• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bagian Keempat

Kawasan Strategis Bidang Sosial Budaya Pasal 57

(1) Kawasan strategis kabupaten bidang sosial budaya sebagaimana di maksud pada ayat (3) huruf a meliputi :

a. kuburan adat

b. kampung adat

(2) Kawasan strategis bidang sosial budaya sebagaimana pada ayat (1) huruf a meliputi kuburan raja yang dibuat dari batu megalitik dan terdapat di Kampung Prailiu - Kelurahan Prailiu, Kampung Pau - Desa Watuhadang, Kampung Praiyawang - desa Rindi dan Kampung Rambangaru – Desa Rambangaru, Kampung Wunga – Desa Wunga, Kampung Prainatang – Desa Mondu, Kampung Lalindi – Desa Praimadita.

(3) Kawasan strategis bidang sosial budaya sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b meliputi Kampung Praiyawang di Desa Rindi, Kecamatan Rindi, Kampung Wunga dan Kampung Prainatang, Kecamatan Haharu .

Bagian Kelima

Kawasan Strategis Bidang Fungsi dan Daya Dukung Lingkungan Pasal 58

Kawasan strategis kabupaten bidang daya dukung lingkungan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 54 ayat (3) huruf d meliputi Kawasan Taman Nasional di Kabupaten Sumba Timur, yaitu Kawasan Taman Nasional Manupeu Tanadaru dengan luas ± 24.200 Ha dan Kawasan Taman Nasional Laiwangi–Wanggameti seluas ± 47.014,00 Ha, yang tersebar di Kecamatan Tabundung, Kecamatan Matawai La Pawu, Kecamatan Pinu Pahar dan Kecamatan Karera.

BAB VII

ARAHAN PEMANFATAAN RUANG WILAYAH KABUPATEN Bagian Kesatu

Umum Pasal 59

(1) Pemanfaatan ruang dilakukan melalui pelaksanaan program pemanfaatan ruang beserta pembiayaannya.

(2) Pemanfaatan ruang mengacu pada fungsi ruang yang ditetapkan dalam rencana tata ruang dilaksanakan dengan mengembangkan penatagunaan tanah, penatagunaan air, penatagunaan udara dan penagunaan sumberdaya alam lain.

Bagian Kedua

Arahan Pemanfaatan Ruang Wilayah Paragraf 1

Perumusan Kebijakan Strategis Operasionalisasi

Pasal 60

(1) Penataan ruang sesuai dengan RTRW Kabupaten dilaksanakan secara sinergis dengan

(2) Penataan ruang dilaksanakan secara menerus dan sinergis antara perencanaan tata ruang, pemanfaatan ruang, dan pengendalian pemanfaatan ruang.

Paragraf 2

Prioritas dan Tahapan Pembangunan Pasal 61

(1) Prioritas pelaksanaan pembangunan disusun berdasarkan atas kemampuan pembiayaan

dan kegiatan yang mempunyai efek mengganda sesuai arahan umum pembangunan daerah.

(2) Pelaksanaan pembangunan berdasarkan tata ruang dilaksanakan selama 20 tahun, dibagi menjadi 4 tahap.

(3) Tahapan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan dalam kurun waktu 5 tahun

setiap tahapnya.

(4) Pemanfaatan ruang wilayah kabupaten meliputi :

a. penetapan struktur ruang wilayah; b. penetapan pola ruang wilayah; serta c. penetapan kawasan strategis.

Pasal 62

(1) Pemanfaatan ruang di daerah bertujuan untuk meningkatkan kegiatan pembangunan, kesejahteraan masyarakat, investasi dan memelihara serta mencegah terjadinya kerusakan lingkungan hidup.

(2) RTRW Kabupaten melakukan sinkronisasi dan keterpaduan dengan penyusunan RTRW diatasnya.

(3) Untuk mewujudkan perwujudan arahan pemanfaatan ruang kabupaten, disusun prioritas dan tahapan pembangunan.

(4) Prioritas sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi prioritas program utama.

(5) Tahapan pembangunan sebagaimana dimaksud pada ayat (3) meliputi tahapan 5 (lima) tahunan.

(6) Syarat zoning pemanfaatan ruang yang lebih detail akan diatur dengan Keputusan Bupati.

