• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Makro

Dalam dokumen RPJMD KAB. OKI TAHUN 2014 2019 (Halaman 111-116)

STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN

6.2. Arah dan Kebijakan Umum Pembangunan

6.2.1. Arah Kebijakan Pembangunan Ekonomi Makro

Pertumbuhan Ekonomi dan Stabilitas Ekonomi

Struktur ekonomi Kabupaten Ogan Komering Ilir, sesuai dengan ciri perekonomian daerah perdesaan, didominasi oleh sektor primer, yaitu sektor pertanian. Dari sisi pengeluaran pertumbuhan ekonomi didukung oleh konsumsi masyarakat dan konsumsi pemerintah dan investasi harus dapat menggerakkan perekonomian. Pengeluaran pemerintah ikut berperan besar dalam mendorong perekonomian dengan percepatan realisasi program-program pembangunan.

Konsumsi masyarakat terus didorong dengan meningkatkan daya beli masyarakat melalui upaya mengendalikan inflasi dan menjaga ketersediaan bahan pokok. Upaya untuk mendorong investasi dilakukan dengan peningkatan harmonisasi kebijakan dan penyederhanaan prosedur perijinan investasi dan peningkatan fasilitas investasi. Pembangunan ekonomi di kabupaten Ogan Komering Ilir diarahkan untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi masyarakat dengan tujuan untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat.

6.2.1.1 Peningkatan Daya Saing

6.2.1.1.1. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha

Peningkatan iklim investasi dan usaha sangat penting untuk dapat mendorong pertumbuhan nilai investasi dan mendorong berkembangnya usaha. Dengan meningkatnya investasi dan berkembangnya usaha diharapkan dapat mendorong aktivitas perekonomian, karena dapat menggerakkan usaha lain yang terkait dan dapat menciptakan lapangan kerja baru. Pada akhirnya, pengembangan investasi dan usaha ini akan dapat mendorong peningkatan daya beli masyarakat, yang kemudian dapat mendorong pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kesejahteraan rakyat. Dengan demikian, peningkatan iklim investasi dan iklim usaha menjadi sangat penting bagi perekonomian daerah karena dapat memberikan efek yang berkorelasi positif dengan pembangunan ekonomi. Peningkatan iklim investasi dan iklim usaha difokuskan pada:

a. Penyusunan, penyederhanaan dan harmonisasi berbagai regulasi dan kebijakan yang bertujuan untuk memberikan transparansi, kepastian dan kemudahan untuk melakukan investasi dan berusaha;

b. Penyelenggaraan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (PTSP) untuk mempercepat dan mempermudah proses perizinan dan non perizinan untuk berinvestasi dan mengembangkan usaha di daerah;

c. Mendorong peran dunia usaha dalam perekonomian daerah, melalui berbagai kebijakan pemerintah daerah yang kondusif antara lain melalui deregulasi dan debirokrasi yang dituangkan dalam berbagai peraturan pemerintah daerah dalam bentuk peraturan daerah maupun peraturan kepala daerah;

d. meningkatkan keamanan dan kenyamanan berusaha melalui pemberdayaan masyaarakat dan peningkatan koordinasi dengan unsur-unsur penegak hukum di daerah dalam menyelesaikan berbagai konflik/sengketa di daerah;

Regulasi yang jelas dan prosedur yang lebih sederhana akan memudahkan investor dan pengusaha dalam melaksanakan regulasi tersebut, karena tidak akan menimbulkan salah persepsi dan dapat mengurangi biaya ekonomi tinggi. Sementara itu, penyelenggaraan PTSP yang baik akan memberikan kepastian berusaha, memudahkan investor dan pengusaha dalam memproses perijinan, serta meningkatkan efisiensi proses pengurusan perijinan karena perijinan dapat diproses dengan lebih cepat dengan biaya yang lebih transparan.

6.2.1.1.2. Pembangunan Infrastruktur

Pembangunan infrastruktur diarahkan dalam upaya pengembangan dan konektivitas wilayah serta penyediaan infrastruktur dasar perkotaan yang memadai. Ketersediaan dan kualitas infrastruktur penting dalam menciptakan iklim investasi dan iklim usaha. Arah dan kebijakan dalam pembangunan infrastruktur dititikberatkan pada 1). Pembangunan dan peningkatan infrastruktur perdesaan 2). Pembangunan dan peningkatan infrastruktur transportasi yang menjadi penghubung antara pusat lingkungan dan sub pusat pelayanan kota dengan pusat pelayanan kota; 2) pemerataan pembangunan infrastruktur listrik dalam rangka ketersediaan energi; 3). Pembangunan infrastruktur air bersih; 4). Fasilitasi pemerataan pembangunan sarana dan prasarana telekomunikasi; dan 5). Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta (KPS) dalam pembangunan infrastruktur untuk pelayanan publik; 6). Peningkatan kualitas sanitasi kawasan perkotaan.

