• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

LANDASAN TEORI

B. Kesejahteraan karyawan

2. Arti dan Pentingnya karyawan

Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu usaha, dipandang dari sudut kemanusiaan, yaitu manusia yang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar mendapat kepuasan materiil maupun immateriil dari perusahaan tempat bekerja, Manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.18

Yang dimaksud dengan karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diLuar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.19

Sedangkan menurut Afzalur Rahman, seorang tokoh pemikiran Islam, mengatakan bahwa karyawan atau tenaga kerja adalah segala usaha dan

18

Hadari Nawawi, Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif ( Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press, 2003 ), h. 40.

19

Drs. Budi Maryoto, SH., Kumpulan Peraturan Perundang-undangan Pemerintah Mengenai Jamsostek, ( Jakarta: PT. Jamsostek, 1998), h.7

ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas, termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik maupun pikiran.20Melihat betapa pentingnya produksi kekayaan negara, Al-Quran memberikan penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia, berdasarkan surat An-Najm ayat 39

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah diusahakannya,

Dengan jelas ayat ini menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu dari alam adalah dengan bekerja keras. Keberhasilan dan kemajuan manusia dimuka bumi tergantung pada usahanya. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 32

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui segala sesuatu.(An-Nisa ayat 4/32 )

Bekerja di dalam islam adalah suatu kewajiban bagi mereka yang mampu, tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk berpangku tangan

20

Afzalurrahman, Dokrin Ekonomi Islam,( Yogyakarta : Dana Bakti Wakaf,1995 )jilid 1, Cet ke-2, h.28

dengan alasan mengkhususkan waktu untuk beribadah “atau bertawakal kepada Allah” langit tidak akan menurunkan emas ataupun perak.

Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja utuk mencapai sesuatu tujuan, adapun tujuan tersebut yaitu;

a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan cara yang halal, mencegah darinya kehinaan meminta-minta dan menjaga tangannya agar tetap berada di atas.

b. Untuk kemaslahatan keluarga dan menciptakan keluarga yang harmonis.

c. Untuk kemaslahatan masyarakat d. Bekerja untuk kemakmuran bumi e. Bekerja untuk kerja.21

Dalam Islam, Karyawan bukan hanya suatu usaha atau jasa abstrak yang ditawarkan untuk dijual untuk para pencari kerja manusia, mereka yang mempekerjakan karyawan mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Oleh karena itu, dalam Islam tidak mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya dengan karyawan tersebut, ia tidak boleh melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak diijinkan syariat Islam, baik atasan dan bawahan tidak boleh saling memeras, semua tanggung jawab moral untuk

21

Dr. Yusuf Qardawi,Norma dan Etika Ekonomi Islam , Jakarta: Gema Insai Press, 1997 ) Cet. ke-2, h.109-111

melindungi kepentingan yang sah, baik kepentingan para atasan maupun para karyawan.

Demikian Islam memandang karyawan digunakan dalam arti yang lebih luas namun lebih terbatas. Lebih luas karena hanya memandang pada pengunaan jasa karyawan diluar batas-batas pertimbangan keuangan, terbatas dalam arti bahwa seorang pekerja tidak secara mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya degan tenaga kerjanya itu.22

a. Hak dan Kewajiban Karyawan

Adapun hak-hak karyawan yang wajib dipenuhi adalah : 1) Hak Bekerja

Hak memilih pekerjaan yang sesuai. Islam menetapkan hak setiap individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan potensi yang dimiliki.23

Hal ini sesuai dengan firman Allah :

Artinya, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang Telah diusahakannya,” ( QS. A-Najm/53:39 )

Persamaan pria dan wanita dalam bekerja. Islam memperbolehkan wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan syariat dan

22

M.A Manan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, ( Jakarta: PT Intermasa, 1992 ) Cet ke-1. h.58-59

23

Abdul Hamid Mursi, SDM Produktif Pendekatan Al-Qur’an dan Sains, ( Jakarta: Gema

dijalankan secara baik, serta tidak bertentangan dengan tabiatnya. Al-Qur’an

menegaskan, hasil kerja kesungguhan wanita pun dihargai sebagaimana pria.24 2) Hak Memperoleh Gaji

Gaji sesuai dengan pekerjaan. Kaidah Islam menegaskan bahwa gaji sesuai dengan pekerjaan. Tidak ada kezaliman, pengurangan, atau tindakan anarki.25

Allah SWT berfirman :

Artinya :Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552] saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".”. ( QS.Al-A’raf / 7:85 )

Perbedaan tingkat gaji. Jika Islam menetapkan bahwa gaji ditentukan berdasarkan pekerjaan, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah yang ditentukan berdasarkan jenis suatu pekerjaan.

