• Tidak ada hasil yang ditemukan

10. Program Pengembangan Inovasi Teknologi

5.5.2.2. Sub sektor persampahan

Tujuan:

a. Peningkatan pengelolaan persampahan dengan adanya rencana

peningkaan sarana dan prasarana pengelolaan persampahan.

b. Peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan persampahan untuk

menciptakan lingkungan kota yang bersih terutama di daerah publik seperti jalan protokol, pasar, lapangan olahraga, tempat hiburan, taman kota.

c. Penerimaan retribusi kebersihan untuk menunjang biaya

operasional pengelolaan persampahan

d. Peningkaran peran serta masyarakat dalam pengelolaan kebersihan.

Sasaran :

a. Tercapainya kondisi kota dan lingkungan yang bersih

b. Pencapaian pengurangan kuantitas sampah sebesar 20%

V -

47

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

d. Tercapainya kualitas pelayanan yang sesuai atau mampu melampaui

standar pelayanan minimal persampahan

e. Tercapainya peningkatan kualitas pengelolaan TPA menjadi sanitary

landfill untuk kota metropolitan dan kota besar, serta controlled landfill untuk kota sedang dan kota kecil; serta tidak dioperasikannya TPA secara open dumping.

f. Tercapainya peningkatan i pengelola persampahan yang mantap

dan berkembangnya pola kerjasama regional

Kebijakan :

a. Kebijakan Umum

1) Pada dasarnya pengelolaan persampahan telah menjadi

tanggung jawab Pemerintah Kota sepenuhnya, namun demikian mengingat potensi permasalahan yang dapat menimbulkan dampak yang berskala lebih luas maka semua pihak yang terkait perlu mengambil peran sinergi secara proporsional sesuai kewenangannya. Dalam hal Pemerintah Kota memiliki ketebatasan dan kendala yang dapat diselesaikan dengan pendekatan regional, peran Pemerintah Propinsi sangat diharapkan untuk dapat memfasilitasinya.

2) Setiap kota perlu memiliki rencana peningkatan pelayanan dan

peningkatan kinerja pengelolaan persampahan untuk masa yang akan datang dan dimungkinkan untuk melakukan evaluasi dan revisi sesuai perkembangan yang ada.

3) Prioritas pembangunan dan pengelolaan dalam segala aspek

termasuk penganggaran perlu diberikan secara seimbang baik untuk sektor air bersih, air limbah, persampahan, dan sektor lainnya.

4) Dalam rangka peningkatan kesadaran masyarakat, efisiensi

pengelolaan, perlindungan lingkungan, pelestarian sumber daya alam, dan sebagainya maka upaya minimisasi dan daur ulang sampah di sumber perlu didorong peningkatan pelaksanaannya.

V -

48

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

5) Pengelolaan persampahan harus memperhatikan tercapainya

efektivitas dan efisiensi dalam setiap kegiatan operasional.

6) Pengurangan sampah pada sumbernya yang merupakan aplikasi

pengelolaan sampah dengan paradigma baru dan berpotensi

menurunkan sampah sampai sebanyak 20 – 50%

Strategi:

• Promosi dan kampanye peningkatan upaya 3R dan pengamanan

sampah B3 rumah tangga.

• Pengembangan dan penerapan mekanisme insentif dan

disinsentif dalam pemanfaatan sampah /3R.

b. Kebijakan Teknis

1) Semua sampah yang dihasilkan di pusat-pusat wilayah kota

harus dikumpulkan, diangkut, diolah atau dibuang dengan cara yang benar sehingga tidak menimbulkan masalah bagi lingkungan dan manusia; serta efektif dan efisien dengan

memperhatikan kelayakan secara teknis dan finansial

khususnya pada kagiatan pengumpulan dan pengangkutan yang bersifat padat modal.

2) Prioritas pelayanan kebersihan perlu diberikan lebih kepada

daerah permukiman padat, daerah komersial dan high income, tempat-tempat umum dan unsur wajah kota dengan

pertimbangan kesehatan lingkungan, potensi dukungan

pembiayaan, dan pandangan atau image kota yang positif.

3) Sampah di wilayah yang tidak terjangkau oleh pelayanan

kebersihan harus diolah setempat dengan benar sesuai ketentuan yang berlaku agar tidak mengganggu kesehatan lingkungan.

4) Prioritas pelayanan juga perlu diberikan pada kawasan strategis

seperti wisata, industri, dan lain-lain untuk memacu perkembangan kawasan/sektor tersebut .

V -

49

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

5) Penerapan teknologi pengolahan perlu diupayakan untuk

mengurangi ketergantungan pada TPA; dengan memperhatikan kelayakan secara teknis, ekonomis, maupun lingkungan

6) Tempat Pembuangan Akhir merupakan tempat dimana seluruh

sampah terkonsentrasi dan berpotensi tinggi mengganggu lingkungan, sehingga harus direncanakan dan disiapkan dengan baik, dioperasikan dan dikelola secara aman dan sehat.

