• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat

Proses pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap pertama dilakukan studi banding oleh lima orang anggota TEPATI ke Malaysia pada tanggal 7-10 September 1993. hal demikian dilakukan dengan asumsi bahwa Malaysia merupakan negara

ASEAN pertama yang mempraktekkan asuransi berdasarkan prinsip syari’ah

tepatnya sejak Agustus 1985.34

Dari hasil studi banding tersebut, selanjutnya pada tahap kedua dilakukan persiapan pembentukan asuransi takaful melaluai berbagai lokakarya dan seminar. Salah satunya adalah seminar nasional di Hotel Indonesia yang

menghadirkan beberapa pakar ekonomi syari’ah. Dalam forum seminar itu,

muncul gagsan bagi upaya percepatan pembentukan Asuransi Takaful pada tingkat yang lebih riil lagi.

Sebagai langkah kongkrit dari hasil lokakrya dan seminar tentang asuransi takaful, kemudian dibentuklah PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company pada tanggal 24 Februari 1994. STI merupakan

34Pengantar Redaksi Ulumul Qur’an tentang Syarikat Takaful Indoneis dalam Ulumul

lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa asuransi yang membawahi dua buah perusahaan jasa asuransi lainnya yakni PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) dan PT. Asuransi Takaful Umum (General Insurance)

Selama proses pembentukan tahap kedua tersebut, PT. Asuransi Takaful Keluarga (ATK) yang diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuagan Republik Indonesia No. Kep.385/KMK. 017/ 1994 pada tanggal 4 Agustus 1994. PT. Asuransi Takaful Keluarga ini diresmikan oleh Menteri Keuangan Republik

Indonesi yakni Mar’ie Muhammad di Hotel Syahid Jaya Jakarta.35

Sedangkan Asuransi Takaful Umum (ATU) diresmikan pada tanggal 2 Juni 1995 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 247 /KMK.017/1995. PT. Asuransi Takaful Umum (ATU) ini diresmikan oleh Menristek/ Ketua BPPT B.J. Habibie di Hotel Shanggrilla Jakarta.

Selanjutnya, pada tahap ketiga mulai dilakukan upaya pengembangan segmentasi usaha pendirian lembaga-lembaga asuransi sejenis di berbagai wilayah dan daerah di Indonesia. Hal ini dilakukan agar sosialisasi dan

percepatan pengembangan lembaga keuangan syari’ah tidak hanya terbatas

35

Dikutip dari situs WWW.takaful.com tentang Sejarah Berdirinya Asuransi Takaful di Indoneisa.

pada bidang jasa keuangan perbankan, tetapi juga mencakup semua instrumen lembaga keuangan baik bank maupun non bank.

Kendati pun upaya pengembangan asuransi takaful terbentur oleh berbagai persoalan supra struktur dan infra strukturnya, tetapi upaya pengembangan tetap dilakukan melalui dukungan berbagai instansi terkait. Bahkan dalam upaya mempercepat pengembagan lembaga asuransi takaful di Indonesia, berbagi kerja sama dilakukan oleh PT. Syarikat Takaful Indonesia dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa organisasi kemasyarakatan Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Persatuan Islam.

Sejumlah training dan seminar bertemakan ekonomi syari’ah termasuk

di dalamnya berkenaan dengan manajemen dan operasional Asuransi Takaful terus dilakukan untuk mempersiapkan perangkat supra struktur yang mencakup pengadaan sumber daya manusia yang mampu mengetahui wawasan dan keterampilan praktis tentang Asuransi Takaful.

Seperti bola salju yang terus bergulir dan semakin membesar, lembaga

ekonomi syariah semakin berkembang pesat. Perkembangan ekonomi syari’ah

tidak hanya terbatas pada wacana di seminar-seminar dan lokakarya-lokakarya, tetapi telah berdampak pada kebutuhan akan lapangan kerja baru seiring dengan berdirinya sejumlah kantor cabang asuransi di berbagai wilayah di Indonesia.

Bagan 1

Kronologis Pendirian Asuransi Syari’ah di Indonesia

Waktu Kegiatan

27 Juli 1993 ICMI, PT. Abdi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia, dan PT. Asuransi Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Islam di Indonesia dengan meyusaun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI).

7-10 Sebtember 1993 TEPATI melakukan studi banding ke Syarikat Takaful Sendirian Berhad, Malaysia.

