• Tidak ada hasil yang ditemukan

III 44 3.2 RENCANA STRATEGIS INFRASTRUKTUR BIDANG CIPTA KARYA

3.2.3. Arahan Struktur Ruang Terkait Dengan Pembangunan Cipta Karya

Arahan struktur ruang terkait dengan pembangunan bidang cipta karya antara lain: 1. Sistem Jaringan Air Minum

Rencana pengembangan sistem Jaringan air minum meliputi:

a. Rencana peningkatan pelayanan air Minum sistim perpipaan pada tahun 2031 sebesar kurang lebih 80% dari jumlah penduduk di kecamatan Ternate Selatan, Ternate Tengah, Ternate Utara, Pulau Ternate, Hiri, Moti dan Kecamatan Pulau Batang Dua.

b. Rencana kebutuhan air minum sampai dengan tahun 2031 diperkirakan kurang lebih 529,3 l/det;

c. Rencana kebutuhan kapasitas sumber air minum pada tahun 2031 sebesar kurang lebih 721,8 l/det melalui pengembangan sumber air baku danau Laguna di kelurahan Ngade, danau Tolire di kelurahan Takome, mata air mata air Tege - Tege di Kelurahan Marikurubu, mata air Ake ga’ale di Kelurahan Sangadji, mata air Santosa di Kelurahan Salero, dan mata air Akerica di Kelurahan Rua, mata air

III - 49

Jebubu di Kelurahan Tafaga, mata air Ake boki dan Ake Hula Kelurahan Tadenas (Moti) serta sumur dalam baru yang tersebar diseluruh lokasi. Pengembangan sumber air baku sebagai sumber air bersih terlebih dahulu dikaji kelayakan teknis dan ekonomis;

d. Penerapan teknologi alternative yang dapat merubah air laut menjadi air tawar atau jaringan pipa air bersih bawah laut ke Pulau Hiri dengan terlebih dahulu melakukan

pengkajian teknis, sosial dan ekonomi yang mendalam.

e. Pengembangan jaringan perpipaan / hydrant umum di kelurahan berkarakter perdesaan di Kecamatan Moti, Hiri dan Batang Dua serta lokasi-lokasi ketinggian yang kesulitan air bersih di kecamatan Pulau Ternate, kecamatan Ternate Utara, kecamatan Ternate Tengah dan kecamatan Ternate Selatan;

f. Pengembangan jaringan bukan perpipaan meliputi sumur dangkal, sumur pompa tangan, bak penampungan air hujan, terminal air, mobil tangki air, instalasi air kemasan, atau pembangunan penangkap mata air di kecamatan Moti, Hiri dan Batang Dua.

g. Penyediaan Hidran Kebakaran pada kawasan kepadatan bangunan tinggi di pusat kota, kawasan komersial dan bangunan publik;

h. rencana pengembangan instalasi air minum skala kecamatan (IKK) di kecamatan Pulau Hiri, kecamatan Moti dan kecamatan Pulau Batang Dua

2. Sistem Pengolahan Limbah

Rencana penanganan air limbah yang meliputi :

a. Mengoptimalkan IPLT di TPA Buku Deru-deru Kelurahan Takome;

b. Pembangunan IPAL skala kawasan di pusat perdagangan dan jasa di kelurahan Gamalama dan pada kawasan rencana pengembangan Kota Baru.

c. Peningkatan program Sanimas pada kawasan permukiman pasang surut di Kelurahan Kampung Makassar Timur, Mangga Dua, Bastiong, Kalumata, Salero, dan Sangaji.

d. Pembangunan MCK dengan septic tank menggunakan resapan pada kawasan berkepadatan rendah dan sedang dengan memperhatikan kedalaman muka air tanah. Untuk kawasan berkepadatan tinggi menggunakan septic tank komunal dengan sistem Biodigester sehingga limbah yang dihasilkan dapat dimanfaatkan sebagai biogas, dan pengelolaannya dilakukan secara berkelompok (Community Based Sanitation).

e. Rumah sakit dan klinik harus dilengkapi dengan perangkat untuk penanganan

sampah B3.

3. Sistem Persampahan Kota

Rencana pengembangan terkait sistem pengelolaan persampahan di Kota Ternate meliputi:

a. Pengelolaan sampah berbasis masyarakat, yaitu sistim pengelolaan yang melibatkan masyarakat secara langsung dalam pengumpulan sampah khususnya pada kawasan permukiman berkepadatan tinggi dan pada kawasan yang tidak terjangkau oleh mobil sampah. Timbulan Sampah yang dihasilkan rumah tangga akan dikumpul atau ditampung dalam tempat sampah disetiap rumah kemudian akan diangkut oleh petugas pengangkut sampah dengan menggunakan alat pengumpul yang disesuaikan dengan karekteristik wilayah seperti gerobak/sepeda motor yang didesign untuk mengangkut sampah menuju ke TPS. Petugas pengangkut sampah

III - 50

diharapkan merupakan warga di kelurahan setempat yang direkrut khusus untuk mendukung program pengelolaan sampah berbasis masyarakat. Petugas pengumpul sampah bekerja hanya sebatas dari rumah warga ke TPS dan setiap hari, pada pagi hari sehingga tidak mengganggu aktifitas warga.

