• Tidak ada hasil yang ditemukan

PEMBANGUNAN EKONOMI

C. Uraian Materi 1. Pengertian

6. Arah Kebijaksanaan Pembanguan Ekonomi

Pembangunan Ekonomi di Indonesia terpusat dan tidak merata yang dilaksanakan selama ini ternyata hanya mengutamakan pertumbuhan ekonomi serta tidak diimbangi kehidupan sosial, politik yang demokratis, yang telah menyebabkan krisis moneter dan ekonomi, yang nyaris berlanjut dengan krisis moral yang memprihatinkan. Hal tersebut kemudian menjadi penyebab timbulnya krisis nasional, yang membahayakan persatuan dan kesatuan serta mengancam kelangsungan hidup bangsa dan negara. Oleh karena itu, reformasi di segala bidang harus dilakukan untuk bangkit kembali dan memperteguh kepercayaan diri dan kemampuan untuk melakukan langkah-langkah penyelelamatan, pemulihan, pemantapan, dan pengembangan

Ekonomi SMA K - 3 44 pembangunan ekonomi dengan paradigma baru Indonesia yang berwawasan kerakyatan. Aktualisasi dari pembaharuan tersebut dengan dikeluarkannya kebijaksanaan pembangunan ekonomi yang tertuang dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara tahun 1999-2004 (Tap MPR No. IV/MPR/1999). Dalam Garis-Garis Besar Haluan Negara 1999-2004 ditetapkan arah kebijaksanaan pembangunan di bidang ekonomi, diantaranya:

 Mengembangkan sistem ekonomi kerakyatan yang bertumpu pada mekanisme pasar.

 Mengembangkan persaingan yang sehat dan adil.

 Mengoptimalkan peranan pemerintah untuk melakukan regulasi, layanan publik, subsidi dan insentif, yang dilakukan secara transparan.

 Mengembangkan kehidupan yang layak, terutama bagi fakir miskin dan anak-anak terlantar.

 Mengembangkan perekonomian yang berorientasi global sesuai dengan kemajuan teknologi dengan memanfaatkan secara maksimal sektor-sektor unggulan setiap daerah.

 Mengelola kebijakan makro dan mikro ekonomi secara terkoordinasi dan sinergis.

 Mengembangkan kebijakan fiskal.

 Mengembangkan pasar modal yang sehat , transparansi dan efisien.

 Mengoptimalkan penggunaan pinjaman luar negeri untuk kegiatan ekonomi produktif.

 Mengembangkan kebijakan industri, perdagangan, dan investasi.

 Memberdayakan pengusaha kecil, menengah, dan koperasi agar lebih efisien dan produktif.

 Menata Badan Usaha Milik Negara secara efisien, transparan, dan profesional.

 Mengembangkan hubungan kemitraan dalam bentuk keterkaitan usaha yang saling menunjang dan menguntungkan antara koperasi dan Badan Usaha Milik Negara.

 Mengembangkan sistem ketahanan pangan yang berbasis pada keragaman sumber daya bahan pangan, kelembagaan, dan budaya lokal.

Ekonomi SMA K - 3 45

 Meningkatkan penyediaan dan pemanfaatan sumber energi dan tenaga listrik yang relatif murah.

 Mengembangkan kebijakan pertanahan untuk meningkatkan pemanfaatan dan penggunaan tanah secara transparan dan produktif.

 Meningkatkan pembangunan dan pemeliharaan sarana dan prasarana publik, termasuk transportasi, telekomunikasi, energi, listrik, dan air bersih.

 Mengembangkan ketenagakerjaan secara menyeluruh dan terpadu.

 Meningkatkan kuantitas dan kualitas penempatan tenaga kerja ke luar negeri dengan memperhatikan kompetensi, perlindungan, dan pembelaan tenaga kerja.

 Meningkatkan penguasaan, pengembangan dan pemanfaatan ilmu pengetahuan dan teknologi, terutama teknologi bangsa sendiri.

 Melakukan berbagai upaya terpadu untuk mempercepat proses pengentasan kemiskinan dan pengangguran.

 Mempercepat penyelamatan dan pemulihan ekonomi guna meningkatkan sektor riil terutama bagi pengusaha kecil, menengah, dan koperasi.

 Menyehatkan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dengan mengurangi defisit negara melalui peningkatan disiplin anggaran, pengurangan subsidi, dan pinjaman luar negeri secara bertahap.

 Mempercepat rekapitalisasi sektor perbankan dan restrukturisasi utang swasta.

