• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

II.6. Arduino IDE

Arduino IDE adalah software pengembangan program terintegrasi yang dikhususkan untuk Arduino. Walaupun secara bahasa pemrograman terlihat mirip dengan bahasa C atau C++, namun sebenarnya bahasa pemrograman yang digunakan dalam Arduino IDE merupakan turunan dari bahasa pemrograman

“Processing” yang diciptakan oleh Casey Reas dan Benjamin Fry (Banzi: 2008:

1).

Penulisan program kedalam modul Arduino menggunakan file yang disebut “sketch” dengan ekstensi file “.ino”, saat pengguna mengklik tombol upload di dalam program Arduino IDE, file sketch tersebut di kompilasi menjadi file biner dan heksadesimal dengan bantuan program “AVR-GCC” , kemudian file biner dan heksadesimal tersebut di unggah kedalam modul Arduino menggunakan program “Avrdude”.

Arduino IDE juga memiliki contoh-contoh sketch yang dapat digunakan untuk pemula yang ingin belajar menggunakan Arduino, sketch tersebut dibagi lagi berdasarkan jenis dan fungsi kegunaannya, mulai dari yang dasar hingga yang mahir, dan ada yang tanpa menggunakan modul tambahan hingga menggunakan modul tambahan dengan fungsi khusus. Sehingga sangat memudahkan bagi

3.1 10 Mei 2011 Honeycomb

4.0.3 - 4.0.4 16 Desember 2011 Ice Cream Sandwich

4.1.x 09 Juli 2012 Jelly Bean

pemula yang ingin belajar menggunakan Arduino sebagai alat untuk mengerjakan proyek mereka.

Arduino IDE juga mendukung library (pustaka), yang dapat digunakan untuk mengimpor fungsi-fungsi tertentu dalam sketch, seperti yang biasa digunakan dalam bahasa pemrograman C dan C++. Library tersebut sudah disediakan secara lengkap oleh pengembang Arduino IDE untuk fungsi-fungsi tertentu yang didukung oleh Arduino. Pengguna juga dapat menambahkan library dari pengembang pihak ke tiga untuk alat atau modul tertentu yang dibuat oleh mereka, tentunya dengan ketentuan umum yang dipublikasikan oleh pengembang Arduino IDE. Bahkan pengguna juga dapat membuat library mereka sendiri dan menggunakan nya dalam Arduino IDE, atau mereka juga dapat mengunggah nya ke server khusus untuk menampung library pihak ke tiga yang tersedia di halaman forum pengembang Arduino IDE.

Ketika program Arduino IDE pertama kali dijalankan, akan terlihat jendela program seperti pada gambar II.6.

Gambar II.6 : Jendela Program Arduino IDE

(Sumber : http://tutorial-speed.blogspot.co.id/2015/06/program-pertama-arduino.html)

BAB III

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

BAB III

ANALISIS DAN DESAIN SISTEM

III.1. Analisis

Dalam merancang sistem pengendali sepeda motor berbasis android ini, terdapat beberapa masalah yang harus dicermati dan dipecahkan. Permasalahan tersebut antara lain :

a. Kontrol Utama (Main Control)

Masalah yang paling utama dalam perancangan system pengendali sepeda motor ini adalah saat kontrol menghidupkan mesin, karena sistem ini hanya berfungsi pada sepeda motor dengan kondisi aki/baterai dalam keadaan sehat atau tidak soak. Dalam pembuatan GUI (Graphical User Interface) aplikasi pada smartphone Android yang dimana GUI tersebut berguna untuk mengontrol sistem alarm dan memantau status sistem alarm. Aplikasi tersebut dapat dirancang dengan menggunakan App Inventor. Untuk sensor menggunakan sensor getar SW-420, digunakan untuk mendeteksi getaran yang terjadi pada handle sepeda motor.

Relay modul digunakan untuk mengontrol arus listrik ke berbagai peralatan pada sepeda motor, seperti : starter, skring, klakson dan lampu sein. Led digunakan sebagai indikator status GSM Shield. Sedangkan SMS digunakan untuk

mengontrol sistem dan dan forwarding SMS sebagai laporan status alarm secara langsung ke smartphone Android pengguna.

.

b. Komunikasi data dan format perintah yang digunakan

Masalah kedua adalah metode komunikasi untuk menghantarkan data perintah dan format perintah yang dipakai harus bisa dimengerti oleh pengguna dan alat kendali yang sedang dirancang. Untuk mengontrol dan memantau status alarm, maka digunakanlah media SMS dengan format teks tertentu untuk melakukan fungsi tersebut. Kemudian dibuatlah suatu aplikasi untuk smartphone Android untuk mengatur komunikasi SMS antara pengguna dan alat yang sedang dirancang.