Pasal 63

(1) Prioritas utama program 5 tahun pertama sebagaimana dimaksud dalam Pasal 62 ayat (4) meliputi: melanjutkan pelaksanaan pembangunan yang telah direncanakan sebelumnya dan menyelesaiakan pembangunan yang sudah berjalan sampai pada tahap yang telah direncanakan sebelumnya.

(2) Prioritas utama program 5 tahun pertama sebagaimana dimaksud pada ayat (1) tercantum pada lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari Peraturan Daerah ini.

Bagian Ketiga

Arahan Pemanfaatan Ruang untuk Penetapatan Struktur Ruang dan Pola Ruang Wilayah

Paragraf 1

Arahan Pemanfaatan Ruang untuk Penetapan Struktur Ruang Wilayah Pasal 64

Pemanfaatan ruang untuk penetapan struktur ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada pasal 7 ayat (4) meliputi :

b. pemanfaatan ruang untuk sistem perkotaan;

c. pemanfaatan ruang untuk penetapan fungsi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan;dan

d. pemanfaatan ruang untuk pengembangan prasarana wilayah.

Pasal 65

Pemanfaatan ruang untuk sistem perdesaan sebagaimana dimaksud pada pasal 15 meliputi : a. pengembangan kawasan perdesaan sesuai potensi masing-masing kawasan yang

dihubungkan dengan pusat kegiatan pada setiap kawasan perdesaan; dan

b. memprioritaskan pengembangan Kawasan Agropolitan Umakahuripan (Kawangu, Tanaraing, Melolo dan Kamanggih) untuk mendorong pertumbuhan kawasan perdesaan di sekitarnya dan di pusat pelayanannya.

Pasal 66

Pemanfaatan ruang untuk sistem perkotaan sebagaimana dimaksud pada pasal 9 meliputi :

a. membentuk pusat kegiatan yang terintegrasi dan berhirarki di seluruh wilayah Kabupaten

Sumba Timur; dan

b. pengembangan orde perkotaan secara berjenjang dan bertahap sesuai pengembangan

perkotaan secara keseluruhan.

Pasal 67

Pemanfaatan ruang untuk penetapan fungsi kawasan perdesaan dan kawasan perkotaan sebagaimana dimaksud pada pasal 13 dan pasal 15 meliputi :

a. Penetapan fungsi kawasan perdesaan :

1. tempat permukiman perdesaan; 2. pelayanan jasa pemerintahan; serta 3. pelayanan sosial dan kegiatan ekonomi.

b. Penetapan fungsi kawasan perkotaan :

1. pusat kegiatan ekonomi wilayah, pusat pengolahan dan distribusi hasil pertanian, perdagangan dan jasa, pemerintahan, pendidikan, kesehatan serta transportasi pergudangan dan sebagainya;

2. sebagai pemasok kebutuhan dan lokasi pengolahan agroindustri dan berbagai kegiatan agrobisnis;

3. pusat pelayanan, pusat prasarana dan sarana sosial ekonomi. Pasal 68

Pemanfaatan ruang untuk wilayah untuk pengembangan prasarana wilayah sebagaimana dimaksud pada pasal 17 meliputi :

a. Pengembangan transportasi jalan raya :

1. pengembangan jalan dalam mendukung pertumbuhan dan pemerataan wilayah; dan 2. pengembangan infrastruktur pendukung pertumbuhan wilayah berupa terminal.

b. Pengembangan transportasi laut :

1. pengembangan akses eksternal kawasan dalam lingkup yang lebih luas;

2. pengembangan akses internal kawasan yang menghubungkan simpul-simpul kegiatan;

3. optimalisasi pelayanan pelabuhan dari segi ketersediaan sarana pendukung; 4. optimalisasi pelayanan pelabuhan dari segi ketersediaan prasarana pendukung; 5. optimalisasi pelayanan pelabuhan dari segi sosial ekonomi; serta

6. penyiapan kelembagaan operasional pengelola kawasan pelabuhan dan Kawasan Sendangbiru secara keseluruhan.

c. Pengembangan transportasi udara dengan optimalisasi Bandara Umbu Mehang Kunda:

1. optimalisasi penerbangan komersil;

2. optimalisasi tingkat pelayanan dan kelas bandara ke tingkat yang lebih baik; serta 3. optimalisasi tingkat kenyamanan dan keselamatan penerbangan.

