• Tidak ada hasil yang ditemukan

III - 39

(b) Rencana Pola Ruang Kawasan Budidaya

Pola ruang untuk Kawasan Budidaya direncanakan meliputi: kawasan permukiman, kawasan jasa dan perdagangan, kawasan perkantoran, kawasan industry, kawasan pariwisata, kawasan Terbuka Non Hijau (RTNH) dan kawasan peruntukan lainnya. 1. Kawasan hutan produksi

Berdasarkan Undang-undang Nomor 41 Tahun 1990 pasal 1 angka 2 definisi hutan adalah suatu kesatuan ekosistem berupa hamparan lahan berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam persekutuan alam lingkungannya, yang satu dengan lainnya tidak dapat dipisahkan. Kawasan hutan adalah wilayah tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah untuk dipertahankan keberadaanya sebagai hutan tetap (Pasal 1 angka 3 UU No. 41 Tahun 1999 dan Putusan MK No. 45/PUU-IX/2011 tanggal 21 Pebruari 2012).

Berdasarkan kategori fungsi hutan, hutan dibagi menjadi Hutan produksi dan hutan lindung. Hutan produksi terdiri dari hutan produksi terbatas, hutan produksi tetap/biasa dan hutan produksi yang dapat dikonversi.

2. Kawasan permukiman,

Kawasan perumahan adalah kelompok rumah yang berfungsi sebagai lingkungan tempat tinggal atau lingkungan hunian yang dilengkapi dengan prasarana dan sarana lingkungan.

Fungsi utama kawasan permukiman :

Sebagai lingkungan tempat tinggal dan tempat kegiatan yang mendukung peri kehidupan dan penghidupan masyarakat sekaligus menciptakan interaksi sosial. Perumahan sebagai bagian dari permukiman berfungsi sebagai kumpulan tempat hunian dan tempat berteduh keluarga serta sarana bagi pembinaan keluarga. 3. Kawasan jasa dan perdagangan,

Kawasan jasa dan perdagangan adalah kawasan yang diperuntukan untuk kegiatan jasa dan perdagangan yang diharapkan mampu mendatangkan keuntungan bagi pemiliknya dan memberikan nilai tambah pada suatu kawasan perkotaan. Kawasan peruntukan jasa dan perdagangan memiliki fungsi antara lain:

1) Memfasilitasi kegiatan transaksi jasa dan perdagangan antar masyarakat yang membutuhkan dan masyarakat yang menjual jasa;

2) Menyerap tenaga kerja di pusat kegiatan dan memberikan kontribusi yang dominan terhadap PDRB.

Sektor perdagangan adalah sektor yang selalu ada dan cukup potensial untuk dikembangkan menjadi sektor andalan suatu daerah, dimana sektor ini akan selalu menjadi aktivitas setiap hari oleh penduduk selama berlangsungnya kehidupan karena sektor perdagangan adalah sektor yang menunjukkan interaksi antar penduduk yang saling membutuhkan dan mendukung. Potensi sektor jasa dan perdagangan di Kota Ternate telah diuraikan sebelumnya, yang pada

III - 40

dasarnya pola persebaran sarana jasa dan perdagangan cenderung tersebar di sepanjang jalan koridor utama, hal ini untuk mempermudah jangkauan dan skala pelayanan kepada masyarakat.

4. Kawasan perkantoran,

Sebagai Kota yang berkembang kearah lebih baik, akan berdampak pada semakin beragamnya aktifitas kota yang terjadi. Salah satu adalah aktifitas perkantoran baik perkantoran pemerintah maupun swasta. Kawasan perkantoran ini dikembangkan dalam upaya untuk memberikan pelayanan yang lebih efektif, cepat, dan hemat. Penyatuan dalam suatu kawasan akan relatif membantu bagi para pengguna dalam mengakses jasa pelayanan yang diberikan suatu kantor. Terlebih bagi kantor pemerintahan yang sering digunakan dalam melayani kebutuhan penduduk kota yang berada dalam dua atau lebih satuan kerja yang memiliki bangunan tersendiri. Hal ini perlu diupayakan penyatuan dalam satu kawasan, sehingga penduduk kota tidak perlu harus menempuh jarak yang relatif jauh ataupun berpindah-pindah. Cukup dengan mendatangi satu kawasan dan melakukan pergerakkan di sekitar kawasan itu saja.