III.2. Strategi Pemecahan Masalah

Karena terdapat beberapa poin permasalahan yang muncul selama proses perancangan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya. Komunikasi data dan aplikasi smartphone Android memegang peranan penting dalam perancangan sistem pengendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini, maka dibutuhkan solusi untuk mengatasi permasalah yang muncul, antara lain :

1. Penggunaan media SMS sebagai media penghantar perintah dan pemantau status alarm, dengan menggunakan format teks tertentu untuk mendukung fungsi alat secara keseluruhan. Format SMS yang digunakan, antara lain :

a. Start : Perintah ini digunakan untuk menghidupkan mesin kendaraan.

b. Off : Perintah ini dugunakan untuk mematikan mesin kendaraan.

c. Almon: Perintah ini berfungsi untuk mengaktifkan alarm, serta menonaktifkan fungsional mesin.

d. Almoff: Perintah ini berfungsi untuk menonaktifkan alarm, serta mengaktifkan fungsional mesin.

e. Beep : Perintah ini berfungsi sebagai indikasi keberadaan kendaaraan di parkiran.

2. Perancangan aplikasi smartphone Android untuk mengirim perintah, yang dimana perintah dalam GUI di konversi menjadi SMS untuk dikirimkan ke alat, sedangkan SMS balasan dari alat akan dikirim langsung ke smartphone android.

III.3. Identifikasi Kebutuhan

Adapun identifikasi kebutuhan dari perancangan sistem pengendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android beserta user interface yang akan dirancang yaitu analisis kebutuhan hardware dan analisis kebutuhan software.

III.3.1. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Untuk Perancangan Interface yang Digunakan

Dalam perancangan sistem alarm berbasis mikrokontroler dan android ini menggunakan perangkat keras (hardware) dengan spesifikasi sebagai berikut :

1. Prosesor Intel Core i3 M390 2.67 Ghz 2. Hard disk 500 GB

3. RAM 2 GB

4. Keyboard dan Touchpad (Mouse).

5. Smartphone Android

III.3.2. Kebutuhan Perangkat Keras (Hardware) Untuk Perancangan Alat yang Digunakan

Adapun kebutuhan perangkat untuk perancangan alat, antara lain : 1. Arduino Mega 2560.

2. GSM Shield.

3. Module Sensor Getar SW-420.

4. Relay module.

5. Lampu LED.

6. Papan PCB.

7. Rangkaian adaptor 8. Kabel.

9. Solder.

10. Timah.

11. Sekering.

12. Beberapa baut dan mur.

13. Komponen pendukung lainnya.

III.3.3. Kebutuhan Perangkat Lunak (Software) Untuk Pemrograman Alat dan Merancang GUI yang Digunakan.

Adapun perangkat lunak (software) yang digunakan dalam perancangan sistem pengendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android adalah lingkungan sistem operasi Windows 7 Ultimate 32 bit, dan dalam penulisan kode program untuk mikrokontroler menggunakan aplikasi Arduino IDE. Arduino IDE merupakan lingkungan pengembangan terintegrasi yang memungkinkan desainer alat dapat menggunakan Arduino sebagai otak utama dari alat yang dirancang.

Arduino IDE mudah untuk digunakan, bertenaga, dan mudah untuk dipelajari.

Memiliki built in compiler untuk mikrokontroler dari keluarga AVR serta memiliki fasilitas serial monitor terintegrasi. Sedangkan untuk perancangan GUI aplikasi android menggunakan AppInventor. AppInventor merupakan aplikasi web based yang digunakan untuk merancang aplikasi android secara cepat dan mudah.

AppInventor dibuat dan dikembangkan oleh MIT (Massachusets Institute of Technology) yang memungkinkan para pemula untuk dapat mengembangkan aplikasi android secara cepat dan mudah. Cara penggunaannya pun cukup mudah, pengguna hanya cukup mendesain antarmuka aplikasi dengan menggunakan elemen-elemen yang tersedia seperti command button, text box, list view dan sebagainya pada halaman designer. Kemudian untuk algoritma aplikasi, pengguna bisa menggunakan halaman blocks, disebut blocks karena pengguna dapat merancang algoritma aplikasi dengan menggunakan potongan-potongan blok yang mewakili perintah tertentu atau entitas tertentu dari program dan memasang blok-blok tersebut antara satu dengan yang lainnya, sehingga menjadi blok-blok algoritma yang sempurna. Blok program tersebutlah yang menggantikan kode program yang biasa, sehingga AppInventor sangat mudah dipelajari, bahkan oleh pemula

sekalipun. Oleh karena itu, AppInventor sangat digemari oleh kalangan pemula dan anak sekolah untuk mengembangkan sebuah aplikasi android yang kaya fitur.

