V -
1
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganBAB V
–
KETERPADUAN
STRATEGIS PENGEMBANGAN
5.1. ARAHAN RENCANA TATA RUANG WILAYAH KOTA
Berdasarkan amanat Undang-Undang No. 26 Tahun 2007 tentang
Penataan Ruang, kabupaten/kota wajib menyusun Rencana Tata Ruang Wilayah
(RTRW) Kabupaten/Kota yang ditetapkan oleh Peraturan Daerah
Kabupaten/kota. Dalam penyusunan RPI2-JM Bidang Cipta Karya, beberapa yang
perlu diperhatikan dari RTRW Kabupaten/Kota adalah sebagai berikut:
a. Penetapan Kawasan Strategis Kabupaten/Kota (KSK) yang didasari
sudut kepentingan:
i. Pertahanan keamanan
ii. Ekonomi
iii. Lingkungan hidup
iv. Sosial budaya
v. Pendayagunaan sumberdaya alam atau teknologi tinggi
b. Arahan pengembangan pola ruang dan struktur ruang yang
mencakup:
i. Arahan pengembangan pola ruang:
a) Arahan pengembangan kawasan lindung dan
budidaya
b) Arahan pengembangan pola ruang terkait bidang
Cipta Karya seperti pengembangan RTH.
ii. Arahan pengembangan struktur ruang terkait
V -
2
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganminum, air limbah, persampahan, drainase, RTH,
Rusunawa, maupun Agropolitan.
c. Ketentuan zonasi bagi pembangunan prasarana sarana bidang
Cipta Karya yang harus diperhatikan mencakup ketentuan umum
peraturan zonasi untuk kawasan lindung, kawasan budidaya,
sistem perkotaan, dan jaringan prasarana.
d. Indikasi program sebagai operasionalisasi rencana pola ruang dan
struktur ruang khususnya untuk bidang Cipta Karya.
5.1.1. Arahan Pola Ruang dan Struktur Ruang
Arahan rencana pola ruang dan arahan struktur ruang dalam Rencana Tata
Ruang Kabupaten/Kota menjadi guidelines (panduan) dalam perencanaan dan
pembangunan dalam suatu kabupaten/kota. RTRW Kota Pekanbaru belum
mendapatkan legalitas. Namun secara Persetujuan Substansi telah diperoleh dari
Kementerian Pekerjaan Umum.
Berikut arahan pola ruang dan struktur ruang yang berkaitan dengan
Bidang Cipta Karya berdasarkan draft Rencana Tata Ruang Wilayah Kota
Pekanbaru tahun 2011-2031 :
Tabel Arahan RTRW Kota Pekanbaru untuk Bidang Cipta Karya
No Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang
1 Ruang Terbuka Hijau Kota.
Undang-undang Nomor 26 tahun 2007 tentang Penataan Ruang mengamanatkan Kota untuk menyediakan Ruang Terbuka Hijau (RTH) sebesar 30% dari luas wilayahnya, yang terdiri dari 20% RTH Publik dan 10% RTH Privat.
RTH publik di Kota Pekanbaru direncanakan meliputi kawasan seluas kurang lebih 12.805 hektar atau sekitar 20,2 persen dari luas wilayah Kota Pekanbaru yang terdiri atas:
V -
3
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang
a. daerah resapan air di Kecamatan Rumbai Pesisir;
b. sempadan Sungai Siak dan anak-anak sungainya;
c. sempadan Danau Bandar Khayangan di Kecamatan Rumbai Pesisir;
d. pengamanan jalur penerbangan Bandar Udara SSK II di Kecamatan Marpoyan Damai;
e. sempadan saluran udara listrik tegangan tinggi dan sempadan saluran udara listrik tegangan tinggi yang melintasi Kecamatan Rumbai, Kecamatan Rumbai Pesisir, Kecamatan Tenayan Raya, Kecamatan Payung Sekaki, dan Kecamatan Tampan; f. Kawasan penyangga (buffer zone); g. taman RT, RW, Kelurahan, Kecamatan
dan taman kota;
h. kawasan hutan kota di Kecamatan Tenayan Raya Kecamatan Rumbai, dan Kecamatan Payung Sekaki;
i. pemakaman umum dan swasta tersebar di semua Kecamatan;
Rencana luas RTH privat Kota Pekanbaru luas kurang lebih 6.827 hektar atau sekitar 10,9 persen dari luas wilayah Kota Pekanbaru, meliputi :
a. pekarangan rumah;
b. halaman perdagangan dan jasa; c. halaman pendidikan;
d. halaman kesehatan; e. halaman peribadatan;
f. halaman pertahanan dan keamanan; g. halaman perkantoran; dan
V -
4
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang
2 Cagar Budaya,
Kawasan cagar budaya, yang meliputi Kawasan Kota Lama di Kecamatan Senapelan dengan luas kawasan kurang lebih 14 Ha
Prasarana Drainase
Rencana Pengembangan drainase meliputi :
1)Pengembangan sistem jaringan drainase primer:
•Saluran primer Kota Pekanbaru
adalah Sungai Siak yang membelah Kota Pekanbaru
•Saluran primer yang berada dalam
Kota Pekanbaru meliputi : Sungai Sail, Umban Sari, Sungai Sibam, Sungai Setukul, Sungai Pengambang, Sungai Ukui, Sungai Sago, Sungai Senapelan, Sungai Limau dan Sungai Tampan.
•Saluran primer yang terdapat dalam
Kota Pekanbaru dan menerima masukan aliran dari saluran-saluran sekunder dengan relatif besar sebab letak saluran paling hilir tersebar dlam wilayah Kota Pekanbaru. 2)Pengembangan sistem jaringan
drainase sekunder;
•Saluran sekunder yang menerima
masukan aliran dari saluran-saluran tersier yang meliputi drainase jalan-jalan diseluruh Kota Pekanbaru. •Saluran drainase sekunder yang
tersebar dalam kecamatan di Kota Pekanbaru
3)Pengembangan sistem jaringan drainase tersier meliputi drainase jalan perumahan-perumahan yang tersebar dalam Kota Pekanbaru.
V -
5
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Arahan Pola Ruang Arahan Struktur Ruang
sistem makro. Penanganan sistem mikro berkaitan dengan pembangunan dan pengelolaan pada masing-masing ruas saluran drainase. Penanganan makro berkaitan dengan badan-badan air yang akan menampung limpasan air hujan. 3 Kawasan Permukiman
Rencana pengembangan kawasan peruntukan permukiman adalah seluas kurang lebih 31.502 ha.
Arahan pengembangan kawasan permukiman di Kota Pekanbaru tetap mengacu pada kecenderungan perkembangan saat ini, dan gejala pertumbuhan kawasan permukiman pada kawasan-kawasan potensial sebagai akibat terstimulasi oleh program pembangunan pemerintah kota.
Prasarana Pengolahan Air Limbah
Air limbah domestik Pekanbaru umumnya dipisahkan ke dalam 2 saluran: black water and grey water. Air limbah dari kegiatan seperti mandi, cuci, dan membersihkan (disebut grey water) umumnya dibuang ke saluran terbuka. Air limbah dari toilet, disebut black water, mengalir langsung ke tangki septik atau jamban jamban kering. Individu atau rumah tangga yang tidak memiliki pembuangan air limbah tangki septik langsung mengalir ke saluran atau sungai. Metode ini biasanya digunakan oleh orang‐ orang yang tinggal berdekatan dengan sungai atau di permukiman padat.
