• Tidak ada hasil yang ditemukan

Strategi Pt. asuransi takaful keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan : studi pt. asuransi takaful keluarga

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2017

Membagikan "Strategi Pt. asuransi takaful keluarga dalam meningkatkan kesejahteraan karyawan : studi pt. asuransi takaful keluarga"

Copied!
93
0
0

Teks penuh

(1)

STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM

MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

(Studi PT. Asuransi Takaful Keluarga)

Oleh : EDI PURNOMO

103046228371

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MAMALAT (EKONOMI ISLAM ) FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

(2)
(3)
(4)
(5)

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………i

DAFTAR ISI……….v

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah………..1

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah………..5

C. Objek Penelitian……….………..6

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian………6

E. Kajian Kepustakaan……….7

F. Metode Penelitian dan Teknik Penulisan………9

G. Sistematika Penulisan………12

BAB II LANDASAN TEORI TENTANG STRATEGI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN A. Strategi 1. Pengertian Strategi……….14

a. Manajemen Strategi………...16

b. Asas –Asas Strategi………..21

(6)

2. Arti dan Pentingya Karyawan………24

a. Hak dan Kewajiban Karyawan………..27

b. Landasan Hukum………...33

BAB III GAMBARAN UMUM PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat………40

B. Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga…………..44

C. Tujuan dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga………48

D. Ciri Asuransi Takaful………..50

E. Produk Takaful Keluarga……….52

1. Layanan Individual………52

2. Layanan Group / Kumpulan………..58

F Struktur Organisasi Perusahaan………...64

BAB IV ANALISA HASIL PENELITIAN A. Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan Karyawan………...66

(7)

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan………77

B. Saran –Saran……….79

DAFTAR PUSTAKA………..80

(8)

KATA PENGANTAR

Alhamdulillahirabbil’aalamin, sujud sukur penulis haturkan ke dzat yang

Maha Rahman dan Rahim, yang telah melimpahkan kasih sayang kepada umat-Nya dan senantiasa memudahkan urusan umat-Nya.

Shalawat dan salam senantiasa tercurah kepada kekasih Rasulullah Muhammad SAW, kepada keluarganya, sahabatnya serta ummatnya sepanjang jaman.

Penulis bersyukur, dengan limpahan rahmat dan kasih sayang-Nya, penulis mampu menyelesaikan skripsi yang berjudul “STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN, dengan baik.

Proses Perjalanan untuk menyelesaikan skripsi ini tidaklah mudah. Banyak hambatan dan rintangan yang penulis temui dan alami. Berkat ridha-Nya, berkat doa, kesunguhan hati dan kerja keras, akhirnya penulis sampai titik proses akhir penulisan skripsi ini.

Penulis menyadari betapa sederhana karya tulis ini dan jauh dari sempurna. Namun penulis juga tidak menutup mata akan peran berbagai pihak yang telah banyak membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Perkenankanlah penulis untuk mengucapkan kata terima kasih yang sedalam-dalamnya kepada :

1. Bpk. Prof. DR. H. M. Amin Suma SH., MA., MM., sebagai Dekan Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Ibu Drs. Euis Amalia, M.Ag dan Bpk. H. Ah. Azharuddin Latief, M.Ag

(9)

dosen yang telah membimbing dan memberikan ilmu yang sangat bermanfaat selama menempuh pendidikan di Universitas UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

3. Bpk. Drs. H. Asep Syarifuddin H, SH. MH dan AM. Hasan Ali, MA. selaku dosen pembimbing yang senantiasa membimbing penulis dan senantiasa meluangkan waktunya untuk membantu penulis menyelesaikan skripsi ini.

4. Bpk. Syarif Selaku Kepala Bagian Devisi SDM dan Seluruh Staf dan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga, yang telah menerima penulis untuk melakukan riset dan membantu memberikan data yang diperlukan guna penyelesaian skripsi ini.

5. Pimpinan dan staf Perpustakaan Utama, Perpustakaan Fakultas Syariah dan Perpustakaan Utama UIN Bandung, yang telah memberikan fasilitas kepada penulis memperoleh berbagai informasi dan sumber-sumber skripsi.

(10)

ketabahan, rezeki serta umur yang panjang untuk kalian.Serta keluarga tersayang Adik-adiku Erna Hadianingsih dan Ervina Shaleha terima kasih atas doa, dukungan dan memberikan motivasi, dan spirit. Penulis persembahkan skripsi ini, Robbighfirli wali-walidayya warhamhuma kama robbayani shaghira.

7. Bpk. H Bambang HS dan Ibunda,yang telah setia memberikan do’a, bantuan, dukungan, motivasi serta perhatian secara moril maupun materil, yang diberikan yang sangat berarti kepada penulis dan Seluruh Karyawan beserta Staf Pengajar Security PT. PRIMA HANDANU BAKTI dan Camp Platihan PT. ISS Indonesia maupun segenap warga cileunyi, bandung yang telah memberikan semangat serta dukunganya. Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, semoga silatuhrahmi kita dapat terus terjalin. Amin,,,,

8. Rekan-rekan seperjuangan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Khususnya Ekonomi Syariah angkatan 2003 yang telah membantu penyelesaian skripsi ini. Terima kasih atas semua kenangan yang tak akan penulis lupakan, serta kepada seluruh pihak yang tak dapat penulis sebutkan satu persatu atas semua bantuan dan masukan kepada penulis.

(11)

memberikan sinar terang kepada seluruh hambanya. Akhir kata, penulisan skripsi ini tentunya masih banyak kekurangan, namun semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua kalangan.

Jakarta, 17 Maret 2010

(12)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Dalam dunia perusahaan, karyawan merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting dalam rangka mengerahkan kegiatan perusahaan. Oleh karena itu karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuan dalam berusaha, yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Karyawan juga merupakan komponen yang sangat strategis dalam proses kegiatan perusahaan sehingga patut mendapat perhatian yang layak.

