• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV HASIL DAN UJI COBA

IV.2. Pengujian Papan Arduino dan GSM Shield

Arduino dan GSM Shield sebagai alat utama kontrol sistem pastinya harus dapat bekerja dengan baik sesuai dengan kode program. Maka dari pada itu, penulis melakukan ujicoba terhadap papan Arduino dan GSM Shield. Pengujian ini dapat dilakukan dengan meng-upload kode program ke papan Arduino, serta Adaptor Pengujian I Pengujian II Pengujian III Input = 12 V DC

menumpuk papan GSM Shield diatas Arduino. Kemudian, memasang lampu LED sebagai indikator bahwa GSM Shield terkoneksi dengan Arduino. Kode program diketik pada program Arduino IDE dengan menggunakan bahasa “C++”.

Kemudian setelah kode program selesai, tinggal menghubungkan papan Arduino dan GSM Shield ke komputer melalui kabel USB, kemudian melakukan proses upload sketch (mengunggah kode program ke papan Arduino). Hasil dari pengujian tersebut dapat dilihat pada gambar IV.1 dan IV.2.

Gambar IV.2 : Proses Upload berhasil

Gambar IV.2. Hasil Upload ke Papan Arduino

Pada gambar IV.2 dapat terlihat lampu indikator LED berwarna biru menyala, ini menandakan bahwa GSM Shield dapat terkoneksi ke Arduino dengan benar, dengan kata lain papan Arduino dan GSM Shield siap digunakan.

IV.3. Pengujian Performa Inisialisasi Sistem

Sebelum sistem dapat digunakan sepenuhnya, sistem harus di inisialisasi terlebih dahulu untuk memastikan bahwa modul utama kontrol sistem bekerja dengan benar dan dapat menerima perintah yang dikirimkan lewat SMS.

Inisialisasi juga dapat digunakan sebagai indikator bahwa GSM Shield dapat terhubung dengan Arduino. Hasil dari ujicoba inisialisasi sistem dapat dilihat pada tabel IV.2.

Tabel IV.2 : Data Hasil Pengujian Performa Inisialiasi Sistem

Parameter Pengujian I Pengujian II Pengujian III Inisialisasi Arduino 1,08 detik 0,89 detik 1,04 detik GSM Shield terkoneksi

ke jaringan GSM

13, 78 detik 13,73 detik 16,17 detik

GSM Shield terkoneksi ke Arduino

16,49 detik 16,46 detik 17,61 detik

Total waktu 31,35 detik 31,08 detik 34,82 detik

Berdasarkan data pada tabel IV.2, dapat diketahui waktu rata-rata inisialisasi sistem dengan menggunakan rumus perhitungan, yaitu :

31,35 + 31,08 + 34,82

3 = 32 detik

Maka, sistem membutuhkan waktu rata-rata sekitar 32 detik untuk inisialisasi awal sistem sebelum bisa menerima perintah yang dikirimkan melalui SMS. Berdasarkan fakta tersebut, dapat dikatakan bahwa penyalaan sistem stabil berdasarkan waktu yang dibutuhkan.

IV.4. Pengujian Performa Eksekusi Perintah SMS

Bagian yang penting dari sistem ini adalah eksekusi perintah yang dikirimkan melalui SMS, karena operasional sistem bergantung kepada SMS

perintah yang masuk. Untuk mengetahui tingkat unjuk kerja sistem dalam mengeksekusi perintah SMS yang masuk, maka perlu dilakukan pengujian performa. Dalam pengujian ini, penulis menggunakan parameter jarak dan waktu dalam pengujian performa sistem dalam mengeksekusi perintah SMS. Hasil dari ujicoba dapat dilihat pada tabel IV.3.

Tabel IV.3 : Tabel Hasil Pengujian Performa Eksekusi Perintah SMS Item

pengujian

Jarak Pengiriman Perintah Nilai rata-rata pemrosesan sebesar 9,7 detik. Berdasarkan hasil perhitungan tersebut, maka dapat dikatakan bahwa sistem membutuhkan waktu rata-rata sebesar 9,7 detik untuk menerima dan mengeksekusi perintah. Maka hasil kesimpulannya adalah bahwa sistem yang dirancang cukup stabil untuk menerima dan mengeksekusi perintah.

Walaupun pada dasarnya nilai tersebut dapat bersifat fluktuatif karena tergantung kepada ketersediaan jaringan GSM operator tertentu. Namun secara keseluruhan, sistem yang dirancang cukup layak untuk digunakan.