6.2.1.2. Peningkatan Daya Tahan Ekonomi

Upaya peningkatan daya tahan ekonomi diarahkan pada peningkatan ketahanan pangan terutama yang berbasis sumberdaya lokal. Peningkatan ketahanan pangan harus terus didorong untuk mampu menggerakkan perekonomian daerah. Ketahanan pangan meme gang peranan penting dalam perekonomian daerah karena dapat menjaga stabilitas ekonomi. Arah kebijakan dari aspek ketersediaan pangan antra lain : (1) Meningkatkan ketersediaan input produksi (benih/bibit, pupuk, irigasi, pakan, obat-obatan, lahan, alat dan mesin) dengan kualitas yang baik dan jumlah yang memadai serta tersedia setiap saat dibutuhkan serta kebijakan subsidi input yang lebih efisien; (2) Meningkatkan dan menguatkan dukungan penyuluhan; (3) Mengembangkan infrastruktur pertanian. Sedangkan arah kebijakan dari aspek akesibilitas pangan diupayakan melalui peningkatan efisiensi aksesibilitas pangan dilakukan melalui : (1) Meningkatkan jumlah cadangan pangan pemerintah untuk stabilisasi harga; (2) Mengembangkan kebijakan perdagangan yang mendukung ketahanan pangan; (3) Meningkatkan sarana dan prasarana guna efisiensi dalam perdagangan dan mengurangi kerusakan bahan pangan; (4) Mengembangkan kebijakan dan regulasi guna memperlancar dan mengefisiensikan distribusi bahan pangan; dan (5) Mengembangkan usaha pengolahan dan pemasaran produk pangan.

6.2.1.2.1. Kemiskinan

Penanggulangan kemiskinan diupayakan melalui strategi dan kebijakan makro dan strategi dan kebijakan klaster di harapkan dapat meningkatkan kapasitas dan produktivitas masyarakat miskin. Secara ekonomis, peningkatan kapasitas dan produktivitas masyarakat ini dih arapkan dapat meningkatkan penguatan ekonomi mealui pemberdayaan ekonomi berbasis kerakyatan. Secara makro, tingkat pertumbuhan ekonomi dapat berdampak positif bagi penciptaan lapangan kerja baru dan perluasan kesempatan kerja di masyarakat. Stabilitas ekonomi khususnya pengendalian terhadap inflasi untuk bahan makanan pokok diharapkan dapat menjaga konsumsi masyarakat miskin.

Secara operasional sinergi 4 (empat klaster) penanggulangan kemiskinan masih tetap menjadi kebijakan dalam rangka pengurangan tingkat kemiskinan. Kegiatan-kegiatan pada Klaster 1 (Bantuan dan Perlindungan Sosial) dan Klaster 4 (Program Pro-Rakyat) diharapkan dapat mengurangi beban pengeluaran masyarakat miskin sehingga pada gilirannya kapasitas mereka akan terus meningkat secara sosial dan ekonomi. Sementara, kegiatan-kegiatan pada Klaster 2 (Pemberdayaan Masyarakat) dan Klaster 3 (Pemberdayaan Usaha Mikro) diharapkan dapat memberikan landasan bagi pengembangan kegiatan usaha ekonomi produktif masyarakat miskin yang berorientasi kepada peningkatan pendapatan masyarakat miskin dalam jangka pendek dan peningkat an produktivitas dalam jangka panjang dalam upaya menggerakan perekonomian.

Untuk sektor riil beberapa kebijakan dalam rangka optimalisasi program-program penanggulangan kemiskinan antara lain 1) Mengintegrasikan perencanaan seluruh program penanggulangan kemiskinan ke dalam mekanisme dan proses perencanaan reguler melalui Musrenbang; 2) Meningkatkan sinkronisasi perencanaan, pen ganggaran dan pelaksanaan kegiatan penanggulangan kemiskinan di daerah; dan 3) Meningkatkan koordinasi kelembagaan lintas SKPD serta peningkatan intensitas peran dan fungsi TKPKD dalam mengkoordinasikan, mensikronisasikan dan mengintegrasikan seluruh lembaga, program dan kegiatan yang terkait dengan upaya penanggulangan kemiskinan di daerah.