Suatu kegiatan perusahaan selalu mendatangkan resiko bagi yang terlibat dalam proses tersebut. Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakaan, kematian, keracunan, sakit dan sebagainya. Akibat dari resiko yang akan timbul dalam bekerja tersebut, pekerja atau karyawan tidak dapat melaksanakan pekerjaanya sehingga menimbulkan dampak kepada perusahaan, diri pekerja dan keluarga pekerja. Dampak kepada perusahaan misalnya menurunnya tingkat produktivitas, pekerjaan yang harus diselesaikan tidak mencapai target dan sebagainya.

(13)

merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan. Sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang bekerja, salah satunya kesejahteraan.

Dengan memberikan dana program kesejahteraan, para karyawan merasa aman, terutama bagi mereka yang menganggap pada usia sudah tidak produktif lagi. Sedangkan bagi sebagian masyarakat yang merasa masih produktif juga akan memberikan motivasi bahwa jasa-jasa masih dihargai oleh perusahaan.1

Bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak sebagai karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan yaitu :

A. Jaminan penghasilan atau gaji yang layak ( UMR ) B. Jaminan kesehatan dan keselamatan

C. Jaminan saat akhir masa kerja ( pensiun )

D. Jaminan masa kerja karena meninggal dunia ( keluarganya ).

Penyelenggaraan suatu program kesejahteraan karyawan terutama dari sisi perusahaan dapat dilihat dari dua aspek yaitu ekonomis dan aspek sosial. Aspek ekonomis dimaksudkan sebagai usaha perusahaan agar untuk menarik atau mempertahankan karyawan perusahaan yang memiliki potensi, cerdas, terampil dan produktif sehingga diharapkan untuk mengembangkan perusahaan.

Aspek sosial berkaitan dengan tanggung jawab sosial perusahaan. Bukan saja karyawan pada saat yang bersangkutan tidak lagi mampu bekerja tapi juga

1

(14)

kepada keluarganya dilihat dari sisi perusahaan. Dari sudut pandang perusahaan, tunjangan karyawan merupakan pisau bermata dua. Pada satu sisi, pengusaha mengurangi biaya, atau setidaknya menahan pertumbuhan tunjangan. Di sisi lainnya, pengusaha menyadari bahwa untuk menarik dan mempertahankan karyawan yang memiliki kemampuan yang dibutuhkan, berarti pengusaha harus menawarkan lebih banyak dan lebih beragamnya tunjangan-tunjangan.2

Oleh karena itu, antara pengusaha dan karyawan diharapkan untuk saling memenuhi hak dam kewajibannya dalam menjalankan usaha. Hak pengusaha kepada karyawan yaitu memberikan pekerjaan kepada para karyawan sedangkan kewajibanya yaitu memenuhi hak para karyawan seperti memberi upah atau gaji sesuai dengan ketetapan yang ada, memberikan jaminan-jaminan dan memperhatikan kehidupan keluarganya mengingat semakin meningkatnya kebutuhan hidup mereka.

Ada masanya hubungan kerja antara pekerja dengan perusahaan, dan karena faktor usia yang sudah dipenuhi pekerja, untuk menyambung hidup pekerja diberikan tunjungan bulanan. Masa yang demikian itu lazim disebut masa pensiun yang bersangkutan dinilai telah menjalani pekerjaannya dengan baik sampai memenuhi ketentuan yang berlaku, untuk menyeimbangkan antara pekerja dengan tuntutan keluarga. Pemberian pensiun kepada karyawan bukan saja hanya

2

(15)

memberikan kepastian penghasilan dimasa depan, akan tetapi juga ikut memberikan motifasi bagi karyawan untuk lebih giat bekerja.

Kebutuhan dana di masa pensiun semakin bertambah seperti biaya perawatan kesehatan, Karena pada usia yang semakin tua dipastikan banyak kebutuhan untuk pemeliharaan kesehatan (pemeriksaan dokter, obat-obatan), sarana bantu raga, biaya perawatan dirumah sakit dsb). Disini terminologi

kepedulian sosial dan kesetiakawanan sosial menemukan tantangan kongkrit untuk dihadapi oleh para pendukung cita-cita yang terkandung didalam terminologi tadi.

Dalam kondisi yang semakin menurun. implikasinya secara ekonomis, tidak berarti kebutuhan dana makin menurun. Kongkritnya, rata-rata kehidupan maksimun mencapai usai 70 tahun maka sejak seseorang pensiun pada seusia 55 tahun, diperlukan dana bagi keperluan hidup paling sedikit selama 15 tahun lamanya. Tidak seorangpun dapat menghindari masa pensiun, atau masa senja kehidupan.3

Oleh karena itu program kesejahteraan karyawan pada prinsipnya merupakan jaminan kesejahteraan kepada karyawan. Tujuannya untuk karyawan memperkecil masalah-masalah yang timbul dari resiko-resiko yang akan datang dari lanjut usia, kecelakan yang mengakibatkan cacat tubuh atau bahkan meninggal dunia.

3

(16)

Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penulis menganggap penting permasalahan ini untuk dikaji dan ditelaah dalam sebuah skripsi dengan judul

“STRATEGI PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA DALAM MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN”

B. Pembatasan dan Perumusan Masalah

Masalah kesejahteraan adalah problem yang sangat sering dimunculkan dan dikaitkan dengan karyawan, sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang bekerja salah satunya adalah kesejahteraan yang berujud materi khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu keluarganya tidak terlantar.