b. Peningkatan sarana dan prasarana pengelolaan sampah yang jumlahnya sesuai kebutuhan yaitu tong sampah pemilihan, TPS/TPST, gerobak sampah, dump truck, amroll, container sampah dan peralatan berat TPA.

c. Pemanfaatan sarana pemilahan Transdepo/TPST untuk mengurangi volume sampah yang masuk ke TPA sehingga masa pakai TPA menjadi lebih panjang;

d. Legalisasi kepemilikan lahan TPA Buku Deru-Deru

e. Peningkatan Pengelolaan TPA dari system open dumping menjadi Sanitary Landfill atau Control Landfill.

f. Sosialisasi dan penerapan pengolahan sampah sistim 3R di masyarakat dan sekolah-sekolah, melalui seminar, pamflet, papan pengumuman dan media lainnya; g. Peningkatan sistem manajemen persampahan;

h. penyusunan master plan persampahan Kota Ternate.

i. Pembuatan Buffer Zone / sabuk hijau di TPA Buku Deru-Deru 4. Sistem Drainase Kota Ternate

Rencana pengembangan saluran drainase di wilayah Kota Ternate adalah sebagai berikut :

a. Normalisasi saluran Primer pada kawasan rawan banjir/genangan dalam pusat Kota Ternate dengan panjang total kurang lebih 1735 m, yaitu:

Kawasan Gamalama :

Saluran Primer Samping BRI Gamalama; Saluran Primer Pasar Ikan Lama; Saluran Primer Samping Hotel Neraca; Saluran Primer jalan Busoiri

Kawasan Mangga Dua :

saluran Primer jembatan 3 dan Saluran Primer Depan Apotik Mangga Dua

b. Normalisasi saluran Sekunder dan Tersier pada kawasan rawan banjir/genangan dalam pusat Kota Ternate dengan panjang total kurang lebih 9.013 m, yaitu:

Kawasan Gamalama :

Saluran Jalan Pahlawan Revolusi (Depan Kodim-Bank Artha Graha); Saluran Jalan Busoiri (Mesjid Mutaqin-depan PT.Alinda); Saluran Mall Ternate-Mesjid Mutaqin; Saluran Samping Benteng Orange - Mesjid Mutaqin; Depan RS Darma Ibu - Depan Gereja Ayam

Kawasan Bastiong :

Saluran Kawasan Pasar Bastiong; saluran jalan Bastiong - Perumnas; saluran jalan Raya Bastiong (jembatan 4 - pertigaan Falajawa 2); saluran jalan Raya Bastiong jembatan 3 – jembatan 4; saluran jalan masuk pelabuhan Fery Bastiong

Kawasan Mangga Dua :

saluran jalan Jati Besar (pertigaan jalan Jati–Mangga Dua - Trafick Ligth Jati); saluran depan toko Setia Kawan – kalimati/barangka depan hotel Amara;

Kawasan Santiong :

Saluran kawasan Kubur Cina Santiong;

c. Normalisasi saluran berupa penggolontoran/pembersihan, mengembalikan saluran dimensi dan rehabilitasi.

III - 51

d. Konservasi daerah tangkapan air hujan (hulu) di kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

e. Penertiban bangunan yang mengecilkan dimensi dan yang berada di atas saluran pada kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

f. Pembangunan talud pada saluran kali mati/barangka yang bermuara atau melintas kawasan dalam kota untuk menghindari pengikisan dinding barangka/kalimati, sedimentasi berlebihan dan menghindari limpasan air kali mati pada kawasan rawan banjir di kecamatan Pulau Ternate, Ternate Utara, Ternate Tengah dan Kecamatan Ternate Selatan.

g. Pembuatan bangunan pengendali banjir (checkdam) pada kalimati/barangka yang terletak pada kawasan diatasnya yang berfungsi sebagai sistem pengontrolan dan pengendalian sedimen sekaligus berfungsi mengendalikan kecepatan air dalam saluran primer.

h. Penerapan sempadan disepanjang kalimati/barangka.

5. Pengembangan Sistem Pejalan Kaki

Rencana penyediaan dan pemanfaatan sarana prasarana jaringan pejalan kaki di Kota Ternate adalah sebagai berikut:

a. Jalur pedestrian pada kawasan pariwisata, pendidikan, perkantoran, jasa dan perdagangan;

b. Rencana pembangunan baru jalur pejalan kaki di ruas-ruas jalan kolektor dan jalan lokal di Kota Ternate dengan lebar disesuaikan dengan kebutuhan dan klas jalan; c. Peningkatan kualitas jalur pejalan kaki pada kawasan yang memiliki bangkitan

pejalan kaki di seluruh Kota Ternate dengan melakukan perbaikan dan penataan kembali sehingga menimbulkan rasa aman, nyaman bagi pejalan kaki;

d. Pengembangan jalur pejalan kaki terpadu yang terdiri dari RTH, yang terintegrasi dengan joging track, tempat pemasangan reklame, shelter, halte, dan termasuk jaringan bawah tanah (listrik, telepon, PDAM) yang diarahkan di jalan Pahlawan Revolusi, jalan Halmahera, jalan pantai Daulasi, jalan kawasan kota baru Gambesi – Jambula, rencana jalan pantai Salero Dufadufa, rencana jalan pantai Kota baru - Bastiong, rencana jalan pantai Kayu Merah – Sasa.

e. Pembangunan jalur pejalan kaki yang ramah untuk penggunaan para penyandang cacat.

Dokumen terkait