d. Pengembangan prasarana Telekomunikasi :

1. peningkatan jangkauan pelayanan dan kemudahan mendapatkannya; dan 2. peningkatan jumlah dan mutu Telekomunikasi tiap wilayah.

e. Pengembangan prasarana pengairan :

1. peningkatan sistem jaringan pengairan; dan

2. optimalisasi fungsi dan pelayanan prasarana pengairan.

f. Pengembangan prasarana energi / listrik :

1. optimalisasi tingkat pelayanan;

2. perluasan jangkauan listrik sampai ke pelosok desa;

g. Pengembangan prasarana lingkungan :

1. mereduksi sumber timbunan sampah sejak awal; 2. optimalisasi tingkat penanganan sampah perkotaan; 3. optimalisasi tingkat penanganan sampah perdesaan; 4. menciptakan lingkungan yang sehat dan bersih.

Paragraf 2

Arahan Pemanfataan Ruang untuk Penetapan Pola Ruang Wilayah Pasal 69

Pemanfaatan ruang untuk penetapan pola ruang wilayah sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (1) meliputi :

a. pemanfaatan ruang untuk pemantapan kawasan lindung;

b. pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya; dan

c. pemanfaatan ruang untuk pengelolaan kawasan lindung dan budidaya.

Pasal 70

Pemanfaatan ruang untuk pemantapan kawasan lindung sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (2) meliputi :

a. pemantapan fungsi lindung pada kawasan yang memberi perlindungan kawasan bawahannya;

b. pemantapan kawasan perlindungan setempat;

c. pemantapan kawasan suaka alam dan pelestarian alam;

d. penanganan kawasan rawan bencana alam; serta

e. pemantapan kawasan lindung lainnya.

Pasal 71

Pemanfaatan ruang untuk pengembangan kawasan budidaya sebagaimana dimaksud pada pasal 27 ayat (3) meliputi :

a. pengembangan hutan produksi;

b. pengembangan kawasan pertanian;

c. pengembangan kawasan pertambangan;

d. pengembangan kawasan peruntukan industri;

e. pengembangan kawasan pariwisata;

f. pengembangan kawasan permukiman perdesaan dan perkotaan; serta

g. penetapan kawasan konservasi budaya dan sejarah.

Pasal 72

Pemanfaatan ruang untuk pengelolaan kawasan lindung dan budidaya sebagaimana dimaksud pada pasal 28 dan pasal 34 meliputi :

a. mengoptimalkan dan mengendalikan pemanfaatan ruang pada kawasan lindung dan

budidaya;

c. arahan penanganan kawasan budidaya; serta

d. pengaturan kelembagaan pengelolaan kawasan lindung dan budidaya.

Paragraf 3

Arahan Pemanfaatan Ruang Untuk Penetapan Kawasan Strategis Pasal 73

Pemanfaatan ruang untuk penetapan kawasan strategis sebagaimana dimaksud pada pasal 54 meliputi :

a. mengendalikan perkembangan ruang sekitar kawasan strategis kabupaten;

b. memantapkan fungsi lindung pada kawasan sosio-kultural;

c. memantapkan kawasan perlindungan ekosistem dan lingkungan hidup.

Pasal 74

Pemanfaatan ruang untuk penataan kawasan pesisir dan kepulauan meliputi :

a. konservasi kawasan Pulau Salura, Pulau Kotak, Pulau Manggudu dan Pulau Nusa

sesuai fungsinya sebagai kawasan wisata;

b. mempertahankan dan memperbaiki ekosistem pesisir

Pasal 75

Pemanfaatan ruang untuk penataan tata guna tanah, tata guna air, tata guna udara, dan tata guna sumberdaya alam lainnya meliputi :

a. meningkatkan keserasian antar fungsi dalam penatagunaan tanah;

b. pemantapan fungsi kawasan dalam mendukung penatagunaan hutan;

c. pemantapan fungsi dalam penatagunaan air;

d. pengaturan keselamatan dan kenyamanan pada penatagunaan udara; serta

e. penatagunaan sumberdaya lainnya.

B A B VIII

KETENTUAN PENGENDALIAN PEMANFAATAN RUANG

Dokumen terkait