5.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN/KOTA (RISPAM)
5.4.1. Rencana Sistem Pelayanan
Pelayanan air minum baik untuk kebutuhan domestik maupun non domestik dapat diselenggarakan secara komunal melalui system perpipaan yang umumnya dikelola oleh PDAM dan dapat pula diselenggarakan secara individual ataupun kelompok kecil oleh masing-masing pengguna air. Namun untuk Kota Pekanbaru, dengan kendala keterbatasan sumber air tanah maupun mata air yang biasanya dapat dikelola dengan ekonomis secara individual, maka pilihan pelayanan akan sangat tertumpu pada penyediaan air bersih perpipaan skala perkotaan.
Meskipun demikian, pengembangan pelayanan melalui system perpipaan tersebut juga tetap dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan secara teknis, finansial maupun kelembagaan. Target pelayanan pada akhirnya adalah sistem perpipaan dengan pengelolaan yang baik.
Rencana sistem pelayanan air minum dirumuskan berdasarkan analisis terhadap permasalahan yang ada saat ini, baik berkaitan dengan kinerja PDAM, ketersediaan air baku yang memiliki kriteria layak minum, dan hasil proyeksi tingkat kebutuhan air bersih Kota Pekanbaru pada masa yang akan datang. Dalam kaitannya dengan aspek pengembangan wilayah, maka arahan rencana pelayanan air bersih juga dilakukan dengan mempertimbangkan studi-studi air bersih yang telah di lakukan, serta arahan rencana pengembangan kawasan terbangun hingga 15 tahun ke depan.
5.4.2. Rencana Pengembangan SPAM
1. Penyediaan air bersih pada masa yang akan datang dilakukan oleh
PDAM, dengan meningkatkan kinerja pelayanan melalui optimasi pemanfaatan kapasitas produksi tersisa, serta penambahan kapasitas produksi dan perluasan jaringan distribusi.
2. Peningkatan kapasitas sumber dengan mengoptimalkan air baku dari
V -
33
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganbaku berasal dari Sungai Siak dengan kapasitas produksi 400 liter/detik dan kapasitas terpasang 560 liter/detik, sedangkan dari sumber air baku IPA Danau Limbungan mempunyai kapasitas produksi 30 liter/detik dan kapasitas terpasang 40 liter/detik.
3. Mengembangkan kapasitas dan cadangan air baku yang ada dengan
melaksanakan program terpadu lintas sektoral yang mendukung catchment area dan peningkatan fungsi lindung kawasan/hutan lindung.
4. Membagi wilayah pelayanan air bersih menjadi menjadi 3 (tiga) zona
yaitu :.
a. Zona I, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan Pusat Kota. Pasokan air bersih untuk zona ini akan dipenuhi dari Sistem Pengolahan Air Bersih Tampan.
b. Zona II, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan Rumbai Pesisir. Pasokan air bersih untuk zona ini akan dipenuhi dari sistem Pengolahan Air Bersih Danau Limbungan.
c. Zona III, merupakan zona pengembangan yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di Selatan Kota Pekanbaru. Pasokan air bersih untuk zona ini akan dipenuhi dari sistem Pengolahan Air Bersih Regional dengan menggunakan sumber air baku dari Sungai Kampar.
5. Memperluas cakupan pelayanan PDAM menjadi 80% pada akhir tahun
rencana dengan penambahan jumlah pelanggan melalui:
a. Menambah jaringan sesuai dengan perkembangan kota dan
kebutuhan konsumen di Kota Pekanbaru.
b. Penambahan Booster Pump dan reservoir untuk mengatasi
pemakaian pada jam-jam puncak. Saat ini Pendistribusian air bersih ke daerah pelayanan menggunakan sistem pemompaan serta sistem gravitasi melalui 2 (dua) buah menara air yang
V -
34
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganterletak di Jalan Cempaka dan Jalan Mustika, namun keduanya belum cukup optimal untuk mendistribusikan air ke konsumen. Untuk mengatasi hal tersebut, PDAM telah mengantisipasi dengan membangun reservoir berkapasitas 50 M3 yang dilengkapi dengan
booster – pump
c. Penambahan pompa air baku dan daya PLN pada Intake yang
memerlukan.
d. Peningkatan kapasitas terpasang seluruh IPA dan kerja sama IPA
Regional untuk menambah kapasitas produksi dan perluasan
jaringan perpipaan distribusi untuk meningkatkan dan
memperluas cakupan pelayanan.
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) PDAM Tirta Siak Pekanbaru sampai saat ini telah memiliki kapasitas terpasang dengan jumlah 640 liter/detik yang terdiri dari :
• Unit Pengolahan I yang dibangun tahun 1972 oleh Paterson
Candi Malaysia, (PCM) kapasitas 200 l/det dengan bak penampung (reservoir) 910 m3.
• Unit Pengolahan II di bangun tahun 1984 oleh PT Sumber
Tjipta Djaya (STD) kapasitas 80 l/det dengan bak penampung (Reservoir) 600 m3.
• Unit Pengolahan III dibangun tahun 1991 oleh PT Hutama
Karya (HK) dengan kapasitas 140 L/det dengan bak penampung (reservoir) 2.000 m3.