5. Kawasan industri,

Kegiatan sektor industri Kota Ternate saat ini masih terbatas pada industri kecil, yang tersebar di seluruh Kecamatan. Hal ini dapat dilihat dari Data yang diperoleh dari Dinas Perinkop Kota Ternate Tahun 2010 bahwa Daftar Jumlah Perusahaan industri di Kota Ternate sebanyak 403 Perusahaan industri dengan Rincian jenis Usaha yakni : Industri Pangan 121 buah, Industri kimia dan bahan Bangunan 208 buah, industri sandang, kulit, kerajinan sebanyak 69 serta industri kecil bidang logam 5 buah. Banyaknya tenaga kerja yang terserap pada sub sektor industri berjumlah 1526 orang. Pengelompokan kegiatan industri yang ada dan berpeluang dikembangkan di Ternate saat ini adalah tipologi industri kecil dan ringan. Sebagai tipe Kota Jasa dan perdagangan, maka peluang pengembangan industri harus disediakan karena cenderung berkaitan erat

dengan kebutuhan pengembangan sektor jasa dan perdagangan.

Pengembangan lokasi ruang kegiatan industri dengan melihat tipologi industri yang berkembang adalah cenderung yang mendekati pasar dan bahan baku. 6. Kawasan pariwisata,

Kawasan yang digunakan sebagai ruang evakuasi bencana di Kota Ternate adalah ruang terbuka (lapangan olah raga, plaza, taman-taman kota dan lainnya) atau ruang terbuka yang sewaktu-waktu dapat digunakan untuk penyelamatan/ menampung penduduk yang mengungsi apabila terjadi bencana alam.

7. Kawasan perikanan,

Kawasan pariwisata adalah kawasan dengan luas tertentu yang dibangun atau disediakan untuk memenuhi kebutuhan pariwisata atau segala sesuatu yang berhubungan dengan wisata termasuk pengusahaan obyek dan daya tarik wisata serta usaha-usaha yang terkait di bidang tersebut. Kawasan peruntukan

III - 41

pariwisata merupakan kawasan yang didominasi oleh fungsi kepariwisataan dapat mencakup sebagian areal dalam kawasan lindung atau kawasan budi daya lainnya di mana terdapat konsentrasi daya tarik dan fasilitas penunjang pariwisata.

8. Kawasan pertanian,

Kawasan pertanian adalah kawasan yang di peruntukan bagi kegiatan pertanian yang meliputi kawasan pertanian lahan basah, kawasan pertanian lahan kering, kawasan pertanian tanaman tahunan/perkebunan, perikanan dan peternakan. Komoditi holtikultura adalah jenis tanaman yang meliputi tanaman buah, tanaman sayuran, tanaman hias dan aneka tanaman.

Fungsi utama kawasan pertanian adalah menghasilkan bahan pangan, palawija dan tanaman keras/ perkebunan. Kegiatan pemanfaatan kawasan pertanian sangat penting bagi upaya penyediaan lapangan kerja untuk masyarakat. Kawasan pertanian tanaman pangan dan tanaman keras skala besar dapat berfungsi pula sebagai daerah resapan air hujan.

9. Kawasan ruang evakuasi bencana, 10. Kawasan terbuka non hijau

Ruang Terbuka Non Hijau : ruang yang secara fisik bukan berbentuk bangunan gedung dan tidak dominan ditumbuhi tanaman ataupun permukaan berpori, dapat berupa perkerasan, badan air ataupun kondisi tertentu lainnya (misalnya badan lumpur, pasir, gurun, cadas, kapur, dan lain sebagainya). Secara definitif, Ruang Terbuka Non Hijau selanjutnya dapat dibagi menjadi Ruang Terbuka Perkerasan (paved) Ruang Terbuka Biru (badan air) serta Ruang Terbuka Kondisi Tertentu Lainnya

III - 42

Dokumen terkait