BAB IV HASIL DAN UJI COBA
IV.5. Pengujian Aplikasi Pengontrol Sistem
Aplikasi untuk pengontrol sistem alarm dirancang dengan menggunakan software AppInventor 2, software untuk sistem alarm ini diberi nama DR_Control.
Software ini berguna untuk mengontrol sistem alarm secara penuh menggunakan tampilan dan command button, sehingga pengguna tidak perlu berulang kali mengetikkan SMS untuk mengontrol sistem alarm. Aplikasi ini dapat digunakan pada smartphone dengan sistem operasi Android. Sedangkan versi minimal sistem operasi Android yang dibutuhkan untuk menjalankan aplikasi ini adalah versi 2.3 (Gingerbread). Elemen tampilan serta bagian-bagian dari aplikasi akan dijelaskan pada bagian berikut ini :
IV.5.1. Tampilan Login Program
Sebelum masuk ke tampilan utama program, dibutuhkan suatu otentifikasi untuk memastikan hanya pengguna yang dapat masuk ke program. Oleh karena itu, penulis merancang suatu mekanisme login untuk masuk ke program utama, tampilan program login dapat dilihat pada gambar IV.3.
Gambar IV.3 : Tampilan Login Program
Bagian-bagian dari tampilan program pada gambar IV.3 adalah sebagai berikut :
1) Password Textbox : adalah sebuah textbox khusus untuk menginput password untuk masuk ke program utama.
2) Tombol Login : tombol untuk login ke program utama setelah memasukkan password yang benar.
3) Tombol Out : tombol untuk keluar dari program dan kembali ke layar utama dari sistem operasi Android.
IV.5.2. Tampilan Program Utama
Setelah pengguna memasukkan password dengan benar, maka program akan menampilkan tampilan utama program. Di sinilah algoritma utama program berada, dimana bagian tampilan ini dapat mengontrol sistem yang telah dirancang sebelumnya via SMS. Tampilan utama program dapat dilihat pada gambar IV.4.
Gambar IV.4 : Tampilan Utama Program
Bagian-bagian dari tampilan program utama pada gambar IV.4 adalah sebagai berikut :
1) Tombol dengan ikon berfungsi untuk menghidupkan mesin.
2) Tombol dengan ikon berfungsi untuk mematikan mesin.
3) Tombol dengan ikon berfungsi untuk mengaktifkan alarm.
4) Tombol dengan ikon berfungsi untuk menonaktifkan alarm.
5) Tombol dengan ikon berfungsi untuk membunyikan beep satu kali.
6) Tombol Back berfungsi untuk kembali ke tampilan login program.
IV.6. Pengujian Black Box
Tahap ini merupakan tahap dimana akan melakukan scenario pengujian terhadap sistem yang telah dibangun. Adapun skenario pengujian sistem yang akan dilakukan adalah dengan menggunakan metode pengujian sistem berupa black box testing.
Pengujian black box adalah salah satu metode pengujian perangkat lunak yang berokus ada sisi fungsionalitas, khususnya pada input dan output aplikasi (apakah sudah sesuai dengan yang diharapkan atau belum). Tahap pengujian atau testing merupakan salah satu yang harus ada dalam sebuah siklus pengembangan perangkat lunak (selain tahap perancangan dan design. Berikut pengujian sistem dengan metode black box testing yang dapat dilihat pada table IV.4 :
Table IV.4 Hasil Pengujian Black Box
IV.7. Pengujian Konsumsi Daya Listrik
Karena sistem alarm ini menggunakan daya listrik yang berasal dari aki utama sepeda motor, maka perlu dilakukan uji konsumsi daya listrik, untuk mengetahui seberapa besar sistem yang dirancang memerlukan daya listrik untuk beroperasi. Ini penting untuk memastikan bahwa sistem yang dirancang tidak terlalu besar dalam menggunakan daya listrik, karena jika penggunaan daya listrik terlalu besar, maka akan menguras daya utama aki sepeda motor terlalu cepat dan
akan menyulitkan dalam menghidupkan mesin sepeda motor. Atas dasar ini, penulis melakukan uji konsumsi daya dengan menghitung berapa daya yang diperlukan untuk sistem ketika dalam keadaan siaga, menerima pesan perintah SMS, serta melakukan aksi tertentu. Hasil pengujian dapat dilihat pada tabel IV.5.