Allah SWT berfirman : 24 Ibid., h.156 25 Ibid., h.157

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan) pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.

3) Hak Cuti dan Keringanan Pekerjaan

Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja, hari libur, dan faktor-faktor lain yang mengharuskan atau memungkinkan seseorang harus istirahat atau cuti.26 Dalam Al-Qur’an,

Allah SWT Berfirman:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami. Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

4) Hak Memperoleh Jaminan dan Perlindungan

Setiap individu berhak atas perlindungan sosial yang memadai, sebagaimana yang diamanatkan dala Deklarasi Philadelphia ILO 1994 yang berlaku secara Internasional dan Universal. Jaminan sosial merupakan salah

26

satu faktor ekonomi yang berfungsi sebagai sistem perlindungan dasar bagi masyarakat tehadap resiko sosial ekonomi. Jaminan sosial berperan sebagai instrumen Hak Asasi Manusia, karena fungsi dan tujuanya untuk meningkatkan harkat dan martabat manisia sebagaimana tercantum dalam Pasal 25 Deklarasi Universal HAM PBB, yaitu bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan jika mencapai hari tua, sakit, cacat, menganggur dan meninggal dunia.27

Pengakuan hak asasi ini tercemin dalam konvernsi ILO Nomor 120 Tahun 1952 yang memuat standar minimum, untuk program jaminan sosial yang meliputi ; tunjangan tunai untuk hari tua, sakit, cacat, kematian dan pengangguran, serta pelayanan medis bagi karyawan yang menderita sakit.28

5) Kewajiban para pekerja yaitu :

a) Mengerjakan sendiri pekerjaan yang ada didalam perjanjian kalau pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas.

b) Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian. c) Bekerja dengan tekun, cermat dan teliti.

d) Menjaga keselamatan barang yang dipercayakannya.

27

Idin Rosidin, “ Semua Orang Berhak atas Perlindungan Sosial”. Seminar Umum,

Menggagas Jaminan Sosial Bagi Kaum Pekerja Informal. BEMJ Asuransi Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syahid, Jakarta.

28

e) Menganti kerugian kalau ada barang yang rusak, apabila kerusakan barang tersebut disengaja.29

Kewajiban pekerja dalam pandangan Islam yaitu: 1. Amanah dalam bekerja

Bekerja secara professional, pekerjaan dilakukan sebaik mungkin sehingga memperoleh hasil yang terbaik.30

Sebagaimana Firman Allah :

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. ”. ( QS.An-Nahl/16:93)

Kejujuran dalam bekerja adalah ibadah. Islam memandang bahwa kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan, melainkan juga ibadah. Seseorang muslim yang dekat dengan Allah , akan bekerja dengan baik untuk dunia dan akhirat.31

Allah SWT berfirman :

Dan dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari karunia-Nya. dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat keras.”.( QS.As-Syura/42: 26 )

29

Suhrawadi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2000),h. 158

30

Abdul Hamid Mursi, op.cit., h.160

31

Islam menilai bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama. Agama Islam berbeda dengan agama lainnya, karena agama lain tidak dilandasi dengan iman dan ibadah. Dalam bekerja, agama Islam mengarahkan individu dan masyarakat untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan, secara baik dan benar.

2. Mendalami Agama dan Profesi

Mendalami agama. Merupakan kewajiban setiap muslim, apapun profesinya. Menekuni dan memahami pekerjaan. Yakni pekerja dituntut untuk mencapai profesionalisme dan kreativitas dalam bekerja.32 Benar apa yang telah difirmankan Allah :

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. ( QS.At-Taubah/9:105 )

Karyawan adalah salah satu aset utama perusahaan dalam mencapai. Tujuan Perusahaan. Oleh karenanya Perusahaan perlu mengetahui dan memenuhi kebutuhan para karyawan. Kebutuhan mendasar bagi setiap

Karyawan dimanapun mereka berada adalah “Rasa Aman”. “Rasa Aman”

akan memberikan ketenangan bekerja dalam menjalankan peran mereka sebagai karyawan maupun sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya.

