• Tidak ada hasil yang ditemukan

G. Penyediaan Jalur dan Ruang Evakuasi Bencana

V.4 Arahan Rencana Induk Sistem Penyediaan Air Minum Kabupaten Bangl

Perkembangan pembangunan di Kabupaten Bangli telah memberikan konsekuensi tersendiri bagi perkembangan sektor-sektor lain di daerah tersebut, dan juga penyediaan sarana dan prasarana penunjangnya. Salah satunya adalah kebutuhan akan ketersediaan sumber air baku untuk melayani kebutuhan air bersih masyarakat, industri dan aktivitas sosial budaya. Untuk itu penyediaan air bersih merupakan salah satu bagian dari prasarana wilayah yang harus terus dikembangkan untuk mendukung perekembangan wilayah terutama perkotaan. Pada saat ini upaya pemanfaatan sumber daya air di Kabupaten Bangli belum dilakukan secara optimal, sehingga penyediaan air bersih untuk memenuhi kebutuhan pokok sehari-hari masyarakat merupakan prioritas utama di atas semua kebutuhan lainnya.Upaya pemenuhan kebutuhan air bersih telah memunculkan persoalan dalam kaitannya dengan pembangunan prasarana penyediaan air bersih untuk meningkatkan jangkauan pelayanan.

Pengelolaan penyediaan air bersih di Kabupaten Bangli dilakukan oleh Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM) Kabupaten Bangli. Daerah pelayanan pada sistem penyediaan air minum Kabupaten Bangli meliputi Unit Kubu/Kayubihi, Unit Kintamani, Unit Malet, Unit Peninjouan, Unit Undisan yang menggunakan sistem pemompaan. Sedangkan yang menggunakan sistem gravitasi antara lain Unit Tamanbali, Unit Demulih, Unit Susut/Selat, dan Unit Abuan/Apuan. Pelayanan sistem penyediaan air minum (SPAM) di Kabupaten Bangli merupakan kombinasi pelayanan oleh PDAM, sumur, mata air, cubang dan lainnya. Kapasitas terpasang PDAM Bangli periode Bulan Mei tahun 2012 adalah 253,5 liter/detik, namun kapasitas produksi hanya 213,53 ltr/dtk. Jumlah sambungan periode bulan Mei tahun 2012 adalah 13.015, dimana jumlah pelanggan terbesar merupakan pelanggan Rumah Tangga yaitu sebanyak 12.104 unit. Dari 72 desa/kelurahan yang ada di Kabupaten Bangli, hanya 20 desa/kelurahan yang telah terlayani air bersih perpipaan dari PDAM dan 52 desa belum terlayani air minum dengan variasi cakupan yang berbeda- beda. Cakupan pelayanan air minum oleh PDAM terhadap penduduk di Kabupaten Bangli periode bulan Juni tahun 2013 adalah sebesar 29,48% dengan total penduduk yang sudah terlayani sejumlah 63.906 jiwa.

V - 57 Keterbatasan kemampuan produksi PDAM Bangli dalam memproduksi air bersih akan berimplikasi kepada pengembangan manajemen usaha PDAM Bangli, dan di sisi lain pelayanan masyarakat terhadap air bersih akan semakin menurun, sehingga dikhawatirkan akan menurunkan target MDGs di Bangli dalam pelayanan air bersih.

Berdasarkan analisis proyeksi kebutuhan air bersih sampai akhir tahun perencanaan berdasarkan golongan pemakai yang lebih rinci, memperlihatkan kondisi pada tahun 2008 yang memperoleh pelayanan PDAM masih sangat kurang. Dengan kebutuhan sesuai standar pelayanan air bersih berdasarkan jumlah penduduk untuk tahun 2008 adalah 4.166.049 M³, sedangkan kondisi pada tahun 2008 baru mencapai 1.852.526 M³. Dengan kondisi pemenuhan air bersih pada tahun 2008 yang masih mengalami kekurangan sebesar 2.313.522,88 M³.