4 Prasarana Pengolahan Sampah
Penanganan limbah padat ini dilakukan dengan cara:
•Penyediaan ruang (TPS dan TPA) •Pengelolaan sampah dan penyediaan
sarana dan atau prasarana
•Pembinaan sistem pengolahan sampah
rumah tangga
•Pemberian peluang kerja sama dan atau
peluang investasi swasta:
V -
6
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganPenetapan kawasan strategis kota dinilai berdasarkan sudut
kepentingannya, antara lain sebagai berikut:
1. kawasan yang memiliki nilai strategis dari sudut kepentingan ekonomi;
2. kawasan yang mempunyai nilai strategis dari sudut kepentingan sosial
budaya;
3. kawasan yang memiliki nilai strategis pendayagunaan sumber daya
alam dan/atau teknologi tinggi; dan
4. kawasan yang mempunyai nilai strategis dari sudut kepentingan fungsi
daya dukung lingkungan hidup
Tabel Identifikasi Kawasan Strategis Kota (KSK) Berdasarkan RTRW
No Kawasan Strategis Kota Sudut
Kepentingan Lokasi / Batas Kawasan
1 Kawasan Meranti Pandak Sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Batasan wilayah sub kawasan ini adalah Jalan Yos Sudaso, Jl. Sekolah, Jl. Sembilang dan Sungai Siak. Kawasan strategis ini juga diarahkan menjadi lokasi ruang terbuka hijau sebagai pemersatu sub kawasan sekaligus menjadi ruang terbuka hijau skala kota.
2 Kawasan Kota Lama Senapelan
Sudut Kepentingan Sosial Budaya
Meliputi Kawasan dengan batasan wilayah Jl. Jenderal Sudirman, Jl. Ir H. Juanda, Jl. Riau, Jl. Panglima Undan, Sungai Siak
3 Kawasan Industri Tenayan Sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kawasan Industri Tenayan berada di Kelurahan Sail, Kecamatan Tenayan Raya. Kawasan ini direncanakan meliputi luas sekitar 2000 Ha dengan bentuk pengelolaan bersama antara pemerintah dan swasta
4 Kawasan Danau Bandar Khayangan
Sudut Kepentingan Fungsi Dan Daya Dukung
Lingkungan Hidup
Kawasan Danau Buatan Bandar Kayangan meliputi kawasan danau dan sekitarnya dengan radius kurang lebih 500 m ke arah darat
V -
7
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Kawasan Strategis Kota Sudut
Kepentingan Lokasi / Batas Kawasan
6 Kawasan Pemerintahan Kota Pekanbaru
Sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kawasan Pemerintahan di Kelurahan Sail Kecamatan Tenayan Raya dengan luas kawasan lebih kurang 1000 ha
7 Kawasan Komersial Hijau Sudut kepentingan pertumbuhan ekonomi
Kawasan ini meliputi blok Jl. Jenderal Sudirman -Jl. Dt. Setia Maharja -Jl. Citra/ Labersa, Jl Unggas seluas kurang lebih 183 ha dengan tema kawasan adalah untuk menampung kegiatan komersial yang dilengkapi dengan taman kota
5.1.3. Indikasi Program RTRW Kota Pekanbaru terkait Pembangunan Infrastruktur Bidang Cipta Karya
Dalam Perda RTRW Kota Pekanbaru terdapat banyak indikasi program
terkait dengan perwujudan rencana pembangunan yang termuat dalam
V -
8
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangandengan Bidang Cipta Karya yang termuat dalam Indikasi Program Rencana Tata
V -
9
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganTabel Indikasi Program RTRW Kota Pekanbaru Tahun 2011-2031 Bidang Cipta Karya
No Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
1 Penyusunan Masterplan Air Bersih perkotaan
Kota Pekanbaru Ya APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
Bappeda, PDAM
2 Pengendalian pemanfaatan air tanah dalam (artesis)
Kota Pekanbaru Ya APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
Dinas Pertambangan ,
Dinas PU, BLH
3 Peningkatan kapasitas produksi air
baku
S. Siak, S. Kampar, Dana
Buatan
APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
PDAM
4 Perluasan jaringan perpipaan pada
seluruh kawasan terbangun.
Kota Pekanbaru Ya APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
PDAM
5 Rencana pengembangan instalasi
pengolahan air bersih (IPA)
Pekanbaru Selatan Ya APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
PDAM
6 Pembangunan kran umum Tenayan Raya, Rumbai,
Rumbai Pesisir
Ya APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
PDAM, Dinas PU
7 Pengendalian debit air limpasan
pada musim hujan dan penggunaan
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi dan
APBD Kota
V -
10
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
air tanah
8 Penyusunan Masterplan
Persampahan Kota
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
Bappeda dan DKP
9 Rehabilitasi dan Penambahan TPS Semua Kecamatan APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
Bappeda dan DKP
10 Pengadaan Lahan TPS Semua Kecamatan APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
Bappeda dan DKP
11 Penataan dan Penyediaan Sarana
Pendukung TPS
Semua Kecamatan APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP
12 Pemeliharaan dan Penambahan
Sarana Pengangkutan Sampah
Semua Kecamatan APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP dan Panitia
Pengadaan Lahan
13 Pembangunan Pos Tempat
Pengelolaan Sampah Terpadu
(TPST)
Kec. Payung Sekaki,
Kec.Tampan, Kec.Marpoyan
Damai, Kec. Bukit Raya,
Kec.Tenayan Raya, Kec.
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
V -
11
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Rumbai dan Kec. Rumbai
Pesisir
14 Penyediaan Lahan TPA Kecamatan Rumbai APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP dan Kecamatan
15 Pembangunan Fasilitas TPA Kecamatan Rumbai APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP dan Kecamatan
16 Peningkatan Pengelolaan Sampah
Terpadu (3R) Skala Kawasan dan
Skala Kota
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP dan Panitia
Pengadaan Lahan
17 Pengembangan sistem perpipaan air
limbah dan pengelolaan setempat
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH, Bappeda dan
Dinas PU
18 Pembangunan fasilitas pengolahan
limbah pada IPLT Muara Fajar.
Kecamatan Rumbai APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH
19 Pengadaan lahan pengelolahan
limbah cair Kota
Kelurahan Rejosari, Kec.
Tenayan Raya dan Kel. Tuah
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
V -
12
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Karya, Kec. Tampan
20 Pembangunan Instalasi IPAL Kelurahan Rejosari, Kec.
Tenayan Raya
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH
21 Pembangunan IPLT Kelurahan Rejosari, Kec.
Tenayan Raya.
Kelurahan Tuah Karya, Kec.
Tampan
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH dan Dinas PU
22 Pengendalian pembuangan limbah
rumah tangga pada saluran -saluran
tersier.
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH dan Dinas PU
23 Pengawasan berkala dan penertiban
IPAL pada fungsi kesehatan,
pendidikan, permukiman
padat/rusun, dan industri
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BLH dan Dinas PU
V -
13
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
APBD Kota
25 Monitoring titik banjir /genangan Kota Pekanbaru APBD Kota DPU
26 Pemeliharaan dan pembangunan
jaringan drainase kota.
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DPU
27 Pengembangan pembuatan biopori Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota, Swasta,
Masyarakat
DPU, DKP, Swasta,
Masyarakat
28 Revitalisasi kawasan cagar budaya
di kawasan Kota Lama.
Kec. Senapelan APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BPN, Dinas
TR&B,Dinas PU,
Dinas Pariwisata
29 Penyusunan Ranperda RTH Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DKP, Dinas Pertanian
30 Pengadaan Lahan untuk RTH Publik Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BPN, DKP dan Dinas
Pertanian
V -
14
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
Kota APBD Kota Dinas PU,DKP dan
Dinas Pertanian
32 Penataan Kawasan Hutan Kota Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BPN, Dinas TR&B,
Dinas PU,DKP dan
Dinas Pertanian
33 Sosialisasi Pemanfaatan Pekarangan
Sebagai Taman pada Semua
Bangunan
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
BPN, Dinas TR&B,
Dinas PU,DKP dan
Dinas Pertanian
34 Penyusunan RP3KP Kota Pekanbaru APBD Kota DTRB
35 Rehabilitasi Bangunan Rumah dan
Peremajaan Kawasan Kumuh
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
Bappeda, DTRB, DPU
36 Penataan atau relokasi kawasan
permukiman yang berada di
sempadan sungai, kawasan lindung
Kota Pekanbaru APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DPU
V -
15
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNo Usulan Program Utama Lokasi
Merupakan KSK (Ya/Tidak)
Sumber Pendanaan Instansi Pelaksana
(1) (2) (3) (4) (5) (6)
dalam radius bahaya kecelakaan dan
bahaya kebisingan.