Pengusaha dan tenaga kerja diharapkan untuk saling memenuhi hak dan kewajibannya dalam menjalani usaha. Hak. Pengusaha kepada pekerja yaitu memberikan pekerjaan kepada para pekerja dan Sedangkan kewajibannya yaitu memenuhi hak para pekerja seperti memberi upah atau gaji sesuai dengan ketetapan yang ada, memberikan suatu jaminan sosial tenaga kerja dan memperhatikan kehidupan para keluarganya, yang tidak dapat dihindari untuk dapat memberikan kesejahteraan yang layak kepada setiap karyawanya.

Sedangkan harapan perusahaan atau pengusaha dengan memberikan

program kesejahteraan yang layak akan membuat karyawan lebih “produktif”

(17)

Mengingat permasalahan yang timbul dari judul ini sangat luas maka untuk mencapai sasaran pembahasan, penulis hanya membatasi permasalahan

sesuai dengan judul skripsi yang ingin diangkat adalah “Strategi PT. Asuransi

Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteran Karyawan”.

Di samping itu, maka penulis merumuskan persoalan pokoknya sebagai berikut :

a. Bagaimanakah Strategi PT. Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejateraan Karyawan?

b. Bagaimanakah Analisis Program dan strategi Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga?

C. Objek Penelitian

Dalam Penelitian ini, penulis membutuhkan objek penelitian yang dilakukan pada PT. Asuransi Takaful keluarga yang berlokasi di Graha Takaful Indonesia Jl. Mampang Prapatan Raya No.100, Jakarta 12790

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

Setelah memperhatikan judul serta latar belakang masalah, maka penelitian ini bertujuan untuk :

1) Untuk mengetahui Model Program Kesejahteraan Karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga

(18)

Sedangkan manfaat penelitian ini diupayakan mampu memberikan kontribusi bagi berbagai pihak yang terkait;

1. Memberikan sumbangan pemikiran serta menambah literatur pada perpustakaan mengenai program kesejahteraan karyawan

2. Memberikan kontribusi terutama bagi penulis dan lebih jauh memberikan penambahan wawasan dan wacana dalam khazanah ekonomi Islam, khususnya asuransi syariah dan usaha-usaha untuk menerapkannya di Indonesia

3. Memberikan masukan yang bermanfaat bagi PT Asuransi Takaful Keluarga untuk lebih memperhatikan kesejahteraan karyawan

4. Mensosialisasikan program kesejahteraan karyawan pada asuransi syari`ah E. Kajian Kepustakaan

Sebelumnya ada beberapa peneliti skripsi yang mengangkat judul dengan metode yang sama, yakni diantaranya adalah :

1.“Konsep Kesejahteraan Tenaga Kerja Dalam Perspektif Hukum Islam” Oleh Aan Qomariah, Mahasiswa Jurusan Muamalat-Perbankan Syariah, Tahun 2003.

(19)

hak-hak dan kewajiban pekerja dan menciptakan suatu hubungan yang harmonis antara karyawan dan atasan.

2.“Pandangan Hukum Islam Tentang Peranan Jamsostek”

Oleh Ahmad Yanis, Mahasiswa Jurusan Mauamalat-Asuransi Syariah, Tahun 2004.

Skripsi ini menjelaskan bahwa suatu kegiatan industri selalu mendatangkan resiko bagi setiap orang yang terlibat dalam proses industrilisasi tersebut. Resiko dalam bekerja dapat berupa kecelakan, kematian, keracunan, sakit dan sebagainya. Akibat dari resiko kerja menimbulkan dampak kepada keindustrian, diri pekerja dan keluarga pekerja. Oleh karena itu kesejahteraan karyawan diatur dalam dana jamsostek.

3.“Tinjauan Hukum Islam Terhadap Dana Pensiun karyawan Jamsostek” Oleh Fitrianingsih, Mahasiswa Muamalat Perbankan Syariah,

Tahun 2005.

(20)

F. Metode Penelitian Dan Teknik Penulisan 1. Jenis Penelitian

Jenis penilitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif kualitatif yaitu penulisan mengambarkan permasalahan yang didasari pada data-data yang ada di lapangan, kemudian dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini dirancang untuk mengumpulkan informasi tentang keadaan-keadaan nyata sekarang. Deskriptif kualitatif adalah sebagai kegiatan yang meliputi pengumpulan data dalam rangka menjawab pertanyaan yang menyangkut keadaan pada waktu yang sedang berjalan dari pokok suatu penelitian.4

2. Pendekatan Penelitian

Secara keseluruhan penulis dalam mengerjakan skripsi ini menggunakan pendekatan penelitian deskriptif kualitatif, atau penelitian yang tidak mengadakan perhitungan melainkan penekanan ilmiah.5

3. Sumber Data

Sumber data yang dipakai adalah sumber data primer (Primary data)

dan data sekunder (secundary data), data primer yaitu data utama yang diambil dari sumber pertama yakni internal data, sedangkan data sekunder dari sumber kedua yakni exsternal data, yaitu diperoleh melalui data yang

4

Consuelo G. Sevila, Pengantar Metode Penelitian, ( Jakarta:UI-PRESS 1993),h.71

5

(21)

berkaitan dengan permasalahan penelitian seperti study dokumentasi/library research.

a. Studi Kepustakaan. ( Library Reseach )

Studi kepustakaan yaitu penulis membaca dan menelaah buku-buku dan dokumen, serta sebagian rujukan lain yang berkaitan dengan pembahasan.

b. Riset Lapangan. ( Field Reseach )

Penelitian ini dilakukan dengan cara mendatangi objek penelitian, yaitu PT. Asuransi Takaful Keluarga untuk memperoleh data primer

(Primary data). Sedangkan metode yang digunakan penelitian ini melalui ( 2 ) dua cara,6

4. Teknik Pengumpulan Data

Adapun metode pengumpulan data dalam penyusunan skripsi ini penulis menggunakan 2 ( dua ) macam metode penelitian :

1) Observasi

Observasi dilakukan guna mengadakan pengamatan secara langsung terhadap objek penelitian. Tentang hal-hal yang dilakukan dalam observasi adalah mengenai keadaan diLokasi penelitian yang berkaitan dengan program kesejahteraan karyawan. Mengamati dan melihat lebih dekat kinerja karyawan dan mendatangi nara sumber. Hal ini guna mengetahui keadaan sebenarnya yang terjadi dilokasi penelitian.

