• Tidak ada hasil yang ditemukan

ENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "ENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN MELALUI MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 20172018 SKRIPSI"

Copied!
150
0
0

Teks penuh

(1)

i

ENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI

HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH

DAN

TA’AWUN

MELALUI MODEL

LEARNING CYCLE

PADA

SISWA KELAS VIII C

MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nurul Uma

NIM: 111-14-072

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(2)
(3)

iii

PENINGKATAN HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI

HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH

DAN

TA’AWUN

MELALUI MODEL

LEARNING CYCLE

PADA

SISWA KELAS VIII C

MTs NEGERI 1 WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG

TAHUN PELAJARAN 2017/2018

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Kewajiban dan Syarat Guna

Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Oleh:

Nurul Uma

NIM: 111-14-072

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SALATIGA

(4)
(5)
(6)

vi

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN DAN KESEDIAAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini

Nama : Nurul Uma

NIM : 111-14-072

Fakultas : Tarbiyah dan Ilmu Keguruan

Menyatakan bahwa skripsi yang saya buat ini benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain. Pendapat atau temuan

orang lain yang terdapat dalam skripsi ini dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Skripsi ini diperbolehkan untuk dipublikasikan oleh perpustakaan

(7)

vii

MOTTO

اَّنلِل ْمُهُعَفْنَأ ِساَّنِلا َرْيَخَو ، ُفِّلؤُي َلََو ، ُفِلْأَي َلَ ْنَمْيِف َرْيَخ َلََو ، ُفَلَؤُيَو ُفَّلَأُي ُنِمؤُمْلَا

ِس

Orang beriman itu bersikap ramah, dan tidak ada kebaikan bagi seorang yang

tidak bersikap ramah. Dan sebaik-baik manusia adalah orang yang paling

(8)

viii

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat serta karunia-Nya,

karya skripsi ini penulis susun dan persembahkan kepada:

1. Keluargaku ayah dan ibu tercinta, bapak Amar dan Ibu Istiqomah yang selalu

memberikan doa, nasihat, kasih sayang, dan motivasi dalam kehidupanku 2. Kakakku Mas Khanif, Mas Furqon, Mas Budi dan Mbak Aniroh yang

tersayang dan selalu berpartisipasi memberikan dukungan, support dan

doanya untukku

3. Sahabatku Edy Winasis yang selalu memberikan dukungan, semangat,

motivasi, dan doanya dalam menempuh gelar sarjana ini

4. Dosen Pembimbing Skripsiku, Bp. Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd. yang selalu memberikan pengarahan serta bimbingan dengan penuh kesabaran

selama proses skripsi ini

5. Keluarga Rumah Tahfidz Darul „Ilmi Salatiga, Mbak Maryam, Dek Dyah,

Mbak Yuli, Mbak Alif, Mbk Vina, Mbak rina, Dek Kholis, Dek Zizah, Dek Lala yang selalu memberikan dukungan dan semangat

6. Tim KKN posko Ngeles 2018 Mbak Erna, Mbak cilvi, Mbak Iin, Adekku

Dea dan Rifai yang selalu memberikan dukungan, semangat, motivasi, dan doanya dalam menempuh gelar sarjana ini

7. Tim PPL MTs Tarqiyyatul Himmah Pabelan 2017 Mb Amin, Mba Dyan, Mba Ina, Rista, Suryanti, Arif, Budi dan Ulin.

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur dipanjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat, taufik, hidayah serta inayahNya yang telah diberikan

kepada hambanya yang lemah ini, sehingga penulis dapa menyelsaikan skripsi yang berjudul “PENINGKATAH HASIL BELAJAR AQIDAH AKHLAK

MATERI HUSNUZHAN, TAWADHU’, TASAMUH DAN TA’AWUN MELALUI

MODEL LEARNING CYCLE PADA SISWA KELAS VIII C MTs NEGERI 1

WINDUSARI KABUPATEN MAGELANG TAHUN PELAJARAN 2017/2018”

Shalawat serta salam senantiasa tersanjungkan kehadirat nabiyullah Muhammad SAW, sebagai nabi akhir zaman yang mampu memberikan syafaatnya kepda seluruh umatnya. Besar harapan agar menjadi salah satu golongan umat beliau yang memperoleh syafa‟at agung dihari kiamat nanti. Aamiin.

Dalam penulisan skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, bantuan dan

motivasi dari berbagai pihak. Untuk itu, peneliti menyampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan bantuannya, khusunya kepada:

1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd., selaku Rektor IAIN Salatiga

2. Bapak Suwardi, S.Pd., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu Keguruan IAIN Salatiga

3. Ibu Hj. Siti Rukhayati M.Ag., selaku dosen ketua jurusan PAI IAIN Salatiga 4. Bapak Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd selaku pembimbing skripsi yang

(10)

x

5. Ibu Khusniati Marzuqoh, S.Ag selaku guru Aqidah Akhlak Mts Negeri 1 Windusari

6. Seluruh dosen IAIN Salatiga yang telah mengantarkan ilmu dan pengetahuan yang tak terhingga kepada penulis

7. Seluruh teman-teman yang senantiasa memberikan semangat dan motivasinya 8. Rekan-rekan seperjuangan dan semua pihak yang tidak bisa disebutkan satu

persatu yang telah memberikan pertolongan kepada penulis

Penulis menyadari bahwa skripsi ini tentu masih mengandung banyak kesalahan yang tidak disengaja. Kesalahan tersebut tentu bersumber dari penulis

sendiri. Oleh karena itu, peneliti dengan kerendahan hati memohon kritik dan saran dari pembaca dan seluruh pihak yang berkompeten dalam skripsi ini. Peneliti berharap sumbangsi saran dan kritik tersebut mampu membuat skrpsi ini

menjadi lebih baik. Akhirnya peneliti berharap semoga skripsi ini bermanfat bagi peneliti dan pembaca pada umumnya.

Salatiga, 10 Maret 2018 Penulis

(11)

xi

ABSTRAK

Uma, Nurul. 2018. Peningkatan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun Melalui Model Learning Cycle pada Siswa Kelas VIII C MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaran 2017/2018. Skripsi. Jurusan Tarbiyah. Program Studi Pendidikan Agama Islam. Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga. Pembiming: Dr. Fatchurrahman, S.Ag., M.Pd.

Kata Kunci:, Aqidah Akhlak, Hasil Belajar, Model Learning Cycle

Pembelajaran Aqidah Akhlak di Madrasah Tsanawiyah Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang menunjukan adanya kendala, salah satunya adalah rendahnya hasil belajar peserta didik. skripsi ini bertujuan untuk mengetahui model pembelajaran Learning Cycle dapat meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun di kelas VIII C Semester 2 MTs Negeri 1 Windusari Tahun pelajaran 2017/2018.

Penelitian ini merupakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Subjek penelitian adalah seluruh siswa kelas VIII C Semester 2 MTs Negeri 1 windusari yang berjumlah 30 siswa. Penelitian dilakukan melalui dua siklus yaitu siklus I dan siklus II. Setiap siklusnya terdiri dari empat tahapan, yaitu perencanaan, pelaksanaan, pengamatan dan refleksi. Pengumpulan data menggunakan dokumentasi, observasi dan tes tertulis. Analisis data menggunakan teknik analisis kuantitatif.

(12)

xii

DAFTAR ISI

SAMPUL... i

LEMBAR BERLOGO ... ii

HALAMAN JUDUL ... iii

PERSETUJUAN PEMBIMBING ... iv

PENGESAHAN KELULUSAN ... v

PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ... vi

MOTTO...vii

PERSEMBAHAN ...viii

KATA PENGANTAR ...ix

ABSTRAK ...xi

DAFTAR ISI ... xii

DAFTAR TABEL ... xvi

DAFTAR GAMBAR ... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN ...1

A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Rumusan Masalah ...6

C. Tujuan Penelitian ...6

D. Manfaat Penelitian...6

E. Hipotesis...8

(13)

xiii

G. Definisi Operasional...9

H. Metode Penelitian...13

1. Rancangan Penelitian ...13

2. Subyek Penelitian ...15

3. Lokasi Penelitian...16

4. Waktu Penelitian...16

5. Langkah-langkah Penelitian ...16

6. Instrumen Penelitian ...17

5. Teknik Pengumpulan Data ...18

6. Analisis Data ...19

I. Sistematika Penulisan ...20

BAB II Landasan Teori ...22

A.Kajian Teori...22

1. Definisi Peningkatan Hasil Belajar ...22

a. Definisi Belajar...22

b. Ciri-ciri Belajar...23

c. Hasil Belajar...24

d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar...24

e. Faktor Yang Mempengaruhi Proses Hasil...27

2. Aqidah Akhlak ...29

a. Pengertian Aqidah Akhlak...29

b. Fungsi MAPEL Aqidah Akhlak...31

(14)