19 Oktober !993 TEPATI menyeminarkan hasil studi banding ke Malaysia di Jakarta

12 Desember 1993 TEPATI mengirim sejumlah orang untuk mengikuti pelatihan asuransi Syariah di Malaysia

12 Januari 1994 Pemerintah Indonesia melakukan penandatanganan kerjasama ekonomi dan keuangan termasuk penandatanganan MOU (Memorandum of Understanding) antara PT. Bank Muamalat Indonesia dengan TEPATI, Syarikat Takaful Sendirian Berhad (Malaysia), Islamic Insurance Co. Ltd. (Sudan) dan al-Takaful al-Islami (Bahrain)

tentang bantuan teknis pendirian Asuransi Takaful Indonesia.

11 Maret 1994 Peresmian PT. Asuransi Takaful Indonesia. 16 April 1994 Seminar asuransi Syari’ah di Bandung.

17 April 1994 Pengiriman sejumlah orang untuk mengikuti

pelatihan asuransi Syari’ah tahap ke-2 di Malaysia 19 April 1994 Pendirian dua anak perusahaan PT. Syarikat Takaful

Indonesia: PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.

24 Mei 1994 Persetujuan Prinsip PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.

24 Agustus 1994 Peresmian operasi PT. Asuransi Takaful Indonesia di Puri Agung Room Hotel Syahid Jakarta.

B. Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga

Secara umum, dasar utama pembentukan Asuransi Takaful sesungguhnya mengacu kepada prinsip umum yang terdapat dalam nash al-Quran yang mengharuskan setiap individu saling tolong–menolong satu sama lain.36 Selain nash tersebut, pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia juga

36

didasarkan pada beberapa landasan, yaitu: syari’ah, filosofi, sosiologis dan

yuridis.37

Pertama, landasan syari’ah. Asuransi Takaful merupakan asuransi syari’ah atau sekurang-sekurangnya asuransi yang Islami. Sebab prinsip-prinsip dan cara kerja asuransi takaful bertumpu pada prinsip-prinsip tolong-menolong (al-ta’awun) yang bersandar dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan

jika dilacak dalam ketentuan nash terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang

dijadikan pijakan dasar bagi asuransi takaful, antara lain:

a. QS al-Maidah: 2 yang berbunyi: “tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

permusuhan”

b. QS an-Nisa: 9 yang berbunyi: “Dan hendaklah takut kepada allah

orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang meraka anak-anak yang lemah yang meraka khawatir terhadap kesejahteraan

mereka”

c. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa:

“kedudukan (persaudaraan) yang beriman satu sama lainnya ibarat

satu tubuh, bilamana salah satu tubuh itu sakit, maka akan dirasakan sakit, maka akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh

lainya.”

37Deni K. Yusup, Intisari Pengatar Kuliah Asuransi Takaful (Bandung: Fakultas Syari’ah

d. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang

berbunyi: “Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab

(pemimpin), dan setiap kamu akan bertanggung jawab terhadap

orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab kamu”

Kedua, landasan filosofi. Tradisi ijtihad bersamaan dengan perubahan sosial dan hukum Islam. Ijtihad menjadi media bagi perumusan norma-norma hukum Islam (istinbath al-ahkam) secara sistematis berikut pembentukan pranata-pranatnya melalui penalaran akal terhadap nash. Penalaran Filosafi yang dilakukan para ahli hukum Islam dan ekonomi muslim telah berhasil perumusan suatu kerangka dasar pembentukan Asuransi Takaful.

Ketiga, landasan sosiologis. Secara mikro, berdirinya Asuransi takaful lebih mengadalkan potensi modal dalam negeri (capital domestic), tatkala pihak swasta banyak berperan menanamkan investasi dalam struktur dan

manajemen lembaga keuangan syari’ah. Sedangkan secara makro, tingkat partisipasi ekonomi pasar global dalam pembangunan ekonomi syari’ah di

Indonesia belum memberi perhatian besar bagi pembangunan ekonomi Islam. Atas dasar itu di butuhkan partisipasi masyarakat untuk berinvestasi di

lembaga keuangan syari’ah sejenis Asuransi Takaful.38

38 Suroso Imam Zadjuli, Kelembagaan Ekonomi Islam dalam Perseptif Islam; Kajian Kritis

Terhadap Kelembagaan Konvensional, makalah dalam “Seminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islam” untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

Keempat, landasan yuridis. Lembaga Asuransi Takaful di Indonesia berdiri dalam bentuk holding company yang seraca yuridis telah memperoleh status badan hukum dan persetujuan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia nomor C2-18.286.MT.01./01.Th. 94 tertanggal14 Desember 1994. izin operasional 4 tertanggal 1 Juni 1995 dengan Akta Notaris Yudo Paripurno, SH tanggal 5 Mei 1994.

