEC. SIDOREJO II

1. Amar Ma’ruf, MM.

2. Ibu Kartika Dyah 3. Bp. Riyanto, BA 4. Drs. Sugiman, M.Si. 5. Sri Lestari, S.Pd. 6. Drs. Badwan, M.Ag. 7. Ibu Gisti W. 8. Ibu Tri Wahyu E. 9. Ibu Sulistyo Rini 10. Sri Hastuti 11. Mukhlisun,

M.Pd. 12. Sukarta

13. Irfan Helmy, MA. 14. Drs. Sudarto 15. Drs. Mahfud 16. Hamba Allah 17. Indah

Rahmawati 18. Sapta Indras Nur

Jati 19. Mahrus, BA. 20. Drs. Zamachsari 21. Laili Adang 22. Bp. Rahmat 23. Sw. Hasthanti, S.Pd. 24. Drs. KH. Ali Muhson, MH. 25. Mamanya accaicci 26. Sarji 1. Sukemi, BA. 2. HMH 3. NN 4. IND 5. Harmi Suyitno 6. Suprapto 7. Siti Miratun 8. Rizal Setiawan 9. Hamba Allah (bunga) 10.Ayu Nurkasanah 11.Sutjipto 12.Qoulan Akbar 13.Agus Rahmat 14.H. Hariyanto 15.Ana Rahmawati 16.Erick Arifin 17.FS. Kuswindarto 1. A. Muhdi 2. Abdillah 3. H. A. Khudori 4. Abdul Basyir 5. Ahmad Rujito 6. Airin Mansur 7. Sharon Mansur 8. Ibu Siti Munfaati 9. Alan Husni Rohman 10.Arif DL 11.Sofia Ekowati 12.Widi Hidayat 13.H. Jayadi 14.Machasin 15.NN 16.Mashudi 17.Budi Juwono 18.Edi W. 19.Ita Wahyuni 20.Agus Heryantoro 21.H. Subandi 22.Eko Susilo 23.Nurchani Eko 24.Eny Rahmawati 25.Slamet Bajuri 26.H. Amin Muhajir 27.Hj. Siti Rukayah Djayus 28.Imron Rosyidi 29.Irawadi 30.Joko Wahyono 31.Juhaidi 32.Jihan Q. 33.Kristiyono & Suryani 34.M. Bashori 35.MR 36.Muhlasin/Wiwin 37.Raditia 38.Samsul M. 39.Ibu Bambang 40.Agus Budi Darmawan 41.Ahmad Kuri

Dokumen terkait