xiv

d. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak MTs...32

B. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun...33

1. Husnuzhan ...33

a. Pengertian Husnuzhan... ...33

b.Hukum dan Bentuk Husnuzhan...34

c. Dampak Sifat Husnuzhan...35

2. Tawadhu’ ...36

a. PengertianTawadhu’…...36

b.Hukum dan BentukTawadhu’…...36

c. Dampak Sifat Tawadhu’...37

3. Tasamuh ...37

a. Pengertian Tasamuh... ...37

b.Hukum dan Bentuk Tasamuh...38

c. Dampak Sifat Tasamuh...38

4.Ta’awun ...38

a. PengertianTa’awun...38

b.Hukum dan BentukTa’awun...39

c. Dampak SifatTa’awun...39

C. Model Learning Cycle...39

1. Pengertian Model Learning Cycle ...39

2. Fase Pembelajaran Model Learning Cycle ... 42

3. Penerapan Model Learning Cycle di Kelas ...44

(15)

xv

D. Kajian Pustaka...49

BAB III PELAKSANAAN PENELITIAN ...53

A. Deskripsi Awal ...53

1. Gambaran Umum MTs N 1 Windusari...53

2. Visi dan Misi Madrasah ...53

3. Tenaga Pendidik ...54

4. Peserta Didik...56

5. Pelaksanaan Penelitian...57

B. Deskripsi Pelaksanaan Siklus I ...58

C. Deskripsi Pelaksanaan Siklus II ...63

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...67

A. Hasil Observasi Awal ...67

B. Hasil Pelaksanaan Setiap Siklus ...69

1. Siklus I ...69

2. Siklus II ...79

C. Pembahasan Hasil Penelitian ...88

BAB V PENUTUP ...92

A. Kesimpulan ...92

B. Saran-Saran ...93

(16)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Sintak Penerapan Model Pembelajaran Learning Cycle... 44

Tabel 1.2 Daftar Guru dan Staf MTs Negeri 1 Windusari...54

Tabel 1.3 Daftar Peserta Didik Kelas VIII C...56

Tabel 2.1 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VIII C Pra Siklus... 68

Tabel 2.2 Daftar Nilai Peserta Didik Siklus I...70

Tabel 2.3 Aktifitas peserta didik selama proses KBM...72

Tabel 3.1 Aktivitas Guru Selama Proses KBM Siklus I...74

Tabel 3.2 Daftar nilai peserta didik Siklus II... 79

Tabel3.3 Daftar Rekapitulasi Hasil Belajar Siklus II...81

Tabel4.1 Aktivitas Peserta Didik Siklus II...82

Tabel 4.2 Aktivitas pembelajaran Guru Siklus II...84

(17)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Tahapan Pelaksanaan Penelitia...15

(18)

xviii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I dan Siklus II Lampiran 2 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I

Lampiran 3 Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Lampiran 4. Lembar Pengamatan Guru Siklus I

Lampiran 5 Lembar Pengamatan Guru Siklus II

Lampiran 6 Dokumentasi

Lampiran 7 Lembar Konsultasi Skripsi

Lampiran 8 Surat Permohonan Ijin Penelitian Lampiran 9 Surat Keterangan Penelitian Lampiran 11 Surat Pengajuan Pembimbing

Lampiran 12. Nilai SKK Mahasiswa

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1 ayat 1 menyatakan bahwa pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana

belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual

keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diberikan kepada dirinya, masyarakat, dan bangsa.

Sistem pendidikan di Indonesia merupakan salah satu wahana

pembentukan kepribadian dan pengembangan potensi siswa menuju arah yang lebih baik. Dengan adanya pendidikan diharapkan mampu membantu

siswa dalam mengembangkan 3 aspek yaitu aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan aspek psikomotorik (keterampilan). Aspek- aspek ini dikembangkan kemudian dapat di aplikasikan dalam kehidupan sehari-

hari dengan berlandaskan keimanan dan ketakwaan kepada Allah SWT. Kaitannya dengan pendidikan, pemerintah telah mentapkan tujuan

pendidikan itu sendiri. Tujuan pendidikan indonesia sebagaimana tercantum dalam Undang Undang RI tahun 2003 tentang sistem

pendidikan Nasional

(20)

2

bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab” (Undang-undang RI No.2 Tahun 2003 SISDIKNAS 2006 :5)

Zuhairini (1993:10) berpendapat bahwa pendidikan sangatlah

menetukan masa depan suatu bangsa karena ditangan merekalah masa depan bangsa dipercayakan. Salah satunya yaiu dengan melaui pendidikan

agama yang mana pendidikan agama adalah usaha-usaha secara sistematis dan pragmatis membantu peserta didik agar mereka hidup sesuai dengan

ajaran agama Islam.

Pendidikan umum yang ada di Indonesia sejajar dengan pendidikan agama, namun dengan tujuan yang berbeda. Pendidikan Islam bertujuan

untuk membentuk pribadi muslim denagn membangun ketaqawaan dan meningkatkan keimanan serta mendidik anak menjadi muslim yang

beramal sholeh, berpengetahuan, terampil yang berlandaskan pada ajaran agama Islam serta demi keselamatan dunia dan akhirat.

Tujuan pembelajaran yang utama adalah membekali peserta didik

dengan kemampuan. Atas dasar inilah diperlukan model pembelajaran yang dapat menciptakan kegiatan pembelajaran menjadi lebih aktif dan

menarik.

Namun realitanya saat ini, masih banyak dijumpai guru belum dapat menerapkan pembelajaran yang dengan efektif. Guru masih lebih

(21)

3

apa adanya yang disampaikan oleh guru. Kegiatan duduk, mendengarkan, mencatat dan menghafal masih banyak dijumpai dalam kegiatan belajar

mengajar di kelas.

Dalam kegiatan pembelajaran harusnya ada interaksi dan

komunikasi yang baik antara guru dan peserta didik. Seiring dengan perkembangan zaman, proses pembelajaran saat ini memerlukan sebuah strategi atau model belajar mengajar baru yang lebih menekankan pada

partisipasi siswa.

Menurut Istarani (2012:22) Model pembelajaran adalah seluruh

rangkaian penyajian materi ajar yang meliputi segala aspek sebelum, sedang dan sesudah pembelajaran yang dilakukan guru serta segala fasilitas yang terkait yang digunakan secara langsung dalam proses belajar

mengajar

Guru memiliki peranan yang sangat penting dalam membina

peserta didik. Tidak hanya pandai dalam mentransfer ilmu pengetahuan, namun juga harus mampu menghubungkan antara ilmu pengetahuan yang disampaikan dengan keadaan lingkungan yang aktual atau keadaan psikis

peserta didik. Dalam pelaksanaan pembelajaran dikelas, guru akan menjumpai berbagai permasalahn. Baik permasalahan siswa, metode

pembelajaran, permasalahan akademis atau permasalahan non akademis lainnya. Semua permasalahan tersebut tentunya akan berdampak langsung

(22)

4

dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut. Permasalahan permasalah tersebut salah satunya dijumpai pada mata pelajaran aqidah

akhlak Madrasah Tsanawiyah.

Pembelajaran aqidah akhlak di jenjang Madrasah Tsanawiyah

memiliki arti yang sangat penting yaitu untuk memberikan pengetahuan, penghayatan dan keyakinan kepada peserta didik akan hal-hal yang harus diimani, sehingga tercermin dalam sikap dan tingkah laku.

Berdasarkan hasil observasi yang peneliti lakukan pada tanggal 14 Februari 2018 di MTs Negeri 1 Windusari terhadap mata pelajaran aqidah

akhlak, ternyata masih banyak siswa yang kurang paham akan materi tersebut. Hal ini dibuktikan dari nilai hasil belajar siswa kelas VIII C, sebanyak 30 anak dalam 1 kelas, hanya 10 anak yang mencapai KKM dan

20 anak masih dibawah KKM atau 33,3% telah lulus KKM sedangkan 66,7% belum mencapai KKM. Selain itu, dari pengamatan peneliti sendiri

tentang perilaku keseharian mereka dalam berinteraksi sehari hari, di lingkungan sekolah mereka bersama teman lainnya masih menunjukan perilaku yang belum sesuai dengan syariat Islam. Secara umum, faktor

yang menyebabkan masih rendahnya hasil belajar pada mata pelajaran aqidah akhlak adalah masih banyak guru yang menggunakan pendekatan

tradisional dalam pembelajaran aqidah akhlak, sehingga siswa belum terarahkan untuk memahami sendiri konsep aqidah akhlak yang sedang

(23)

5

Salah satu solusi untuk mengatasi faktor yang dapat mempengaruhi hasil belajar siswa yaitu dengan menerapkan model learning cycle sebagai

upaya untuk meningkatkan hasil belajar siswa terhadap mata pelajaran aqidah akhlak materi aqidah Islam. Learning cycle merupakan salah satu

model pembelajaran dengan pendekatan kontruktivitasme. Model learning cycle pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus dalam Science

Curriculum Improvement Study/SCIS. Merupakan salah satu model

pembelajaran dengan pendekatan kontruktivis yang pada mulanya terdiri atas tiga tahap, yaitu: 1. Eksplorasi (exploration); 2. Pengenalan konsep

(concept intrduction); dan 3. Penerapan konsep (concept application).Pada proses selanjutnya, tiga tahap tersebut mengalami pengembangan.