6

(22)

2) Wawancara

Penulis menggunakan teknik wawancara untuk memperolah informasi yang berkenaan dengan hal-hal yang berkaitan dengan data-data tentang program kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful keluarga diLokasi objek penelitian. Yaitu teknik tanya jawab secara lisan dengan berpedoman pada daftar pertanyaan terbuka. kepada pihak-pihak tertentu.

5. Teknik Analisa Data

Penelitian ini bersifat deskriptif analisis yakni penelitian yang mengambarkan data-data informasi yang bardasarkan pada fakta yang diperoleh dari lapangan, Jenis penelitian ini menggunakan data kualitatif, untuk data kuantitatif sebagai data pendukung dan pelengkap data kualitatif. Dalam pengolahanya hampir sama dengan data kualitatif, mengedit data kemudian mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah/tema yanag sedang dibahas. Data kualitatif pengelolahan datanya dilakukan dengan mentranskrip hasil wawancara, mengedit data kemudian mengkategorisasikan atau mengklasifikasikan data sesuai dengan masalah atau tema yang sedang dibahas.

6. Pedoman Penulisan Skripsi

Dalam teknik penulisan skripsi, penulis berpedoman pada buku

“Pedoman Penulisan Skripsi” yang diterbitkan oleh Fakultas Syari’ah dan

(23)

G. Sistematika Masalah

Untuk lebih mempermudah dalam pembahasan dan penulisan skripsi yang berjudul “Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan

Kesejahteraan Karyawan”maka penulis membuat sistematika penulisan terdiri dari bab dan sub bab. Penulis membaginya menjadi lima bab, masing-masing bab terdiri dari beberapa sub bab yang merupakan uraian dari masing-masing bab dengan urutan sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Memuat tentang latar belakang masalah, pembahasan dan perumusan masalah, objek penelitian, tujuan dan manfaat penelitian, kajian kepustakaan, kerangka teori, metode penelitian dan teknik penulisan, serta sistematika penulisan

BAB II TINJAUAN UMUM TENTANG STRATEGI DAN KESEJAHTERAAN KARYAWAN

Dalam bab ini berisikan terdiri dari pengertian strategi, manajemen strategi, asas-asas strategi, pengertan kesejahteraan karyawan, meliputi arti dan pentingnya karyawan, hak dan kewajiban karyawan, dan landasan hukum.

BAB III GAMBARAN UMUM PENELITIAN PT ASURANSI TAKAFUL KELUARGA

(24)

Takaful Keluarga, tujuan dan misi, ciri dan karakteristik Asuransi Takaful, Produk Takaful Keluarga serta struktur organisasi perusahaan.

BAB IV ANALISIS HASIL PENELITIAN

Bab ini membahas tentang, Strategi PT Asuransi Takaful Keluarga Dalam Meningkatkan Kesejahteraan karyawan, serta Analisa Program kesejahteraan karyawan PT. Asuransi Takaful Keluarga.

BAB V PENUTUP

(25)

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Strategi

1. Pengertian Strategi

Istilah strategi diawali atau bersumber dan populer di dunia militer. Kata strategi berasal dari kata Yunani yaitu Strategos, yang berarti jendral, dan gabungan kata stratos ( tentara ) dan ago ( memimpin ).7

Menurut Webster’s New Dictionary, Strategi adalah ilmu untuk merencanakan dan mengarahkan operasi-operasi militer berkala besar, mengerakan pasukan keposisi yang paling menguntungkan sebelum pertempuran sebenarnya dengan musuh.8 Sehingga pengunaan istilah strategi lebih dominan dalam situasi peperangan, sebagai tugas seseorang komandan dalam menghadapi musuh, yang bertanggung jawab mengatur cara atau taktik untuk memenangkan peperangan.9

Seiring dengan berkembangnya jaman dan pola pikir manusia. Strategi militer sering kali diadopsi dan diterapkan dalam lembaga profit ataupun non profit. Banyak terdapat kesamaan/kemiripan antara strategi bisnis/non bisnis

7

fred R. David, Manajemen Strategi, Edisi Bahasa Indonesia, ( Jakarta : PT Indeks kelompok gramedia, 2004 ), eduisi 9, h.34.

8

Ibid.,

9

(26)

ataupun militer berusaha untuk menggunakan kekuatan-kekuatan mereka sendiri dalam mengempur kelemahan lawan.

Memang sangat jelas pengertian tentang strategi di atas, namun perlu dispesifikan dan dirumuskan tentang pengertian strategi yang mengarah ke bidang bisnis, berikut ini beberapa pengertian strategi di bidang bisnis/non bisnis.

1. Strategi merupakan satu upaya bagaimana tujuan-tujuan perencanaan dapat tercapai dengan mempergunakan sumber-sumber yang dimiliki oleh suatu lembaga/perusahaan disamping diusahakan pula untuk mengatasi kesulitan-kesulitan serta tantangan-tantangan yang ada.

2. Strategi merupakan seperangkat tujuan dan rencana tindakan yang spesifik, yang apabila dicapai akan memberikan kompetitif yang diharapkan.10

3. Strategi merupakan alat untuk mencapai perubahan dalam kaitanya dengan tujuan jangka panjang, program tidak lanjut, serta prioritas alokasi sumber daya.