APBD Kota
38 Pengembangan permukiman
vertikal untuk kawasan padat
Pusat Kota APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota, swasta
DPU
39 Penyusunan rencana rinci, zoning
map, dan panduan rancang bangun
kawasan strategis
Semua kawasan strategis APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
Dinas TR&B
40 Peningkatan kerja sama
pengembangan dan pengelolaan
kawasan strategis
Danau buatan, Kawasan
Industri, Kawasan BRPS,
Kawasan Waterfront city
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota, swasta
DTRB, DPU,
Disperindag, BPMP,
BPT
41 Monitoring pemanfaatan ruang pada
kawasan strategis
APBN, APBD Propinsi,
APBD Kota
DTRB, DPU,
Disperindag dan BLH
V -
16
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan5.2. ARAHAN RPJMD
5.2.1. Kebijakan Pembangunan Daerah
5.2.1.1. Visi
Dalam rangka mewujudkan pembangunan jangka panjang sebagaimana
tercantum di dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah Kota
Pekanbaru 2005-2025, Visi Kota Pekanbaru adalah Terwujudnya Kota
Pekanbaru sebagai Pusat Perdagangan dan Jasa, Pendidikan, serta Pusat
Kebudayaan Melayu, Menuju Masyarakat Sejahtera yang Berlandaskan Iman dan
Taqwa.
Visi Kota Pekanbaru diatas merupakan salah satu bentuk azam dan cita-
cita masyarakat Kota Pekanbaru yang harus diwujudkan oleh setiap Kepala
Daerah yang terpilih untuk memimpin kota Pekanbaru. Visi dan misi Kepala
Daerah terpilih merupakan visi antara yang harus memenuhi keriteria untuk
mewujudkan visi kota tersebut.
Berdasarkan Visi dan Misi Daerah Kota Pekanbaru, maka untuk periode
2012 – 2017, ditetapkan Visi Pembangunan Kota Pekanbaru adalah :
“TERWUJUDNYA PEKANBARU SEBAGAI KOTA METROPOLITAN YANG MADANI”
Penjelasan Visi berdasarkan kata Kunci Kota Metropolitan dan Madani
adalah sebagai berikut :
1. Kota Metropolitan, adalah
Kota yang berpenduduk lebih dari satu juta jiwa yang memiliki sarana dan
prasarana yang terpadu dan memadai dengan konsep pembangunan kota
berkelanjutan (sustainable city) di bidang ekonomi, ekologi, sosial, dan politik
untuk melayani kebutuhan warga kota.
2. Madani, adalah :
Kota yang memiliki ahlak mulia, peradaban maju, modern, memiliki
kesadaran sosial yang kuat, gotong royong, toleran, dalam sistem politik yang
demokratis dan ditopang oleh supremasi hukum yang berkeadilan,
berpendidikan maju, berbudaya Melayu, aman, nyaman, damai, sejahtera,
V -
17
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganVisi ini mendukung visi jangka panjang Kota Pekanbaru untuk menjadikan
Kota Pekanbaru sebagai pusat perdagangan, jasa, pendidikan, dan pusat
kebudayaan Melayu. Aspek-aspek pembangunan dalam perwujudan Kota
Metropolitan yang Madani sejalan dengan visi jangka panjang Kota Pekanbaru
5.2.1.2. Misi
Untuk mewujudkan Visi tersebut diatas, sesuai dengan harapan
terwujudnya Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan yang Madani, maka disusun
Misi Pembangunan Kota Pekanbaru 2012-2017 sebagai berikut :
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki
kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu
bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional.
2. Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan
bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan
taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta
hidup rukun dan damai
3. Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air bersih,
energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah
terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah
pinggiran kota.
4. Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan
pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang
berkelanjutan
5. Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan
meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan
pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang
memadai dan iklim usaha yang kondusif.
Dalam Misi Walikota Pekanbaru Periode 2012-2017 terdapat 6 (enam)
V -
18
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangansama yaitu pengembangan sumber daya manusia, maka untuk itu dalam analisis
misi RPJMD di jadikan 5 (lima) analisis.
Kelima Misi Pembangunan Kota Pekanbaru 2012-2017 tersebut dapat
dijelaskan sebagai berikut :
Misi 1 : Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional.
Pendidikan merupakan salah satu bentuk investasi terhadap sumber
daya manusia yang akan menjadi aset dalam pembangunan bangsa
dimasa yang akan datang. Karena itu masyarakat harus mendapatkan
pendidikan yang berkualitas dan terjangkau, melalui pendidikan
berkualitas, murah, dan terjangkau melalui program wajib belajar 12
tahun. Merupakan upaya pemerintah dan masyarakat Kota Pekanbaru
untuk membangun sumber daya manusia yang memiliki kualitas
kompetensi akademis yang tinggi, cerdas, bermoral, beriman,
bertaqwa, tanggap lingkungan dan memiliki skill (hard dan soft skill)
yang tinggi, sehingga mampu hidup dan bersaing di tengah masyarakat
dengan baik, mampu menjadi agen perubahan ke arah nilai-nilai yang
baik.
Disamping itu pembangunan SDM juga diarahkan pada peningkatan
kualitas sumber daya manusia baik masyarakat maupun aparatur
pemerintah baik formal maupun non formal yang memiliki kompetensi
dan tingkat kesehatan yang baik, berbudi luhur yang didasari
keimanan dan ketaqwaan sehingga mampu bersaing serta
menciptakan prinsip-prinsip pemerintahan yang baik dan bersih.
Misi 2 : Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai
Sebagai ibu kota Provinsi Riau, Pekanbaru merupakan miniatur
V -
19
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganPekanbaru juga memberi peluang kepada kebudayaan lain untuk
tumbuh dan ikut berkembang, sehingga perhatian khusus yang
diberikan kepada kebudayaan Melayu dapat disinergikan dengan
kebudayaan lainnya.
Menjalankan kehidupan beragama dan memiliki iman dan taqwa.
berkeadilan, rukun, dan damai adalah dengan menciptakan kehidupan
yang harmonis di tengah masyarakat. Mengingat heterogennya
pendudukan kota pekanbaru baik dalam konteks etnis, budaya, suku
dan agama, sangat berpotensi terjadinya gesekan dalam interaksi
sosial.
Misi 3 : Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana, jalan, air bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran
Sebagai salah satu kota yang mengalami pertumbuhan yang cukup
pesat, Pekanbaru harus ditunjang dengan infrastruktur yang memadai
seperti jalan, air bersih, pasokan energi listrik serta penanganan
limbah yang berwawasan lingkungan. Pembangunan infrastruktur
tidak hanya dilaksanakan pada daerah di pusat kota melainkan juga
pada daerah pinggiran dan daerah industri pada daerah pinggiran
untuk terwujudnya pemerataan pembangunan di semua wilayah
sehingga pekanbaru dapat berkembang menjadi kota Metropolis.
Misi 4 : Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
Penataan ruang yang memperhatikan keteraturan, harmonisasi dengan
lingkungan sekitar dan ketersediaan aksesibilitas infrastruktur dasar
seperti jalan, transportasi masal, listrik, air bersih, sekolah, lokasi
perdagangan yang terpadu. Model grid dan cluster yang terkendali
V -
20
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganpengembangan bangunan dan tataruang yang tidak lagi meluas tidak
terkendali.
Misi 5 : Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi rakyat dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif.
Untuk meningkatkan peran swasta dalam membuka lapangan kerja
serta berusaha, maka pemerintah perlu menciptakan iklim usaha yang
kondusif sehingga investasi dari pihak swasta dapat tumbuh dan
berkembang dengan pesat.Disamping itu, keterlibatan masyarakat
secara umum dalam menciptakan lapangan kerja, akan mempercepat
daya serap terhadap tenaga kerja, untuk itu dengan memberikan
peluang berusaha kepada masyarakat melalui konsep pembangunan
dunia usaha yang bertumpu pada partisipasi masyarakat, melalui
sistem ekonomi kerakyatan, akan mempercepat terwujudnya
kesejahteran masyarakat.