Menurut Wena (2011: 170), tiga siklus tersebut saat ini

dikembangkan menjadi lima tahap, yang terdiri dari : 1. Pembangkitan Minat (Engagement); 2. Eksplorasi (Exploration); 3. Penjelasan

(Explanation); 4. Elaborasi (Elaboration); dan 5. Evaluasi (Evaluation). Pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa khususnya pada penerapan model ini diharapkan siswa tidak hanya mendengar keterangan guru tetapi

dapat berperan aktif untuk menggali, menganilisis, mengevaluasi pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari sehingga hasil belajar

siswa pun dapat meningkat.

Untuk memahami persoalan di atas, maka perlu diadakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang berjudul “Peningkatan Hasil

(24)

6

Tasamuh dan Ta’awun melaui Model Learning Cycle pada siswa kelas

VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Pelajaram 2017/2018”

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas, yang menjadi rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Apakah melalui Model

Learning Cycle dapat Meningkatkan Hasil Belajar Mata Pelajaran Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh danTa’awun Model pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang

Tahun pelajaran 2017/2018?” C. Tujuan Penelitian

Berdasarkan pada permasalahan yang ada, maka tujuan penelitian

ini adalah untuk mengetahui apakah melalui model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar Aqidah Akhlak Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun pada siswa kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang Tahun Ajaran 2017/2018”

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Dari segi teoritis diharapkan dapat memberikan sumbangan teori

pembelajaran khususnya dalam penggunaan model learning cycle yang dilakukan pada mata pelajaran Aqidah Akhlak pada siswa kelas

(25)

7

pelajaran 2017/2018 dan juga dapat digunakan pada mata pelajaran yang lain.

2. Manfaat Praktis

a. Manfaat bagi Guru

Membantu mengatasi permasalahan pembelajaran yang dihadapi oleh guru dan menambah wawasan serta keterampilan pembelajaran yang dapat digunakan untuk meningkatkan mutu

pembelajaran. b. Manfaat bagi Siswa

1) Siswa memperoleh pelajaran aqidah akhlak yang lebih menarik, menyenangkan, dan memungkinkan dirinya untuk

memahami materi aqidah akhlak sehingga dapat

meningkatkan hasil belajarnya.

2) Meningkatkan keaktifan siswa dalam mengerjakan tugas

mandiri dan kelompok yang terstruktur dan yang tidak terstruktur.

3) Meningkatkan keberanian siswa mengungkapkan pendapat,

ide, pertanyaan, dan saran. c. Manfaat bagi Sekolah

1) Menciptakan rasa saling membantu dan kerjasama dengan lembaga lain sehingga suasana intensif tersebut menjadi

(26)

8

2) Dapat mengangkat nama baik sekolah tersebut karena dapat mengembangkan metode pembelajaran yang tepat dan

meningkatkan hasil belajar siswa terhadap materi yang diajarkan.

3) Membantu sekolah tersebut berkembang dikarenakan adanya guru-guru yang profesional dan mempunyai kompetensi yang memadai.

d. Manfaat bagi Pendidikan

1) Dapat menemukan kekurangan dan kelebihan dalam

pembelajaran sehingga dapat memperbaiki kekurangan tersebut dan pada akhirnya hasil belajar siswa akan meningkat.

2) Dunia pendidikan akan semakin maju karena guru semakin profesional dan kreatif dalam meningkatkan pembelajaran.

E. Hipotesis

Adapun hipotesis dalam penelitian ini adalah model learning cycle dapat meningkatkan hasil belajar aqidah akhlak materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun melaui model learning cycle pada kelas

VIII C di MTs Negeri 1 Windusari Kabupaten Magelang tahun pelajaran 2017/2018”

F. Indikator Keberhasilan

(27)

9

dan dapat mecapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yaitu 70 secara individu dan mencapai ketuntasan Klasikal Nasional minimal 85% secara

setelah diterapkannya model pembelajaran Learning Cycle pada mata pelajaran Aqidah Akhlak materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun.

G. Definisi Operasional 1. Hasil Belajar

Hasil adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh usaha (KBBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam susanto (2013: 5),

bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah yang dimyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran

tertentu. Hasil belajar diukur melalui bagaimana proses itu dilakukan apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada

produk saat itu. 2. Aqidah Akhlak

Peraturan Menteri Agama No 912 tahun 2013 tentang standar isi

pendidikan agama Islam dan bahasa arab di Madrasah Tsanawiyah mendefinisikan bahwasannya aqidah akhlak merupakan salah satu

mata pelajaran pendidikan agama Islam yang mempelajari tentang rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan

(28)

10

Jadi pelajaran aqidah akhlak Madrasah Tsanawiyah adalah mata pelajaran yang mempelajari tentang pokok pokok keimanan dan juga

pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari.

3. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun

Husnudzan menurut bahasa adalah berbaik sangka. Sedangkan menurut istilah adalah berbaik sangka terhadap apa yang terjadi atau

dilakukan orang lain. Orang yang mempunyai sifat husnudzan selalu memandang orang lain dengan kacamata kebaikan. Maka orang yang

selalu ber-husnudzan akan lebih tenang dalam menjalani hidup. Jika seseorang berbuat baik kepadanya, maka ia akan sangat berterimakasih atas kebaikannya dan berusaha membalas kebaikan itu. Namun, jika ada

orang yang berbuat tidak baik maka ia tidak akan membalas dengan hal-hal yang tidak baik pula. Akan tetapi dia akan mencari sisi baiknya dan

selalu mengintropeksi dirinya sendiri.

Sedangkan tawadhu’ adalah rendah hati atau tidak sombong. Orang yang tawadhu’ adalah orang menyadari bahwa semua kenikmatan yang

didapatnya bersumber dari Allah Swt. Dengan keyakinannya tersebut maka tidak pernah terbersit sedikit pun dalam hatinya kesombongan dan

merasa lebih baik dari orang lain. Tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah dicapainya. Ia tetap rendah hati dan selalu

(29)

11

Adapun tasamuh menurut istilah adalah ”sama-sama berlaku baik, lemah lembut dan pemaaf. Dalam pengertian istilahnya, tasamuh adalah ”sikap akhlak terpuji dalam pergaulan, di mana terdapat rasa saling

menghargai antara sesama manusia dalam batas-batas yang digariskan

oleh ajaran Islam”. Sikap tasamuh perlu dibangun dalan diri setiap individu agar tidak terjadi benturan antara keinginan dan kepentingan antar sesama manusia. Dengan tasamuh dapat menjauhkan diri dari sifat

kesombongan dan keangkuhan.

Adapun ta`aawun adalah tolong-menolong antar sesama umat

manusia dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi kebutuhan pribadi maupun kebutuhan bersama

(Kementrian Agama, 2015:103-104).

4. Model Pembelajaran Learning Cycle

Karplus dan Their dalam Renner dalam Agus Suprijono (2016:

219) mengemukakan bahwa model pembelajaran learning cycle atau siklus belajar adalah model pembelajaran berpusat pada peserta didik. model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus.

Model pembelajaran siklus berorientasi pada teori Piaget, teori pembelajaran kognitif dan aplikasi model pembelajaran konstruktivis.

Pendekatan kontruktivisme pada dasarnya menekankan pentingnya siswa membangun sendiri pengetahuan mereka lewat keterlibatan aktif proses

(30)

12

hanya sekedar memberikan pengetahuan kepada siswa. Siswa harus membangun sendiri pengetahuan didalam benaknya. Trianto (2007:28)

mengemukakan bahwa guru dapat memberikan kemudahan dalam proses ini, dengan memberikan kesempatan siswa untuk menemukan atau

menerapkan ide-ide mereka sendiri, dan secara sadar menggunkan model mereka sendiri untuk belajar. Pembelajaran model bersiklus ini terdiri atas 5 fase, yaitu enggagment, exploration, explanation,

elaboration/extention dan evaluation.

Menurut Trianto (2007:62) kelebihan model pembelajaran learning

cycle adalah sebagai berikut

a. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan secara aktif dalam proses pembelajaran

b. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain

c. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, tanggumg jawab, mengaktualisasikan dan mengoptimalkan dirinya terhadap perubahan yang terjadi

d. Pembelajaran menjadi lebih bermakna

Sedangkan kelemahan model pembelajaran ini adalah sebagai

berikut:

a. Efektifitas pembelajaran rendah jika guru kurang menguasai

(31)

13

b. Menurut kesungguhan dan kreatifitas guru dalam merancang dan melaksanakan proses pembelajaran

c. Memerlukan pengelolaan kelas yang terencana dan terorganisasi d. Memerlukan waktu dan tenaga yang lebih banyak dalam

menyusun rencana dan melaksanakan pembelajaran H. Metode Penelitian

1. Rancangan Penelitian

Penelitian yang dilakukan menggunakan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) yang istilah dalam bahasa Inggrisnya adalah Classroom Action

Research (CAR) dan di Indonesia dikenal dengan sebutan PTK.

Penelitian Tindakan Kelas (PTK) adalah pencermatan dalam bentuk tindakan terhadap kegiatan belajar yang sengaja dimunculkan dan terjadi

dalam sebuah kelas secara bersamaan. Tetapi selama PTK ini terjadi kesalahpahaman tentang PTK khususnya pada istilah “kelas” dan

“tindakan”.

Tujuan PTK adalah untuk memperbaiki dasar pemikiran dan kepantasan dari praktik-praktik belajar mengajar, memperbaiki

pemahaman dari praktik mengajar, serta memperbaiki situasi atau lembaga tempat praktik tersebut dilakukan.

Kemmis dan MC Taggart (1998) dikutip dalam buku Ridwan Abdullah Sani dan Sudiran (2016: 22) membagi PTK menjadi 4 tahap:

(32)

14

Merupakan rancangan tindakan yang akan dilakukan untuk memperbaiki, meningkatkan atau merubah perilaku dan sikap

sebagai usulan solusi permasalahan. Rencana dibuat setelah melakukan analisis permasalahan dan menemukan penyebab atau

akar permasalahan. b. Tindakan

Merupakan apa yang dilakukan oleh guru sebagai upaya

perbaikan, peningkatan atau perubahan yang diinginkan. Tindakan yang dilakukan merupakan implementasi dari rencana yang telah

disusun c. Observasi

Merupakan kegiatan pengamatan atas tindakan yang

dilaksanakan atau dikenakan terhadap siswa. Pada umumnya observasi dilakukan ketika kegiatan belajar mengajar sedang

berlangsung. d. Refleksi

Merupakan kegiatan mengkaji, melihat dan mempertimbangkan

proses yang dilakukan dalam kaitannya dengan hasil atau dampak dari tindakan. Berdasarkan hasil refleksi ini, guru dapat melakukan

perbaikan terhadap rencana awal.

Penerapan PTK dalam penelitian ini didasarkan pada temuan

(33)

15

rendah dan adanya keinginan guru untuk memperbaiki tingkat keberhasilan belajar siswa dengan kegiatan penelitian. Penelitian

tindakan kelas bertujuan untuk memperbaiki proses pembelajaran secara terus menerus. Penelitian tindakan kelas dilaksanakan secara

berkesinambungan dimana setiap siklus mencerminkan peningkatan atau perbaikan dari siklus sebelumnya yang menjadi patokan untuk siklus selanjutnya. Sehingga diperoleh model pembelajaran yang

baik. Apabila digambarkan alur penelitian dapat digambarkan sebagai berikut:

Adapun skema berdasarkan penjelasan di atas adalah sebagai berikut

2. Subjek Penelitian

Perencanaan

Pelaksanaan SIKLUS I

Refleksi

Pengamatan

Perencanaan

SIKLUS II

Refleksi Pelaksanaan

Pengamatan

(34)

16

Subjek dalam penelitian adalah siswa kelas VIII C MTs Negeri 1 Windusari yang berjumlah 30 siswa yang semuanya adalah perempuan.

3. Lokasi penelitian

Lokasi penelitian di MTs Negeri 1 Windusari, Kecamatan Windusari Kabupaten Magelang di kelas VIII C

4. Waktu Penelitian

a. Pada tanggal 14 februari 2018 pelaksanaan observasi pra siklus b. Pada tanggal 21 februari 2018 pelaksanaan siklus I

c. Pada tanggal 28 februari 2018 pelaksanaan siklus II 5. Langkah-langkah Penelitian

Menurut Arikunto dalam Suyadi (2010: 50) mengemukakan bahwa

dalam penelitian tindakan kelas(PTK) terdiri dari empat tahapan, meliputi: perencanaan (Planning), Pelaksanaan Tindakan (Action),

Pengamatan (Observation), dan Refleksi (Reflection). Adapun langkah-langkah penelitian sbagai berikut a. Perencanaan Tindakan

1) Merencanakan pembelajaran berdasarkan waktu yang tersedia 2) Menetapkan kelas penelitian yaitu kelas VIII C

3) Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)

4) Menetapkan model pembelajaran yaitu model pembelajaran

yaitu learning cycle

(35)

17 6) Membuat lembar observasi b. Pelaksanaan Tindakan

Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas (PTK) meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti (penerapan model learning Cycle) dan

kegiatan penutup. c. Observasi

Observasi tindakan kelas merupakan pengamatan yang

dilakukan oleh peneliti untuk menggali data yang dilakukan dengan cara mengamati aktivitas siswa dan guru selama proses pembelajaran

berlangsung. Peneliti bertindak sebagai pengamat dengan mengacu pada lembar observasi yang telah disiapkan.

d. Refleksi (Reflection)

Refleksi merupakan kegiatan analisis, interpretasi dan eksplanasi terhadap semua informasi yang diperoleh dari observasi

atas pelaksanaan tindakan. Analisis dan refleksi dilakukan untuk memaknai hasil temuan pada pelaksanaan tindakan dan menentukan tingkat keberhasilan tindakan dalam menyelesaikan masalah

penelitian 6. Instrumen Penelitian

Instrumen pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian tindakan adalah :

(36)

18

b. Soal tes tertulis, digunakan untuk memperolehkan data kuantitatif berupa nilai yang menggambarkan pencapaian target kompetensi

dalam mata pelajaran Aqidah akhlak materi aqidah Islam

c. Dokumentasi adalah teknik pengumpulan data yang dapat membantu

peneliti dalam mengumpulkan data penelitian. Instrumen yang akan peneliti kumpulkan dalam teknik dokumentasi adalah RPP, nilai siswa sebelum penerapan model learning cycle, dan foto atau

gambar selama proses belajar mengajar berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

7. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitiantindakan kelas ini adalah :

a. Observasi, peneliti melakukan pengamatan selama proses penelitian tindakan kelas dilakukan.

b. Tes tertulis, tes ini dilakukan terhadap siswa untuk mengetahui kemampuan siswa dalam mata pelajaran Aqidah Akhlak dan untuk memperolehkan data kuantitatif dari siswa dalam materi Aqidah

Islam

c. Dokumentasi, dilakukan untuk merekam kegiatan siswa dan guru

dalam proses pembelajaran berupa foto dan gambar hidup (Hartiny, 2010: 93). Instrumen yang dapat peneliti kumpulkan dalam teknik

(37)

19

berlangsung sebagai tanda bukti konkret dalam pelaksanaan penelitian.

8. Analisis Data

Analisis data adalah menganalisa seluruh data yang sudah terkumpul

untuk mengetahui seberapa besar keberhasilan tindakan dalam penelitian untuk perbaikan belajar siswa. Teknik analisis data dalam penelitian ini dilakukan dengan menelaah semua data yang diperoleh melalui hasil tes,

observasi, dan wawancara.

a. Menghitung ketuntasan belajar klasikal

Keterangan:

% : Persentase

F: Jumlah siswa yang tuntas belajar

N: Jumlah semua siswa (Djamaroh, 2005:264-265)

b. Menghitung nilai rata-rata kelas

X= ∑

Keterangan

Σx : Jumlah nilai keseluruhan siswa

ΣN : Jumlah siswa

X = Nilai rata-rata (Djamaroh, 2005:302) c. Aktivitas Guru

Penilaian pada aktivitas guru diperoleh dari hasil observasi

selama guru mengajar. Data hasil observasi menggunakan skala % = 𝐹

(38)

20

penilaian dengan rentang nilai dalam bentuk angka (4, 3, 2, 1). Untuk aktivitas guru yang berarti angka 1= kurang, 2= Cukup, 3=

baik, 4= sangat baik dengan cara memberikan tanda (˅) pada kolom skala nilai. Setelah itu diperolehlah nilai total.