Strategi dapat dipandang sebagai rencana yang menyeluruh dan terpadu mengenai kegiatan-kegiatan utama organisasi yang akan menentukan keberhasilannya untuk mencapai tujuan pokok dalam lingkungan yang penuh tantangan. Strategi didefinisikan pula sebagai pola tanggapan organisasi terhadap lingkungannya sepanjang waktu, definisi ini mengandung arti bahwa setiap

10

(27)

organisasi selalu mempunyai strategi walaupun tidak pernah secara eksplisit dirumuskan.

Strategi selalu melibatkan sumber daya lainya dengan tantangan dan risiko yang harus dihadapinya dari lingkungan perusahaan.11 Strategi saja tidak cukup, dibutuhkan pengaturan/manajemen yang memungkinkan perusahaan/lembaga mencapai tujuanya. Manajemen strategilah yang tepat supaya strategi-strategi perusahaan/lembaga dapat terlaksana dengan baik.

2. Manajemen strategi

Adalah perencanaan berkala besar ( disebut perencanaan strategis ) yang berorentasi pada jangkauan masa depan yang jauh (disebut VISI), yang ditetapkan sebagai keputusan manajemen puncak (keputusan yang bersifat mendasar dan prinsipil), agar organisasi berinteraksi secara efektif (disebut MISI), dalam usaha menghasilkan sesuatu (perencanaan operasional untuk menghasilkan barang dan jasa serta pelayanan) yang berkualitas, dengan diarahkan kepada optimalisasi pencapaian tujuan (disebut tujuan strategi dan berbagai sasaran ( tujuan operasional )12

Pengertian yang cukup luas ini menunjukkan bahwa manajemen strategi merupakan suatu sistem yang sebagai satu kesatuan memiliki berbagai komponen yang saling berhubungan dan saling mempengaruhi, dan bergerak secara serentak

11

T. Hani Handoko, Manajemen jilid 2, ( Yogyakarta BPFE.1999 ),hal.86

12

(28)

( bersama-bersama ) ke arah yang sama pula.13 Sebagaimana dijelaskan beberapa karakteristiknya sebagai berikut ;

a. Manajemen strategi diwujudkan dalam bentuk perencanaan berskala besar dalam arti mencangkup seluruh komponen di lingkungan sebuah organisasi yang tuangkan dalam bentuk Rencana Strategi (RENSTRA) yang dijabarkan menjadi perencanaan operasional (RENOP), yang kemudian dijabarkan pula dalam Program Kerja dan Proyek Tahunan.

b. Rencana strategis berorentasi pada jangkauan masa depan, untuk organisasi profit kurang lebih sampai 10 tahun mendatang, sedang organisasi non profit khususnya di bidang pemerintahan untuk satu generasi, kurang lebih untuk 25-30 tahun.

c. Visi Misi, pemeliharaan strategi yang menghasilkan strategi induk (utama), dan Tujuan Strategi Organisasi untuk jangka panjang, merupakan acuan dalam merumuskan Rencana Strategi, namun dalam teknik penempatanya sebagai keputusan Manajeman Puncak secara tertulis semua acuan tersebut terdapat di dalamnya.

Fungsi Manajemen Strategis adalah sebagai berikut :

1) Dapat mengurangi ketidakpastian dan kekomplekan dalam menyusun perencanaan sebagai fungsi manajemen dan dalam proses bekerja dengan mengunakan semua sumber daya yang ada secara nyata dimiliki melalui

13

(29)

proses yang terintregrasi dengan fungsi manajemen lainya dan dapat dinilai hasilnya berdasarkan tujuan organisasi.

2) Sebagai paradigma baru dilingkungan organisasi non profit, dapat mendorong perilaku proaktif semua pihak untuk ikut serta sesuai posisi wewenang dan tanggung jawab masing-masing.

3) Sebagai sarana dalam mengkomunikasikan gagasan, kreatifitas, prakarsa, inovasi dan informasi baru serta cara merespon perubahan dan perkembangan lingkungan operasional pada semua pihak sesuai wewenang dan tanggung jawabnya.14

Di dalam proses manajemen strategi terdapat tahap-tahap manejemen strategi dari tiga tahap, yaitu ;

1. Perumusan Strategi

Mencangkup kegiatan mengembangkan visi dan misi organisasi, mengidentifikasi peluang dan ancaman exsternal organisasi, menentukan kekuatan dan kelemehan internal organisasi, menetapkan tujuan jangka panjang organisasi, membuat strategi alternatif untuk organisasi dan memilih strategi tertentu untuk digunakan. Strategi menentukan keungulan kompetitif jangka panjang. Baik buruknya keputusan-keputusan strategi tersebut memiliki multifungsi dan dampak yang lama untuk organisasi.

2. Pelaksanaan Strategi

14

(30)

Disebut tahapan tindakan dalam manajemen strategi. Melaksanakan strategi berarti mendorong atau memobilisasi para manajer dan karyawan untuk melaksanakan strategi-strategi yang dirumuskan. Pelaksanaan strategi sering dianggap sebagai tahap yang paling sulit, dalam manajemen strategi menuntun disiplin, komitmen dan pengorbanan pribadi. Keterampilan antar pribadi. Keterampilan antar pribadi sangat penting untuk keberhasilan pelaksanaan strategi. Kegiatan-kegiatan mempengaruhi semua manajer dan karyawan dalam lembaga/organisasi. Tantangan dalam tahap pelaksanaan strategi adalah mendorong para manajer dan karyawan di seluruh lembaga/organisasi untuk bekerja dengan rasa bangga dan antusias guna mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan.

3. Evaluasi Strategi

Adalah tahap akhir dalam manajemen strategi . Tiga kegiatan pokok dalam evaluasi strategi adalah ;

1) Mengkaji ulang faktor-faktor exsternal dan internal yang menjadi landasan perumusan strategi yang di terapkan sekarang ini.