5.2.1.3. Strategi
Berdasarkan analisa dan isu strategis yang dihadapi Kota Pekanbaru, maka
strategi pembangunan yang berkaitan dengan bidang cipta karya yang akan
dilaksanakan untuk periode 2012-2017 adalah sebagai berikut :
NO TUJUAN SASARAN STRATEGI
1
Menurunkan jumlah titik genangan di Kota Pekanbaru yang terencana
dan terintegrasi dengan baik
Berkurangnya jumlah titik genangan di Kota
Pekanbaru Menyiapkan Rencana Pembangunan Drainase dan waduk Terbangunnya drainase
yang terintegrasi dengan baik
2
Penataan lingkungan pemukiman menjadi lingkungan yang sehat dan
asri
Terciptanya permukiman yang sehat dan asri
Penataan Kawasan kumuh yang ada di kota Pekanbaru Penyediaan sarana dan prasarana
V -
21
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganNO TUJUAN SASARAN STRATEGI
masyarakat berpenghasilaan rendah
3 Peningkatan Pelayanan Air Bersih
Meningkatnya akses air minum bagi masyarakat dengan sistem perpipaan
Tersedianya rencana makro penanganan air minum di kota
Pekanbaru Terlayaninya supply air
minum untuk wilayah Pekanbaru Selatan
Penetapan jangkauan wilayah pelayanan air minum Pekanbaru
Selatan
4
Meningkatkan pengelolaan limbah sistem setempat dan mengembangkan pengelolaan limbah dengan sistem terpusat.
Tersedianya sarana sanitasi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
Menyediakan sarana dan prasarana dasar sanitasi bagi masyarakat
berpenghasilan rendah Tersedianya sarana
pengolahan limbah secara terpadu
Memfasilitasi teresedianya sarana Pengolahan limbah secara terpadu
5 Terwujudnya kebersihan lingkungan kota
Meningkatnya cakupan pelayanan penanganan
persampahan
Meningkatkan prasarana dan sarana persampahan
Meningkatnya sistem pengolahan persampahan
Memperkuat program Reduce, Reuse dan Recyicle (3R)
6 Terciptanya lingkungan kota yang sehat, hijau dan asri
Tersedianya ruang terbuka hijau
Penetapan lokasi ruang terbuka hijau
Meningkatnya kuantitas Ruang Terbuka Hijau
5.2.1.4. Arah Kebijakan Bidang CIpta Karya
Arah kebijakan pembangunan bidang pekerjaan umum Kota Pekanbaru
periode 2012 – 2017 adalah sebagai berikut :
1. Sektor Pengembangan Permukiman, dengan arah kebijakan sebagai
berikut :
a. Penyusunan rencana penataan kawasan kumuh
b. Menata Kawasan kumuh di kota Pekanbaru
V -
22
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangand. Penyusunan norma estándar dan manual
e. Fasilitasi pembangunan rumah layak huni bagi masyarakat
berpenghasilan rendah
2. Sektor Air Minum, dengan arah kebijakan sebagai berikut :
a. Menyusun Rencana Pengelolaan air minum di kota
Pekanbaru
b. Penyediaan sarana air bersih terutama bagi masyarakat
miskin (SPAM mini)
c. Pemeliharaan sarana dan prasarana air bersih
d. Fasilitasi pembangunan instalasi dan jaringan air bersih
Pekanbaru Selatan
3. Sektor Penyehatan Lingkungan Permukiman, dengan arah kebijakan
sebagai berikut :
a. Penambahan prasarana dan sarana persampahan sesuai
dengan kebutuhan
b. Pemanfaatan teknologi pengelolaan persampahan
c. Membangun sarana dan prasarana dasar sanitasi bagi
masyarakat berpenghasilan rendah
d. Memelihara prasarana dan sarana air limbah yang ada
e. Memfasilitasi pembangunan IPAL sistim terpusat maupun
komunal dan pendukungnya
f. Penyusunan DED Drainase Kota Pekanbaru
g. Pembebasan lahan untuk waduk / embung
h. Menyusun DED Waduk/ embung
i. Membangun jaringan drainase yang terpadu
j. Membangun waduk/embung
4. Sektor Penataan Bangunan dan Lingkungan, dengan arah kebijakan
sebagai berikut :
a. Penyusunan rencana ruang terbuka hijau
b. Menyediakan lahan ruang terbuka hijau
V -
23
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganKebijakan Umum dan Program Pembangunan Kota Pekanbaru lima tahun
ke depan merupakan kelanjutan kebijakan pembangunan sebelumnya. Secara
rinci akan dilaksanakan oleh SKPD di lingkungan Pemerintah Kota Pekanbaru
pada Bidang Cipta Karya, yang merupakan penjabaran dari Visi, Misi, Arah
V -
24
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganTabel Program Pembangunan Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017 Bidang Cipta Karya
No
Capaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Target Rp
1 Program Pembangunan saluran
drainase/gorong-gorong
Terlaksananya Perencanaan dan DED Pembangunan saluran
2 Program Pengembangan Perumahan
Terbangunnya sarana dan prasarana rumah
sederhana sehat
1 kawasan 1,000 1 kawasan 1,000 1 kawasan 1,000 1 kawasan 1,000 4 kawasan Dinas PU
Tersusunnya norma standar dan manual ( Tersusunnya rencana penataaan kawasan
kumuh)
1 kawasan 200 1 kawasan 200 1 kawasan 200 3 kawasan Dinas PU
Terbangunnya jalan lingkungan dan saluran
lingkungan
Dinas PU a. Jalan Lingkungan 21.700 m' 14,973 17.500 m' 12,075 15.000 m' 10,350 10.000 m' 6,900 10.000 m' 6,900 74.200 m' Dinas PU
b. Saluran Lingkungan 2.000 m' 1,500 2.000 m' 1,500 2.000 m' 1,500 2.000 m' 1,500 2.000 m' 1,500 10.000 m Dinas PU
3 Program Lingkungan Sehat Perumahan
Tersedianya sarana air bersih dan sanitasi dasar terutama bagi masyarakat
miskin (SPAM mini)
2 lokasi 2,000 2 lokasi 2,200 2 lokasi 2,400 2 lokasi 2,600 2 lokasi 2,600 10 lokasi Dinas PU
4 Program peningkatan kesiagaan dan pencegahan
bahaya kebakaran
Tersosialisasinya norma, standar, pedoman, dan
manual pencegahan bahaya kebakaran Terlaksananya pendidikan dan pelatihan pertolongan dan pencegahan bahaya
V -
25
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganCapaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Target Rp
Terpeliharanya Sarana dan Prasarana Pencegahan
Bahaya Kebakaran
0 9 642 12 682 15 692 17 703 20 712 20 item Dinas
Kebakaran Tersedianya Sarana dan
Prasarana Pencegahan
Harian Lepas Pemadam Kebakaran
0 15 200 20 250 25 300 30 350 35 400 35 Dinas
Kebakaran Tersedianya Tanah untuk
Pos Jaga Pemadam Kebakaran
0 1500m2 1,000 1500m2 1,000 1500m2 1,000 4500 m2 Dinas
Kebakaran Terbangunnya Pos Jaga
Pemadam Kebakaran 0 1 pos 1,500 1 pos 1,500 1 pos 1,500
3 pos Dinas
Kebakaran
Tersusunnya SOS 0 set 150 1 set 150 1 set 150 1 set 150 4 set Dinas
Kebakaran 5 Program Perencanaan
Pengembangan Kota-Kota Menengah dan Besar
Koordinasi perencanaan permasalahan air minum,
drainase dan sanitasi perkotaan
0 1 laporan 150 1 laporan 150 1 laporan 150 1 laporan 150 1 laporan 150 5 laporan Bappeda
6 Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan
Persampahan Tersedianya Sarana dan Prasarana Pengelolaan
1 Kegiatan5 unit dump truk, 5 unit amroll truk, 15 unit bin kontainer, 1 unit ekscavator, 1 unit buldozer, 4 unit L300
7,000
1 kegiatanPembangunan 1 unit TPA, 3 unit amroll
truk, 10 unit bin kontainer, 1 unit buldozer, 2 unit l300
8,500
1 Kegiatan4 unit dump truck roda 4, 1 unit
ekscavator, 1 unit buldozer,2 unit amrol truck, dum truk roda 6 2 unit, bin kontainer 6 unit
7,000
Meningkatkan jumlah angkut sampah menjadi 600
ton
Dinas Kebersihan
dan Pertamanan
Meningkatnya Operasi dan pemeliharaan prasarana dan sarana persampahan (termasuk survey kondisi persampahan untuk projek pengolahan sampah untuk
kelistrikan)
jumlah angkut sampah 305 ton
Rasio jumlah kendaraan terpelihara/total
kendaraan (21/21=100%)-Rasio
