• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II Landasan Teori

A. Kajian Teori

2. Aqidah Akhlak

Peraturan Menteri Agama No 912 tahun 2013 tentang standar isi pendidikan agama Islam dan bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah mendefinisikan bahwasannya aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al asma al husna, serta penciptaan suasana keteladanan

10

Jadi pelajaran aqidah akhlak Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang pokok pokok keimanan dan juga pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

3. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun

Husnudzan menurut bahasa adalah berbaik sangka. Sedangkan menurut istilah adalah berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau dilakukan orang lain. Orang yang mempunyai sifat husnudzan selalu memandang orang lain dengan kacamata kebaikan. Maka orang yang selalu ber-husnudzan akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Jika seseorang berbuat baik kepadanya, maka ia akan sangat berterimakasih atas kebaikannya dan berusaha membalas kebaikan itu. Namun, jika ada orang yang berbuat tidak baik maka ia tidak akan membalas dengan hal-hal yang tidak baik pula. Akan tetapi dia akan mencari sisi baiknya dan selalu mengintropeksi dirinya sendiri.

Sedangkan tawadhu’ adalah rendah hati atau tidak sombong. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah Swt. Dengan keyakinannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikit pun dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain. Tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah hati dan selalu menjaga hati serta menjaga niatnya semata-mata karena Allah.

11

Adapun tasamuh menurut istilah adalah ”sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan pemaaf. Dalam pengertian istilahnya, tasamuh adalah ”sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan oleh ajaran Islam”. Sikap tasamuh perlu dibangun dalan diri setiap individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan antar sesama manusia. Dengan tasamuh dapat menjauhkan diri dari sifat kesombongan dan keangkuhan.

Adapun ta`aawun adalah tolong-menolong antar sesama umat manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama

(Kementrian Agama, 2015:103-104). 4. Model Pembelajaran Learning Cycle

Karplus dan Their dalam Renner dalam Agus Suprijono (2016: 219) mengemukakan bahwa model pembelajaran learning cycle atau siklus belajar adalah model pembelajaran berpusat pada peserta didik. model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus. Model pembelajaran siklus berorientasi pada teori Piaget, teori pembelajaran kognitif dan aplikasi model pembelajaran konstruktivis. Pendekatan kontruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses belajar mengajar. Pendekatan kontruktivisme ini memiliki satu prinsip yang paling penting dalam psikologi pendidikan adalah bahwa guru tidak

12

hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Trianto (2007:28) mengemukakan bahwa guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan secara sadar menggunkan model mereka sendiri untuk belajar. Pembelajaran model bersiklus ini terdiri atas 5 fase, yaitu enggagment, exploration, explanation, elaboration/extention dan evaluation.

Menurut Trianto (2007:62) kelebihan model pembelajaran learning cycle adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran

b. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain

c. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, tanggumg jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi

d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

Sedangkan kelemahan model pembelajaran ini adalah sebagai berikut:

a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai materi dan langkah-langkah pembelajaran

13

b. Menurut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

c. Memerlukan pengelolaan kelas yang terencana dan terorganisasi d. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action

Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tetapi selama PTK ini terjadi kesalahpahaman tentang PTK khususnya pada istilah “kelas” dan “tindakan”.

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki pemahaman dari praktik mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Kemmis dan MC Taggart (1998) dikutip dalam buku Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran (2016: 22) membagi PTK menjadi 4 tahap:

14

Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap sebagai usulan solusi permasalahan. Rencana dibuat setelah melakukan analisis permasalahan dan menemukan penyebab atau akar permasalahan.

b. Tindakan

Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah disusun

c. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya observasi dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang berlangsung.

d. Refleksi

Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan perbaikan terhadap rencana awal.

Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan problem dalam bentuk problem pembelajaran yaitu tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap mata pelajaran Aqidah Akhlak

15

rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki tingkat keberhasilan belajar siswa dengan kegiatan penelitian. Penelitian tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara berkesinambungan dimana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan dari siklus sebelumnya yang menjadi patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang baik. Apabila digambarkan alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Adapun skema berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut 2. Subjek Penelitian Perencanaan Pelaksanaan SIKLUS I Refleksi Pengamatan Perencanaan SIKLUS II Refleksi Pelaksanaan Pengamatan ?

16

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII C MTs Negeri 1 Windusari yang berjumlah 30 siswa yang semuanya adalah perempuan.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian di MTs Negeri 1 Windusari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang di kelas VIII C

4. Waktu Penelitian

a. Pada tanggal 14 februari 2018 pelaksanaan observasi pra siklus b. Pada tanggal 21 februari 2018 pelaksanaan siklus I

c. Pada tanggal 28 februari 2018 pelaksanaan siklus II 5. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan bahwa dalam penelitian tindakan kelas(PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action), Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection).