Tabel IV.5 : Tabel Hasil Pengujian Konsumsi Daya
Parameter Pengujian Ke Nilai
Rata-Rata
=
Berdasarkan data pada tabel IV.4. Untuk mendapatkan total konsumsi daya dalam hitungan jam, dapat menggunakan rumus sebagai berikut :
A x V = W/h Keterangan :
A = Ampere (satuan kuat arus listrik) V = Volt (satuan nilai tegangan listrik)
W = Watt /hours (satuan daya listrik dalam hitungan jam)
Namun, karena hasil perhitungan dalam tabel IV.4 dalam satuan mA (mili Ampere), maka harus dikonversi menjadi satuan A (Ampere) dengan rumus berikut :
mA / 1000 = A Keterangan :
mA = mili Ampere (satuan kuat arus listrik) 1000 = nilai pembagi karena 1A = 1000 mA A = Ampere (satuan kuat arus listrik).
Maka, berdasarkan rumus diatas. Data pada tabel IV.4 dapat diuraikan dengan menggunakan rumus perhitungan tersebut seperti pada tabel IV.6.
Tabel IV.6 : Rumus Perhitungan Total Konsumsi Daya
Parameter Rumus Perhitungan
0,2 A x 9 V = 2,4 W/h
Beep 256 mA / 1000 = 0,2 A
0,2 A x 9 V = 2,4 W/h
Berdasarkan data hasil perhitungan dengan menggunakan rumus pada tabel IV.5. Maka dapat dihitung total pemakaian daya untuk seluruh parameter dalam hitungan 24 jam.
1) Arduino & GSM Shield siaga : 1,08 x 24 = 25 Watt / 24 Jam 2) SMS Masuk : 1,4 x 24 = 33 Watt / 24 Jam
3) Start : 0,14 x 24 = 24 Watt / 24 Jam 4) Off : 2,7 x 24 = 64 Watt / 24 Jam 5) Almon : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam 6) Almoff : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam 7) Beep : 2,4 x 24 = 57 Watt / 24 Jam
Dari hasil perhitungan diatas, maka rata-rata total pemakaian daya listrik dalam 24 jam adalah :
25+33+24+64+57+57+57
7
=
45 Watt / 24 JamDengan nilai rata-rata total pemakaian daya dalam 24 jam sebesar 45 Watt, maka dapat dikatakan sistem yang dirancang kurang hemat dalam menggunakan daya listrik. Karena, aki sepeda motor yang dipakai adalah tipe N4A yang memiliki kuat arus total 4 A x 12 V = 48 Watt /h. Artinya, sistem dapat
dihidupkan lebih dari 3 hari tanpa memerlukan pengisian ulang arus listrik baterai dari mesin sepeda motor.
IV.8. Kelebihan dan Kekurangan
Pada perancangan alat kendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini masih berupa purwarupa (prototype), oleh karena itu masih kurang sempurna. Sistem ini memiliki beberapa kelebihan dan kekurangan, diantaranya :
a. Kelebihan
Adapun beberapa kelebihan yang dimiliki oleh sistem kendali sepeda motor berbasis mikrokontroler dan android ini, antara lain :
1) Sistem ini dapat dikontrol dari jarak yang jauh, selama masih berada dalam jangkauan jaringan GSM. Ini melebihi kemampuan alarm sepeda motor konvensional yang hanya dapat dioperasikan dengan jarak maksimal 10 meter.
2) Sistem ini dapat memberitahukan jika ada sesuatu yang memicu sistem alarm secara langsung kepada pengguna melalui smartphone. Ini juga melebihi kemampuan alarm sepeda motor konvensional yang hanya memberi peringatan kepada pengguna hanya melalui suara klakson.
3) Sistem ini dapat dikontrol dengan menggunakan aplikasi untuk sistem operasi Android. Dengan kata lain, apabila pengguna memiliki smartphone dengan sistem operasi Android dapat menggunakan sistem ini dengan lebih mudah daripada harus mengetikkan SMS untuk mengirimkan perintah.
4) Sistem ini juga dapat mengontrol mesin sepeda motor secara jarak jauh, jadi apabila ada orang yang tidak bertanggung jawab yang membawa lari sepeda motor pengguna yang terpasang dengan sistem ini, maka pengguna dapat secara langsung menonaktifkan mesin sepeda motor dari jarak jauh. Ini sangat efektif untuk pencegahan kejahatan pencurian sepeda motor.
b. Kekurangan
Meskipun memiliki beberapa kelebihan seperti yang telah dijelaskan sebelumnya, sistem ini juga tak luput dari beberapa kelemahan yang melekat padanya, antara lain :
1) Kelemahan utama pada sistem ini adalah bergantung pada ketersediaan jaringan GSM operator tertentu, apabila sepeda motor berada pada daerah yang tidak terjangkau oleh jaringan GSM, maka alat tidak akan berfungsi secara optimal. Namun kelemahan ini masih dapat diatasi dengan menggunakan kunci manual sepeda motor hanya untuk fungsi menghidukan dan mematikan mesin sepeda motor namun fungsi yang lain tidak dapat digunakan.