• Unit pengolahan IV dibangun tahun 1996 merupakan paket
dari Pemerintah Pusat c/q Departemen PU, Dirjen Cipta Karya , kapasitas 20 l/det dengan bak penampung (reservoir) 200 m3 berlokasi di Danau limbungan Rumbai.
• Unit Pengolahan V dibangun tahun 2001, dengan
mempergunakan Dana APBD terdiri dari 4 paket, 40 l/de 1 paket di Tampan kapasitas 160 l/det dilaksanakan oleh PT
V -
35
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganTuah Sekata Pekanbaru dan 1 paket tambahan untuk unit Pengolahan Danau Limbungan Rumbai, Kapasitas 20 l/det.
e. Mengembangkan teknologi pengolahan dan pendistribusisn air
minum.
f. Perluasan pelayanan air bersih yang belum terjangkau sistem
perpipaan PDAM adalah :
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga.
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga dengan memanfaatkan sumber air dari IPA Regional.
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga dengan menambah jaringan pipa distribusi pada kawasan yang belum ada PDAM.
6. Menurunkan tingkat kehilangan air dengan melakukan :
a. Zonisasi terpadu dengan penerapan District Meter Areas (DMA’s)
dan pressure management di berbagai lokasi.
b. Rehabilitasi pipa dinas dan meter air pelanggan (House
Connection).
c. Penggantian meter (rusak, macet, mundur, umur > 5 tahun, dll).
d. Pemetaan pelanggan (program GIS) untuk seluruh pelanggan.
e. Rehabilitasi jaringan perpipaan distribusi, terutama pipa-pipa tua.
f. Pemasangan alat ukur input sistem atau flow meter induk area.
g. Penertiban sambungan liar.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan menuju pelayanan yang prima
melalui:
a. Pembentukan group monitor, pemeliharaan dan perbaikan dengan
zona yang terarah.
b. Penambahan Unit Pelayanan dan Monitor.
c. Memperbanyak lokasi payment point dengan melakukan
V -
36
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangand. Peningkatan kontinuitas pengaliran menuju pengaliran 24 jam
untuk seluruh wilayah pelayanan dengan merubah sistem distribusi.
e. Pembuatan Zona Air Minum Prima (ZAMP).
f. Sosialisasi secara aktif dan rutin melalui media cetak dan
elektronik.
g. Pengontrolan kualitas air layak minum dan kuantitas air suplai.
8. Meningkatkan penerimaan serta melakukan efisiensi biaya di semua
aspek kegiatan meliputi:
a. Peningkatan efisiensi penagihan bulan berjalan.
b. Penambahan lokasi loket pembayaran dan sistem pembayaran
online.
c. Pemasangan Variable Speed Drive (VSD) pada panel pompa.
d. Penggantian pompa air baku dan air bersih yang sudah tua.
e. Penyempurnaan prosedur pengadaan barang dan jasa dengan
menganut sistem : singkat, murah dan terukur.
f. Pengawasan penggunaan anggaran secara ketat.
9. Memprioritaskan pengembangan untuk pemenuhan kebutuhan air
minum di kawasan permukiman yang padat penduduk, sehingga dapat meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka penyebaran penyakit.
10.Membatasi eksploitasi air tanah dan air baku melalui suatu Perda yang
mengikat. Untuk lebih jelasnya tentang rencana pengembangan sistem penyediaan air minum Kota Pekanbaru inilah dilaksanakan RISPAM
5.4.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Permasalahan yang ada untuk mengatasi kehilangan air yang besar, maka pilihan alternatif akan dioperasikan dengan memberi Flow Meter Induk pada masing-masing pipa yang turun dari Tower Air atau Pompa Booster menuju ke
V -
37
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangankonsumen. Masing-masing pipa tersebut dengan Flow Meter Induk akan melayani suatu Area Khusus yang diberi batas dan Kode Area. Area tersebut akan terdiri dari flow meter masing-masing konsumen yang terdata dengan baik. Konsumen yang berlangganan air pada area tersebut akan diberi kode Area pada Flow Meter dan Rekening Pembayaran yang akan dibayar berapa flow pada bulan pemakaian. Jumlah air terbayar pada area itu akan dicocokkan dengan jumlah air yang disalurkan dari Flow Meter Induk. Bila ada perbedaan, maka akan dilakukan Audit ke masing-masing Flow Meter Konsumen. Air yang hilang karena pencurian, atau Flow Meter yang sering bermasalah meskipun sudah diganti flow meter baru akan dapat diketahui. Konsumen yang tidak membayar air yang dipakai setiap bulan juga akan diketahui. Denda akan diberikan sesuai ketentuan yang telah disepakati pada Form Perjanjian Konsumen awal waktu pemasangan. Semua hal yang sudah pernah terjadi di PDAM akan menjadi pengalaman dan dituangkan dalam poin perjanjian awal poin-poin yang perlu. Desain Tower Air dan Pompa Booster dengan Inverter motor adalah sebagaimana terlihat dalam gambar.
Jumlah tempat stasiun pilihan alternatif yang telah didesain ada 10 titik. Hal ini mempertimbangkan daerah seperti Tenayan Raya yang masih belum banyak didiami masyarakat, pada suatu saat ke depan nanti akan berkembang dan ada ruang yang didesain untuk menjawab hal tersebut.
5.5. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK)