• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM (Halaman 74-82)

ARAH KEBIJAKAN, STRATEGI, KERANGKA REGULASI DAN KERANGKA KELEMBAGAAN

3.2. ARAH KEBIJAKAN DAN STRATEGI BALAI BESAR POM DI BANJARMASIN

3.2.1. Arah Kebijakan

1) Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko untuk melindungi masyarakat

Penguatan Sistem Pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko dimulai dari perencanaan yang diarahkan berdasar pada aspek teknis, ekonomi, sosial dan spasial. Aspek-aspek tersebut dilakukan dengan pendekatan analisis risiko yaitu dengan memprioritaskan pengawasan kepada hal-hal yang berdampak risiko lebih besar agar pengawasan yang dilakukan lebih optimal.

BBPOM di Banjarmasin selaku UPT BPOM tentunya perlu melakukan perencanaan pengawasan Obat dan Makanan berbasis spasial dengan memperhatikan karakteristik daerah. Selain itu, penguatan sistem pengawasan Obat dan Makanan juga didorong untuk meningkatkan perlindungan kepada kelompok rentan meliputi balita, anak usia sekolah, dan penduduk miskin. Pada pengawasan Obat, hal ini dilakukan antara lain melalui pengawasan keamanan, khasiat, dan mutu vaksin serta Obat Program JKN. Pada pengawasan makanan, kelompok rentan ini bahkan telah diidentifikasi mencakup bayi, orang sakit, ibu hamil, orang dengan immunocompromised, dan manula. Pengawasan ini dilakukan antara lain melalui pengawasan pangan berisiko tinggi (seperti susu formula dan produk kaleng), pengawasan Pangan Jajanan Anak Sekolah, dan pengawasan pangan fortifikasi.

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan dalam rangka mendorong kemandirian pelaku usaha dalam memberikan jaminan keamanan dan daya saing produk Obat dan Makanan

Dari aspek pelaku usaha, produksi terbanyak di Wilayah Kalimantan Selatan adalah produksi pangan dengan kategori Industri Rumah Tangga Pangan (IRTP). Berdasarkan data IRTP lebih dari 70 % pemilik atau penanggung jawab

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 73

IRTP memiliki latar belakang pendidikan SLTA, SLTP dan SD. Latar belakang pendidikan berpengaruh pada tingkat pemahaman dibidang peraturan dan perilaku yang tidak sesuai dengan kaidah cara produksi yang baik. Masih rendahnya pengetahuan masyarakat khususnya pelaku usaha dibidang cara produksi yang baik serta kesadaran akan penerapan cara produksi yang baik berakibat masih banyak sarana produksi yang tidak memenuhi syarat sesuai ketentuan, serta masih ditemukan penggunaan bahan berbahaya pada proses produksinya. Untuk industri kosmetik dan industri Obat Tradisional (OT) juga tidak berbeda jauh. Akibat keterbatasan investasi dan rendahnya pengetahuan serta kesadaran pelaku usaha memenuhi aspek GMP, masih banyak industri Kosmetik dan OT kita yang tidak memenuhi ketentuan, sehingga ada kecenderungan jumlahnya menurun tiap tahun. Hal ini harus dicegah dan bila perlu dilakukan intervensi oleh pemerintah agar Usaha Menengah Kecil Mandiri (UMKM) kita tetap mampu bersaing di era MEA (Masyarakat Ekonomi ASEAN) ini. Beberapa industri kosmetik merupakan kearifan lokal masyarakat Kalimantan Selatan seperti bedak dingin harus mendapat perhatian yang serius agar mereka tetap eksis dan berdaya saing. Apalagi katagori mereka adalah usaha mikro yang dari sisi pendanaan sangat terbatas.

Demikian juga disektor distribusi peran pelaku usaha sangat besar dalam menyaring produk yang diedarkan serta dalam tatalaksanan cara distribusi yang baik. Diharapkan dengan semakin meningkatnya pengetahuan dan kesadaran para pelaku usaha produk tanpa izin edar tidak ditemukan diperedaran.