Adapun langkah-langkah penelitian sbagai berikut a. Perencanaan Tindakan

1) Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia 2) Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VIII C

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

4) Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran yaitu learning cycle

17 6) Membuat lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (penerapan model learning Cycle) dan kegiatan penutup.

c. Observasi

Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran berlangsung. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah penelitian

6. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

a. Lembar observasi, alat yang digunakan untuk mengamati secara langsung kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran.

18

b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperolehkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi dalam mata pelajaran Aqidah akhlak materi aqidah Islam

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiantindakan kelas ini adalah :

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan.

b. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dan untuk memperolehkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Aqidah Islam

c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010: 93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau gambar selama proses belajar mengajar

19

berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

8. Analisis Data

Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes, observasi, dan wawancara.

a. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Keterangan:

% : Persentase

F: Jumlah siswa yang tuntas belajar

N: Jumlah semua siswa (Djamaroh, 2005:264-265) b. Menghitung nilai rata-rata kelas

X=

Keterangan

Σx : Jumlah nilai keseluruhan siswa

ΣN : Jumlah siswa

X = Nilai rata-rata (Djamaroh, 2005:302) c. Aktivitas Guru

Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi selama guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala

% = 𝐹

20

penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3= baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.

9. Sistematika Penulisan

a. Bagian awal terdiri dari : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan, motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

b. Bagian inti terdiri dari :

BAB I, Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II, Landasan Teori, terdiri dari uraian yang mengenai : hasil belajar, aqidah akhlak materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun,model learning cycle. Kajian Pustaka yang terdiri dari penelitian-penelitian terdahulu.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai: gambaran umum MTs Negeri 1 Windusari, subjek penelitian, waktu penelitian, dan deskripsi pelaksanaan siklus.

21

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V, Penutup. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

c. Bagian Akhir, pada bagian akhir terdiri dari daftar pustaka, lampiran lampiran, dan riwayat hidup peneliti.

22 BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Definisi Peningkatan Hasil Belajar a. Belajar

Menurut Hamdayama (2016: 28) Belajar adalah usaha yang dilakukan secara sadar supaya mengetahui atau dapat melakukan sesuatu. Menurut Throndike dalam Hamdayama (2016: 36) belajar adalah proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan). Belajar juga dapat dilakukan dengan mencoba coba coba (trial and error). Hinzman dalam Rohman (2015: 174) belajar ialah suatu perubahan yang terjadi pada diri organism disebabkan pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku organism itu. Dengan demikian perubahan yang disebabkan pengalaman tersebut baru bisa dikatakan kalau belajar baru mempengaruhi organism.

Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari firman Allah dalam Q.S An-Nahl: 78































23

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S An-Nahl: 78)

Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu pun, maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan proses internal siswa dalam rangka menuju tingkat kematangan.

Dari uarian diatas penulis menyimpilkan bahwa belajar adalah semua aktifitas mental atau psikis yang menimbulkan perubahan tingkah laku terhadap diri seseorang.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W (2007) dalam Lilik Sriyanti, Suwardi dkk (2014: 15)

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku

2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen

3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itubisa jadi bersifat potensial

4) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan c. Hasil belajar

Hasil adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (KKBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang

24

dimyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui bagaimana proses itu dilakukan apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu.

Menurut Djamarot dan Zain (2014: 106) yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Benyamin S. Bloom dalam Sudjana (1995: 24) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik.

1) Ranah Kognitif, terdiri dari 6 aspek, yaitu:

a) Pengetahuan hafalan (Knowledge) ialah tingkat kemampuan untuk mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai dan menggunakannya

25

b) Pemahaman, adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman dibagi menjadi tiga, yaitu pemahaman terjemah, pemahaman penafsiran dan pemahaman eksplorasi

c) Aplikasi atau penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit yang dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis

d) Analisis, adalah kemampuan menguraikan suatu integrasi atau situasi tertentu kedalam komponen-komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya

e) Sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh

f) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, ranah afektif terdiri dari

a) Menerima, merupkan tingkat terendah tujuan ranah afektifberupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang meningkat secara lebih afektif

b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi stimulus dan rasa terikat serta secara aktif memperhatian

26

c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut untuk mencapai jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas yang terjadi

d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya

e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.