Selain itu, dasar hukum Asuransi Syari’ah di Indonesia juga berlandaskan

peraturan-pertairan berikut:

a. Pasal 1774 KUHD yang berbunyi: “suatu persetujaun untung-untungan

(kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak,

bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

b. Persetujuan Asuransi diatur dalam:

a) Buku I, Bab IX : Asuransi secara umum

b) Buku II, Bab X : Asuransi kebakaran, Asuransi Pertanian dan Asuransi Jiwa

c) Buku II, Bab IX : Asuransi laut , Asuransi Bahaya Perbudakan

d) Buku II, Bab X : Asuransi Pengangkutan Darat, Sungai dan Perairan Daratan,

c. Di luar KUHD, peraturan tentang asuransi diatur pula dalam ketentuan-ketentuan berikut:

b) UU No.10/ 1963 tentang tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen)

c) UU No. 34/ 1963 tentang Pendirian PN. Asuransi Benda Sraya.

d) PP No.1/1971 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahan Perseroan dalam bidang perasuransian kredit.

e) UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian. C. Tujuan Dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga.

Adapun yang menjadi tujuan dari pendirian asuransi Syari’ah,

khususnya di Indonesia adalah:

Dalam tujuan pertama, menjaga konsistensi pelaksanaan Syari’ah di bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi Syari’ah

itu merupakan wujud implementasai dari nilai-nilai Syari’ah yang terkandung

di dalam al-Quran dan al-Sunnah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam asuransi konvensional disinyalir mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Kehadiran asuransi Syari’ah bisa dijadikan sebagai satu bentuk lembaga keuangan Syari`ah yang terlepas dari ketiga unsur yang diharamkan Syara` tersebut, yang kemudian dikedepankan akad atau transaksi yang dibenarkan oleh Syara`.

Pada tujuan yang kedua, upaya antisipasi terhadap makin meningkatnya kemakmuran bangsa, mengandung arti bahwa dalam masyarakat bangsa yang telah maju, karakter individualistik lebih menonjol di bandingkan dengan karakter kolektifistik. Oleh karena itu, pada masyarakat

maju hubungan antar individu di bangun di atas pertimbangan rasioanal atau bahkan alasan pertukaran keuntungan yang akan diterima dari pihak lain. Atas dasar pertimbangan itu, maka kehadiran asuransi syariah dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar individu dalam menyikapi musibah atau bencana yang menimpanya dengan hubungan yang formal, tetapi merealisir kemaslahatan bersama.

Tujuan ketiga adalah turut serta dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat, khususnya umat Islam. Berdasarkan data statistik perasuransian menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia, termasuk umat Islam, untuk berasuransi itu relatif rendah. Sebagaimana dikemukakan dan dideskripsikan Karnaen A. Perwataatmadja, hingga tahun 1991 masyarakat Indonesia yang memiliki polis Asuarnsi jiwa itu hanya 9,2 juta orang atau sekitar 4,92 % dari sejumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan39. Kehadiran asuransi Syari’ah diharapkan dapat merekrut umat

Islam yang ragu akan keabsahan asuransi konvesional dan juga dapat merekrut masyarakat yang lainnya. Sehingga pada gilirannya, keterlibatan masyarakat terhadap dunia asuransi semakin hari semakin meningkat.

Sedangkan tujuan yang keempat untuk menumbuhkan kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi. Hal ini berarti bahwa industri asuransi yang selama ini ada bukan milik umat Islam atau

39 Karnaen A. Perwataatmadja, Membumikan Ekonomi Islam di Indonesia, (Depok: Usaha Kami, 1996), hlm 83.

orang tertentu sebagai representasi dari sebagian umat Islam. Dunia asuransi dewasa ini, untuk tingkat dunia lebih banyak dikuasi oleh negara-negara Barat dan untuk di Indonesi lebih banyak dikuasi masyarkat yang cendrung nasionalis-skuler. Oleh karena itu, kehadiran asuransi Syari’ah ini diharapkan

bisa menjadi satu peluang bagi umat Islam Indonesia dalam melibatkan dirinya secara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan oleh Syara`.