IV.5. Pengujian Aplikasi Pengontrol Sistem

Aplikasi untuk pengontrol sistem alarm dirancang dengan menggunakan software AppInventor 2, software untuk sistem alarm ini diberi nama DR_Control.

Software ini berguna untuk mengontrol sistem alarm secara penuh menggunakan tampilan dan command button, sehingga pengguna tidak perlu berulang kali mengetikkan SMS untuk mengontrol sistem alarm. Aplikasi ini dapat digunakan pada smartphone dengan sistem operasi Android. Sedangkan versi minimal sistem operasi Android yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah versi 2.3 (Gingerbread). Elemen tampilan serta bagian-bagian dari aplikasi akan dijelaskan pada bagian berikut ini :

IV.5.1. Tampilan Login Program

Sebelum masuk ke tampilan utama program, dibutuhkan suatu otentifikasi untuk memastikan hanya pengguna yang dapat masuk ke program. Oleh karena itu, penulis merancang suatu mekanisme login untuk masuk ke program utama, tampilan program login dapat dilihat pada gambar IV.3.

Gambar IV.3 : Tampilan Login Program

Bagian-bagian dari tampilan program pada gambar IV.3 adalah sebagai berikut :

1) Password Textbox : adalah sebuah textbox khusus untuk menginput password untuk masuk ke program utama.

2) Tombol Login : tombol untuk login ke program utama setelah memasukkan password yang benar.

3) Tombol Out : tombol untuk keluar dari program dan kembali ke layar utama dari sistem operasi Android.

IV.5.2. Tampilan Program Utama

Setelah pengguna memasukkan password dengan benar, maka program akan menampilkan tampilan utama program. Di sinilah algoritma utama program berada, dimana bagian tampilan ini dapat mengontrol sistem yang telah dirancang sebelumnya via SMS. Tampilan utama program dapat dilihat pada gambar IV.4.

Gambar IV.4 : Tampilan Utama Program

Bagian-bagian dari tampilan program utama pada gambar IV.4 adalah sebagai berikut :

1) Tombol dengan ikon berfungsi untuk menghidupkan mesin.

2) Tombol dengan ikon berfungsi untuk mematikan mesin.

3) Tombol dengan ikon berfungsi untuk mengaktifkan alarm.

4) Tombol dengan ikon berfungsi untuk menonaktifkan alarm.

5) Tombol dengan ikon berfungsi untuk membunyikan beep satu kali.

6) Tombol Back berfungsi untuk kembali ke tampilan login program.

IV.6. Pengujian Black Box

Tahap ini merupakan tahap dimana akan melakukan scenario pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Adapun skenario pengujian sistem yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode pengujian sistem berupa black box testing.

Pengujian black box adalah salah satu metode pengujian perangkat lunak yang berokus ada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum). Tahap pengujian atau testing merupakan salah satu yang harus ada dalam sebuah siklus pengembangan perangkat lunak (selain tahap perancangan dan design. Berikut pengujian sistem dengan metode black box testing yang dapat dilihat pada table IV.4 :

Table IV.4 Hasil Pengujian Black Box

IV.7. Pengujian Konsumsi Daya Listrik

Karena sistem alarm ini menggunakan daya listrik yang berasal dari aki utama sepeda motor, maka perlu dilakukan uji konsumsi daya listrik, untuk mengetahui seberapa besar sistem yang dirancang memerlukan daya listrik untuk beroperasi. Ini penting untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang tidak terlalu besar dalam menggunakan daya listrik, karena jika penggunaan daya listrik terlalu besar, maka akan menguras daya utama aki sepeda motor terlalu cepat dan

akan menyulitkan dalam menghidupkan mesin sepeda motor. Atas dasar ini, penulis melakukan uji konsumsi daya dengan menghitung berapa daya yang diperlukan untuk sistem ketika dalam keadaan siaga, menerima pesan perintah SMS, serta melakukan aksi tertentu. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel IV.5.

Tabel IV.5 : Tabel Hasil Pengujian Konsumsi Daya

Parameter Pengujian Ke Nilai

Rata-Rata

=

Berdasarkan data pada tabel IV.4. Untuk mendapatkan total konsumsi daya dalam hitungan jam, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :

A x V = W/h Keterangan :

A = Ampere (satuan kuat arus listrik) V = Volt (satuan nilai tegangan listrik)

W = Watt /hours (satuan daya listrik dalam hitungan jam)

Namun, karena hasil perhitungan dalam tabel IV.4 dalam satuan mA (mili Ampere), maka harus dikonversi menjadi satuan A (Ampere) dengan rumus berikut :

mA / 1000 = A Keterangan :

mA = mili Ampere (satuan kuat arus listrik) 1000 = nilai pembagi karena 1A = 1000 mA A = Ampere (satuan kuat arus listrik).