jumlah sampah yang terangkut / total jumlah
sampah (354 ton/720 ton = 49%)- tepeliharanya TPA 1 unit
7500
Rasio jumlah kendaraan terpelihara/total
kendaraan (60/60=100%)Rasio jumlah sampah yang terangkut / total jumlah
sampah (504ton/740 ton = 47%)
7650
Rasio jumlah kendaraan terpelihara/total
kendaraan (80/80=100%)Rasio jumlah sampah yang terangkut / total jumlah
sampah (600 ton/760 ton = 78.9%)
8000
Rasio jumlah kendaraan terpelihara/total
kendaraan (80/80=100%)Rasio jumlah sampah yang terangkut / total jumlah
sampah (600 ton/760 ton = 78.9%)
8000
Rasio jumlah kendaraan terpelihara/total
kendaraan (80/80=100%)Rasio jumlah sampah yang terangkut / total jumlah
sampah (600 ton/760 ton = 78.9%) jumlah sampah yang terangkut / total jumlah sampah (600
V -
26
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganCapaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Target Rp
Berkembangnya Teknologi Pengolahan Persampahan
(termasuk projek pengolahan sampah untuk
kelistrikan) Pupuk Organik dari 3000 Kg/bulan Meningkatnya peran serta
masyarakat dalam projek pengolahan sampah
untuk kelistrikan) 7 Program pengembangan
kinerja pengelolaan air minum dan air limbah
Terlaksananya fasilitasi pembinaan teknik pengolahan air limbah
1 UPTD 160 1 UPTD 250 1 UPTD 300 1 UPTD 350 1 UPTD Dinas PU
Tersusunnya DED Instalasi
Sambungan Rumah 1 DED 1,000
1 DED
Dinas PU Terlaksananya Ganti Rugi
Lahan (Involuntary Resettlement) pada proses
pembangunan IPAL
1 Keg 10,000 1 Keg 10,000 Dinas PU
Tersedianya sarana dan prasarana air limbah
(IPAL)
4.250 SR 17,000 4.250 SR 17,000 8.500 SR Dinas PU
4 unit MCK ++ 2,000 4 unit MCK ++ 2,000 4 unit MCK ++ 2,000 4 unit MCK ++ 2,000 4 unit MCK ++ 2,000 20 unit MCK ++ Dinas PU IPLT ( 1 kawasan) 5,000 IPLT ( 1 kawasan) 5,000 IPLT ( 1 kawasan) 5,000 IPLT ( 1 kawasan) 5,000 IPLT ( 1 kawasan) 5,000 IPLT (5 kawasan) Dinas PU 8 Program Pengelolaan
ruang terbuka hijau (RTH) Tertatanya Ruang Terbuka
Hijau 0
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah taman (4/128=3.12%)
4,500
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah taman (10/132=7.5%)
4,700
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah taman (12/142=8.4%)
4,700
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah taman (14/154=9%)
5,000
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah taman (16/168=9.5%)
5,000
Rasio jumlah taman yang di tata/jumlah
taman
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah
total pohon (13003/14453=94.12%)
1,250
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah
total pohon (12000/17703=67.78%)
1,250
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah
total pohon (13000/20953=62.04%)
1,300
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah
total pohon (13000/21803=59.62%)
1,350
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah
total pohon (14000/21803=64.21%)
Rasio jumlah pohon yang terpelihara/jumlah Monitoring, Evaluasi dan
Pelaporan 0
Monitoring evaluasi RTH di 12 kecamatan 100% 25
Monitoring evaluasi RTH di 12 kecamatan 100% 26
Monitoring evaluasi RTH di 12 kecamatan 100% 28
Monitoring evaluasi RTH di 12 kecamatan 100% 30
Monitoring evaluasi RTH
V -
27
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganCapaian Kinerja Program dan Kerangka Pendanaan
SKPD Penanggung
Jawab
Tahun-1 Tahun-2 Tahun-3 Tahun-4 Tahun-5 Kondisi Kinerja pada
akhir periode RPJMD
target Rp target Rp target Rp target Rp target Rp Target Rp
Tersedianya Sarana dan Prasarana RTH 0
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah
taman yang ada (4/128=3.12%)
2,000
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah
taman yang ada (10/132=7.5%)
2,500
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah
taman yang ada (12/142=8.4%)
3,000
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah
taman yang ada (14/154=9%)
3,500
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah
taman yang ada (16/168=9.5%)
4,000
Rasio jumlah taman yang tersedia/jumlah taman yang ada (16/168=9.5%)
Dinas Kebersihan
dan Pertamanan
V -
28
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan5.2.2. Kebijakan Keuangan Daerah
Suatu program prioritas, baik strategis maupun operasional, kinerjanya
merupakan tanggung jawab Kepala SKPD. Namun, bagi program prioritas yang
dikategorikan strategik, menjadi tanggung jawab bersama Kepala SKPD dengan
kepala daerah pada tingkat kebijakan. Berbeda dengan penyelenggaraan aspek
strategik, program prioritas bagi penyelenggaraan urusan pemerintahan
dilakukan agar setiap urusan (wajib) dapat diselenggarakan setiap tahun, tidak
langsung dipengaruhi oleh visi dan misi kepala daerah terpilih. Artinya, suatu
prioritas pada beberapa urusan untuk mendukung visi dan misi serta program
kepala daerah terpilih, tidak berarti bahwa urusan lain ditinggalkan atau
diterlantarkan.
Perumusan program prioritas bagi penyelenggaraan urusan dilakukan
sejak tahap awal evaluasi kinerja pembangunan daerah secara sistematis
dilakukan pada identifikasi permasalahan pembangunan diseluruh urusan
(wajib dan pilihan).Setelah program prioritas diketahui baik berasal dari
perumusan strategis maupun dari rumusan permasalahan pembangunan daerah,
selanjutnya perhitungan pagu indikatif masing-masing program dipisahkan
menjadi pagu indikatif untuk program prioritas yang berhubungan dengan
program pembangunan daerah (strategik) dan pagu indikatif untuk
program-program yang berhubungan dengan pemenuhan penyelenggaraan urusan
pemerintahan daerah. Perumusan indikasi rencana program prioritas yang
disertai kebutuhan pendanaan dilakukan berdasarkan kompilasi hasil verifikasi
terhadap rencana program, kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif dari setiap rancangan Renstra SKPD.
5.2.3. Indikator Kinerja
Setelah program prioritas dan pendanaan diketahui langkah selanjutnya
adalah menetapkan indikator kinerja daerah. Penetapan indikator kinerja daerah
bertujuan untuk memberi gambaran tentang ukuran keberhasilan pencapaian
visi dan misi kepala daerah dan wakil kepala daerah pada akhir periode masa
jabatan. Ukuran keberhasilan pencapaian visi dan misi kepala daerah tersebut
dapat dilihat dari sisi keberhasilan penyelenggaraan pemerintahan daerah,
V -
29
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangandaya saing. Hal ini ditunjukan dari akumulasi pencapaian indikator outcome
program pembangunan daerah setiap tahun atau indikator capaian yang bersifat
mandiri setiap tahun sehingga kondisi kinerja yang diinginkan pada akhir
periode RPJMD dapat dicapai. Indikator kinerja daerah secara teknis pada
dasarnya dirumuskan dengan mengambil indikator dari program prioritas yang
telah ditetapkan (outcomes) atau kompositnya (impact).
Penetapan Indikator Kinerja Daerah dalam penyusunan Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMD) Kota Pekanbaru tahun
2011-2015 meliputi :
1. Aspek kesejahteraan masyarakat, aspek dengan fokus kesejahteraan
masyarakat dan pemerataan ekonomi, fokus kesejahteraan
masyarakat dan focus seni budaya dan olahraga.