III.4. Diagram Blok Rangkaian

Secara garis besar, perancangan alarm berbasis mikrokontroler dan android terdiri dari sensor getaran SW-420, relay, minimum sistem mikrokontroler arduino dan GSM Shield serta rangkaian catu daya berupa rangkaian adaptor.

Diagram blok keseluruhan dari perancangan alarm berbasis mikrokontroler dan android ditunjukkan oleh gambar III.1 sebagai berikut:

Gambar III.1 : Diagram Blok Rangkaian

Keterangan dari Gambar III.1 adalah sebagai berikut :

1. Smartphone merupakan wadah untuk menampilkan GUI dari program . 2. Sensor SW-420 merupakan sensor pendeteksi getaran.

3. Adaptor sebagai sumber catu daya untuk menghidupkan sistem minimum arduino dan GSM Shield, modul relay, serta lampu indikator.

4. Minimum sistem Arduino dan GSM Shield sebagai pusat kendali seluruh

5. Indikator LED untuk menunjukkan status rangkaian.

6. Sistem klakson yang terhubung melalui relay berguna sebagai isyarat suara sistem alarm.

7. Sistem lampu sein yang terhubung melalui relay berguna sebagai isyarat visual sistem alarm.

8. Sistem starter yang terhubung melalui relay yang akan dikontrol oleh user sebagai kendali menghidupkan mesin.

9. Sistem arus yang terhubung melalui relay yang akan dikontrol oleh user sebagai kendali arus yang semestinya dinyalakan dengan kunci.

10. Sistem jump yang terhubung melalui relay yang akan dikontrol oleh user sebagai kendali jumper handel ketika menghidupkan mesin.

11. Sistem skring yang terhubung melalui relay yang akan dikontrol oleh user sebagai kendali mematikan mesin.

12. GUI (Graphical User Interface) merupakan tampilan untuk mengontrol dan memonitoring status sistem alarm.

13. SMS merupakan media untuk mengirim perintah ke alat.

14. Data teks merupakan data yang ditampilkan dan dikirim dalam bentuk teks melalui SMS.

III.5. Perancangan Rangkaian Modul Sensor SW-420

Modul sensor SW-420 adalah komponen modul sensor berukuran kecil dengan dimensi sebesar 3,2 x 1,4 cm. Sensor jenis ini sangat mudah untuk digunakan karena dapat langsung dipasang tanpa rangkaian tambahan lagi. Sensor

ini bekerja dengan cara mendeteksi getaran permukaan dimana sensor ini dipasang. Apabila kekuatan getaran melebihi nilai ambang batas yang ditentukan, maka LED Indikator status berwarna hijau akan mati, menandakan sinyal keluaran bernilai 1 (high) dan jika hidup menandakan sinyal keluaran bernilai 0 (low).

Sedangkan nilai ambang batas dapat diatur dengan potensiometer yang terdapat pada modul. Komponen ini sangat cocok untuk aplikasi yang berkaitan dengan getaran, seperti sistem keamanan dan sistem alarm. Rangkaian modul sensor SW-420 dapat dilihat pada gambar III.2 berikut ini :

Gambar III.2. Skematik Modul Sensor SW-420

Karena output dari sensor ini bernilai digital (0 dan 1), maka sensor ini tidak memerlukan kalibrasi untuk pemakaian nya, sedangkan untuk mengatur ambang batas deteksi dapat menggunakan potensiometer yang terdapat pada modul.

III.6. Perancangan Rangkaian Adaptor 9V

Agar dapat digunakan, rangkaian utama Arduino dan GSM Shield memerlukan tegangan mulai dari 7 – 12 volt, pada dasarnya aki sepeda motor memiliki tegangan 12 volt yang masih bisa digunakan secara langsung pada rangkaian Arduino dan GSM Shield. Namun, apabila mesin sepeda motor dihidupkan, maka tegangan aki sepeda motor naik hingga menjadi 13-14 volt, tegangan dengan nilai seperti ini tidak dapat digunakan untuk Arduino dan GSM Shield. Maka untuk mengatasinya, rangkaian adaptor sangatlah diperlukan. Sistem ini menggunakan dua adaptor dengan nilai voltase masing-masing 9 volt untuk rangkaian Arduino, GSM Shield, dan relay. Adapun gambar rangkaian tersebut dapat dilihat pada gambar III.3 berikut ini :

Gambar III.3 : Rangkaian Adaptor 9 Volt

Pada rangkaian adaptor 9 volt, menggunakan IC7809C sebagai regulator tegangan untuk diaplikasikan karena sudah memiliki pengaman internal. IC regulator ini memiliki beberapa nilai output voltase tergantung dari type nya.