Kebijakan umum yang dilaksanakan Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir untuk mewujudkan program pembangunan yang mendukung Tujuan Pertama Millenium Development Goals (MDGs) “Menanggulangi Kemiskinan dan Kelaparan” dapat dibagi sesuai dengan 4 klaster penanggulangan kemiskinan. Kebijakan umum klaster I (Bantuan dan Perlindungan Sosial) yaitu 1) Perluasan akses pelayanan kesehatan gratis untuk masyarakat miskin, 2) Peningkatan upaya perlindungan, pelayanan dan rehabilitasi sosial, 3) Peningkatan

upaya pemberdayaan masyarakat, 4) Perluasan akses pendidikan gratis untuk masyarakat miskin. 5) Pemberian raskin untuk masyarakat miskin. Kebijakan umum klaster II (Pemberdayaan Masyarakat) yaitu 1) Peningkatan pemberdayaan masyarakat melalui program PNPM, 2) Sinergitas dan peningkatan kualitas program pemberdayaan mayarakat. Kebijakan umum klaster III (Pemberdayaan UMKM) yaitu Peningkatan kerjasama dengan pihak swasta dan BUMN dalam fasilitasi kredit usaha terhadap pelaku usaha ekonomi kecil dan menengah. Kebijakan umum klaster IV (Program Pro-Rakyat) yaitu Pembangunan dan pemerataan infrastruktur yang menyentuh masyarakat.

6.2.1.2.2. Pengangguran

Secara makro kebijakan dalam upaya mengurangi pengangguran adalah optimalisasi program lintas bidang. Dengan meningkatkan pertumbuhan investasi di Kabupaten Ogan Komering Ilir diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam rangka menyerap tenaga kerja baik dari sektor formal, informal dan nonformal. Secara operasional kebijakan–kebijakan utama yang akan dilaksanakan yaitu (1) Membangun infrastruktur pengembangan kompetensi kerja, sebagai tahap awal dalam me mpersiapkan tenaga kerja yang berkompeten agar dapat bersaing dalam rangka pemenuhan SDM tenaga kerja y ang berkualitas; dalam pasar global. 2) Meningkatkan kerjasama baik dengan lembaga-lembaga pendidikan dan pelati han profesi, baik milik pemerintah, swasta, maupun perusahaan yang menyelen ggarakan pelatihan berbasis kompetensi. Penyiapan sarana/prasarana, instruktur, pembiayaan dan pengelolaan lembaga pelatihan yang memenuhi aspek standar mutu kelembagaan menjadi prioritas; 3) Mempersiapkan regulasi yang mendukung upaya penempatan pencari kerja; 4) Meningkatkan efektivitas pelaksanaan program/kegiatan yang dapat mendorong pengembangan minat usaha dan kewirausahaan; 5) Meningkatkan akses kepada informasi peluang kerja melalui media elektronik maupun cetak.

6.2.1.3. Peningkatan Pembangunan Sumber Daya Manusia

Dalam rangka menjadikan SDM sebagai isu sentral pembangunan daerah untuk mendukung upaya meningkatkan dan memperluas kesejahteraan rakyat, kebijakan pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ilir dalam memastikan bahwa layanan pendidikan tersedia secara memadai dan dapat diakses oleh seluruh masyarakat. Satuan pendidikan mulai dari jenjang pendidikan dasar sampai pendidikan menengah harus dapat mengakomodasi setiap anak usia sekolah yang memerlukan layanan pendidikan. Bahkan layanan pendidikan harus dapat menjangkau seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan dalam

rangka meningkatkan kualitas layanan pendidikan adalah menyediakan infrastruktur pendidikan untuk mendukung peningkatan layanan pendidikan yang bermutu bagi masyarakat dan meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik.

Untuk peningkatan kualitas SDM yang sehat untuk difokuskan pada peningkatan akses dan layanan kesehatan yang berkualitas, merata, terjangkau dengan kebijakan antara lain dengan: 1) Peningkatan akses pelayanan kesehatan dan gizi yang berkualitas bagi ibu dananak; 2) Peningkatan pengendalian penyakit menular dan tidak menular serta penyehatan lingkungan; 3) Peningkatan profesionalisme dan pendayagunaan tenaga kesehatan yang merata; 4) Peningkatan jaminan pembiayaan kesehatan; 5) Peningkatan ketersediaan, pemerataan, keterjangkauan, jaminan keamanan, khasiat/manfaat dan mutu obat, alat kesehatan dan makanan, 6 ) Peningkatan akses pelayanan KB berkualitas yang merata 7) Peningkatan kualitas kelembagaan pelayanan kesehatan kepada masyarakat.

Dalam dokumen RPJMD KAB. OKI TAHUN 2014 2019 (Halaman 111-116)

Dokumen terkait