3) Peningkatan Kerjasama, Komunikasi, Informasi dan Edukasi publik melalui kemitraan pemangku kepentingan dan partisipasi masyarakat dalam pengawasan Obat dan Makanan

Hal- hal yang mendukung dan sebagai tantangan ke depan antara lain kerjasama lintas sektor yang semakin baik, bahkan kebanyakan pemda sangat berharap BBPOM di Banjarmasin sebagai penjuru terkait aspek keamanan produk Obat dan Makanan. Dukungan Lintas Sektor/ pengakuan stake holder ini dapat menjadi cambuk agar BBPOM di Banjarmasin ke depan dapat bekerja

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 74

lebih keras lagi. Peran Lintas Sektor tersebut diwujudkan dalam beberapa hal antara lain:

a. Menganggarkan kegiatan pengawasan di lapangan dan turun bersama- sama seperti pada saat menjelang dan selama bulan ramadhan, hari raya Idul Fitri, Imlek, Natal dan Tahun Baru. Kabupaten/ Kota yang sudah menganggarkan kegiatan pengawasan antara lain Kota Banjarmasin, Banjarbaru, Kab. Tabalong, Kotabaru, HSU, HST, HSS, Tapin dan Kab. Banjar. Kegiatan Pangan Jajanan Anak Sekolah (PJAS), Pasar Aman dari Bahan Berbahaya (BB) juga termasuk yang dianggarkan oleh Pemerintah Kabupaten/ Kota.

b. Adanya komitmen Pemda yang dituangkan dalam bentuk MoU dengan BPOM atau BBPOM di Banjarmasin. Beberapa Kabupaten/ Kota yang sudah membuat MoU adalah Kota Banjarmasin, Kab. Kotabaru, Tanah Laut, Balangan, Tapin, HSS, HST dan Kab. Tanah Bumbu.

c. Mendukung program- program yang dicanangkan BPOM antara lain lain Program Pasar Aman dari BB dan pengawasan PJAS. Pasar yang sudah diintervensi program tersebut hingga tahun 2015 adalah sebagai berikut : Kota Banjarmasin : Pasar Teluk Dalam, Kalindo dan Telawang Kota Banjarbaru : Pasar Landasan Ulin

Kabupaten Barito Kuala : Pasar Percontohan Marabahan

Pada tahun 2016 direncanakan intervensi akan dilakukan di Pasar Tambarangan Kabupaten Tapin dan Pasar Kuripan Kota Banjarmasin. Kepedulian masyarakat terhadap aspek keamanan dan mutu produk sudah mulai tumbuh. Ini terbukti pada saat dilakukan penyuluhan, sosialisasi maupun pameran, masyarakat berperan aktif dan antusias mengikuti kegiatan tersebut. Masyarakat sudah mulai sadar tentang pentingnya mengkonsumsi produk yang aman dan bermutu agar terjaga kesehatannya. Namun ironisnya, perkembangan teknologi informasi dan arus globalisasi yang cepat menyebabkan meningkatnya produk Obat dan Makanan asing yang belum tentu aman dan bermutu. Sementara masyarakat kita mudah berubah pola konsumsinya hanya karena faktor iklan yang menggiurkan. Hal ini merupakan

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 75

tantangan yang besar untuk kinerja BBPOM di Banjarmasin bagaimana menjamin produk yang beredar tetap aman dan bermutu, serta masyarakat yang konsumtif ini tetap diberi penyadaran agar mampu memilih produk yang aman dan bermutu untuk dikonsumsi. Sebagai contoh sebagian masyarakat Kalimantan Selatan adalah pekerja tambang batubara, atau pekerja perkebunan kelapa sawit, karet dan lain- lain yang dalam kesehariannya membutuhkan tenaga yang kuat. Untuk meningkatkan stamina mereka lari ke penggunaan obat-obatan yang dilarang seperti obat Carnofen dan Dextrometorfan. Obat ini sudah dicabut ijin edarnya oleh BPOM dan merupakan obat ilegal namun masih beredar cukup tinggi di wilayah Kalimantan Selatan dan menempati urutan ke-2 di Indonesia.

4) Penguatan kapasitas kelembagaan pengawasan Obat dan Makanan melalui penataan proses bisnis yang tertata dan efektif, budaya kerja yang sesuai dengan nilai organisasi serta pengelolaan sumber daya yang efektif dan efisien. Kebijakan ini mengarahkan pada pengelolaan sumber daya internal secara efektif dan efisien, dengan fokus pada 8 (delapan) area reformasi birokrasi untuk mewujudkan tata kelola pemerintahan yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya. Pengelolaan persediaan, penataan aset, penguatan kapasitas laboratorium, penguatan sistem informasi teknologi untuk mendukung pelayanan publik, penggunaan SIPT sebagai aplikasi knowledge base dalam mendukung risk based control, penguatan sistem perencanaan dan penganggaran, serta implementasi keuangan berbasis akrual perlu menjadi penekanan/agenda prioritas.

Dalam upaya mempertahankan WTP, selain memelihara komitmen dan integritas pimpinan, para pengelola keuangan, dan pelaksana kegiatan, perlu juga dilakukan strategi dan upaya penguatan Sistem Pengendalian Intern Pemerintah (SPIP), penguatan perencanaan dan penganggaran, peningkatan kualitas laporan keuangan (LK), peningkatan kualitas proses pengadaan Barang dan Jasa, pembenahan penatausahaan BMN (aset tetap dan persediaan), penguatan monitoring dan evaluasi, peningkatan kualitas

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 76

pengawasan dan reviu LK, serta percepatan penyelesaian tindak lanjut Laporan Hasil Pemeriksaan (LHP).

Terkait perencanaan dan penganggaran, sesuai tuntutan suprasistem, BBPOM di Banjarmasin perlu mengubah data elektronisasi menjadi data bentuk peta (spasial) dapat diakses secara online dan real time yaitu berupa data-data kondisi (misalnya peta penyebaran sarana produksi & sarana distribusi Obat dan Makanan), peta capaian hasil kinerja pengawasan (misalnya peta hasil pengujian laboratorium, penyelesaian kasus, dan sebagainya). Selain itu data-data perlu diolah dan dilakukan analisis kesenjangan kinerja pengawasan antar wilayah sehingga dapat menjadi input dalam pelaksanaan program pengawasan Obat dan Makanan berbasis risiko.

Selain memberi arah penguatan ke dalam unit kerja BBPOM di Banjarmasin, kebijakan ini perlu disertai dengan strategi dan upaya peningkatan kerjasama dan komunikasi ke pihak eksternal yang strategis.

3.2.2. Strategi

Strategi yang akan dilaksanakan mencakup eksternal dan internal

Eksternal:

1) Penguatan kemitraan dengan lintas sektor terkait pengawasan Obat dan Makanan;

2) Peningkatan pembinaan dan bimbingan melalui komunikasi, informasi dan Edukasi kepada masyarakat dan pelaku usaha di bidang Obat dan Makanan;

Internal:

1) Membangun Manajemen Kinerja dari Kinerja Lembaga hingga kinerja individu/pegawai;

2) Mengelola anggaran secara lebih efisien, efektif dan akuntabel serta diarahkan untuk mendorong peningkatan kinerja lembaga dan pegawai;

3) Meningkatkan kapasitas SDM pengawas di BBPOM di Banjarmasin secara lebih proporsional dan akuntabel;

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 77

4) Meningkatkan kualitas sarana dan prasarana pendukung maupun utama dalam mendukung tugas Pengawasan Obat dan Makanan.

Strategi eksternal lebih ditekankan pada aspek kerjasama dan kemitraan dengan lintas sektor dan lembaga (pemerintah, dunia usaha dan kelompok masyarakat sipil). Mengingat begitu kompleksnya tantangan dari lingkungan strategis baik internal maupun eskternal seperti yang diuraikan pada Bab I tersebut di atas, maka dengan sendirinya menuntut penyesuaian-penyesuaian dalam mekanisme internal organisasi dan kelembagaan BBPOM di Banjarmasin sendiri.

Sedangkan strategi internal lebih difokuskan pada pembenahan internal organisasi dan kelembagaan serta sumber daya pegawai BBPOM di Banjarmasin sendiri. Poin penting yang harus diperhatikan di sini adalah soal SDM pegawai, karena kunci keberhasilan sebuah lembaga sangat ditentukan dari kualitas SDM-nya. Di samping itu, perlu ditunjang oleh sistem pengawasan, manajemen kinerja, pengelolaan anggaran yang efisien, efektif dan akuntabel.

Untuk melaksanakan tugas pokok dan fungsi sebagai lembaga pengawasan Obat dan Makanan tersebut, BBPOM di Banjarmasin menetapkan program-programnya sesuai RPJMN periode 2015-2019, yaitu program utama (teknis) sebagai berikut, yaitu Program Pengawasan Obat dan Makanan. Program ini dimaksudkan untuk melaksanakan tugas-tugas utama BBPOM di Banjarmasin dalam rangkapengawasan terhadap sarana produksi, pengawasan terhadap sarana distribusi, sampling dan pengujian Obat dan Makanan beredar, penegakan hukum, serta pembinaan dan bimbingan kepada pemangku kepentingan.