2) Mengukur kinerja.

3) Melakukan tindakan-tindakan korektif.15

Evaluasi strategi perlu dilakukan karena keberhasilan saat ini bukan merupakan jaminan untuk keberhasilan di hari esok. Proses manajemen

15

(31)

strategis ditujukan untuk membuat organisasi dapat menyesuaikan diri secara efektif terhadap perubahan dalam jangka panjang.

Dengan demkian, strategi bukan hanya cara untuk mengimpletasikan rencana saja namun dibalik itu semua terdapat aspek utama lainya yang terdapat dalam organisasi dan perlu ditunjang oleh strategi untuk mencapai sasaran yang diharapkan oleh organisasi. Maka, dalam hal ini melihat betapa pentingnya peran strategi dalam sebuah lembaga maupun organisasi sehingga manfaat yang dihasilkannya sebagai berikut:16

a. Mengantisipasi perubahan-perubahan yang terjadi

b. Apabila setiap orang yang terlibat dalam organisasi telah mengetahui arah serta tujuan organisasi, maka hal ini :

1. Mengurang konflik yang terjadi diantara anggota atau karyawan

2. Memberikan dorongan atau semangat kerja 3. Mempermudah mengambil tindakan

4. Memudahkan pengontrolan c. Mengurangi risiko yang akan terjadi

d. Membantu meningkatkan komunikasi serta koordinasi mengalokasikan sumber-sumber dan penyusunan rencana jangka panjang

16

(32)

e. Memperlancar arus informasi yamg teratur

f. Mendidik pemimpin menjadi pembuat keputusan yang baik ( decition maker )

Dengan demikian, strategi perlu direncanakan untuk mencapai hasil yang diharapkan karena pada hakikatnya strategi adalah perencanaan.

3. Asas-asas strategi

Setiap usaha yang dilakukan selalu mempunyai konsep sebagai tolak ukur yang direncanakan begitu pula dalam sebuah strategi. Terdapat beberapa asas yang diterapkan sebagai barikut:

a. Mengindentifikasikan dan menetapkan spesifikasi dan kualifikasi hasil (out put), seperti apa yang harus dicapai dan menjadii sasaran (target) usaha itu dengan mempertimbangkan aspirasi dan selera masyarakat yang memerlukannya.

b. Mempertimbangkan dan memilih jalan pendekatan utama (basic ways) manakah yang dipandang paling ampuh (effective) guna mencapai sasaran tersebut.

(33)

d. Mempertimbangkan dan menetapkan tolok ukur serta standarisasi yang dipergunakan dalam mengukur dan menilai tarat keberhasilan usaha tersebut.

B. Kesejahteraan karyawan

1.Pengertian kesejahteraan karyawan

Secara harfiah, yang dimaksud dengan kesejahteraan adalah keamanan, keselamatan dan kesenangan hidup. “sejahtera” menurut Kamus Lengkap Bahasa Indonesia adalah aman sentosa dan makmur, selamat, terlepas dari segala macam gangguan, kesukaran dan sebagainya.

Kesejahteraan karyawan adalah suatu program yang dibuat atau disusun yang memberikan manfaat untuk kesejahteraan karyawan. Kesejahteraan karyawan yang layak adalah merupakan dambaan bagi setiap karyawan yang bekerja pada suatu perusahaan, sebab pada umumnya dari sekian banyak harapan seseorang yang salah satunya kesejahteraan yang berwujud materi khususnya untuk masa saat tidak dapat bekerja atau apabila terjadi sesuatu ( meninggal dunia ) keluarganya tidak terlantar.

Adapun bentuk-bentuk kesejahteraan yang menjadi dambaan dan hak bagi setiap karyawan serta merupakan kewajiban bagi perusahaan atau pengusaha pada umumnya antara lain :

1. Jaminan saat bekerja:

(34)

c. Jaminan ketenangan kerja

d. Jaminan penghargaan prestasi, dan e. Lain-lain jaminan dalam masa kerja

2. Jaminan masa depan atau setelah tidak bekerja: a. Saat akhir masa kerja karena usia (pensiun) b. Saat akhir masa kerja cacat tetap total

c. Saat akhir masa kerja karena suatu hal(pensiun dini)

d. Saat akhir masa kerja karena meninggal dunia (bagi keluarganya) Karyawan dapat diistilahkan sebagai SDM ( human resource ) karyawan atau SDM sebagai salah satu sumber dari kekuatan yang berasal dari manusia-manusia yang dapat didayagunakan oleh organisasi maupun perusahaan. Ada sejumlah pakar yang mengatakan bahwa, istilah “ sumber daya manusia “ merujuk kepada individu-individu yang ada dalam organisasi dan merupakan

“kekuatan”.

Dalam Bahasa Indonesia karyawan dikenal juga dengan istilah pegawai, pekerja, dan karyawan. Karyawan adalah orang yang bekerja pada suatu lembaga (kantor, perusahaan, dsb) dengan mendapat gaji (upah).17 Bekerja berarti mengarahkan tenaga fisik atau pikiran yang dilakukan untuk memperoleh imbalan berupa uang, ini mencangkup seluruh bentuk pekerjaan, baik yang dilakukan dengan tangan atau dengan kepandaian.

17

(35)

Karyawan adalah asset utama perusahaan yang menjadi perencana dan pelaku aktif dari setiap aktivitas organisasi. Mereka mempunyai pikiran, perasaan, keinginan, status dan latar belakang pendidikan, usia, dan jenis kelamin yang dibawa kedalam organisasi perusahaan. Karyawan yang baik dan berkualitas sangat diperlukan perusahan oleh karena itu perusahaan akan berusaha mempertahankanya, sebagai balasan dari perusahaan adalah kesejahteraan yang berupa tunjangan-tunjangan, gaji dan jaminan-jaminan lainya.