Strategi:

• Optimalisasi Sistem Manajemen Pengelolaan Persampahan

• Pengembangan sarana dan Prasarana Persampahan

• Optimalisasi pemanfaatan prasarana dan sarana persampahan

• Meningkatkan jangkauan pelayanan yang berkeadilan,

terencana, dan terprogram sesuai kebutuhan dan prioritas

• Meningkatkan kualitas pengelolaan TPA ke arah sanitary

landfill serta rehabilitasi TPA yang mencemari lingkungan.

• Litbang dan aplikasi teknologi persampahan berwawasan

lingkungan

c. Kebijakan Kelembagaan

1) Pemerintah Kota perlu didukung untuk memiliki sistem dan

institusi pengelolaan persampahan yang efektif dan efisien dalam memberikan pelayanan di wilayahnya.

2) Institusi Pengelola persampahan perlu diperlengkapi dengan

sumber daya manusia yang berkemampuan memadai dalam hal manajemen dan teknis; dan kemampuan untuk menjalankan fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan dalam setiap aspek kegiatannya. Kebijakan Pembiayaan

3) Perkuatan kelembagaan ditinjau dari bentuk institusi yang

memiliki kewenangan yang sesuai dengan tanggungjawabnya, memiliki fungsi perencanaan, pelaksanaan dan pengendalian

V -

50

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

serta didukung oleh tenaga yang terdidik di bidang manajemen persampahan.

Strategi:

• Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia

• Meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan stake holder

lain

• Mendorong peningkatan fungsi organisasi pengelola

persampahan skala regional

d. Kebijakan Peraturan

1) Pengelolaan persampahan harus diperlengkapi dengan dasar

hukum yang mantap dan mampu mengendalikan setiap pelaku baik pemerintah, masyarakat, maupun swasta; serta mampu menerapkan sanksi hukum harus secara konsisten

2) Peraturan Daerah perlu mengatur secara jelas tugas dan

tanggung jawab pengelola, ketentuan teknis pelaksanaan, dan

retribusi serta keluwesan penyesuaian tarif sesuai

perkembangan perekonomian.

Strategi:

• Mengembangkan produk hukum sebagai landasan dan acuan

pelaksanaan pengelolaan persampahan

• Mendorong penerapan sistem pengawasan dan penerapan

sanksi hukum secara konsisten oleh badan regulator.

• Penyamaan persepsi para pengambil keputusan

• Mendorong peningkatan fungsi unit organisasi pengelola

persampahan

e. Kebijakan Pendanaan

1) Bidang persampahan merupakan bidang yang secara prinsip

dapat membiayai dirinya sendiri, namun demikian dana retribusi dari masyarakat hendaknya digunakan untuk

V -

51

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

mewujudkan kembali pelayanan langsung kepada masyarakat; sementara pelayanan tidak langsung untuk kepentingan publik dapat dibiayai dari pajak atau penerimaan lainnya.

2) Pengelolaan persampahan perlu mengadopsi prinsip “Polluter should pay” sehingga setiap anggota masyarakat yang

menghasilkan sampah harus menyediakan dana berupa retribusi /iuran untuk penanganannya.

3) Penentuan tariff retribusi harus memperhatikan prinsip

keadilan dan subsidi silang antar wajib retribusi; dan metode penarikan retribusi perlu disusun dengan memperhatikan faktor kemudahan pelaksanaan, efisiensi, dan pengendalian kebocoran

4) Pemerintah perlu melakukan langkah-langkah investasi dalam

menyediakan kebutuhan sarana dan prasarana yang memadai untuk mewujudkan pelayanan persampahan, dan masyarakan

harus memberikan kontribusi untuk pelaksanaan

pengelolaannya.

Strategi:

• Menyusun pedoman pola pemulihan biaya

• Fasilitasi dan pendampingan penyusunan tarif retribusi

• Penyamaan persepsi pemulihan biaya kepada para pengambil

keputusan

f. Kebijakan Peran Serta Masyarakat dan Swasta

1) Pembinaan dan pendidikan kepada masyarakat perlu terus

diberikan untuk menunjang efektivitas pengelolaan sampah, minimalisasi dan daur ulang sampah, serta pola hidup bersih.

2) Untuk melaksanakan pengurangan sampah di sumber dan

meningkatkan pola-pola penanganan sampah berbasisi

masyarakat, diperlukan perubahan pemahaman bahwa

masyarakat bukan lagi hanya sebagai obyek tetapi lebih sebagai mitra yang mengandung makna kesetaraan.

V -

52

Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan

3) Kerjasama dengan pihak swasta perlu ditingkatkan baik dalam

pelayanan pengumpulan, pengangkutan, pengolahan, maupun pembuangan akhir; jasa konsultansi, kontraktor, maupun

pengadaan barang khususnya kendaraan; dengan

menyeimbangkan prinsip pengusahaan dalam pelayanan umum.

Strategi:

• Menyusun pedoman pola pemulihan biaya

• Peningkatan iklim kondusif bagi kemitraan Pemerintah-Swasta

• Meningkatkan pemahaman tentang pengelolaan sampah sejak

dini melalui pendidikan bagi anak usia sekolah.

• Meningkatkan pembinaan peran serta/kemitraan masyarakat

dan kaum perempuan dalam pengelolaan sampah

• Fasilitsi dan ujicoba pengembangan kemitraan.

Dokumen terkait