• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aqidah­aqidah Syi’ah menjadi keyakinan kuat –setelah perkembangannya– sebagaimana berikut ini:

PERTAMA:

Keyakinan bahwa Ali dan putra­putranya hingga 12 turunan adalah imam. Dan hal ini adalah permasalahan keimanan, bukan hanya cinta saja. Maka setiap orang yang tidak mengimani bahwa mereka adalah imam adalah kafir sekalipun mencintai para imam itu. Ahlussunnah adalah kafir menurut umumnya pengikut Syi’ah, atau fasik, atau sesat dan menyimpang, berhak mendapatkan kehinaan dan laknat menurut sebagian mereka.

Dan yang pertama kali kafir adalah: para sahabat Nabi, istri Nabi, empat imam Madzhab (Abu Hanifah, asy­Syafi’i, Malik dan Ahmad bin Hanbal) dan pengikut mereka.

KEDUA:

Oleh karena kebudayaan Islam terjadi semenjak para Khulafaur Rasyidin menjadi khalifah, kemudian daulah Umawiyah, Abbasiyyah, Saljukiyah, Ayyubiyyah, Mamlukiyyah, Utsmaniyah, dan Daulah Utsmaniyah di Spanyol dan lainnya. Dan daulah­daulah itu adalah Daulah sunniyyah (bukan syi’ah), maka menurut mereka kebudayaan daulah­daulah itu batil dan zalim.

Semua penaklukan yang dilakukan kaum muslimin terhadap negeri­negeri adalah batil, karena pemimpinnya adalah Khalid bin al­Walid, Sa’ad bin Abi Waqas, Abu Ubaidah, Sholahuddin al­Ayyubi –dan lainnya– dan mereka semua adalah orang­orang fasik dan kafir. Oleh karena itu sejarah mereka ternoda dan mereka dilaknat, dan dibuatlah kitab­kitab yang berisikan hal ini (laknat dan pengkafiran terhadap sahabat Nabi dan lainnya).18

Dalam tindakan pun, Syi’ah telah mewujudkan (permusuhannya terhadap kaum muslimin), dimana sepanjang sejarah Islam mereka membantu musuh­musuh Islam, mulai dari perang Salib, Tartar, hingga zaman ini, Yahudi dan Amerika.

18 Misalnya adalah tokoh syi’ah di Mesir Rasim Ahmad an­Nafis, yang “menyerang” dan “menusuk” kepribadian Shalahuddin al­ Ayyubi melalui tulisannya di koran “al­Qahirah”, koran dibawah pengawasan Kementerian Kebudayaan Mesir. Dan juga seorang yang bernama Ibad Jamaluddin dalam acara televisi al­Arabiyyah yang bernama “Idha­at” pada tanggal 25 Juni 2009 M.

28

Apa yang Anda Ketahui Tentang Syi'ah? Hasil-hasil dari Perkembangan Aqidah Syi’ah

29

Hakikat ini tidak ada yang mengingkarinya melainkan orang yang bodoh dan keras kepala, dan ini bukanlah suatu hal yang aneh, kelompok syi’ah tidak mengakui orang­orang di luar kelompoknya, mereka mengkafirkan seorang yang tidak bermazhab syi’ah. Buku­buku karya mereka banyak menulis tentang hal ini.

Maka demikianlah “otak penderita penyakit jiwa” yang tidak mempercayai untuk hidup bersama dengan seorang yang berbeda pendapat, melainkan ingin menjauhkannya, menghinanya, membalas dendam, baik dengan siksaan maupun pembunuhan.

Dan kita dapat membuktikan aqidah pengkafiran yang terdapat dalam kelompok Syi’ah dengan membaca kitab­kitab mereka, terlebih lagi kitab­kitab itu telah dicetak dan beredar, setelah sebelumnya kelompok itu berusaha agar kitab­kitab mereka tidak tersebar dan muncul di masyarakat.

KETIGA:

Karena aqidah syi’ah ingin berbeda dengan lainnya, maka dibuatlah fikih (ibadah) bagi pengikutnya yang berbeda dengan Ahlussunnah dalam setiap perinciannya, kecil maupun besar. Dalam masalah shalat, puasa, zakat, haji dan selainnya. Lalu (Syi’ah) menisbatkan fikih itu kepada ahli bait. Ini menjelaskan kepada kita mengapa Syi’ah menyelisihi Ahlussunnah dalam perayaan hari raya, dalam waktu dan hal­hal ibadah di bulan Ramadhan, hari Arafah saat haji.

Bahkan mereka mempunyai perayaan­perayaan hari raya, ziarah di tempat yang suci, khusus untuk mereka.19

KEEMPAT:

Karena kebudayaan Islam dikuasai oleh Ahlussunnah (daulahnya, individunya, ulamanya), dan jika dibandingkan dengan Syi’ah beserta kelompoknya (al­Imamiyyah, al­Ismailiyyah, az­Zaidiyyah) tidak lebih dari 10 % dari seluruh alam Islam.