2. Aspek pelayanan umum yang meliputi urusan wajib dan pilihan.
3. Aspek daya saing daerah dengan focus kemampuan ekonomi daerah,
focus fasilitas wilayah/infrastruktur, focus iklim berinvestasi dan fokus
sumberdaya manusia.
5.3. ARAHAN PERATURAN DAERAH TENTANG BANGUNAN GEDUNG 5.3.1. Ketentuan fungsi bangunan gedung
Fungsi bangunan gedung merupakan ketetapan mengenai pemenuhan
persyaratan teknis bangunan gedung ditinjau dari segi tata bangunan dan
lingkungan maupun keandalannya serta sesuai dengan peruntukan lokasi yang
diatur dalam RTRW Kota Pekanbaru dan/atau RTBL.
Fungsi bangunan gedung meliputi:
a. Bangunan gedung fungsi hunian, dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia tinggal;
b. Bangunan gedung fungsi keagamaan dengan fungsi utama sebagai
tempat manusia melakukan ibadah;
c. Bangunan gedung fungsi usaha dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan usaha;
d. Bangunan gedung fungsi sosial dan budaya dengan fungsi utama
V -
30
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangane. Bangunan gedung fungsi khusus dengan fungsi utama sebagai tempat
manusia melakukan kegiatan yang mempunyai tingkat kerahasiaan
tinggi dan/atau tingkat risiko bahaya tinggi; dan
f. Bangunan gedung lebih dari satu fungsi.
5.3.2. Persyaratan bangunan gedung
Setiap bangunan gedung harus memenuhi persyaratan administratif dan
persyaratan teknis sesuai dengan fungsi bangunan gedung. Adapun persyaratan
administratif bangunan gedung meliputi:
1. Status hak atas tanah dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang hak
atas tanah;
2. Status kepemilikan bangunan gedung, dan IMB.
Sedangkan persyaratan teknis bangunan gedung meliputi:
1. Persyaratan tata bangunan dan lingkungan yang terdiri atas:
a. persyaratan peruntukan lokasi;
b. intensitas bangunan gedung;
c. arsitektur bangunan gedung;
d. pengendalian dampak lingkungan untuk bangunan gedung
tertentu;
e. rencana tata bangunan dan lingkungan.
2. persyaratan keandalan bangunan gedung terdiri atas:
a. persyaratan keselamatan;
b. persyaratan kesehatan;
c. persyaratan kenyamanan;
d. persyaratan kemudahan.
5.3.3. Penyelenggaraan bangunan gedung
Penyelenggaraan bangunan gedung terdiri atas kegiatan pembangunan,
pemanfaatan, pelestarian, dan pembongkaran.
1. Kegiatan pembangunan bangunan gedung diselenggarakan melalui
V -
31
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan2. Kegiatan pemanfaatan bangunan gedung meliputi kegiatan
pemeliharaan, perawatan, pemeriksaan secara berkala, perpanjangan
Sertifikat Laik Fungsi (SLF), dan pengawasan pemanfaatan bangunan
gedung.
3. Kegiatan pelestarian bangunan gedung meliputi kegiatan penetapan
dan pemanfaatan termasuk perawatan dan pemugaran serta kegiatan
pengawasannya.
4. Kegiatan pembongkaran bangunan gedung meliputi penetapan
pembongkaran dan pelaksanaan pembongkaran serta pengawasan
pembongkaran.
Dalam penyelenggaraan bangunan gedung, penyelenggara bangunan
gedung wajib memenuhi persyaratan administrasi dan persyaratan teknis untuk
menjamin keandalan bangunan gedung tanpa menimbulkan dampak penting
bagi lingkungan. Penyelenggaraan bangunan gedung dapat dilaksanakan oleh
perorangan atau penyedia jasa di bidang penyelenggaraan gedung.
5.3.4. Peran masyarakat dan pembinaan dalam penyelenggaraan bangunan gedung
Peran masyarakat dalam penyelenggaraan bangunan gedung dapat terdiri
atas:
1. Pemantauan dan penjagaan ketertiban penyelenggaraan bangunan
gedung;
2. Pemberian masukan kepada pemerintah dan/atau pemerintah daerah
dalam penyempurnaan peraturan, pedoman dan standar teknis di
bidang bangunan gedung;
3. Penyampaian pendapat dan pertimbangan kepada instansi yang
berwenang terhadap penyusunan rtbl, rencana teknis bangunan
tertentu dan kegiatan penyelenggaraan bangunan gedung yang
menimbulkan dampak penting terhadap lingkungan;
4. Pengajuan gugatan perwakilan terhadap bangunan gedung yang
V -
32
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan
5.4. ARAHAN RENCANA INDUK SISTEM PENYEDIAAN AIR MINUM KABUPATEN/KOTA (RISPAM)
5.4.1. Rencana Sistem Pelayanan
Pelayanan air minum baik untuk kebutuhan domestik maupun non
domestik dapat diselenggarakan secara komunal melalui system perpipaan yang
umumnya dikelola oleh PDAM dan dapat pula diselenggarakan secara individual
ataupun kelompok kecil oleh masing-masing pengguna air. Namun untuk Kota
Pekanbaru, dengan kendala keterbatasan sumber air tanah maupun mata air
yang biasanya dapat dikelola dengan ekonomis secara individual, maka pilihan
pelayanan akan sangat tertumpu pada penyediaan air bersih perpipaan skala
perkotaan.
Meskipun demikian, pengembangan pelayanan melalui system perpipaan
tersebut juga tetap dilakukan dengan mempertimbangkan kemampuan secara
teknis, finansial maupun kelembagaan. Target pelayanan pada akhirnya adalah
sistem perpipaan dengan pengelolaan yang baik.
Rencana sistem pelayanan air minum dirumuskan berdasarkan analisis
terhadap permasalahan yang ada saat ini, baik berkaitan dengan kinerja PDAM,
ketersediaan air baku yang memiliki kriteria layak minum, dan hasil proyeksi
tingkat kebutuhan air bersih Kota Pekanbaru pada masa yang akan datang.
Dalam kaitannya dengan aspek pengembangan wilayah, maka arahan rencana
pelayanan air bersih juga dilakukan dengan mempertimbangkan studi-studi air
bersih yang telah di lakukan, serta arahan rencana pengembangan kawasan
terbangun hingga 15 tahun ke depan.
5.4.2. Rencana Pengembangan SPAM
1. Penyediaan air bersih pada masa yang akan datang dilakukan oleh
PDAM, dengan meningkatkan kinerja pelayanan melalui optimasi
pemanfaatan kapasitas produksi tersisa, serta penambahan kapasitas
produksi dan perluasan jaringan distribusi.
2. Peningkatan kapasitas sumber dengan mengoptimalkan air baku dari
V -
33
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganbaku berasal dari Sungai Siak dengan kapasitas produksi 400
liter/detik dan kapasitas terpasang 560 liter/detik, sedangkan dari
sumber air baku IPA Danau Limbungan mempunyai kapasitas produksi
30 liter/detik dan kapasitas terpasang 40 liter/detik.
3. Mengembangkan kapasitas dan cadangan air baku yang ada dengan
melaksanakan program terpadu lintas sektoral yang mendukung
catchment area dan peningkatan fungsi lindung kawasan/hutan
lindung.
4. Membagi wilayah pelayanan air bersih menjadi menjadi 3 (tiga) zona
yaitu :.
a. Zona I, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan Pusat Kota. Pasokan air bersih untuk zona ini akan
dipenuhi dari Sistem Pengolahan Air Bersih Tampan.
b. Zona II, merupakan zona pelayanan eksisting yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di Kecamatan Rumbai dan Kecamatan
Rumbai Pesisir. Pasokan air bersih untuk zona ini akan dipenuhi
dari sistem Pengolahan Air Bersih Danau Limbungan.
c. Zona III, merupakan zona pengembangan yang meliputi
kawasan-kawasan yang ada di Selatan Kota Pekanbaru. Pasokan air bersih
untuk zona ini akan dipenuhi dari sistem Pengolahan Air Bersih
Regional dengan menggunakan sumber air baku dari Sungai
Kampar.