32

Sehingga mereka dapat lebih memusatkan perhatian pada upaya mensukseskan Tujuan Perusahaan.

Dalam dunia usaha atau kerja diperlukan satu tempat melakukan aktifitas kerja yaitu sebuah perusahaan, dalam perusahaan memerlukan seorang pengusaha dan karyawan. Oleh karena itu Karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuannya dalam berusaha yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Dengan demikian karyawan adalah bagian dari asset perusahaan yang tidak ternilai sebagaimana asset-asset perusahaan lain.

Perusahaan dalam melakukan kegiatanya memerlukan tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang atau jasa yang telah di tetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

b, Landasan Hukum

Program kesejahteraan karyawan mempunyai beberapa landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja maupun pada masa akhir kerjanya. Landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja ataupun pada masa akhir bekerja, diuraikan sebagai berikut:

1. Peraturan pemerintah ( PP ) No.26 tahun 1992 tentang manfaat pensiun peserta didalam peraturan tersebut program yang dijalankan dapat dilakukan dengan:

a Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP )

Sesuai namanya dalam penyelengaraan program ini yang ditetapkan adalah premi atau iuran setiap bulan sedangkan manfaat akhir tergantung yang akan dibayarkan adalah hasil perkembangan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan program ini untuk mengetahui hasil akhir dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu akumulasi jumlah iuran ditambah hasil pengembangan dikurangi biaya dan pajak hasil investasi. Adapun besar manfaat yang akan dibayarkan diatur :

1) Jika meninggal dunia, maka akan dibayarkan kepada ahli waris jumlah iuran yang dibayar ditambah hasil pengembangan.

2) Cacat tetap total dan tidak mampu bekerja besar manfaat yang diberikan sebagaimana karyawan meninggal dunia.

3) Akhir masa kerja ( pensiun normal/dipercepat ) akan dibayarkan : a) Jika iuran ditambah pengembangan kurang dari ketentuan

minimum maka jumlah tersebut dibayarkan sekaligus ecara tunai. b) Jika iuran ditambah pengembangan lebih dari ketentuan minimum.

a. Jumlah dibayarkan sekaligus 20,00% dan,

b. Selebihnya sebesar 80,00% harus dibelikan program anuitas keperusahaan asuransi jiwa dan selanjutnya dibayarkan secara bulanan seumur hidup.

Penyelengaraan program sebagai dimaksud sesuai ketentuan pemerintah hanya dapat dilakukan:

a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) atau b. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) b Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

Berbeda dengan program pensiun pasti, dalam penyelangaraanya program ini besar manfaatnya ditetapkan dahulu dan pada umumnya dikaitkan dengan gaji dari masing-masing peserta.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor khususnya manfaat yang akan dibayarkan, baru dapat ditetapkan besarnya iuran peserta, besarnya iuran sama dan dalam bentuk prosentase dari gaji dari masing-masing peserta.

1) Manfaat pensiun yang diberikan antara lain: a) Benefit pensiun normal

Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pembei kerja dengan memproleh manfaat pensiun penuh.

Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiunan yang karyawan berhak untuk pensiun penuh, sering karyawan memohon mengajukan pensiun pada usia rata-rata karyawan yang sesunguhnya pensiun.usia pensiun normal karyawan berkisas 55 tahun.

b) Benefit pensiun awal.

Pensiun dipercepat, program pensiun biasanya mengizinkan karyawanya untuk pensiun lebih awal sebelum mencapai usia pensiu

normalnya. Kadang-kadang, karena sesuatu dan lain alasan, karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunya dipercepat.

c) Benefit pensiun cacat dan meninggal dunia

Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta akan tetapi karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaanya berhak memperoleh manfaat pensiun. Khusus benefit pensiun berkala diberikan benefit pensiun janda.