3) Ranah Psikomotor

Ranah ini berhubungan dengan keterampilan motorik, memanipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi saraf dan koordinasi badan antara lain:

a) Gerakan tubuh, merupakan gerakan kemampuan tubuh yang mencolok

b) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola dari gerakan yang dikoordinasikan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga dan badan

c) Perangkat komunikasi non verbal, merupakan kemampuan mengadakan komukasi tanpa kata

27

d) Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan

berkomunikasi secara lisan.

2. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor. Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Faktor lingkungan

1) Lingkungan alam (tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan).

2) Lingkungan sosial budaya (hubungan manusia sebagai makhluk sosial

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah memiliki tujuan yang hendak dicapai, program sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan dan hasil belajar mengajar. Faktor instrumental adalah seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan, yang meliputi

1) Kurikulum, merupakan komponen pokok yang harus ada dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap guru harus menjabarkan isi kurikulum kedalamprogram yang lebih rinci dan jelas sasarannya

2) Program, keberhasilan pendidikan bergantung pada baik tidaknya program pendidikan yang dirancang

3) Sarana dan fasilitas, kedua hal tersebut memiliki arti penting dalam pendidikan. Seperti gedung, ruang kelas, perpustakaan

28

dan lain sebagainya. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik

4) Guru, merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan, kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya. c. Kondisi fisiologis

1) Kesehatan jasmani, kondisi ini sanagt berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang

2) Gizi cukup (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah ngantuk, sukar menerima pembelajaran)

3) Kondisi panca indra. d. Kondisi Psikologis

Belajar hakikatnya adalah proses psikologis oleh karena itu semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Minat

Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adanya hubungan antara diri sendiri dan dengan dari luar, makin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.

2) Kecerdasan

Kecerdasan dan umur mempunyai hubungan yang sangat erat. Perkembangan seseorang dari yang kongkrit ke yang

29

abstrak tidak bisa di pisahkan dari perkembangan

intelegensinya. 3) Bakat

Bakat adalah faktor yang besar pengaruhnya terhadap proses dan hasil belajar seseorang.

4) Motivasi

Motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tidak berkembang karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat.

5) Kemampuan kognitif

Kemampuan ini yang selalu dituntut pada peserta didik untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

3. Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari lafadz „aqada-yu’qidu dari wazan fa’ala-yaf’ilu yang berarti menyimpulkan atau mengadakan perjanjian. Kemudian kata itu dirubah kedalam wazan ifta’ala yafta’ilu menjadi i’taqoda-ya’taqidu- iqtitaad yang memiliki arti meyakini atau mempercayai (Ahmad Warson Munawwir, 1997:95)

30

Menurut istilah, aqidah berarti keimanan seorang hamba kepada Allah. Terdapat 3 aspek dalam agama islam yaitu Aqidah, Syariat dan Akhlak. Diantara ketiganya, Aqidah adalah aspek yang paling penting dah harus lebih dahulu dimiliki oleh seorang hamba. Aqidah harus mantap dan tanpa keraguan karena merupakan pondasi dari syariat dan akhlak. Aqidah yang benar adalah aqidah yang terdapat dalam Al Quran dan Al Hadist (Azyumardi azra, 2005: 133).

Akhlak secara bahasa jamak dari kata khuluk yang berarti tabiat, budi pekerti atau kebiasaan. Menurut pendapat Ibn miskawaih yakni pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan, bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan perimbangan (Abuddin Nata, 1996: 3).

Jadi, aqidah akhlak di Madrasah Tsnawiyah adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang pokok-pokok keimanan dan juga pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami

melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peraturan Menteri Agama No 912 Tahun 2013 tentang standar isi pendidikan agama islam dan bahasa arab di madrasah mendefinisikan bahwasannya aqidah akhlak merupakan salah satu mata pelajaran pendidikan agama islam yang mempelajari tentang

31

rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al asma al husna, serta penciptaan suasana keteladanan b. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mengenai fungsi pembelajaran aqidah akhlak dalam standar kompetensi MTs aqidah akhlak 2014 telah dijelaskan:

1) Penanaman nilai ajaran agama islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

2) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah ditanamkan leboh dahulu dalam lingkungan keluarga.

3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui aqidah akhlak

4) Perbaikan kesalahan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan sehari hari

5) Pencegahan peserta didik dari hal hal negatif dari lingkungan atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari hari. 6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan

akhlak serta sistem dan fungsionalnya.

7) Penyaluran peserta didik untuk mendalami aqidah akhlak pada jenjang pembelajaran yang lebih tinggi.

32

c. Tujuan Mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Pembelajaran aqidah akhlak MTs bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta

pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta

Dokumen terkait