9. Sistematika Penulisan

a. Bagian awal terdiri dari : sampul, lembar berlogo, judul, persetujuan pembimbing, pengesahan kelulusan, pernyataan keaslian tulisan,

motto, halaman persembahan, kata pengantar, abstrak, daftar isi, daftar tabel, daftar gambar, dan daftar lampiran.

b. Bagian inti terdiri dari :

BAB I, Pendahuluan, terdiri dari : latar belakang, rumusan masalah, rumusan tujuan, hipotesis, indikator keberhasilan, manfaat

penelitian, definisi operasional, metodologi penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan data, analisis data penelitian, dan

sistematika penulisan.

BAB II, Landasan Teori, terdiri dari uraian yang mengenai : hasil belajar, aqidah akhlak materi husnuzhan, tawadhu’, tasamuh dan ta’awun,model learning cycle. Kajian Pustaka yang terdiri dari

penelitian-penelitian terdahulu.

BAB III, Pelaksanaan Penelitian, terdiri dari uraian yang mengenai: gambaran umum MTs Negeri 1 Windusari, subjek penelitian, waktu

(39)

21

Bab IV, Hasil Penelitian dan Pembahasan terdiri dari uraian yang mengenai analisis per siklus dan pembahasan hasil penelitian.

Bab V, Penutup. Pada bagian penutup terdiri dari kesimpulan dan saran.

(40)

22 BAB II

LANDASAN TEORI

A. KAJIAN TEORI

1. Definisi Peningkatan Hasil Belajar a. Belajar

Menurut Hamdayama (2016: 28) Belajar adalah usaha yang

dilakukan secara sadar supaya mengetahui atau dapat melakukan sesuatu. Menurut Throndike dalam Hamdayama (2016: 36) belajar

adalah proses interaksi antara stimulus yang mungkin berupa pikiran perasaan atau gerakan) dan respons (yang juga bisa berbentuk pikiran, perasaan, atau gerakan). Belajar juga dapat dilakukan

dengan mencoba coba coba (trial and error). Hinzman dalam Rohman (2015: 174) belajar ialah suatu perubahan yang terjadi pada

diri organism disebabkan pengalaman tersebut yang bisa mempengaruhi tingkah laku organism itu. Dengan demikian perubahan yang disebabkan pengalaman tersebut baru bisa dikatakan

kalau belajar baru mempengaruhi organism.

Islam menggambarkan belajar dengan bertolak dari firman

Allah dalam Q.S An-Nahl: 78

(41)

23

“Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam Keadaan tidak mengetahui sesuatupun, dan Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan dan hati, agar kamu bersyukur.” (Q.S An-Nahl: 78)

Makna dari ayat tersebut dapat dipahami bahwa pada mulanya

manusia tidak memiliki pengetahuan atau tidak mengetahui sesuatu pun, maka belajar adalah perubahan tingkah laku lebih merupakan

proses internal siswa dalam rangka menuju tingkat kematangan. Dari uarian diatas penulis menyimpilkan bahwa belajar adalah

semua aktifitas mental atau psikis yang menimbulkan perubahan tingkah laku terhadap diri seseorang.

b. Ciri-ciri Belajar

Menurut Baharuddin dan Esa N.W (2007) dalam Lilik Sriyanti, Suwardi dkk (2014: 15)

1) Belajar ditandai adanya perubahan tingkah laku

2) Perubahan perilaku dari hasil belajar itu relatif permanen

3) Perubahan tingkah laku tidak harus dapat diamati pada saat

berlangsungnya proses belajar, tetapi perubahan perilaku itubisa jadi bersifat potensial

4) Pengalaman atau latihan itu dapat memberikan penguatan c. Hasil belajar

Hasil adalah suatu yang diadakan (dibuat, dijadikan, dsb) oleh

usaha (KKBI, 2007: 39). Menurut Nawawi dalam susanto (2013: 5), bahwa hasil belajar dapat diartikan sebagai tingkat keberhasilan

(42)

24

dimyatakan dalam skor yang diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Hasil belajar diukur melalui

bagaimana proses itu dilakukan apakah sesuai dengan prosedur atau kaidah yang benar, bukan pada produk saat itu.

Menurut Djamarot dan Zain (2014: 106) yang menjadi petunjuk bahwa suatu proses belajar mengajar dianggap berhasil adalah sebagai berikut

1) Daya serap terhadap bahan pengajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara individual maupun kelompok

2) Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran/instruksional khusus telah dicapai oleh siswa, baik secara individu maupun kelompok.

d. Bentuk-bentuk Hasil Belajar

Hasil belajar pada dasarnya adalah hasil akhir yang diharapkan

dapat dicapai setelah seseorang belajar. Menurut Benyamin S. Bloom dalam Sudjana (1995: 24) membagi hasil belajar dalam tiga ranah, yakni ranah kognitif, afektif dan Psikomotorik.

1) Ranah Kognitif, terdiri dari 6 aspek, yaitu:

a) Pengetahuan hafalan (Knowledge) ialah tingkat kemampuan

untuk mengenal atau mengetahui adanya respon, fakta, atau istilah-istilah tanpa harus mengerti, atau dapat menilai dan

(43)

25

b) Pemahaman, adalah kemampuan memahami arti konsep, situasi serta fakta yang diketahuinya. Pemahaman dibagi

menjadi tiga, yaitu pemahaman terjemah, pemahaman penafsiran dan pemahaman eksplorasi

c) Aplikasi atau penerapan adalah penggunaan abstraksi pada situasi konkrit yang dapat berupa ide, teori atau petunjuk teknis

d) Analisis, adalah kemampuan menguraikan suatu integrasi atau situasi tertentu kedalam

komponen-komponen-komponen atau unsur-unsur pembentuknya

e) Sintesis, yaitu penyatuan unsur-unsur bagian-bagian kedalam suatu bentuk menyeluruh

f) Evaluasi adalah membuat suatu penilaian tentang suatu pernyataan, konsep, situasi, dan lain sebagainya.

2) Ranah Afektif

Berkenaan dengan sikap dan nilai sebagai hasil belajar, ranah afektif terdiri dari

a) Menerima, merupkan tingkat terendah tujuan ranah afektifberupa perhatian terhadap stimulus secara pasif yang

meningkat secara lebih afektif

b) Merespon, merupakan kesempatan untuk menanggapi

(44)

26

c) Menilai, merupakan kemampuan menilai gejala atau kegiatan sehingga dengan sengaja merespon lebih lanjut

untuk mencapai jalan bagaimana dapat mengambil bagian atas yang terjadi

d) Mengorganisasi, merupakan kemampuan untuk membentuk suatu sistem nilai bagi dirinya berdasarkan nilai-nilai yang dipercaya

e) Karakterisasi, merupakan kemampuan untuk

mengkonseptualisasikan masing-masing nilai pada waktu

merespon, dengan jalan mengidentifikasi karakteristik nilai atau membuat pertimbangan-pertimbangan.

3) Ranah Psikomotor

Ranah ini berhubungan dengan keterampilan motorik, memanipulasi benda atau kegiatan yang memerlukan koordinasi

saraf dan koordinasi badan antara lain:

a) Gerakan tubuh, merupakan gerakan kemampuan tubuh yang mencolok

b) Ketepatan gerakan yang dikoordinasikan, merupakan keterampilan yang berhubungan dengan urutan atau pola

dari gerakan yang dikoordinasikan biasanya berhubungan dengan gerakan mata, telinga dan badan

(45)

27

d) Kemampuan berbicara, merupakan kemampuan

berkomunikasi secara lisan.

2. Faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

Secara umum, keberhasilan belajar dipengaruhi oleh banyak faktor.

Faktor-faktor tersebut dapat diuraikan sebagai berikut: a. Faktor lingkungan

1) Lingkungan alam (tempat tinggal anak didik hidup dan berusaha

didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan).