5. Memperluas cakupan pelayanan PDAM menjadi 80% pada akhir tahun
rencana dengan penambahan jumlah pelanggan melalui:
a. Menambah jaringan sesuai dengan perkembangan kota dan
kebutuhan konsumen di Kota Pekanbaru.
b. Penambahan Booster Pump dan reservoir untuk mengatasi
pemakaian pada jam-jam puncak. Saat ini Pendistribusian air
bersih ke daerah pelayanan menggunakan sistem pemompaan
V -
34
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembanganterletak di Jalan Cempaka dan Jalan Mustika, namun keduanya
belum cukup optimal untuk mendistribusikan air ke konsumen.
Untuk mengatasi hal tersebut, PDAM telah mengantisipasi dengan
membangun reservoir berkapasitas 50 M3 yang dilengkapi dengan
booster – pump
c. Penambahan pompa air baku dan daya PLN pada Intake yang
memerlukan.
d. Peningkatan kapasitas terpasang seluruh IPA dan kerja sama IPA
Regional untuk menambah kapasitas produksi dan perluasan
jaringan perpipaan distribusi untuk meningkatkan dan
memperluas cakupan pelayanan.
Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) PDAM Tirta Siak Pekanbaru
sampai saat ini telah memiliki kapasitas terpasang dengan jumlah
640 liter/detik yang terdiri dari :
• Unit Pengolahan I yang dibangun tahun 1972 oleh Paterson
Candi Malaysia, (PCM) kapasitas 200 l/det dengan bak
penampung (reservoir) 910 m3.
• Unit Pengolahan II di bangun tahun 1984 oleh PT Sumber
Tjipta Djaya (STD) kapasitas 80 l/det dengan bak penampung
(Reservoir) 600 m3.
• Unit Pengolahan III dibangun tahun 1991 oleh PT Hutama
Karya (HK) dengan kapasitas 140 L/det dengan bak
penampung (reservoir) 2.000 m3.
• Unit pengolahan IV dibangun tahun 1996 merupakan paket
dari Pemerintah Pusat c/q Departemen PU, Dirjen Cipta
Karya , kapasitas 20 l/det dengan bak penampung (reservoir)
200 m3 berlokasi di Danau limbungan Rumbai.
• Unit Pengolahan V dibangun tahun 2001, dengan
mempergunakan Dana APBD terdiri dari 4 paket, 40 l/de 1
V -
35
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganTuah Sekata Pekanbaru dan 1 paket tambahan untuk unit
Pengolahan Danau Limbungan Rumbai, Kapasitas 20 l/det.
e. Mengembangkan teknologi pengolahan dan pendistribusisn air
minum.
f. Perluasan pelayanan air bersih yang belum terjangkau sistem
perpipaan PDAM adalah :
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga.
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga dengan memanfaatkan sumber
air dari IPA Regional.
• Pembangunan jaringan distribusi beserta sambungan rumah
(SR) ke rumah-rumah warga dengan menambah jaringan
pipa distribusi pada kawasan yang belum ada PDAM.
6. Menurunkan tingkat kehilangan air dengan melakukan :
a. Zonisasi terpadu dengan penerapan District Meter Areas (DMA’s)
dan pressure management di berbagai lokasi.
b. Rehabilitasi pipa dinas dan meter air pelanggan (House
Connection).
c. Penggantian meter (rusak, macet, mundur, umur > 5 tahun, dll).
d. Pemetaan pelanggan (program GIS) untuk seluruh pelanggan.
e. Rehabilitasi jaringan perpipaan distribusi, terutama pipa-pipa tua.
f. Pemasangan alat ukur input sistem atau flow meter induk area.
g. Penertiban sambungan liar.
7. Meningkatkan kualitas pelayanan menuju pelayanan yang prima
melalui:
a. Pembentukan group monitor, pemeliharaan dan perbaikan dengan
zona yang terarah.
b. Penambahan Unit Pelayanan dan Monitor.
c. Memperbanyak lokasi payment point dengan melakukan
V -
36
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangand. Peningkatan kontinuitas pengaliran menuju pengaliran 24 jam
untuk seluruh wilayah pelayanan dengan merubah sistem
distribusi.
e. Pembuatan Zona Air Minum Prima (ZAMP).
f. Sosialisasi secara aktif dan rutin melalui media cetak dan
elektronik.
g. Pengontrolan kualitas air layak minum dan kuantitas air suplai.
8. Meningkatkan penerimaan serta melakukan efisiensi biaya di semua
aspek kegiatan meliputi:
a. Peningkatan efisiensi penagihan bulan berjalan.
b. Penambahan lokasi loket pembayaran dan sistem pembayaran
online.
c. Pemasangan Variable Speed Drive (VSD) pada panel pompa.
d. Penggantian pompa air baku dan air bersih yang sudah tua.
e. Penyempurnaan prosedur pengadaan barang dan jasa dengan
menganut sistem : singkat, murah dan terukur.
f. Pengawasan penggunaan anggaran secara ketat.
9. Memprioritaskan pengembangan untuk pemenuhan kebutuhan air
minum di kawasan permukiman yang padat penduduk, sehingga dapat
meningkatkan kualitas hidup dan menurunkan angka penyebaran
penyakit.
10.Membatasi eksploitasi air tanah dan air baku melalui suatu Perda yang
mengikat. Untuk lebih jelasnya tentang rencana pengembangan sistem
penyediaan air minum Kota Pekanbaru inilah dilaksanakan RISPAM
5.4.3. Rencana Penurunan Kebocoran Air Minum
Permasalahan yang ada untuk mengatasi kehilangan air yang besar, maka
pilihan alternatif akan dioperasikan dengan memberi Flow Meter Induk pada
V -
37
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangankonsumen. Masing-masing pipa tersebut dengan Flow Meter Induk akan
melayani suatu Area Khusus yang diberi batas dan Kode Area. Area tersebut
akan terdiri dari flow meter masing-masing konsumen yang terdata dengan baik.
Konsumen yang berlangganan air pada area tersebut akan diberi kode Area pada
Flow Meter dan Rekening Pembayaran yang akan dibayar berapa flow pada
bulan pemakaian. Jumlah air terbayar pada area itu akan dicocokkan dengan
jumlah air yang disalurkan dari Flow Meter Induk. Bila ada perbedaan, maka
akan dilakukan Audit ke masing-masing Flow Meter Konsumen. Air yang hilang
karena pencurian, atau Flow Meter yang sering bermasalah meskipun sudah
diganti flow meter baru akan dapat diketahui. Konsumen yang tidak membayar
air yang dipakai setiap bulan juga akan diketahui. Denda akan diberikan sesuai
ketentuan yang telah disepakati pada Form Perjanjian Konsumen awal waktu
pemasangan. Semua hal yang sudah pernah terjadi di PDAM akan menjadi
pengalaman dan dituangkan dalam poin perjanjian awal poin-poin yang perlu.
Desain Tower Air dan Pompa Booster dengan Inverter motor adalah
sebagaimana terlihat dalam gambar.
Jumlah tempat stasiun pilihan alternatif yang telah didesain ada 10 titik.
Hal ini mempertimbangkan daerah seperti Tenayan Raya yang masih belum
banyak didiami masyarakat, pada suatu saat ke depan nanti akan berkembang
dan ada ruang yang didesain untuk menjawab hal tersebut.
5.5. ARAHAN STRATEGI SANITASI KOTA (SSK) 5.5.1. Kerangka kerja pembangunan sanitasi
Strategi Sanitasi Kota adalah dokumen rencana strategis berjangka
menengah yang disusun untuk percepatan pembangunan sector sanitasi suatu
Kota/Kabupaten, yang berisi potret kondisi sanitasi kota saat ini, rencana
strategi dan rencana tindak pembangunan sanitasi jangka menengah. SSK
disusun oleh Pokja Sanitasi Kabupaten/Kota didukung fasilitasi dari pemerintah
pusat dan pemerintah provinsi. Dalam menyusun SSK, Pokja Sanitasi
Kabupaten/Kota berpedoman pada prinsip:
a. Berdasarkan data aktual (Buku Putih Sanitasi);
b. Berskala kota dan lintas sektor (air limbah, drainase, persampahan);
V -
38
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangand. Menggabungkan pendekatan ‘top down’dengan ‘bottom up’.