III.7. Perancangan Rangkaian Modul Relay

Pada sistem pengendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini menggunakan relay untuk mengontrol peralatan pada sepeda motor.

Pada rangakain relay ditambahkan rangakaian driver (penguat daya) yang bertujuan agar relay tetap berfungsi jika aki/baterai sepeda motor mulai melemah.

Sedangkan relay yang digunakan adalah relay dengan tegangan operasional sebesar 6 volt dengan 5 kaki tipe SRD-5VDC-SL-C. Adapun gambar rangkaian modul relay dapat dilihat pada gambar III.4 sebagai berikut :

Gambar III.4 : Rangkaian Modul Relay III.8. Flowchart

Adapun flowchart perancangan dan pembuatan alat pengendali sepeda motor berbasis android ini adalah sebagai berikut :

III.8.1. Flowchart Alat Kontrol Utama Sistem kendali Sepeda Motor

Flowchart untuk alat kontrol utama sistem alarm terdiri atas 2 (dua) bagian utama, yaitu Flowchart untuk perintah melalui SMS dan Flowchart untuk pembacaan sensor.

III.8.1.1. Flowchart Untuk Menerima dan Mengeksekusi Perintah Via SMS

Gambar III.5 : Flowchart Utama Kontrol Kendali Sepeda Motor via SMS

Penjelasan dari flowchart pada gambar III.5 adalah sebagai berikut : 1. Mulai

2. Inisialisasi koneksi GSM Shield ke Arduino melalui software serial dan memastikan bahwa koneksi telah berhasil dilaksanakan.

3. Alat dalam keadaan siaga.

4. Jika ada sms masuk, maka isi sms akan diproses dan dibaca. Jika tidak ada SMS masuk maka alat akan dalam keadaan siaga.

5. Membandingkan karakter dalam SMS dengan yang tersimpan pada program, jika karakter SMS sesuai dengan data karakter yang tersimpan pada program, maka akan dilaksanakan aksi sesuai dengan yang diperintahkan dalam SMS.

Jika karakter SMS tidak ada yang sesuai dengan yang tersimpan dalam program, maka SMS akan langsung dihapus.

6. Setelah perintah telah selesai dilaksanakan, maka SMS terakhir akan dihapus.

7. Alat akan kembali dalam keadaan siaga untuk menerima perintah SMS baru.

8. Berhenti

III.8.1.2. Flowchart Untuk Sistem Alarm

Gambar III.6 : Flowchart Sistem Alarm

Penjelasan dari flowchart pada gambar III.6 adalah sebagai berikut : 1. Mulai

2. Inisialisasi koneksi GSM Shield ke Mikrokontroler Arduino melalui software serial dan memastikan bahwa koneksi telah berhasil dilaksanakan.

3. Jika sistem telah menerima perintah aktivasi alarm, maka alarm akan aktif.

4. Jika sensor getar mendeteksi getaran pada batas yang ditentukan, maka sistem akan mengirimkan sms peringatan kepada pengguna bahwa ada sesuatu yang memicu sistem alarm, kemudian klakson dan lampu sein akan aktif.

5. Jika tidak mendeteksi getaran maka sistem akan kembali ke dalam kondisi siaga dan aktif.

6. Jika sms peringatan telah berhasil dikirim, maka sms keluar akan dihapus.

Dan sistem akan kembali ke dalam kondisi siaga dan aktif.

7. Berhenti

III.9. Tampilan Program Kontrol Alarm

Perancangan sistem kendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini menggunakan App Inventor IDE, yang merupakan software web based untuk pengembangan software android.

III.9.1. Tampilan Login Program

Tampilan login aplikasi ini adalah tampilan pertama kali ketika program dibuka. Tampilan pada aplikasi ini meminta user untuk memasukkan password

sebelum masuk ke tampilan program utama. Rancangan tampilan Login dapat dilihat pada gambar III.7.