2. Arti dan Pentingnya karyawan

Manusia adalah unsur terpenting dalam keberhasilan suatu usaha, dipandang dari sudut kemanusiaan, yaitu manusia yang ingin memenuhi kebutuhan-kebutuhannya agar mendapat kepuasan materiil maupun immateriil dari perusahaan tempat bekerja, Manusia yang bekerja dilingkungan suatu organisasi disebut juga personil, tenaga kerja, pekerja atau karyawan.18

Yang dimaksud dengan karyawan adalah setiap orang yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diLuar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.19

Sedangkan menurut Afzalur Rahman, seorang tokoh pemikiran Islam, mengatakan bahwa karyawan atau tenaga kerja adalah segala usaha dan

18

Hadari Nawawi, Manajemen SDM Untuk Bisnis Yang Kompetitif ( Yogyakarta ; Gadjah Mada University Press, 2003 ), h. 40.

19

(36)

ikhtiar yang dilakukan oleh anggota badan atau pikiran untuk mendapatkan imbalan yang pantas, termasuk semua jenis kerja yang dilakukan fisik maupun pikiran.20Melihat betapa pentingnya produksi kekayaan negara, Al-Quran memberikan penekanan yang lebih terhadap tenaga manusia, berdasarkan surat An-Najm ayat 39

Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa yang Telah

diusahakannya,

Dengan jelas ayat ini menyatakan bahwa satu-satunya cara untuk menghasilkan sesuatu dari alam adalah dengan bekerja keras. Keberhasilan dan kemajuan manusia dimuka bumi tergantung pada usahanya. Hal ini sesuai dengan ayat Al-Quran surat An-Nisa ayat 32

Dan janganlah kamu iri hati terhadap apa yang dikaruniakan Allah kepada

sebahagian kamu lebih banyak dari sebahagian yang lain. (karena) bagi

orang laki-laki ada bahagian dari pada apa yang mereka usahakan, dan bagi

para wanita (pun) ada bahagian dari apa yang mereka usahakan, dan

mohonlah kepada Allah sebagian dari karunia-Nya. Sesungguhnya Allah

Maha mengetahui segala sesuatu.(An-Nisa ayat 4/32 )

Bekerja di dalam islam adalah suatu kewajiban bagi mereka yang mampu, tidak dibenarkan bagi seorang muslim untuk berpangku tangan

20

(37)

dengan alasan mengkhususkan waktu untuk beribadah “atau bertawakal

kepada Allah” langit tidak akan menurunkan emas ataupun perak.

Berdasarkan tuntutan syariat, seorang muslim diminta bekerja utuk mencapai sesuatu tujuan, adapun tujuan tersebut yaitu;

a. Untuk memenuhi kebutuhan hidup, dengan cara yang halal, mencegah darinya kehinaan meminta-minta dan menjaga tangannya agar tetap berada di atas.

b. Untuk kemaslahatan keluarga dan menciptakan keluarga yang harmonis.

c. Untuk kemaslahatan masyarakat d. Bekerja untuk kemakmuran bumi e. Bekerja untuk kerja.21

Dalam Islam, Karyawan bukan hanya suatu usaha atau jasa abstrak yang ditawarkan untuk dijual untuk para pencari kerja manusia, mereka yang mempekerjakan karyawan mempunyai tanggung jawab moral dan sosial. Oleh karena itu, dalam Islam tidak mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya dengan karyawan tersebut, ia tidak boleh melakukan pekerjaan-pekerjaan yang tidak diijinkan syariat Islam, baik atasan dan bawahan tidak boleh saling memeras, semua tanggung jawab moral untuk

21

(38)

melindungi kepentingan yang sah, baik kepentingan para atasan maupun para karyawan.

Demikian Islam memandang karyawan digunakan dalam arti yang lebih luas namun lebih terbatas. Lebih luas karena hanya memandang pada pengunaan jasa karyawan diluar batas-batas pertimbangan keuangan, terbatas dalam arti bahwa seorang pekerja tidak secara mutlak bebas untuk berbuat apa saja yang dikehendakinya degan tenaga kerjanya itu.22

a. Hak dan Kewajiban Karyawan

Adapun hak-hak karyawan yang wajib dipenuhi adalah : 1) Hak Bekerja

Hak memilih pekerjaan yang sesuai. Islam menetapkan hak setiap individu untuk memilih pekerjaan yang sesuai dengan kemampuan, pengalaman, dan potensi yang dimiliki.23

Hal ini sesuai dengan firman Allah :

Artinya, Dan bahwasanya seorang manusia tiada memperoleh selain apa

yang Telah diusahakannya,” ( QS. A-Najm/53:39 )

Persamaan pria dan wanita dalam bekerja. Islam memperbolehkan wanita melakukan pekerjaan-pekerjaan yang sesuai dengan syariat dan

22

M.A Manan, Ekonomi Islam : Teori dan Praktek, ( Jakarta: PT Intermasa, 1992 ) Cet ke-1. h.58-59

23

(39)

dijalankan secara baik, serta tidak bertentangan dengan tabiatnya. Al-Qur’an menegaskan, hasil kerja kesungguhan wanita pun dihargai sebagaimana pria.24

2) Hak Memperoleh Gaji

Gaji sesuai dengan pekerjaan. Kaidah Islam menegaskan bahwa gaji sesuai dengan pekerjaan. Tidak ada kezaliman, pengurangan, atau tindakan anarki.25

Allah SWT berfirman :

Artinya :Dan (Kami Telah mengutus) kepada penduduk Mad-yan[552]

saudara mereka, Syu'aib. ia berkata: "Hai kaumku, sembahlah Allah,

sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya Telah datang

kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran

dan timbangan dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang

takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di muka

bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. yang demikian itu lebih baik bagimu

jika betul-betul kamu orang-orang yang beriman".”. ( QS.Al-A’raf / 7:85 )

Perbedaan tingkat gaji. Jika Islam menetapkan bahwa gaji ditentukan berdasarkan pekerjaan, maka ia juga menetapkan perbedaan jumlah yang ditentukan berdasarkan jenis suatu pekerjaan.