2) Lingkungan sosial budaya (hubungan manusia sebagai makhluk

sosial

b. Faktor Instrumental

Setiap sekolah memiliki tujuan yang hendak dicapai, program

sekolah dapat dijadikan acuan untuk meningkatkan dan hasil belajar mengajar. Faktor instrumental adalah seperangkat kelengkapan

dalam berbagai bentuk untuk mencapai tujuan, yang meliputi

1) Kurikulum, merupakan komponen pokok yang harus ada dalam kegiatan belajar mengajar. Setiap guru harus menjabarkan isi

kurikulum kedalamprogram yang lebih rinci dan jelas sasarannya

2) Program, keberhasilan pendidikan bergantung pada baik tidaknya program pendidikan yang dirancang

(46)

28

dan lain sebagainya. Semua bertujuan untuk memberikan kemudahan pelayanan anak didik

4) Guru, merupakan komponen yang sangat penting dalam pendidikan, kehadiran guru mutlak diperlukan didalamnya.

c. Kondisi fisiologis

1) Kesehatan jasmani, kondisi ini sanagt berpengaruh terhadap kemampuan belajar seseorang

2) Gizi cukup (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah ngantuk, sukar menerima pembelajaran)

3) Kondisi panca indra. d. Kondisi Psikologis

Belajar hakikatnya adalah proses psikologis oleh karena itu

semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar seseorang. Faktor-faktor tersebut ialah:

1) Minat

Rasa ketertarikan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh. Minat pada dasarnya adanya hubungan antara

diri sendiri dan dengan dari luar, makin kuat atau dekat hubungan tersebut, maka semakin besar minat.

2) Kecerdasan

Kecerdasan dan umur mempunyai hubungan yang sangat

(47)

29

abstrak tidak bisa di pisahkan dari perkembangan

intelegensinya.

3) Bakat

Bakat adalah faktor yang besar pengaruhnya terhadap

proses dan hasil belajar seseorang. 4) Motivasi

Motivasi merupakan motor penggerak dalam perbuatan

atau kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tidak berkembang

karena tidak diperolehnya motivasi yang tepat. 5) Kemampuan kognitif

Kemampuan ini yang selalu dituntut pada peserta didik

untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan ilmu pengetahuan.

3. Aqidah Akhlak

a. Pengertian Aqidah Akhlak

Secara etimologi, kata akhlak berasal dari lafadz „aqada-yu’qidu

dari wazan fa’ala-yaf’ilu yang berarti menyimpulkan atau mengadakan perjanjian. Kemudian kata itu dirubah kedalam wazan ifta’ala yafta’ilu menjadi i’taqoda-ya’taqidu- iqtitaad yang memiliki

arti meyakini atau mempercayai (Ahmad Warson Munawwir,

(48)

30

Menurut istilah, aqidah berarti keimanan seorang hamba kepada Allah. Terdapat 3 aspek dalam agama islam yaitu Aqidah, Syariat

dan Akhlak. Diantara ketiganya, Aqidah adalah aspek yang paling penting dah harus lebih dahulu dimiliki oleh seorang hamba. Aqidah

harus mantap dan tanpa keraguan karena merupakan pondasi dari syariat dan akhlak. Aqidah yang benar adalah aqidah yang terdapat dalam Al Quran dan Al Hadist (Azyumardi azra, 2005: 133).

Akhlak secara bahasa jamak dari kata khuluk yang berarti tabiat, budi pekerti atau kebiasaan. Menurut pendapat Ibn miskawaih yakni

pakar bidang akhlak terkemuka dan terdahulu mengatakan, bahwa akhlak adalah sifat yang tertanam dalam jiwa yang mendorongnya untuk melakukan perbuatan tanpa memerlukan pemikiran dan

perimbangan (Abuddin Nata, 1996: 3).

Jadi, aqidah akhlak di Madrasah Tsnawiyah adalah mata

pelajaran yang mempelajari tentang pokok-pokok keimanan dan juga pengenalan dan pembiasaan akhlak terpuji dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan dalam mengamalkan akhlak terpuji dan adab islami

melalui pemberian contoh-contoh perilaku dan cara

mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Peraturan Menteri Agama No 912 Tahun 2013 tentang standar isi pendidikan agama islam dan bahasa arab di madrasah

(49)

31

rukun iman yang dikaitkan dengan pengenalan dan penghayatan terhadap al asma al husna, serta penciptaan suasana keteladanan

b. Fungsi Mata Pelajaran Aqidah Akhlak

Mengenai fungsi pembelajaran aqidah akhlak dalam standar

kompetensi MTs aqidah akhlak 2014 telah dijelaskan:

1) Penanaman nilai ajaran agama islam sebagai pedoman mencapai kebahagiaan hidup didunia dan di akhirat

2) Pengembangan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT serta akhlak mulia peserta didik seoptimal mungkin yang telah

ditanamkan leboh dahulu dalam lingkungan keluarga.

3) Penyesuaian mental peserta didik terhadap lingkungan fisik dan sosial melalui aqidah akhlak

4) Perbaikan kesalahan kesalahan, kelemahan peserta didik dalam keyakinan, pengamalan ajaran agama islam dalam kehidupan

sehari hari

5) Pencegahan peserta didik dari hal hal negatif dari lingkungan atau dari budaya asing yang akan dihadapinya sehari hari.

6) Pengajaran tentang informasi dan pengetahuan keimanan dan akhlak serta sistem dan fungsionalnya.

(50)

32

c. Tujuan Mata pelajaran Aqidah Akhlak di MTs

Pembelajaran aqidah akhlak MTs bertujuan untuk

menumbuhkan dan meningkatkan keimanan peserta didik yang diwujudkan dalam akhlaknya yang terpuji melalui pemberian dan

pemupukan pengetahuan, penghayatan, pengamalan serta

pengalaman peserta didik tentang aqidah dan akhlak islam, sehingga menjadi manusia muslim yang terus berkembang dan meningkat

kualitas keimanan dan ketaqwaannya kepada Allah SWT serta berakhlak mulia dalam kehidupan pribadi, bermasyarakat, berbangsa

dan bernegara serta untuk dapat melanjutkan pada jenjang kehidupan yang lebih tinggi.

d. Ruang Lingkup Aqidah Akhlak MTs

Ruang lingkup pendidikan Aqidah Akhlak di Madraah Tsanawiyah adalah sebagai berikut:

1) Aspek aqidah, terdiri atas keimanan kepada sifat wajib, mustahil dan jaiz Allah, keimanan kepada kitab Allah, rasul allah, sifat-sifat dan mukjizatNya dan hari kiamat.

2) Aspek akhlak terpuji yang terdiri atas khauf, taubat, tawadhu’, ikhlas, bertauhid, inovatif, kreatif, percaya diri, tekat yang kuat, ta’aruf, ta’awun, tasamuh, tafahum, jujur, adil, amanah,

menepati janji dan musyawarah.

(51)

33

B. Materi Husnuzhan, Tawadhu’, Tasamuh dan Ta’awun

1. Husnuzhan

a. Pengertian

Secara bahasa, husnuzhan berasal dari bahasa arab yaitu husnun yang brarti baik dan adzanun yang berarti prasangka. Secara istilah, husnuzhan adalah sikap mental dan cara pandang yang menyebabkan

seseorang melihat sesuatu secara positif atau melihat dari sisi positif (Kementrian Agama, 2015: )

Islam selalu mendidik kita agar selalu berhati-hati terhadap sikap zan. Allah memperingatkan manusia seperti yang tertulis pada Al Quran Surat Al Hujarat Ayat 12. Allah SWT berfirman

(52)

34

Dari uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa husnuzhan adalah cara pandang seseorang yang membuatnya melihat segala sesuatu

secara positif. Seseorang yang memiliki sikap husnuzhan akan mempertimbangkan segala sesuatu dengan pikiran jernih, pikiran

dan hatinya bersih dari prasangka yang belum tentu kebenarannya. Lawan kata husnuzhan yaitu suuzon, yakni berperasangka buruk terhadap seseorang.

b. Hukum dan Bentuk Husnuzhan

Hukum dari husnuzhan kepada Allah dan Rasulnya adalah

wajib. Setiap muslim harus berperasangka baik dengan Allah dan rasulnya dengan cara meyakini sepenuh hati bahwa semua perintah Allah dan Rasulnya (perintah agama) adalah untuk kebaikan

manusia. Dan semua larangan agama akan berakibat buruk untuk manusia (jika dilanggar).

Bentuk atau macam-macam husnuzhan

1) Huznuzhan kepada Allah

Husnuzhan kepada Allah yaitu selalu berperasangka baik kepada Allah. Harus meyakini bahwa Allah maha pengasih lagi maha penyayang. Allah juga maha memelihara semua

makhlukNya, terutama manusia. Maka apapun yang Allah berikan dalam kehidupan kita patut disyukur dan diambil

hikmahnya dengan berhusnuzhan kepada Allah.

(53)

35

Husnuzhan kepada sesama manusia adalah sikap yang selalu berfikir dan berperasangka baik kepada sesama manusia.