Secara khusus tujuan bagi para peserta asuransi yaitu: Hamzah Ya`qub menyebutkan dua tujuan utama dari asuransi yaitu:

1. Untuk menjaga agar suatu usaha tidak mengalami atau menderita kerugian.

2. Untuk memberi ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan, yakni nasabah yang mengalami kerugian.40

Misi Asuransi Takaful adalah meningkatkan kerjasama dan partisipasi umat dalam rangka menumbuhkan lembaga keuangan Syari’ah beserta

lembaga pendukungnya yang kuat dan Istiqomah. Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalat Syariah Islam.

D. Ciri – Ciri PT, Asuransi Takaful Keluarga

Lembaga asuransi syari`ah memiliki cirri-ciri yang paling mendasar.41

40

1. Ada lembaga Dewan Pengawas Syari`ah (DPS) dalam struktur organisasi asuransi syari`ah. Lembaga ini bertugas mengawasi dan mengontrol manajemen, produk dan kebijakan investasi agar tetap sejalan dengan

syari’at Islam.

2. Prinsip akad asuransi syari`ah adalah tolong-menolong (takafulli) yaitu nasabah yang satu menolong nasabah lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan pola akad asuransi konvesional bersifat jual beli antara nasabah dengan perusahaan (tadabulli).

3. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syari`ah (premi)

diiventasikan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). Sedangkan di asuransi konvesional, investasi dilakukan dalam melalui sistem bunga. 4. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah.

Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan di asuransi konvesional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.

5. Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah dana diambil dari rekening dana sosial (tabarru’). Seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong yang jika ada peserta yang terkena musibah. Sedangkan dalam asuransi konvesional dana pembayaran kliam diambil dari rekening perusahaan.

41

6. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pengeloala dana dengan menggunakan prinsip bagi hasil. Sedangkan diasuransi konvesional keuntungan sepunuhnya menjadi milik perusahaaan. Apabila tidak ada klaim, maka nasabah tidak memperoleh apa-apa.

E. Produk Takaful Keluarga 1. Layanan Individual

A. TAKAFULINK

Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai syariah yang disediakan PT asuransi Takaful Keluarga. Program ini menawarkan hasil investasi yang optimal dengan pilihan sesuai preferensi yang ada.

Pilihan Investasi

a) Takaful Dana Istiqomah

a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang stabil dan risiko yang aman.

b. Pada pilihan ini seluruh dana akan ditempatkan pada instrument investasi berpendapatan tetap.

b) Takaful Dana Mizan

a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang optimal dan risiko yang moderat.

b. Pada pilihan ini sebagian dana akan ditempatkan pada instrument investasi berpendapatan tetap dan sebagian lainnya pada saham.

Manfaat Takafulink

a. Apabila peserta panjang umur sampai dengan akhir perjanjian, akan menerima seluruh Dana Investasi

b. Apabila peserta yang ditakdirkan meninggal dalam masa perjanjian, ahli warisnya akan mendapatkan manfaat asuransi (Dana Santunan) dan seluruh Dana Investasi

Manfaat Asuransi Takfulink menyedikan manfaat asuransi (dana santunan) sebesar 800% dari Premi Tahunan atau 125% dari Premi Sekaligus. Dan dapat memperluas manfaat asuransi dengan menambahkan program asuransi Takaful kecelakaan diri dan/ atau Asuransi Kesehatan

Hal-hal Penting lainya

a. Peserta memiliki kebebasan untuk memilih jenis investasi

b. Atas pilihan tersebut segala risiko Investasi menjadi tanggung jawab Peserta

c. Perusahaan tidak menjadikan besarnya kinerja investasi B. TAKAFUL FALAH

Adalah produk Asuransi Takaful Keluarga yang dirancang secara khusus bagi Peserta yang menginginkan manfaat Asuransi secara menyeluruh. Ketika peserta mengalami musibah Meninggal baik karena Sakit ataupun Kecelakaan; Cacat Tetap Total Karena Sakit Atau Kecelakaan; Cacat Tetap Sebagian karena Kecelakaan; Dana Santunan Harian selama peserta dirawat

inap di Rumah Sakit dan juga Manfaat bila peserta mengalami atau menderita penyakit-penyakit kritis.