Gambar III.7 : Tampilan Login

III.9.2. Tampilan Program Utama

Setelah pengguna memasukkan password yang benar, maka pengguna akan dapat melihat tampilan utama program untuk mengontrol sistem kendali sepeda motor yang sudah diprogram sebelumnya hanya dengan menyentuh tombol-tombol yang ada di program. Tampilan utama program dapat dilihat pada gambar III.8.

Masukkan password Password textbox

Login Out

Login

Gambar III.8 : Tampilan Utama Program DR_Control

Program kontrol Sepeda Motor

Icon Engine

Start

Icon Engine

Off Icon

Alarm on

Icon Alarm

Off Icon Beep

Back

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

BAB IV

HASIL DAN UJI COBA

Pada bab ini akan membahas hasil pengujian sistem, mulai dari pengujian permodul hingga pengujian sistem secara keseluruhan serta monitoring unjuk kerja dari sistem secara satu-persatu dan keseluruhan. Pengujian tersebut akan dilakukan dengan urutan sebagai berikut :

1. Pengujian rangkaian adaptor.

2. Pengujian papan Arduino dan GSM Shield.

3. Pengujian performa inisialisasi sistem.

4. Pengujian performa eksekusi perintah via SMS.

5. Pengujian aplikasi pengontrol sistem.

6. Pengujian black box.

7. Pengujian konsumsi daya.

IV.1. Pengujian Rangkaian Adaptor

Rangkaian adaptor sebagai pemasok utama daya untuk operasional sistem memiliki peranan penting. Oleh karena itu, rangkaian adaptor harus dapat bekerja sesuai dengan yang diharapkan. Untuk mengetahui apakah rangkaian adaptor bekerja dengan baik atau tidak dapat diketahui dengan menggunakan volt meter.

Pada perancangan sistem ini menggunakan dua adaptor dengan nilai voltase

output masing-masing sebesar 9 Volt. Hasil pengujian rangkaian adaptor dapat dilihat pada tabel IV.1.

Tabel IV.1. Data Hasil Pengukuran Rangkaian Adaptor

Berdasarkan data pada tabel IV.1, hasil pengukuran pada rangkaian adaptor 9 V 1 dan 9 V 2 yang dilakukan dengan volt meter memiliki nilai hasil output yang sesuai untuk kebutuhan operasinal sistem. Karena adaptor 9 V digunakan untuk menghidupkan sistem minimum Arduino, GSM Shield, dan relay yang dimana rangkaian minimum sistem membutuhkan voltase antara 7-12 Volt untuk bekerja secara normal. Jadi, rangkaian adaptor tersebut sudah dikatakan bekerja dengan baik dan sesuai dengan yang diharapkan.

IV.2. Pengujian Papan Arduino dan GSM Shield

Arduino dan GSM Shield sebagai alat utama kontrol sistem pastinya harus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan kode program. Maka dari pada itu, penulis melakukan ujicoba terhadap papan Arduino dan GSM Shield. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meng-upload kode program ke papan Arduino, serta Adaptor Pengujian I Pengujian II Pengujian III Input = 12 V DC

menumpuk papan GSM Shield diatas Arduino. Kemudian, memasang lampu LED sebagai indikator bahwa GSM Shield terkoneksi dengan Arduino. Kode program diketik pada program Arduino IDE dengan menggunakan bahasa “C++”.

Kemudian setelah kode program selesai, tinggal menghubungkan papan Arduino dan GSM Shield ke komputer melalui kabel USB, kemudian melakukan proses upload sketch (mengunggah kode program ke papan Arduino). Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada gambar IV.1 dan IV.2.

Gambar IV.2 : Proses Upload berhasil

Gambar IV.2. Hasil Upload ke Papan Arduino

Pada gambar IV.2 dapat terlihat lampu indikator LED berwarna biru menyala, ini menandakan bahwa GSM Shield dapat terkoneksi ke Arduino dengan benar, dengan kata lain papan Arduino dan GSM Shield siap digunakan.

IV.3. Pengujian Performa Inisialisasi Sistem

Sebelum sistem dapat digunakan sepenuhnya, sistem harus di inisialisasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa modul utama kontrol sistem bekerja dengan benar dan dapat menerima perintah yang dikirimkan lewat SMS.

Inisialisasi juga dapat digunakan sebagai indikator bahwa GSM Shield dapat terhubung dengan Arduino. Hasil dari ujicoba inisialisasi sistem dapat dilihat pada tabel IV.2.