Selanjutnya, program-program tersebut dijabarkan dalam kegiatan-kegiatan prioritas BBPOM di Banjarmasin, sebagai berikut:

a. Kegiatan-kegiatan utama untuk melaksanakan Pengawasan Obat dan Makanan 1) Peningkatan cakupan pengawasan mutu Obat dan Makanan beredar melalui

penetapan prioritas sampling berdasarkan risiko termasuk iklan dan penandaan.

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 78

2) Peningkatan pengawasan sarana produksi dan distribusi Obat dan Makanan, sarana pelayanan kesehatan, serta sarana produksi dan sarana distribusi Pangan dan Bahan Berbahaya;

3) Peningkatan pengawasan narkotika, psikotropika, prekursor, dan zat adiktif; 4) Penguatan kemampuan pengujian meliputi sistem dan sumber daya

laboratorium Obat dan Makanan;

5) Penyidikan terhadap pelanggaran Obat dan Makanan;

6) Peningkatan Pembinaan dan bimbingan melalui kemitraan dengan pemangku kepentingan, serta meningkatkan partisipasi masyarakat.

7) Penyusunan Program, Anggaran dan Keuangan;

8) Pengawasan dan Peningkatan Akuntabilitas Aparatur BBPOM di Banjarmasin;

9) Pengadaan, Pemeliharaan dan Pembinaan Pengelolaan, serta Peningkatan Sarana dan Prasarana Penunjang Aparatur BBPOM di Banjarmasin;

10) Peningkatan Kompetensi Aparatur BBPOM di Banjarmasin;

11) Peningkatan kualitas Layanan Pengaduan Konsumen dan Hubungan Masyarakat.

Untuk mewujudkan pencapaian sasaran strategis, maka masing-masing sasaran strategis BBPOM di Banjarmasin periode 2015-2019 dijabarkan kepada sasaran program dan kegiatan berdasarkan logic model perencanaan. Adapun logic model penjabaran terhadap sasaran program dan kegiatan sesuai dengan unit organisasi di lingkungan Balai Besar POM di Banjarmasin adalah sebagai berikut :

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 79

Gambar 3.1: Log Frame Balai Besar POM di Banjarmasin

Tabel 3.1: Program/Kegiatan Strategis, Sasaran Program/Kegiatan, dan Indikator Balai Besar POM di Banjarmasin

PROGRAM PROGRAM SASARAN STRATEGIS KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR PIC

PROGRAM PENGAWASAN OBAT DAN MAKANAN Menguatnya sistem pengawasan Obat dan Makanan

Pengawasan Obat dan Makanan di 33 Balai Besar/Balai POM 1. Meningkatnya kualitas sampling dan pengujian terhadap produk obat dan makanan yang beredar 2. Meningkatnya kualitas sarana produksi yang memenuhi standar 3. Meningkatnya kualitas sarana distribusi yang memenuhi standard 4. Meningkatnya hasil tindaklanjut penyidikan terhadap Pelanggaran Obat dan Makanan

1. Jumlah sample yang diuji menggunakan parameter kritis

2. Persentase cakupan pengawasan sarana produksi Obat dan Makanan

3. Pemenuhan target sampling produk Obat di sektor publik (IFK)

4. Persentase cakupan pengawasan sarana distribusi Obat dan Makanan 5. Jumlah Perkara di bidang

obat dan makanan

Balai Besar/Balai POM Meningkatnya kemandirian pelaku usaha, kemitraan dengan pemangku kepentingan, dan partisipasi masyarakat Meningkat nya kerjasama, komunikasi, informasi dan edukasi

6. Jumlah layanan publik BB/BPOM

7. Jumlah komunitas yang diberdayakan Meningkatnya kualitas kapasitas kelembagaan Balai BPOM 1. Pengadaan Sarana dan Prasarana yang Terkait Pengawasan Obat dan Makanan 2. Penyusunan

8. Persentase pemenuhan sarana dan prasarana sesuai standar

9. Jumlah dokumen

Rencana Strategis Balai Besar POM di Banjarmasin Tahun 2015-2019 80

PROGRAM PROGRAM SASARAN STRATEGIS KEGIATAN SASARAN KEGIATAN INDIKATOR PIC

Perencanaan, Penganggaran, Keuangan dan Evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

dan evaluasi yang dilaporkan tepat waktu

Dalam dokumen BAB I PENDAHULUAN 1.1. KONDISI UMUM (Halaman 74-82)

Dokumen terkait