• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB 3 TINJAUAN KHUSUS

3.2 PT. KIMIA FARMA APOTEK

PT. Kimia Farma Apotek (KFA) merupakan anak perusahaan dari PT. Kimia Farma (Persero), Tbk. PT. KFA didirikan pada tanggal 4 Januari 2002 dengan bidang usaha ritel produk-produk farmasi. PT. Kimia Farma Apotek yang dahulu terkoordinasi dalam Unit Apotek Daerah (UAD) sejak bulan Juli tahun 2004 dibuat dalam orientasi bisnis manajer dan apotek pelayanan sebagai hasil restrukturisasi organisasi. Manajemen PT. Kimia Farma Apotek melakukan perubahan struktur (restrukturisasi) organisasi dan sistem pengelolaan SDM dengan pendekatan efisiensi, produktifitas, kompetensi dan komitmen dalam rangka mengantisipasi perubahan yang ada.

Satu diantaraperubahan yang dilakukan adalah dengan mengubah persepsi dan citra lama tentang Kimia Farma, dari sekedar gerai penjualan obat menjadi pusat pelayanan kesehatan atau health center, yang didukung oleh berbagai aktivitas penunjang seperti laboratorium klinik, optik, praktek dokter, dan gerai untuk obat-obatan tradisional Indonesia.

Perubahan yang dilakukan secara fisik antara lain dengan memperbaharui penampilan eksterior dan interior dari apotek-apotek Kimia Farma yang tersebar di seluruh Indonesia. Bersamaan itu diciptakan pula budaya baru di lingkungan setiap apotek untuk lebih berorientasi kepada konsumen, dimana setiap apotek Kimia Farma haruslah mampu memberikan pelayanan yang bermutu, penyediaanobat yang baik dan lengkap, dan kenyamanan baik bagi pasien maupun pegawai. Jumlah apotek Kimia Farma per 2014 adalah 550 apotek yang tersebar di seluruh Indonesia. Pada saat ini, unit Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan, merupakan hal terdepan dari PT. Kimia Farma Apotek dalam melayani kebutuhan obat kepada masyarakat. Unit BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah tertentu, dengan tugas menangani administrasi permintaan barang dari apotek pelayanan yang berada di bawahnya, administrasi pembelian atau pemesanan barang, administrasi piutang dagang, administrasi hutang dagang dan administrasi perpajakan.

Terdapat dua jenis apotek di Kimia Farma, yaitu apotek administrator yang sekarang disebut sebagai Business Manager (BM) dan Apotek Pelayanan.Apotek BM membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah.Apotek BM bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi apotek pelayanan yang berada di bawahnya.Dengan adanya konsep BM diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien, demikian juga kemudahan dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah. Secara umum keuntungan yang didapat melalui konsep BM adalah :

b. Apotek-apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga mutu pelayanan akan meningkat yang diharapkan berdampak pada peningkatan penjualan.

c. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang diharapkan berimbas pada efisiensi biaya administrasi.

d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh sumber barang dagangan yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar range margin atau HPP rendah.

Fokus dari apotek pelayanan adalah pelayanan perbekalan farmasi dan informasi obat pasien, sehingga layanan apotek yang berkualitas dan berdaya saing mendukung dalam pencapaian laba melalui penjualan setinggi-tingginya.

3.2.1 Visi dan Misi a. Visi

Menjadi perusahaan jaringan layanan Farmasi yang terkemuka di Indonesia. b. Misi

1. Memberikan jasa layanan prima atas ritel farmasi dan jasa terkait serta memberikan solusi jasa layanan kefarmasian bagi pelanggan.

2. Meningkatkan nilai perusahaan untuk pemegang saham dan

pihak-pihak yang berkepentingan dengan berdasarkan prinsip GCG (Good

Cooperate Governance).

3. Mengembangkan kompetensi dan komitmen sumber daya manusia yang lebih profesional untuk meningkatkan nilai perusahaan dan kesejahteraan sumber daya manusia.