Berdasarkan hasil survei primer maupun sekunder, memang terdapat kawasan yang belum terlayani oleh PDAM yaitu kawasan Bangli Utara (Kecamatan Kintamani). Kecamatan Kintamani masih sangat terbatas dalam penyediaan air bersih yang dilayani oleh PDAM, sehingga pemenuhan kebutuhan akan air bersih maupun air minum diperoleh dari sumber mata air yang terdapat di kawasan sekitarnya dan kecenderungan pengelolaan selama ini masih dilakukan secara swadaya dengan membentuk kelompok-kelompok di Kecamatan Kintamani.

Sedangkan kawasan Bangli Selatan (Kecamatan Bangli, Susut dan Tembuku) sebagaian besar sudah terlayani jaringan PDAM, permasalahan yang sering muncul adalah air PDAM kekurangan cadangan air baku disaat debit sumber mata air menurun. Akibat kurangnya cadangan air PDAM, beberapa unit sering mengalami kendala air bersih dan berakibat air PDAM mengalir 2 - 3 hari sekali pada suatu unit pelayanan (seperti Unit Pelayanan Abuan - Susut). Hal ini berdampak pada pelayanan PDAM yang masih kurang dan tingkat kesehatan masyarakat juga akan berpengaruh bila tidak adanya pola penanganan yang intensif ke depannya.

Ketersediaan infrastruktur yang memadai dan berkesinambungan

merupakan kebutuhan mendesak untuk mendukung pelaksanaan

pembangunan. Salah satu infrastruktur air minum yang sangat penting dan mendasar adalah unit Air Baku Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM). Sebuah infrastruktur SPAM yang mengalami penurunan air baku atau bahkan hilang

V - 58 akan mengakibatkan keseluruhan SPAM tidak dapat berjalan. Oleh sebab itu, ketidak pastian ketersediaan dan keberlanjutan ketersediaan air baku akan mempengaruhi kinerja keseluruhan penyelenggaraan SPAM. Unit Air Baku yang andal akan secara langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan air minum.

Penyediaan air minum merupakan salah satu kebutuhan dasar dan hak sosial ekonomi masyarakat yang harus dipenuhi oleh Pemerintah, baik itu Pemerintah Daerah maupun Pemerintah Pusat. Ketersediaan air minum merupakan salah satu penentu peningkatan kesejahteraan masyarakat, yang mana diharapkan dengan ketersediaan air minum dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat, dan dapat mendorong peningkatan produktivitas masyarakat, sehingga dapat terjadi peningkatan pertumbuhan ekonomi masyarakat. Oleh karena itu, penyediaan sarana dan prasarana air minum menjadi salah satu kunci dalam pengembangan ekonomi wilayah.

Ketersediaan air baku yang andal yang secara langsung menjamin keberlangsungan penyelenggaraan air minum diperlukan suatu konsep dasa rrencana pengembangan SPAM. Rencana Induk Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum merupakan jawaban bagi dasar pengembangan air minum suatu wilayah. Diharapkan, dengan adanya Rencana Induk Air Minum, dapat menjadi dasar tersusunnya suatu program pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum wilayah yang berkelanjutan (sustainable) dan terarah. Selain itu dengan adanya rencana teknis pengembangan SPAM (DED) yang memenuhi syarat peraturan berlaku (Permen PU No. 18/2007), maka pengembangan SPAM di suatu lokasi/kawasan akan mendukung keberfungsian dan keberlanjutan yang sistematis.

1.2 Maksud, Tujuan dan Sasaran a. Maksud Pekerjaan

1.Menyiapkan dokumen yang dipakai sebagai pedoman dalam

menyusun program pengembangan SPAM di daerah secara berkelanjutan guna menjamin ketersediaan air minum bagi masyarakat sesuai dengan kondisi daerahnya.

2.Memberikan pedoman dalam menentukan komposisi pembiayaan

program dan pelaksanaan pembangunan serta pemeliharaan prasarana dan sarana air minum perkotaan dan perdesaan.

Dokumen terkait