Sikap ini ditunjukan dengan rasa senang, berfkir positif dan sikap hormat kepada orang lain tanpa ada rasa curiga, dengki,

dan perasaan tidak senang tanpa alasan yang jelas.

Berperasangka baik terhadap manusia hukumnya

mubah/jaiz/boleh.

3) Huszuzhan terhadap diri sendiri

Husnuzhan terhadap diri sendiri berarti berperasangka baik

kepada diri sendiri. Menerima apa adanya serta berbaik sangka kepada Allah SWT tidak menyesali keadaan dan keberadaanya. Adanya bebagai cobaan seperti miskin, cacat, sakit dan

sebagainya tetap harus bersyukur kepada Allah SWT yang telah meciptakan sebaik baiknya makhluk.

c. Dampak Positif dari Sifat Husnuzhan

1) Semakin dekat hubungan batin antara pelaku dan pihak lain yang diduga berbuat kebaikan

2) Memperoleh kepercayaan dari orang yang menduga dirinya telah berbuat kebaikan

3) Memperkuat hubungan persaudaraan antar keduanya (orang yang menduga dan orang yang diduga).

(54)

36 2. Tawadhu’

a. Pengertian Tawadhu’

Pengertian tawadhu‟ adalah rendah hati dan tidak sombong.

Orang yang tawadu adalah orang yang menyadari bahwa semua kenikmatan yang didapatnya bersumber dari Allah SWT. Dengan keyakinannya tersebut maka kita tidak pernah terbesit sedikitpun

dalam hatinya kesombongan dan merasa lebih baik dari orang lain, tidak merasa bangga dengan potensi dan prestasi yang sudah

dicapainya. Tawadhu’ merupakan salah satu bagian dari akhlak mulia. (Kementrian Agama, 2015:102)

Allah berfirman dalam Q.S. al-Isra‟ : 37)

“Dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu kecil".

b. Bentuk sikaptawadhu’

1) Menghargai orang yang lebih tua atau lebih pandai darinya

2) Menghargai pendapat dan pembicaraan orang lain 3) Bersedia mengalah demi kepentingan umum 4) Santun dalam berbicara kepada siapapun

(55)

37 c. Dampak positif tawadhu’

1) Menimbulkan rasa simpati pihak lain sehinga suka bergaul

dengannya

2) Akan dihormati secara tulus oleh pihak lain sesuai naluri setiap

manusia ingin dihormati dan menghormati

3) Mempererat hubungan persaudaraan antar dirinya dan orang lain 4) Mengangkat derajat dirinya sendiri dalam pandangan Allah

maupun manusia

3. Tasamuh

a. Pengertian

Tasamuh berarti sikap tenggang rasa, saling menghormati dan saling menghargai. Secara istilah, yakni suatu sikap yang senantiasa

saling menghormati sesama makhluk manusia. Bersikap tasamuh berarti memberikan kesempatan kepada oranglain untuk mengambil

haknya sebagaimana mestinya.

Perintah untuk bersikap tasamuh terdapat dalam Q.S. Al- An‟am : 108)

“Dan janganlah kamu memaki sembahan-sembahan yang mereka sembah selain Allah, karena mereka nanti akan memaki

Allah dengan melampaui batas tanpa pengetahuan. Demikianlah

Kami jadikan Setiap umat menganggap baik pekerjaan mereka.

(56)

38

memberitakan kepada mereka apa yang dahulu mereka kerjakan”. (Q.S. Al- An‟am : 108)

b. Bentuk Tasamuh

1) Tidak mengganggu ketenangan tetangga

2) Menyukai sesuatu untuk tetangganya sebagaimana dia suka untuk dirinya sendiri

3) Lapang dada dalam menerima setiap perbedaan

4) Tidak mengganggu pelaksanaan ibadah pemeluk agama lain

5) Tidak mencela atau memakai sesembahan pemeluk agama lain c. Dampak positif tasamuh

1) Dapat memperluas kesempatanuntuk memperoleh rezeki karena

banyak relasi

2) Kepuasan batin yang tercermin dalam raut wajahnya menjadi

semakin eratnya hubungan persaudaraan

3) Memperlancar terwujudnya kerjasama yang baik dalam kehidupan masyarakat

(Kementria Agama, 2015: 103) 4. Ta’awun

a. Pengertian

Kata ta’awun berasal dari bahasa arab yaitu ta’aawana, yata’aawanu, ta’aawunan yang berarti tolong menolong, gotong royong,

(57)

39

Ta’awun adalah tolong menolong antar sesama umat manusia

dalam hal kebaikan, supaya saling melengkapi dalam memenuhi

kebutuhan pribadi maupun bersama.

Dalam Q.S. Al-Maidah ayat 2 Allah menyerukan

....

“..dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. dan bertakwalah kamu kepada Allah, Sesungguhnya Allah Amat berat siksa-Nya”(Q.S Al-Maidah:2)

b. Bentuk ta‟awun

1) Meringankan beban hidup, menutupi aib dan memberi bantuan kepada orang lain

2) Mengunjungi pada saat sakit atau sedang menerima musibah c. Dampak positif Ta‟awun

1) Terpenuhinya kebutuhan hidup berkat kebersamaan

2) Memperingan tugas berat karena dilakukan secara bersama-sama 3) Terwujudnya persatuan dan kesatuan sesama anggota masyarakat

4) Menimbulkan rasa simpati kelompok masyarakat lain karena melihat kekompakan dalam menghadapi suatu urusan bersama

C. Model Pembelajaran Learning Cycle 1. Pengertian

(58)

40

learning cycle atau siklus belajar adalah model pembelajaran berpusat pada peserta didik.

Model pembelajaran ini pertama kali diperkenalkan oleh Robert Karplus. Model pembelajaran siklus berorientasi pada teori pieget, teori

pembelajaran kognitif dan aplikasi model pembelajaran konstruktivis Karplus dan Their mengembangkan model pembelajaran sesuai dengan ide Piaget. Peserta didik diberikan kesempatan mengasimilasi

informasi dengan cara mengeksplorasi lingkungan, mengakomodasi informasi dengan cara mengembangkan konsep, mengorganisasika

informasi dan menghubungkan konsep-konsep baru dengan

menggunakan atau memperluas konsep yang dimiliki untuk menjelaskan suatu fenomena yang berbeda. Implementasi teori pieget oleh karplus

dikembangkan menjadi fase eksplorasi, pengenalan konsep, dan aplikasi konsep. Unsur unsur teori belajar piaget (asimilasi, akomodasi, dan

equilibirasi) memiliki korespondensi dengan fase-fase model

pembelajaran siklus belajar.

Model pembelajaran siklus atau learning cycle merupakan salah

satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma kontruktivisme. Pembelajaran konstruktivisme utamanya menekankan pentingnya peserta

(59)

41

Menurut Renner dan Marek (Martin, 1994) dalam Agus Suprijono (2016: 221) berdasarkan riset yang dilakukan, model pembelajaran siklus

dapat meningkatkan prestasi peserta didik dan dapat mengembangkan keterampilan proses. Model pembelajaran siklus mampu meningkatkan

intelektual peserta didik.

Model pembelajaran siklus adalah cara alami untuk belajar dan memenuhi tujuan pendidikan yang utama yaitu peserta didik belajar

bagaimana cara berpikir. Model pembelajaran ini memberikan kesempatan kepada peserta didik mengkonstruksi pengetahuan dan

pengalaman mereka sendiri dengan terlibat secara aktif mempelajari materi secara bermakna dengan bekerja dan berpikir baik secara individu maupun kelompok.

Menurut lawson dalam Bybee (1996) yang dikutip Agus Suprijono (2016: 216) model siklus belajar adalah belajar berfikir dan bertindak

yang cocok untuk peserta didik. penggunaan siklus belajar memberikan kesempatan kepada peserta didik mengungkapkan pengetahuan sebelumnya dan kesempatan menyanggah, mendebat gagasan gagasan

mereka. Proses ini menghasilkan ketidakseimbangan kognitif sehingga dapat meningkatkan tingkat penalaran yang lebih tinggi.

Lawson (1995) mengemukakan tiga tipe learning cycle yaitu: a. Deskriptif, para peserta didik menemukan pola empiris dalam

(60)

42

b. Empiris-induksi; para peserta didik menemukan pola empiris dalam

konteks khusus (eksplorasi), tetapi mereka selanjutnya

mengemukakan sebab sebab yang mungkin tentang terjadinya suatu pola.

c. Hipotesis deduktif, dimulai dengan pernyataan sebab. Para peserta didik diminta merumuskan jawaban hipotesis terhadap pernyataan itu.

Menurut Soebagio, dkk (2001: 55) learning cycle merupakan model pembelajaran yang memungkinkan peserta didik menemukan

konsep sendiri atau memantapkan konsep yang dipelajari, mencegah terjadinya konsep dan memberikan peluang kepada peserta didik menerapkna konsep-konsep yang telah dipelajari pada situasi baru.

Di awal pengembangannya sintaks model pembelajaran siklus belajar menurut Thomas E. Lauer (2003) terdiri dari tiga tahap yaitu

exploration, concept introdution, dan konsep aplication (E-I-A). Anthony W Lorsbach (2002) mengembangkannya menjadi 5 E (

engagment, exploration, explanation, elaboration/extention dan

evaluation).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran

learning cycle adalah model pembelajaran yang memberikan kesempatan

kepada peserta didik untuk mengoptimalkan cara belajar yang

mengembangkan daya nalar peserta didik.

(61)

43

a. Engagement

Pada tahap ini guru berusaha mengembangkan dan

membangkitkan dan mengembangkan minat dengan keingintahuan peserta didik tentang topik yang akan diajarkan. Hal ini dilakukan

dengan cara mengajukan pertanyaan tentang proses faktual dalam kehidupan sehari-hari (yang sesuai dengan topik yang dibahas.

b. Eksploration

Pada tahap ini peserta didik diberi kegiatan yang dapat melibatkan keaktifannya untuk menguji prediksi dan hipotesis

melalui alternatif yang diambil, mencatat hasil pengamatan dan mendiskusikan dengan peserta didik yang lain. Pada tahap ini guru bertindak sebagai fasilitator

c. Eksplanation

Tahap ini bertujuan untuk melengkapi, menyempurnakan dan

mengembangkan konsep yang diperoleh peserta didik. peserta didik dituntut menjelaskan konsep yang sedang dipelajari dalam kalimat mereka sendiri. Pada tahap ini, peserta didik menemukan

istilah-istilah dari konsep yang dipelajari

d. Elaboration

(62)

44

menerapkan pada situasi yang baru melalui kegiatan praktikum lanjutan yang dapat memperkuat dan mempererat konsep yang telah

dipelajari.

e. Evaluation

Pada tahap terakhir ini, peserta didk diberi pertanyaan untuk mendiagnosis pelaksanaan kegiatan belajar dan mengetahui pemahaman peserta didik mengenai konsep yang diperoleh.

3. Penerapan Model learning Cycle di Kelas

Secara operasional kegiatan guru dan siswa selama proses

pembelajaran dapat dijabarkan sebagai berikut:

Tabel 2.1 Penerapan Model Learning Cycle Di Kelas (Wena, 2011: 173-175)

No Tahap Tugas guru Tugas Siswa

1 Engegment 1. Guru membangkitkan

minat

2. Guru membangkitkan

rasa ingin tahu

3. Mengajukan pertanyaan 4. Mendatangkan jawaban

sehingga membuka apa yang diketahui oleh siswa mengenai topik

1. Menyiapkan diri mengikuti

kegiatan pembelajaran

2. Mengembangkan minat atau rasa ingin tahu terhadap topik

bahasan yang akan dipelajari 3. Memberikan respons terhadap

pertanyaan guru

(63)

45

3. Mengajukan pertanyaan

problematik untuk

mengarahkan penelitian siswa

4. Memberikan waktu

untuk meneliti

5. Menyediakan waktu

agar siswa dapat

memecahkan masalah

6. Bertindak sebagai

konsultan bagi siswa

2. Memanfaatkan panca indera mereka untuk berinteraksi dengan lingkungan melaui

kegiatan telaah literatur

3. Bekerjasama dalam

kelompok kelompok kecil, menguji hipotesis, melakukan hasil pengamatan dan ide-ide

3 Explanation 1. Mendorong siswa

menjelaskan konsep dan definisi dengan kata kata

sendiri

2. Secara formal

menyediakan definisi,

1. Memberikan penjelasan

terhadap konsep yang

ditemukan dengan

kalimatnya sendiri

2. Menggunakan pengamatan

(64)

46

3. Memberikan pembuktian

terhadap konsep yang

diajukan

4 Elaboration 1. Meminta siswa

menggunakan definisi,

identifikasi yang

diberikan sebelumnya

2. Mendorong siswa

menerapkan atau

yang ada serta bertanya

1. Menerapkan konsep dan

keterampilan yang telah

dimiliki terhadap situasi lain dengan mengerjakan soal soal

(65)

47

Berdasarkan uraian pada tabel 1.1 di atas, dapat disimpulkan bahwa guru dan peserta dididk memiliki kegiatan masing-masing yang harus dilaksanakan sesuai tahapan yang ada di model learning cycle. Tahapan

model pembelajaran learning cycle, peserta dididk diharapkan tidak hanya mendengarkan keterangan guru, tetapi dapat berperan aktif untuk

menggali, menganalisis, mengevaluasi, pemahamannya terhadap konsep yang dipelajari.

5 Evaluation 1. Guru mengamati siswa

saat menerapkan konsep dan keremapilan baru

2. Mencari adanya

perubahan cara berfikir

atau sikap siswa

3. Memberikan

kesempatan kepada

siswa menilai

pembelajaran mereka

sendiri dan keterampilan proses kelompok

(66)

48

Lingkungan belajar harus dikembangkan agar tujuan pembelajaran tercapai. Lingkungan belajar yang perlu diupayakan agar siklus belajar

berlangsung konstruktivistik menurut Hudojo (2008: 8) adalah

a. Tersedianya pengalaman belajar yang berkaitan dengan pengetahuan

yang telah dimiliki peserta didik

b. Tersedianya berbagai alternatif pengalaman belajar jika memungkinkan

c. Terjadi transmisi sosial, yaitu interaksi dan kerjasama individu dengan lingkungan

d. Tersedianya media pembelajaran

e. Kaitan konsep yang dipelajari dengan fenomena sdemikian rupa, sehingga siswa terlibat secara emosional dan sosial yang menadikan

pembelajaran berlangsung menarik dan menyenangkan 4. Kelebihan dan Kelemahan model Pembelajaran Learning Cycle

Menurut Trianto (2007:62) kelebihan model pembelajaran learning cycle adalah sebagai berikut

e. Meningkatkan motivasi belajar karena pembelajaran dilibatkan

secara aktif dalam proses pembelajaran

f. Siswa dapat menerima pengalaman dan dimengerti oleh orang lain

g. Siswa mampu mengembangkan potensi individu yang berhasil dan berguna, kreatif, tanggumg jawab, mengaktualisasikan dan

Gambar

Tabel 2.1 Penerapan Model Learning Cycle Di Kelas (Wena, 2011: 173-175)
Tabel 3.1 Daftar Guru dan Staf Tu MTs Negeri 1 Windusari
Tabel 1.3 Daftar Peserta Didik kelas VIII C di MTs Negeri 1 Windusari
Tabel 2.1 Daftar Nilai Peserta Didik Kelas VIII C Pra Siklus
+7

Referensi

Dokumen terkait

Tahun kemarin, pabrik di Surabaya dapat memproduksi kaos sebanyak 3.820 kualitas standard, 2.460 kualitas deluxe, dan 1.540 kualitas premium, serta jaket sebanyak 1.960

bahwa Petunjuk Teknis Pengajuan dan Pelaksanaan Seminar Berbasis website (webinar) PPNI sebagaimana yang dimaksud huruf c di atas perlu ditetapkan dengan Surat Keputusan Dewan

Penelitian yang dilakukan oleh Edo Fani Ardiansyah mengambil judul “Pengaruh Leverage, Likuiditas, Dan Ukuran Perusahaan Terhadap Profitabilitas Pada Perusahaan

Sebagian besar jalur pedestrian pada sisi-sisi jalan di Kawasan Kota Lama Manado sudah tersedia dengan kualitas yang cukup baik, namun masih terdapat beberapa bagian

Langkah-langkah yang digunakan dalam menganalisis adalah menyusun laporan keuangan panti asuhan Kinderdorf Delisa yang sesuai dengan PSAK No.45, melihat kemungkinan penerapan

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa langkah-langkah penentuan tarif pengiriman barang di PT Supra Raga Transport tepat karena tidak terdapat perbedaan yang signifikan

Menimbang, bahwa terhadap permasalahan rumah tangga yang dialami oleh pemohon dan termohon, majelis hakim telah pula mendengarkan keterangan para saksi pemohon

Jumlah Kasus Kekerasan Dalam Rumah Tangga yang Terjadi di Kabupaten Banjarnegara per Bulan Tahun