Tabel IV.2 : Data Hasil Pengujian Performa Inisialiasi Sistem

Parameter Pengujian I Pengujian II Pengujian III Inisialisasi Arduino 1,08 detik 0,89 detik 1,04 detik GSM Shield terkoneksi

ke jaringan GSM

13, 78 detik 13,73 detik 16,17 detik

GSM Shield terkoneksi ke Arduino

16,49 detik 16,46 detik 17,61 detik

Total waktu 31,35 detik 31,08 detik 34,82 detik

Berdasarkan data pada tabel IV.2, dapat diketahui waktu rata-rata inisialisasi sistem dengan menggunakan rumus perhitungan, yaitu :

31,35 + 31,08 + 34,82

3 = 32 detik

Maka, sistem membutuhkan waktu rata-rata sekitar 32 detik untuk inisialisasi awal sistem sebelum bisa menerima perintah yang dikirimkan melalui SMS. Berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa penyalaan sistem stabil berdasarkan waktu yang dibutuhkan.

IV.4. Pengujian Performa Eksekusi Perintah SMS

Bagian yang penting dari sistem ini adalah eksekusi perintah yang dikirimkan melalui SMS, karena operasional sistem bergantung kepada SMS

perintah yang masuk. Untuk mengetahui tingkat unjuk kerja sistem dalam mengeksekusi perintah SMS yang masuk, maka perlu dilakukan pengujian performa. Dalam pengujian ini, penulis menggunakan parameter jarak dan waktu dalam pengujian performa sistem dalam mengeksekusi perintah SMS. Hasil dari ujicoba dapat dilihat pada tabel IV.3.

Tabel IV.3 : Tabel Hasil Pengujian Performa Eksekusi Perintah SMS Item

pengujian

Jarak Pengiriman Perintah Nilai rata-rata pemrosesan sebesar 9,7 detik. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sistem membutuhkan waktu rata-rata sebesar 9,7 detik untuk menerima dan mengeksekusi perintah. Maka hasil kesimpulannya adalah bahwa sistem yang dirancang cukup stabil untuk menerima dan mengeksekusi perintah.

Walaupun pada dasarnya nilai tersebut dapat bersifat fluktuatif karena tergantung kepada ketersediaan jaringan GSM operator tertentu. Namun secara keseluruhan, sistem yang dirancang cukup layak untuk digunakan.

IV.5. Pengujian Aplikasi Pengontrol Sistem

Aplikasi untuk pengontrol sistem alarm dirancang dengan menggunakan software AppInventor 2, software untuk sistem alarm ini diberi nama DR_Control.

Software ini berguna untuk mengontrol sistem alarm secara penuh menggunakan tampilan dan command button, sehingga pengguna tidak perlu berulang kali mengetikkan SMS untuk mengontrol sistem alarm. Aplikasi ini dapat digunakan pada smartphone dengan sistem operasi Android. Sedangkan versi minimal sistem operasi Android yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah versi 2.3 (Gingerbread). Elemen tampilan serta bagian-bagian dari aplikasi akan dijelaskan pada bagian berikut ini :

IV.5.1. Tampilan Login Program

Sebelum masuk ke tampilan utama program, dibutuhkan suatu otentifikasi untuk memastikan hanya pengguna yang dapat masuk ke program. Oleh karena itu, penulis merancang suatu mekanisme login untuk masuk ke program utama, tampilan program login dapat dilihat pada gambar IV.3.

Gambar IV.3 : Tampilan Login Program

Bagian-bagian dari tampilan program pada gambar IV.3 adalah sebagai berikut :

1) Password Textbox : adalah sebuah textbox khusus untuk menginput password untuk masuk ke program utama.

2) Tombol Login : tombol untuk login ke program utama setelah memasukkan password yang benar.

3) Tombol Out : tombol untuk keluar dari program dan kembali ke layar utama dari sistem operasi Android.

IV.5.2. Tampilan Program Utama

Setelah pengguna memasukkan password dengan benar, maka program akan menampilkan tampilan utama program. Di sinilah algoritma utama program berada, dimana bagian tampilan ini dapat mengontrol sistem yang telah dirancang sebelumnya via SMS. Tampilan utama program dapat dilihat pada gambar IV.4.

Setelah pengguna memasukkan password dengan benar, maka program akan menampilkan tampilan utama program. Di sinilah algoritma utama program berada, dimana bagian tampilan ini dapat mengontrol sistem yang telah dirancang sebelumnya via SMS. Tampilan utama program dapat dilihat pada gambar IV.4.

Dokumen terkait