 Melaksanakan restrukturisasi aset negara, terutama aset yang berasal dari likuidasi perbankan dan perusahaan.

 Melakukan negosiasi dan mempercepat restrukturisasi utang luar negeri bersama-sama dengan Dana Moneter Internasional, Bank Dunia, lembaga keuangan lainnya, dan negara donor.

 Melakukan secara proaktif negosiasi dan kerja sama ekonomi bilateral dan multilateral dalam rangka meningkatkan volume dan nilai ekspor.

 Menyehatkan Badan Usaha Milik Negara/Badan Usaha Milik Daerah terutama yang usahanya berkaitan dengan kepentingan umum.

Beberapa arah kebijaksanaan pembangunan ekonomi Indonesia tersebut di atas menunjukkan bahwa pembangunan ekonomi tersebut merupakan rangkaian upaya pembangunan sektor ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka

Ekonomi SMA K - 3 46 meningkatkan taraf hidup bangsa Indonesia untuk keluar dari keterpurukan ekonomi.

Siapapun akan mengakui bahwa pembangunan merupakan kegiatan yang rumit karena sifatnya multifaset dan multidimensional. Karakteristik demikian merupakan tuntutan kehidupan berbangsa dan bernegara. Itulah sebabnya bidang-bidang yang menjadi “objek” pembangunan termasuk bidang politik, ekonomi, pertahanan dan keamanan, sosial budaya, pendidikan, ilmu pengetahuan dan tekhnologi, dan administrasi pemerintahan negara.

Akan tetapi karena berbagai faktor keterbatasan yang dihadapi oleh suatu negara bangsa seperti keterbatasan dana, keterbatasan sumber daya manusia yang memiliki pengetahuan dan keterampilan yang sesuai dengan tuntutan pembangunan, keterbatasan daya, dan keterbatasan waktu pada umumnya suatu negara dihadapkan pada keharusan untuk menentukan skala prioritas pembangunannya. Kemampuan yang dimiliki tidak memungkinkan penyelenggaraan pembangunan dilakukan secara simultan dengan intensitas yang sama.

Tuntutan dalam penentuan prioritas dalam pembangunan bagi negara-negara yang sedang membangun pada umumnya menunjuk pada pembangunan di bidang ekonomi. Tuntutan demikian mudah dipahami dan diterima karena memang kenyataan menunjukan bahwa keterbelakangan negara-negara tersebut paling terlihat dalam bidang ekonomi. Seperti dimaklumi, berbagai ciri negara terbelakang atau sedang berkembang dalam bidang ekonomi antara lain ialah :

a. Banyaknya rakyat yang hidup dibawah garis kemiskinan absolut. Memang benar bahwa berbagai negara menggunakan kriteria yang berbeda-beda tentang batas garis kemiskinan tersebut. Ada yang menggunakan pendapatan perkapita penduduk. Ada yang menggunakan konsumsi kalori 2000 unit dan protein 50 gram perhari sebagai tolak ukur yang kemudian diterjemahkan ke uang. Dewasa ini makin banyak negara yang menggunakan kriteria Bank Dunia sebagai patokan, yaitu apabila seseorang berpenghasilan sampai dengan $300 Amerika Serikat setiap tahunnya, yang bersangkutan dikategorikan sebagai orang yang hidup dibawah garis kemiskinan.

Ekonomi SMA K - 3 47 b. Di pihak lain, terdapat sejumlah kecil warga negara yang dengan standar internasional sekalipun tergolong sebagai orang yang kaya raya, terutama mereka yang menjadi usahawan pada tingkat konglomerat bahkan ada diantaranya yang menguasai perusahaan yang bersifat oligopoly.

Kesenjangan antara orang-orang berada seperti itu dengan warga masyarakat yang tergolong miskin sangat besar. Kesenjangan tersebut mengundang “bibit” kecemburuan sosial yang tidak mustahil menjurus kepada keresahan bahkan terganggunya ketertiban dan keamanan umum.

c. Produk Domestik Kotor (Gross Domestic Product) yang rendah antara lain disebabkan oleh produktivitas nasional yang rendah sebagai salah satu konsekuensi dari sumber daya manusia yang tidak terampil.