a) Keunggulan Takaful Falah

Takaful Falah menyediakan pilihan proteksi yang lengkap bagi peserta yang terdiri dari:

a. Al-Khairat (Term Insurance)

b. Kecelakaan Diri (Personal Accident)

c. Cacat Tetap Total (Total Permanent Disability)

d. Santunan Harian Rawat Inap (Cash Plan)

e. Santunan Penyakit Khusus (Critical Illness/Dread diseases)

f. Nilai Tunai Polis

Takaful Falah memberikan kebebasan bagi peserta untuk memilih jenis proteksi sesuai dengan keinginan dan kebutuhan peserta Takaful Falah akan memberikan bagi hasil 80% dari Hasil Investasi Dana di Rekening Tabungan Peserta

C. TAKAFUL DANA INVESTASI

Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji. Pada akhir perjanjian peserta akan memperoleh:

a. Dana rekening tabungan yang telah disetor

b. Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan

Bila Peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh:

a. Dana rekening tabungan yang telah disetor.

b. Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan

(mudharabah)

c. Selisih dari Manfaat Takaful Awal (rencana menabung) dengan kontribusi (premi) yang sudah dibayar.

D. TAKAFUL DANA HAJI

Program Takaful bagi perorangan untuk perencanaan pengumpulan dana ibadah haji.

Pada akhir perjanjian peserta akan memperoleh: a. Dana rekening tabungan yang telah disetor

b. Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan

(mudharabah)

Bila peserta mengundurkan diri sebelum perjanjian berakhir, maka peserta akan memperoleh:

a. Dana rekening tabungan yang telah disetor

b. Bagian keuntungan atas investasi rekening tabungan (mudharabah)

Bila peserta meninggal dunia dalam masa perjanjian, maka ahli warisnya akan memperoleh:

b. Bagian keuntungan atas hasil investasi rekening tabungan

(mudharbah)

c. Selisih dari Manfaat Takaful Awal (rencana menabung) dengan kontribusi (premi) yang sudah dibayar.

E. TAKAFUL KECELAKAAN DIRI

Program Takaful yang memberikan santunan kepada peserta atau ahli warisnya bila peserta meninggal dunia, cacat, atau mengeluarkan biaya perawatan akibat kecelakaan.

Peserta Takaful Seluruh individu yang berusia dari 18 sampai 55 tahun, sehat jasmani kecuali dengan persetujuan khusus dari takaful.

Manfaat Takaful Setiap peserta secara tidak langsung, akan saling membantu dan melindungi satu sama lain seperti terkandung di dalam perjanjian Takaful. Peserta akan memperoleh penggantian kerugian jika terkena musibah sebagai mana diatur dalam perjanjian. Bila tidak terjadi musibah, peserta berhak menerima mudharabah (bagi hasil) dari surplus underwriting (keuntungan pengelolana resiko).

F. TAKAFUL WAKAF

Program Takaful bagi yang merencanakan pengumpulan dana sebagai dana wakaf

Program ini dapat diikuti oleh setiap individu dengan ketentuan batas usia antara 20 sampai 60 tahun, dimana batas akhir kepesertaan seseorang adalah saat usianya mencapai 65 tahun.

Penerima Wakaf, Dana yang di bayarkan melalui program Takaful Dana Wakaf akan disalurkan kepada Yayasan /Lembaga Pengelola Wakaf yang ditunjuk oleh Peserta atau Perusahaan.

G. FULNADI

Adalah program asuransi perorangan yang bermaksud meyediakan dana pendidikan, dalam mata uang Rupiah dan US Dolar untuk putra-putri sampai sarjana.

Manfaat Takaful Dana Pendidikan

Jika peserta panjang umur sampai akhir perjanjian, Anak sebagai penerima Hibah mendapatkan:

a. Tahapan* saat masuk (TK,SD,SMP,SMA,PT)** dan Beasiswa selama 4 tahun diperguruan tinggi

Jika peserta mengundurkan diri sebelum masa perjanjian berakhir,peserta mendapatkan:

Nilai Tunai. Seluruh dana di Rekening Tabungan Peserta dari saldo tabungan dan bagian keuntungan atas hasil investasinya (mudharabah).

Dokumen terkait