Maka, berdasarkan rumus diatas. Data pada tabel IV.4 dapat diuraikan dengan menggunakan rumus perhitungan tersebut seperti pada tabel IV.6.

Tabel IV.6 : Rumus Perhitungan Total Konsumsi Daya

Parameter Rumus Perhitungan

0,2 A x 9 V = 2,4 W/h

Beep 256 mA / 1000 = 0,2 A

0,2 A x 9 V = 2,4 W/h

Berdasarkan data hasil perhitungan dengan menggunakan rumus pada tabel IV.5. Maka dapat dihitung total pemakaian daya untuk seluruh parameter dalam hitungan 24 jam.

1) Arduino & GSM Shield siaga : 1,08 x 24 = 25 Watt / 24 Jam 2) SMS Masuk : 1,4 x 24 = 33 Watt / 24 Jam

3) Start : 0,14 x 24 = 24 Watt / 24 Jam 4) Off : 2,7 x 24 = 64 Watt / 24 Jam 5) Almon : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam 6) Almoff : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam 7) Beep : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam

Dari hasil perhitungan diatas, maka rata-rata total pemakaian daya listrik dalam 24 jam adalah :

25+33+24+64+57+57+57

7

=

45 Watt / 24 Jam

Dengan nilai rata-rata total pemakaian daya dalam 24 jam sebesar 45 Watt, maka dapat dikatakan sistem yang dirancang kurang hemat dalam menggunakan daya listrik. Karena, aki sepeda motor yang dipakai adalah tipe N4A yang memiliki kuat arus total 4 A x 12 V = 48 Watt /h. Artinya, sistem dapat

dihidupkan lebih dari 3 hari tanpa memerlukan pengisian ulang arus listrik baterai dari mesin sepeda motor.

IV.8. Kelebihan dan Kekurangan

Pada perancangan alat kendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini masih berupa purwarupa (prototype), oleh karena itu masih kurang sempurna. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya :

a. Kelebihan

Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem kendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini, antara lain :

1) Sistem ini dapat dikontrol dari jarak yang jauh, selama masih berada dalam jangkauan jaringan GSM. Ini melebihi kemampuan alarm sepeda motor konvensional yang hanya dapat dioperasikan dengan jarak maksimal 10 meter.

2) Sistem ini dapat memberitahukan jika ada sesuatu yang memicu sistem alarm secara langsung kepada pengguna melalui smartphone. Ini juga melebihi kemampuan alarm sepeda motor konvensional yang hanya memberi peringatan kepada pengguna hanya melalui suara klakson.

3) Sistem ini dapat dikontrol dengan menggunakan aplikasi untuk sistem operasi Android. Dengan kata lain, apabila pengguna memiliki smartphone dengan sistem operasi Android dapat menggunakan sistem ini dengan lebih mudah daripada harus mengetikkan SMS untuk mengirimkan perintah.

4) Sistem ini juga dapat mengontrol mesin sepeda motor secara jarak jauh, jadi apabila ada orang yang tidak bertanggung jawab yang membawa lari sepeda motor pengguna yang terpasang dengan sistem ini, maka pengguna dapat secara langsung menonaktifkan mesin sepeda motor dari jarak jauh. Ini sangat efektif untuk pencegahan kejahatan pencurian sepeda motor.

b. Kekurangan

Meskipun memiliki beberapa kelebihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem ini juga tak luput dari beberapa kelemahan yang melekat padanya, antara lain :

1) Kelemahan utama pada sistem ini adalah bergantung pada ketersediaan jaringan GSM operator tertentu, apabila sepeda motor berada pada daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan GSM, maka alat tidak akan berfungsi secara optimal. Namun kelemahan ini masih dapat diatasi dengan menggunakan kunci manual sepeda motor hanya untuk fungsi menghidukan dan mematikan mesin sepeda motor namun fungsi yang lain tidak dapat digunakan.

2) Smartphone Android memiliki energi baterai yang terbatas, jadi apabila baterai smartphone Android telah habis, maka alat tidak dapat dikontrol secara langsung. Namun kelemahan ini masih dapat diatasi dengan mengirimkan SMS secara manual dari handphone lain.