Visi dan misi merupakan sumber inspiratif bagi pengembangan kegiatan
sebuah organisasi. Visi dan misi memberikan arah yang jelas dan terukur,
sehingga pada akhir periode perencanaan dapat dilakukan evaluasi terukur bagi
keberhasilan sebuah program. Kota Pekanbaru telah merumuskan visi dan misi
sanitasi yang merupakan hasil dari kolaborasi pemikiran dari berbagai
stakeholder terkait. Visi dan misi sanitasi Kota Pekanbaru sangat erat kaitannya
dengan visi dan misi Kota Pekanbaru.
Pokja PPSP telah merumuskan visi dan misi sanitasi yang diturunkan dari
visi dan misi Kota Pekanbaru yang tertuang dalam RPJMD. Rumusan visi dan
misi sanitasi Kota Pekanbaru telah memperhatikan isu-isu strategis yang
termuat dalam dokumen Buku Putih Sanitasi (BPS). Tabel di bawah ini
merupakan gambaran tentang Visi Sanitasi Kota Pekanbaru dan Misi
V -
39
Bab V – Keterpaduan Strategi PengembanganTabel 2.1: Visi Misi Sanitasi Kota Pekanbaru
Visi Kota Pekanbaru Misi Kota Pekanbaru Visi Sanitasi Kota
Pekanbaru Misi Sanitasi Kota Pekanbaru Terwujudnya
Pekanbaru sebagai Kota Metropolitan
yang Madani
1. Meningkatkan kualitas Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki kompetensi tinggi, bermoral, beriman dan bertaqwa serta mampu bersaing di tingkat lokal, nasional dan internasional.
2. Mewujudkan masyarakat berbudaya melayu, bermartabat dan bermarwah yang menjalankan kehidupan beragama, memiliki iman dan taqwa, berkeadilan tanpa perbedaan satu dengan yang lainnya serta hidup rukun dan damai 3. Meningkatkan infrastruktur daerah baik prasarana jalan, air
bersih, energi listrik, penanganan limbah, yang sesuai dengan kebutuhan daerah terutama infrastruktur pada kawasan industri, pariwisata serta daerah pinggiran kota. 4. Mewujudkan penataan ruang dan pemanfaatan lahan yang
efektif, dan pelestarian lingkungan hidup dalam mewujudkan pembangunan yang berkelanjutan
5. Meningkatkan perekonomian daerah dan masyarakat dengan meningkatkan investasi bidang industri, perdagangan, jasa, dan pemberdayaan ekonomi kerakyatan dengan dukungan fasilitas yang memadai dan iklim usaha yang kondusif.
Terselenggaranya sanitasi kota yang efektif, berkualitas dan berkesinambungan menuju kota Pekanbaru sehat dengan melibatkan peran serta masyarakat dan tata-kelola yang baik
1. Meningkatkan layanan prasarana dan sarana sanitasi kota sesuai dengan standar pelayanan minimal yang telah ditentukan, serta biaya yang terjangkau dan aman bagi lingkungan dan kesehatan
2. Meningkatkan peran serta masyarakat, organisasi kemasyarakatan dan dunia usaha 3. Meningkatkan tata kelola sanitasi
V -
40
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan5.5.2. Tujuan, sasaran, dan strategi sektor sanitasi
5.5.2.1. Sub sector air limbah domestic
Tujuan:
1. Meningkatkan kualitas & derajat kesehatan masyarakat;
2. Memperbaiki kualitas air tanah dangkal
3. Memperbaiki kualitas lingkungan dan permukiman kaitannya
dengan penyediaan fasilitas sanitasi yang memadai;
4. Memulihkan kualitas dan kondisi air sungai.
Sedangkan sasaran sistem pengelolaan air limbah domestik adalah sebagai
berikut:
1. Pengembangan sistem pelayanan Air Limbah Domestik rumah
tangga dengan menggunakan off-site sistem.
2. Sistem sanitasi berbasis komunal (MCK atau sejenisnya)
direncanakan setiap tahun mengalami peningkatan, baik jumlah
maupun kualitas pelayanannya
3. Peningkatan pengawasan terhadap penanganan Air Limbah
Domestik industri rumah tangga agar tetap memenuhi baku mutu
lingkungan.
4. Pengendalian oleh pemerintah kota akan dilakukan melalui Ijin
Mendirikan Bangunan (IMB) bahwa setiap bangunan harus
melengkapi sistem pengolahan air limbah rumah tangga (septik tank
dengan/tanpa bidang peresapan atau menggunakan atau biofil),
5. Pada kawasan pusat kota diharapkan sudah dapat tersambung
dengan sistem off-site (sewerage),
Strategi dalam sistem pengelolaan air limbah domestik adalah sebagai
berikut:
1. Program Pembinaan dan Kelembagaan Sistem Pengelolaan Air Limbah
a. Target :
• Peningkatan pengembangan perangkat pengaturan dan
V -
41
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan• Peningkatan peran, fungsi dan kinerja lembaga/institusi
pengelola dan Sumber Daya Manusia.
• Meningkatkan sistem pengawasan terhadap pelaksanaan
pengelolaan air limbah melalui sangsi hukum.
b. Strategi Pendekatan:
• Tanggap kebutuhan
• Peraturan daerah
c. Penanganan:
• Pengembangan Perda, Perkuatan institusi dan kelembagaan
pengelola serta sumber daya manusia
• Monitoring dan evaluasi, serta penegakan sangsi hukum.
d. Kontribusi Pemerintah Kota:
• Dukungan sosial politik, Pendanaan, Pembinaan sistem
pengelolaan, dll.
• Sosialisasi perda agar dapat dilaksanakan dan diterima oleh
masyarakat.
2. Program Pengembangan Perencanaan Pengelolaan Air Limbah
a. Target: Tersusunnya masterplan/outline plan sektor air limbah.
b. Strategi Pendekatan : Perkuatan program dan perencanaan
c. Penanganan:
• Penyusunan dokumen-dokumen perencanaan dan manajemen
pengelolaan air limbah.
• Pembuatan sistem informasi pengelolaan air limbah yang
meliputi inventarisasi sarana dan prasarana, proses input data
dengan menggunakan sistim database, serta updating data.
d. Kontribusi Pemerintah Kota: Penerapan pembangunan secara
konsisten berdasarkan perencanaan yang telah disusun, Perkuatan
status dokumen perencanaan, dll
3. Program Perluasan Cakupan Pelayanan Air Limbah
V -
42
Bab V – Keterpaduan Strategi Pengembangan• Peningkatan pelayanan sanitasi/air limbah bagi masyarakat
miskin, kumuh dan rawan penyakit yang ditularkan melalui air.
• Peningkatan akses masyarakat untuk memiliki jamban pribadi
dan komunal.
• Perluasan cakupan prasarana dan sarana air limbah sistem
sanitasi on-site yaitu dengan menggunakan tangki septik yang
sesuai dengan standar SNI (layak) dan tangki septik yang
ramah lingkungan.
• Peningkatan pelayanan air limbah sistem sanitasi off-site di
kawasan RSH (Rumah Sehat Sederhana).
• Perluasan cakupan pelayanan air limbah sistem sanitasi off-site
yang telah ada
• Perintisan pembangunan sistem off-site skala kota.
b. Strategi Pendekatan : Tanggap kebutuhan, Pembangunan dan
pembiayaan secara bertahap.
c. Penanganan :
• Inventarisasi Data kebutuhan pelayanan,
• Pembangunan air limbah berdasarkan skala prioritas,
• Pemetaan sanitasi dan penyakit yang diakibatkan oleh air.
d. Kontribusi Pemerintah Kota: Komitmen dalam peningkatan
pelayanan sanitasi kepada masyarakat, Pendanaan, penyediaan
lahan, dll
4. Program Peningkatan Sistem Pengolahan Lumpur Tinja.
a. Target: Peningkatan kualitas pengelolaan lumpur tinja dari tangki
septik di perkotaan.
b. Strategi Pendekatan: Pengelolaan lumpur tinja dalam rangka
perlindungan terhadap lingkungan dan sumber daya air.
c. Penanganan :
• Melakukan perbaikan kulitas tangki septik dengan membuat
tangki septi sesuai dengan SNI dan mengganti atau