Disebabkan hal ini, Syi’ah –dengan segala kedengkian dan pikiran jahat yang dimilikinya– tidak mampu hidup bersama Ahlussunnah. Oleh karena itu mereka mempergunakan cara

“at-Taqiyyah” mereka menampakkan yang zhahir berbeda

dengan batinnya, berbuat kemunafikan, menjilat, memuji berlebihan, mendekati untuk memperoleh keinginan mereka dengan segala cara, sama dengan cara yang dilakukan Yahudi! Oleh karena itu banyak kalangan ulama umat maupun

19 Mereka menisbatkan amalan­amalan mereka itu kepada

Muhammad bin Musa ar­Ridha, dimana al­Qami menyebutkan: ar-Ridha pernah ditanya tentang seorang yang tidak mendapati imam

dari kalangan ahli bait, apa yang harus dilakukannya? Ar­Ridha berkata kepada orang tersebut: Datangilah seorang alim negeri itu

(seoramg sunni) dan bertanyalah padanya tentang masalahmu, jika dia telah memberikan fatwa padamu maka amalkanlah fatwa yang menyelisihinya, karena kebenaran terdapat dalam fatwa yang menyelisihi Ahlussunnah. Lihat kitab “Uyun al­Akhbar 1/275” karya

al­Qami. Dan Khameini menguatkan pendapat ini dalam kitabnya “Tahrir al­Wasilah”

30

Apa yang Anda Ketahui Tentang Syi'ah? Hasil-hasil dari Perkembangan Aqidah Syi’ah

31

para ahli kebudayaan tidak mengetahui aqidah­aqidah Syi’ah yang sebenarnya. Bahkan banyak kalangan dari penulis Syi’ah menyamarkan pada Ahlussunnah, mereka memoles Syi’ah dengan menggambarkannya sebagai “Revolusi terhadap kebatilan” dan menggambarkan pada Ahlussunnah bahwa Syi’ah tegak di atas kecintaan pada ahli bait (keluarga Nabi).

Tidaklah mereka berkuasa di suatu negeri, atau daerah, atau kota melainkan aqidah­aqidah mereka yang sebenarnya akan nampak, dan jika telah menguasai, dan mempunyai kekuatan, mereka akan menumpahkan darah, memusnahkan sawah ladang dan manusia.

Sebagaimana dilakukan oleh Dinasti Safawiyyah di Iran dan Irak. Sebagaimana mereka telah mengkhianati khalifah al­Abbasi dan menyerahkannya ke tentara Tartar, di hari jatuhnya kota Baghdad, dan juga apa yang terjadi di negara Irak saat ini (dari pengkhianatan) tidak dapat disembunyikan kenyataannya. Maka Allah­lah Dzat yang dimintai pertolongan­Nya.

KELIMA:

Sebagaimana juga kelompok Syi’ah membuat “ritual­ ritual” dan “amalan­amalan” dalam madzhab mereka untuk “memotivasi” pengikutnya agar lebih “fanatik” kepada madzhab Syi’ah. Seperti acara ritual mengenang terbunuhnya al­Husein tiap tahun di bulan Muharram pada hari asy-Syuura (10 Muharram), memukul kepala hingga mengalir darah, menyiksa diri dengan memukuli badan

dan meratap­ratap, mengembalikan kenangan berupa patung (sandiwara) terjadinya pembunuhan al­Husein, menampakkan sentimentil bahwa Syi’ah ditekan dan dizalimi, maka hal itu cukup bagi kelanggengan aqidah syi’ah dalam diri para pengikutnya.

Dari hal itu, mereka mendirikan tempat­tempat semisal masjid yang dinamakan “al­Huseiniyyat”, yang hakikatnya adalah tempat para pengikut syi’ah. Dan menamakan tempat­tempat tersebut dengan nama yang ada hubungannya dengan nama al­Husein z. Dari sinilah diadakan perayaan­

perayaan setiap tahun untuk mengenang kelahiran dan kematian setiap imam.

Dan sebelum itu, mereka membuat kitab­kitab yang berisikan hadits­hadits palsu yang disandarkan kepada para imam. Mereka membuat hadits­hadits palsu yang berisi pahala dan ganjaran dari Allah

bagi orang yang melakukan amalan­amalan (dusta) itu.

Misalnya tentang menangisi al­Husein, mereka membuat hadits palsu bahwa pahalanya adalah seribu kebaikan, lalu berziarah ke makam al­Imam al­Fulani mendapatkan ganjaran semisal haji dan umrah, lalu kecintaan terhadap ahli bait disertai kemaksiatan maka kemaksiatannya tidak akan memberi mudharat, dan pengikut Syi’ah adalah orang­ orang pilihan di sisi Allah

, bagaimanapun amalan yang dilakukannya.20

20 Sebagaimana hal ini disebutkan Ibnu Babawaih al-Qami dalam kitab “ilal asy-Syarai” (1/164): “Malaikat Jibril turun menemui

32

Apa yang Anda Ketahui Tentang Syi'ah? Hasil-hasil dari Perkembangan Aqidah Syi’ah

33

Dan inilah jalan/keyakinan yang sama dengan Yahudi, Allah

berfirman:

ﱬ ﭗ ﭖ ﭕ ﭔ ﱭ

“Kami ini adalah anak-anak Allah dan kekasih-kekasih-Nya.” (QS. al-Maidah [5]: 18)

ﱬﮇ ﮆ ﮅ ﮄ ﮃ ﮂ ﮁ ﱭ

“Dan mereka berkata: Sekali-kali kami tidak akan disentuh oleh api neraka kecuali berbilang hari saja.”

(QS. al-Baqarah [2]: 80)

Nabi meminta pada beliau agar menyampaikan kepada Ali bahwa Allah memberikan padanya surga dan neraka, maka Ali boleh memasukkan siapa yang dikehendakinya ke surga dan mengeluarkan siapa yang dikehendakinya dari neraka.”

Ibnu Babawaih al-Qami juga menyebutkan: “Sesungguhnya surga

diciptakan bagi siapa yang mencintai Ali, sekalipun dia durhaka pada Rasulullah, dan neraka diciptakan bagi siapa yang membenci Ali sekalipun dia taat pada Rasulullah.”

PERTANYAAN-PERTANYAAN

Dokumen terkait