3.2.2 Struktur Organisasi

PT. Kimia Farma Apotek dipimpin oleh seorang Direktur Utama (Manager Director) yang membawahi Direktorat Operasional, Direktorat Keuangan dan Direktorat Sumber Daya Manusia memiliki fungsinya masing-masing. Struktur organisasi PT. Kimia Farma Apotek secara rinci dapat dilihat pada Lampiran.

PT Kimia Farma Apotek menggunakan sistem Distribution Centre (DC) melalui pembentukan suatu unit Business Manager yang membawahi beberapa Apotek Pelayanan yang berada dalam suatu wilayah. Business Manager bertugas menangani pembelian, penyimpanan barang dan administrasi Apotek Pelayanan yang berada di bawahnya.

Dengan adanya unit BM, diharapkan pengelolaan aset dan keuangan dari Apotek dalam satu area menjadi lebih efektif dan efisien serta mudah dalam pengambilan keputusan-keputusan yang menyangkut antisipasi dan penyelesaian masalah. Secara umum keuntungan yang diperoleh melalui konsep BM adalah: a. Koordinasi modal kerja menjadi lebih mudah.

b. Apotek pelayanan akan lebih fokus pada kualitas pelayanan, sehingga mutu pelayanan akan meningkat yang diharapkan akan berdampak pada peningkatan penjualan.

c. Merasionalkan jumlah SDM terutama tenaga administrasi yang diharapkan berimbas pada efisiensi biaya administrasi.

d. Meningkatkan bargaining dengan pemasok untuk memperoleh harga yang lebih murah, dengan maksud agar dapat memperbesar range margin atau HPP rendah.

Namun sistem ini juga mempunyai kelemahan antara lain penyediaan obat di apotek pelayanan relatif lebih lama karena membutuhkan proses pengumpulan data pemesanan dari seluruh apotek pelayanan ke BM, dan pengiriman barang membutuhkan waktu lebih banyak.

PT. Kimia Farma Apotek membawahi Apotek Kimia Farma (KF) yang wilayah usahanya terbagi menjadi 55 wilayah Unit Bisnis yang menaungi 550 Apotek Kimia Farma di seluruh Indonesia. Untuk wilayah Jabodetabek dibagi menjadi 9 Unit Bisnis per Agustus 2014, yaitu :

a. Unit Bisnis Jaya 1, membawahi wilayah jakarta

b. Unit Bisnis Jaya II, membawahi Jakarta Pusat, Jakarta Utara, Jakarta Timur dan Bekasi dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 48, di Matraman

c. Unit Bisnis Bogor, membawahi wilayah Bogor dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 50 Bogor

d. Unit Bisnis Tangerang, dengan BM di Apotek Kimia Farma No. 78 Tangerang

e. Unit Bisnis Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo, Rumah Sakit M. Ridwan Meuraksa dan Rumah Sakit Umum daerah Karawang dengan BM di Rumah Sakit CiptoManunkusumo

f. Unit Bisnis Depok g. Unit Bisnis Cilegon h. Unit Bisnis Bekasi

i. Unit Bisnis Manager Sukabumi

3.2.3 Layanan Plus

a. Merespon perubahan yang terjadi di masyarakat, khususnya menyangkut peningkatan kesadaran kesehatan, Kimia Farma telah mencanangkan perubahan paradigma menjadi “health care company”. Hal ini ditandai dengan pengembangan usaha baru di layanan laboratorium klinik dan klinik kesehatan.

b. Apotek Kimia Farma telah disulap menjadi one stop service provider untuk komunitas disekitarnya. Dengan demikian, apotek Kimia Farma tentunya tidak lagi sekedar menyediakan obat, tetapi juga menawarkan penunjang diagnosa dan pemeliharaan kesehatan yang dibutuhkan masyarakat.

c. Paradigma baru menyangkut pelayanan kesehatan itu terus dikembangkan, antara lain dengan terus meningkatkan jumlah layanan swalayan farmasi di apotek serta penambahan ruang praktek dokter. Selain itu, untuk menambah rasa nyaman bagi konsumen, PT. Kimia Farma juga terus melakukan renovasi sekaligus penataan lay out ruangan.

Dokumen terkait