2) Cara pembayaran manfaat pensiun :

a) Lumpsum atau sekaligus pada saat klaim atau

b) Dibayarkan secara berkala setiap bulan dimulai 1 bulan terhitung sejak terjadinya klaim

c) Atau gabungan dari keduanya 3) Besar manfaat yang diberikan :

a) Dengan faktor benefit tetap:

a. Benefit lumpsum misal: 36,atau 40xgaji terakhir atau lebih b. Benefit berkala misal:60,00%atau70,00% dari gaji terakhir b) Dikaitkan dengan masa kerja masing-masing karyawan:

a. Benefit lumpsum misalnya:1xmasa kerja x gaji terakhir atau, b. Benefit berkala misalnya : 2,00%x masa kerja x gaji terakhir, 4) Penyelengaraan program ini dapat dilakukan :

a) Dikelola sendiri dengan mendirikan DPPK atau,

b) Diserahkan sepenuhnya kelembaga asuransi jiwa, dalam penyelengaraan program ini dikelola secara khusus dan hanya berlaku untuk perusahaan yang akan memberikan kesejahteraan

karyawan, oleh karena itu diberi nama “Program Kesejahteraan Karyawan”

c) Dasar-dasar perhitungan yang digunakan baik dikelola sendiri atau diserahkan kelembaga asuransi jiwa adalah sama.

PPIP dan PPMP mempunyai kemiripan atau kesamaan dangan :

a. Perhitungan pengembangan dana dari program pensiun iuran pasti ( PPIP ) sama dengan perhitungan tabungan berjangka, yang diselengarakan oleh perbankan sedangkan perbedaanya pada investasi karena pada penempatan dana PPIP ditentukan sendiri sebelumnya oleh peserta dan jika terjadi kegagalan investasi dimaksudkan menjadi peserta sendiri.

b. Perhitungan program pensiun manfaat pasti ( PPMP ) sama dengan program asuransi jiwa khususnya kesejahteraan karyawan.

1. Undang-undang jaminan sosial Tenaga kerja (UU Jamsostek)

Undang-undang No.14 tahun 1992 yang pelaksanaanya diatur dengan peraturan pemerintah ( PP ) No.14 tahun 1993,KEPRES No.22 tahun 1993. Adalah merupakan kewajiban setiap perusahaan yang

mempekerjakan orang dari 10 orang pekerja ntuk melaksanakan program jamsostek melalui PT Jamsostek.

Adapun jaminan yang diberikan yang merupakan jaminan minimal dan bersifat sosial yaitu premi dipungut berdasarkan prosentase dari gaji sedangkan manfaatnya dihiting secara minimal yang besarnya berdasarkan sesuai Undang-undang jamsostek, Jaminan-jaminan yang diberikan antara lain:

a Jaminan kecelakaan kerja (JPK)

Sebagai manfaat diberikan dalam jumlah nominal tertentu dan sebagian manfaat yang lain diberikan dengan mempertimbangkan besarnya gaji karyawan.

b Jaminan kematian (JK)

Diberikan santunan sebesar Rp.1000.000, dengan biaya pemakaman sebesar Rp.200.000, tidak tergantung besar kecilnya gaji karyawan.

c Jaminan hari tua (JPK)

Jumlah tabungan ditambah bunga ( hasil pengembangan ) d Jaminan pemeliharaan kesehatan (JHT)

Memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan, berupa rawat inap, rawat jalan dll.

Jaminan-jaminan dimaksud hanya berlaku kejadian pada jam kerja, sedangkan kejadian di luar jam kerja tidak berlaku.

2. Undang-Undang perpajakan,UU No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan pasal 4 ayat (3) huruf H dan keputusan menteri keuangan No. 250/KMK. 011/1985

Untuk mengembangkan minat penyelengara program pensiun terutama oleh pihak-pihak swasta guna pemberian kesejahteraan dana jaminan hidup hari tua kepada karyawan, UU perpajakan,pemerintah Indonesia telah memberikan perlakuan khusus kepada dana pensiun. Penghasilan dana pensiun yang diperoleh dari kegiatan pada bidang-bidang tertentu tidak digolongkan sebagai objek pajak.33

33

BAB III

Dokumen terkait