2) Smartphone Android memiliki energi baterai yang terbatas, jadi apabila baterai smartphone Android telah habis, maka alat tidak dapat dikontrol secara langsung. Namun kelemahan ini masih dapat diatasi dengan mengirimkan SMS secara manual dari handphone lain.
3) Karena menggunakan SMS, maka harus mengeluarkan biaya untuk operasional sistem alarm ini dengan menggunakan pulsa prabayar.
4) Karena sistem ini menggunakan daya listrik yang berasal dari aki utama sepeda motor, maka apabila aki utama sepeda motor dalam kondisi yang tidak baik (rusak atau soak), maka akan menyebabkan sistem tidak dapat berfungsi secara optimal.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
V.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari perancangan dan pembuatan alat pengendali kendaraan roda dua berbasis android mulai dari secara teori dan praktik, maka penulis telah menarik beberapa kesimpulan dari hasil perancangan ini, antara lain sebagai berikut :
1) Sistem pengendali kendaraan roda dua berbasis android ini menggunakan SMS sebagai media untuk menghantarkan perintah kontrol.
2) Sistem ini dapat dioperasikan dalam jarak yang sangat jauh, sehingga lebih efektif dari alarm mobil konvensional.
3) Sistem ini dibangun dan dirancang dengan menggunakan papan sirkuit Arduino Mega 2560 sebagai pusat kendali sistem dan GSM Shield sebagai penerima dan pengirim pesan SMS.
4) Sistem ini diprogram dengan menggunakan Arduino IDE untuk kontrol hardware dan AppInventor untuk kontrol software.
5) Sistem ini memiliki 5 fungsi utama yang sangat penting untuk operasional, yaitu : fungsi Start (menghidupkan mesin), fungsi Off (mematikan mesin), fungsi Almon (mengaktifkan alarm), fungsi Almoff (menonaktifkan alarm),
dan fungsi Beep (sebagai bunyi indikasi keberadaan kendaraan saat di parkiran).
V.2. Saran
Untuk menyempurnakan sistem yang telah dibuat oleh penulis, penulis memberikan saran-saran sebagai berikut :
1. Perlu adanya pengembangan sistem, sehingga sistem dapat dikontrol melalui jaringan internet untuk menghemat biaya operasional.
2. Perlu adanya pengembangan sistem, sehingga posisi sepeda motor dapat dilacak dari jarak jauh, sehingga lebih mudah dalam memantau pergerakan sepeda motor.
3. Perlu adanya sistem keamanan yang lebih canggih, seperti penambahan password untuk sisi hardware.
LAMPIRAN
LISTING PROGRAM
#include "sim900.h" //library dasar untuk operasional GSM Shield
#include <SoftwareSerial.h> //library untuk koneksi GSM Shield ke Arduino melalui metode SoftSerial char number[] = "085216915980"; // nomor tujuan forward sms char nomor[15];
char *almon; // perintah aktifkan alarm char *almoff; // perintah nonaktikan alarm char *start; // menghidupkan kendaraan char *off; // mematikan kendaraan
//========================================
Serial.println("GSM Shield testing.");
if(gsm.begin(4800)) {
Serial.println("\nstatus=READY");
mulai=true;
sms_pos=sms.IsSMSPresent(SMS_UNREAD);
if(sms_pos) {
//membaca isi pesan pesan[0]='\0';
sms.GetSMS(sms_pos,nomor,pesan,600);
beep = strstr (pesan, "Beep");
sms.DeleteSMS(i);
(sms.SendSMS(nomor, "WARNING!!! WARNING!!!"));
} else {
delay(100);
}
byte eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);
// membaca posisi byte terakhir untuk memastikan status alarm while (eepromByte == 255) {
eepromPos++;
if (eepromPos == (eepromSize-1)) break;
eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);
}
// toggle state until 0 reached while (bitRead(eepromByte,7)) { eepromByte = eepromByte << 1;
protect = readProtect();
if (mustProtect && !protect) handleProtect();
if (protect && !mustProtect) handleProtect();
void beepbeep(int onTime, int offTime, byte count) { while (count > 0) {
digitalWrite(on,HIGH);
digitalWrite(sein,HIGH);
digitalWrite(klakson,HIGH); delay(onTime);
digitalWrite(on,LOW);
digitalWrite(sein,LOW);
digitalWrite(klakson,LOW);delay(offTime);
count--;
} }
void handleProtect() {
unsigned int eepromPos = 0;
byte eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);
// grab the last byte that's not all ones while (eepromByte == 255) {
eepromPos++;
if (eepromPos == (eepromSize-1)) break;
eepromByte = EEPROM.read(eepromPos);
}
if (eepromPos == eepromSize-1) eepromPos = -1;
if (eepromByte == 255) eepromByte = 0;
eepromByte = eepromByte >> 1;
bitSet(eepromByte,7);