• Tidak ada hasil yang ditemukan

a. Bidang Sumber Daya Alam

1. Inventarisasi dan manajemen kesesuaian lahan untuk pertanian, perkebunan, dan kehutanan.

2. Perencanaan tata guna lahan. 3. Analisis daerah rawan bencana alam.

b. Bidang Perencanaan Wilayah

1. Perencanaan pemukiman transmigrasi. 2. Perencanaan tata ruang wilayah. 3. Perencanaan kota.

4. Perencanaan lokasi dan relokasi industri. 5. Perencanaan pemukiman dan pasar.

c. Bidang Kependudukan

1. Penyusunan data penduduk.

2. Penyediaan informasi sensus penduduk. 3. Sisitem informasi untuk pemilihan umum.

d. Bidang lingkungan

1. Pemantauan pencemaran sungai, danau, dan laut.

2. Evaluasi pengendapan lumpur di sekitar danau, sungai, dan pantai. 3. Pemodalan pencemaran udara dan limbah berbahaya.

e. Bidang Utility

1. Inventarisasi dan manajemen informasi jaringan PA.

2. Perencanaan pemeliharaan jaringan PAM dan jaringan listrik. 3. Sistem informasi pelangganan PAM dan listrik.

4. Inventarisasi infrastruktur/fasum.

f. Bidang Bisnis

untuk penentuan lokasi bisnis yang prospektif untuk bank, swalayan, mesin ATM, counter, outlet, dan gudang.

g. Bidang Perpajakan

1. Menaksir potensi pendapatan dari pajak bumi bangunan (PBB). 2. Sistem informasi untuk penarikan pajak.

7

h. Bidang kelautan

untuk inventarisasi dan manajemen stasiun pengamatan pasang surut, daerah pesisir pantai, daerah wisata laut, dan tanah laut.

i. Bidang pendidikan

1. Penentuan kesesuaian lokasi pendidikan. 2. Sistem informasi akademis.

j. Bidang transportasitasi

1. Inventarisasi jaringan transportasitasi.

2. Perencanaan perluasan jaringan transportasitasi. 3. Analisis rawan kemacetan dana bahaya kecelakaan. 4. Analisis alternatif rute tersingkat.

k. Bidang kesehatan

1. Penyediaan data spasial dan data atribut yang menggambarkan pola penyebaran penderitaan suatu penyakit.

2. Inventarisasi tenaga medis dan fasilitas pendukungnya.

l. KomPonen geoDeSi untuK DAtA SPASiAl

Data spasial, seperti sekolah, jalan, dan pemukiman harus berefrensi geografi. Alat referensi data spasial, yaitu konsep geodesi (geodesi merupakan ilmu pengukuran dan pemetaan permukaan bumi). Konsep geodesi menentukan posisi (koordinat) horizontal, yaitu posisi berdasarkan lintang dan bujur. Posisi horizontal ini dikonversikan ke sistem koordinat 2D dengan ketinggiannya atau kedalamannya dikonversikan ke sistem koordinat kartesian 3D.

x

x,y

y

z

y

x

Sistem koordinat Sistem koordinat kartesian 2D kartesian 3D

1

geografi

06

SESI 6

INDUSTRI

A. PengertiAn industri

a. Semua kegiatan di bidang ekonomi yang bersifat produktif.

b. Semua kegiatan yang bersifat mengubah atau mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi.

B. syArAt BerdirinyA industri

a. Tersedia modal

b. Tersedia bahan mentah c. Tersedia tenaga kerja d. Tersedia energi

e. Tersedia pasar (konsumen)

f. Tersedia alat transportasi dan komunikasi g. Stabilitas politik dan keamanan terjamin h. Melaksanakan AMDAL

C. FAktor yAng MenentukAn LokAsi industri

a. Dekat dengan bahan mentah atau baku b. Dekat tenaga kerja

c. Dekat energi d. Dekat pasar

MATERI D

AN L

ATIHAN SO

AL SBMPTN

TOP LE

VEL - XII SM

A

2

e. Transportasi lancar f. Air cukup

g. Lahan luas dan datar

h. Ada manajemen yang handal i. Ada kebijakan pemerintah

d. suBstitusi industri

Substitusi industri adalah kebijakan substitusi impor dengan cara memproduksi barang-barang yang diimpor.