3) Karena menggunakan SMS, maka harus mengeluarkan biaya untuk operasional sistem alarm ini dengan menggunakan pulsa prabayar.

4) Karena sistem ini menggunakan daya listrik yang berasal dari aki utama sepeda motor, maka apabila aki utama sepeda motor dalam kondisi yang tidak baik (rusak atau soak), maka akan menyebabkan sistem tidak dapat berfungsi secara optimal.

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

V.1. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari perancangan dan pembuatan alat pengendali kendaraan roda dua berbasis android mulai dari secara teori dan praktik, maka penulis telah menarik beberapa kesimpulan dari hasil perancangan ini, antara lain sebagai berikut :

1) Sistem pengendali kendaraan roda dua berbasis android ini menggunakan SMS sebagai media untuk menghantarkan perintah kontrol.

2) Sistem ini dapat dioperasikan dalam jarak yang sangat jauh, sehingga lebih efektif dari alarm mobil konvensional.

3) Sistem ini dibangun dan dirancang dengan menggunakan papan sirkuit Arduino Mega 2560 sebagai pusat kendali sistem dan GSM Shield sebagai penerima dan pengirim pesan SMS.

4) Sistem ini diprogram dengan menggunakan Arduino IDE untuk kontrol hardware dan AppInventor untuk kontrol software.

5) Sistem ini memiliki 5 fungsi utama yang sangat penting untuk operasional, yaitu : fungsi Start (menghidupkan mesin), fungsi Off (mematikan mesin), fungsi Almon (mengaktifkan alarm), fungsi Almoff (menonaktifkan alarm),

dan fungsi Beep (sebagai bunyi indikasi keberadaan kendaraan saat di parkiran).

V.2. Saran

Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibuat oleh penulis, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :

1. Perlu adanya pengembangan sistem, sehingga sistem dapat dikontrol melalui jaringan internet untuk menghemat biaya operasional.

2. Perlu adanya pengembangan sistem, sehingga posisi sepeda motor dapat dilacak dari jarak jauh, sehingga lebih mudah dalam memantau pergerakan sepeda motor.

3. Perlu adanya sistem keamanan yang lebih canggih, seperti penambahan password untuk sisi hardware.

LAMPIRAN

LISTING PROGRAM

#include "sim900.h" //library dasar untuk operasional GSM Shield

#include <SoftwareSerial.h> //library untuk koneksi GSM Shield ke Arduino melalui metode SoftSerial char number[] = "085216915980"; // nomor tujuan forward sms char nomor[15];

char *almon; // perintah aktifkan alarm char *almoff; // perintah nonaktikan alarm char *start; // menghidupkan kendaraan char *off; // mematikan kendaraan

//========================================

Serial.println("GSM Shield testing.");

if(gsm.begin(4800)) {

Serial.println("\nstatus=READY");

mulai=true;

sms_pos=sms.IsSMSPresent(SMS_UNREAD);

if(sms_pos) {

//membaca isi pesan pesan[0]='\0';

sms.GetSMS(sms_pos,nomor,pesan,600);

beep = strstr (pesan, "Beep");

sms.DeleteSMS(i);

(sms.SendSMS(nomor, "WARNING!!! WARNING!!!"));

} else {

delay(100);

}

byte eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);

// membaca posisi byte terakhir untuk memastikan status alarm while (eepromByte == 255) {

eepromPos++;

if (eepromPos == (eepromSize-1)) break;

eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);

}

// toggle state until 0 reached while (bitRead(eepromByte,7)) { eepromByte = eepromByte << 1;

protect = readProtect();

if (mustProtect && !protect) handleProtect();

if (protect && !mustProtect) handleProtect();

void beepbeep(int onTime, int offTime, byte count) { while (count > 0) {

digitalWrite(on,HIGH);

digitalWrite(sein,HIGH);

digitalWrite(klakson,HIGH); delay(onTime);

digitalWrite(on,LOW);

digitalWrite(sein,LOW);

digitalWrite(klakson,LOW);delay(offTime);

count--;

} }

void handleProtect() {

unsigned int eepromPos = 0;

byte eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);

// grab the last byte that's not all ones while (eepromByte == 255) {

eepromPos++;

if (eepromPos == (eepromSize-1)) break;

eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);

}

if (eepromPos == eepromSize-1) eepromPos = -1;

if (eepromByte == 255) eepromByte = 0;

eepromByte = eepromByte >> 1;

bitSet(eepromByte,7);

Dokumen terkait