d. Tingkat pendidikan rakyat yang belum tinggi dan bahkan banyak diantara penduduk yang masih buta aksara. Seperti dimaklumi, jika pendidikan rata-rata warga masyarakat dalam suatu negara adalah lulusan Sekolah Dasar, negara tersebut digolongkan sebagai negara terbelakang. Jika pendidikan warga sudah mencapai lulusan sekolah menengah pertama, negara dikategorikan sebagai negara berkembang. Suatu negara disebut negara maju apabila pendidikan rata-rata para warganya sudah mencapai lulusan sekolah menengah atas. Meskipun pendidikan merupakan bidang diluar ekonomi, hal ini perlu diperhatikan, berkaitan langsung dengan tersedia tidaknya tenaga kerja yang terampil

e. Perekonomian yang masih bersifat tradisional, dalam arti berkisar pada kegiatan pertanian. Tingkat produktivitas pertanianpun pada umumnya rendah antara lain karena:

f. Teknik bertani yang sudah usang

g. Penggunaan pupuk, insektisida, dan pestisida yang rendah, baik karena para petani yang tidak mengetahui cara-cara menggunakannya dengan tepat maupun karena ketidakmampuan para petani untuk membelinya.

h. Rendahnya pengetahuan para petani tentang pertanian modern sehingga mereka sering “terpukau” hanya pada satu jenis komoditi tertentu seperti padi dan belum memahami pentingnya tekhnik yang lebih mutakhir seperti diversifikasi dan intensifikasi.

Ekonomi SMA K - 3 48 i. Kegiatan perekonomian lainnya, seperti perikanan, peternakan, holtikultura, sering hanya berorientasi pada pemenuhan kebutuhan sendiri dan tidak ditujukan pada kebutuhan pasar.

j. Alhasil, kalaupun ada komoditi yang dihasilkan untuk dijual kepasaran, termasuk untuk diekspor, bentuknya masih berupa bahan mentah dan bukan berupa produk jadi. Salah satu faktor penyebabnya ialah tidak dikuasainya tekhnik-tekhnik pengolahan mutakhir yang dapat meningkatkan nilai tambah produk tersebut

k. Infrastruktur yang mutlak diperlukan untuk pertumbuhan ekonomi seperti jalan, sarana transportasi dan sarana komunikasi yang tidak memadai.

Kondisi prasarana yang ada pun sering pada kondisi tidak atau kurang terpelihara.

l. Pertumbuhan penduduk yang tinggi dan sering tidak terkendali seperti dikatakan seorang pakar ekonomi bahwa “Di negara-negara terbelakang yang kaya makin kaya dan yang miskin dapat anak” juga karena prevalennya pandangan bahwa kekayaan seseorang diukir dari jumlah anaknya. Pertumbuhan penduduk yang tinggi itu juga terjadi karena keluarga yang tidak mampu ingin mempunyai banyak anggota keluarga yang ikut serta dalam mencari nafkah keluarga.

m. Tingkat kewirausahaan yang rendah yang antara lain disebabkan oleh beberapa faktor seperti:

 Menjadi pegawai terutama di pemerintahan diapandang sebagai profesi yang jauh lebih terhormat ketimbang menjadi “pedagang”

 Tidak adanya modal dan sulitnya memperoleh kredit

 Keengganan mengambil risiko

 Lokus of control yang bersifat eksternal dalam arti terdapatnya persepsi bahwa “nasib seseorang tidak berada di tangan sendiri melainkan ada kekuatan diluar dirinya yang mengaturnya”

 Tidak dimilikinya kemahiran dalam berbagai fungsi manajerial seperti produksi, pemasaran, promosi, dan keuangan

Dengan perkataan lain, penduduk miskin di negara-negara terbelakang dihadapkan kepada “lingkaran setan” yang mengandung komponen sebagai berikut :

 Pendapatan perkapita yang rendah

Ekonomi SMA K - 3 49

 Yang berakibat pada ketidakmampuan menabung

 Yang pada gilirannya berakibat pada tidak terjadinya pembentukan modal (no capital formation)

 Tidak terjadinya pemupukan modal berarti tidak adanya investasi

 Tidak adanya investasi, berarti tidak terjadinya perluasan usaha

 Tidak adanya perluasan usaha berarti makin sempitnya kesempatan kerja

 Sempitnya kesempatan kerja, berarti tingginya tingkat pengangguran

 Pengangguran berarti tidak adanya penghasilan

 Tidak adanya penghasilan berakibat pada tidak bergesernya posisi seseorang dibawah garis kemiskinan

Situasi seperti ini yang dihadapi oleh sebagian besar warga negara secara individual pasti tercermin pada perekonomian secara makro atau pada tingkat nasional.