a. Manfaat substitusi impor (si)

1. Mengurangi ketergantungan pada impor 2. Memperkuat sektor industri

3. Memperkuat kesempatan kerja sehingga tenaga kerja yang melimpah di sektor pertanian dapat diserap oleh sektor industri tanpa mengurangi pengeluaran sektor pertanian

4. Menghemat devisa

b. kelemahan substitusi impor

1. Menguntungkan perusahaan asing yang menanam modal di sektor industri SI 2. Menimbulkan gejala monopoli (pembatasan produsen)

e. kLAsiFikAsi industri

a. Aneka industri : makanan, minuman, dan kerajinan. Industri logam : besi, baja, timah, dan mesin.

Industri kimia : pupuk, obat, semen, ban, kertas, dan cat. Industri kecil/tekstil : batik, pemintalan, rajutan, dan konveksi. b. Berdasarkan bahan mentah

1. Industri agraris: bahan mentahnya hasil pertanian. Contoh: minyak goreng, teh, gula, kopi, dan tekstil.

2. Industri non-agraris: bahan mentahnya dari hasil pertambangan. Contoh: besi, baja, semen, dan minyak bumi.

c. Berdasarkan proses produksi

1. Industri hulu: mengolah bahan mentah menjadi barang setengah jadi. Contoh: kertas, koran, kain, lembaran karet, lembaran besi, dan aluminium. 2. Industri hilir: mengolah barang setengah jadi menjadi barang jadi.

Contoh: kertas koran menjadi koran, lembaran karet menjadi ban, dan aluminium menjadi alat-alat dapur.

3

d. Berdasarkan hasil produksi

1. Industri berat: menghasilkan mesin-mesin dan alat-alat produksi. Contoh: baja, mesin-mesin pabrik, dan kendaraan.

2. Industri ringan: menghasilkan barang jadi yang langsung dipakai masyarakat. Contoh: makanan, minuman, obat-obatan, hasil kerajinan, dan tekstil.

e. Berdasarkan asal modal

1. Industri PMDN: modal dari penanaman modal dalam negeri (pemerintah dan pengusaha swasta nasional)

2. Industri PMA: modalnya dari penanam modal asing.

3. Industri patungan: modalnya dari swasta nasional dan modal asing. f. Berdasarkan pasarnya

1. Industri lokal: pasarnya di negeri saja karena mudah rusak. Contoh: kue basah, ikan segar, dan daging segar.

2. Industri dasar: pasarnya di dalam dan di luar negeri. Contoh: tekstil, mebel, dan pesawat.

g. Berdasarkan produktivitas perdagangan

1. Industri primer: menghasilkan barang-barang tanpa pengolahan lebih lanjut. Contoh: anyaman bambu, kerajinan tanah liat, dan kulit.

2. Industri sekunder: menghasilkan barang-barang yang membutuhkan pengolahan lebih lanjut.

Contoh: benang, kain, terigu, karton, kawat, coklat, pipa, besi, dan plastik. 3. Industri tertier: bergerak di bidang jasa, pelayanan, atau fasilitas.

Contoh: transportasi, keuangan, pendidikan, kesehatan, dan asuransi. h. Jenis-Jenis industri lain

1. Industri campuran: menghasilkan lebih dari satu macam barang karena saling membutuhkan.

2. Industri trafik: semua bahan mentahnya dari impor. Contoh: wol, anggur, dan bir.

3. Industri ekstraktif: bahan mentahnya langsung diambil dari alam.

Contoh: ikan asin, bandeng, udang, anyaman bambu dan rotan, buah, bunga hias, besi, serta emas.

F. orientAsi LokAsi industri

a. Industri Berlokasi Dekat Bahan Baku.

1. Contohnya industri semen, batu bara, dan kayu lapis. Faktor penyebab: • Butuh bahan baku banyak.

• Indeks material (IM) lebih besar dari satu.

4

2. Contoh industri susu, gula, dan gas. Faktor penyebab: • Butuh bahan baku banyak.

• Indeks material labih besar dari satu.

• Ongkos angkut bahan baku lebih mahal dibandingkan ongkos angkut barang jadi.

• Bahan baku cepat rusak.

Indeks Material = Berat Bahan Baku