Allah SWT berfirman :

24

Ibid., h.156 25

(40)

Dan bagi masing-masing mereka derajat menurut apa yang Telah mereka

kerjakan dan agar Allah mencukupkan bagi mereka (balasan)

pekerjaan-pekerjaan mereka sedang mereka tiada dirugikan.

3) Hak Cuti dan Keringanan Pekerjaan

Hak cuti kerja biasanya dimasukkan dalam ketentuan jam kerja, hari libur, dan faktor-faktor lain yang mengharuskan atau memungkinkan seseorang harus istirahat atau cuti.26 Dalam Al-Qur’an,

Allah SWT Berfirman:

Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya.

ia mendapat pahala (dari kebajikan) yang diusahakannya dan ia mendapat

siksa (dari kejahatan) yang dikerjakannya. (mereka berdoa): "Ya Tuhan kami,

janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami tersalah. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau bebankan kepada kami beban yang berat

sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Ya Tuhan

kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tak sanggup kami

memikulnya. beri ma'aflah Kami; ampunilah Kami; dan rahmatilah kami.

Engkaulah penolong kami, Maka tolonglah kami terhadap kaum yang kafir."

4) Hak Memperoleh Jaminan dan Perlindungan

Setiap individu berhak atas perlindungan sosial yang memadai, sebagaimana yang diamanatkan dala Deklarasi Philadelphia ILO 1994 yang berlaku secara Internasional dan Universal. Jaminan sosial merupakan salah

26

(41)

satu faktor ekonomi yang berfungsi sebagai sistem perlindungan dasar bagi masyarakat tehadap resiko sosial ekonomi. Jaminan sosial berperan sebagai instrumen Hak Asasi Manusia, karena fungsi dan tujuanya untuk meningkatkan harkat dan martabat manisia sebagaimana tercantum dalam Pasal 25 Deklarasi Universal HAM PBB, yaitu bahwa setiap orang berhak mendapatkan perlindungan jika mencapai hari tua, sakit, cacat, menganggur dan meninggal dunia.27

Pengakuan hak asasi ini tercemin dalam konvernsi ILO Nomor 120 Tahun 1952 yang memuat standar minimum, untuk program jaminan sosial yang meliputi ; tunjangan tunai untuk hari tua, sakit, cacat, kematian dan pengangguran, serta pelayanan medis bagi karyawan yang menderita sakit.28

5) Kewajiban para pekerja yaitu :

a) Mengerjakan sendiri pekerjaan yang ada didalam perjanjian kalau pekerjaan tersebut merupakan pekerjaan yang khas.

b) Benar-benar bekerja sesuai dengan waktu perjanjian. c) Bekerja dengan tekun, cermat dan teliti.

d) Menjaga keselamatan barang yang dipercayakannya.

27

Idin Rosidin, “ Semua Orang Berhak atas Perlindungan Sosial”. Seminar Umum,

Menggagas Jaminan Sosial Bagi Kaum Pekerja Informal. BEMJ Asuransi Islam, Fakultas Syariah dan Hukum, UIN Syahid, Jakarta.

28

(42)

e) Menganti kerugian kalau ada barang yang rusak, apabila kerusakan barang tersebut disengaja.29

Kewajiban pekerja dalam pandangan Islam yaitu: 1. Amanah dalam bekerja

Bekerja secara professional, pekerjaan dilakukan sebaik mungkin sehingga memperoleh hasil yang terbaik.30

Sebagaimana Firman Allah :

Dan kalau Allah menghendaki, niscaya dia menjadikan kamu satu umat

(saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi

petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. dan Sesungguhnya kamu akan

ditanya tentang apa yang Telah kamu kerjakan. ”. ( QS.An-Nahl/16:93)

Kejujuran dalam bekerja adalah ibadah. Islam memandang bahwa kejujuran dalam bekerja bukan hanya merupakan tuntutan, melainkan juga ibadah. Seseorang muslim yang dekat dengan Allah , akan bekerja dengan baik untuk dunia dan akhirat.31

Allah SWT berfirman :

Dan dia memperkenankan (doa) orang-orang yang beriman serta

mengerjakan amal yang saleh dan menambah (pahala) kepada mereka dari

karunia-Nya. dan orang-orang yang kafir bagi mereka azab yang sangat

keras.”.( QS.As-Syura/42: 26 )

29

Suhrawadi K.Lubis, Hukum Ekonomi Islam, ( Jakarta : Sinar Grafika, 2000),h. 158

30

Abdul Hamid Mursi, op.cit., h.160

31

(43)

Islam menilai bahwa memenuhi amanah kerja merupakan jenis ibadah yang paling utama. Agama Islam berbeda dengan agama lainnya, karena agama lain tidak dilandasi dengan iman dan ibadah. Dalam bekerja, agama Islam mengarahkan individu dan masyarakat untuk melaksanakan amanah yang telah diberikan, secara baik dan benar.

2. Mendalami Agama dan Profesi

Mendalami agama. Merupakan kewajiban setiap muslim, apapun profesinya. Menekuni dan memahami pekerjaan. Yakni pekerja dituntut untuk mencapai profesionalisme dan kreativitas dalam bekerja.32 Benar apa yang telah difirmankan Allah :

Dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka Allah dan rasul-Nya serta

orang-orang mukmin akan melihat pekerjaanmu itu, dan kamu akan dikembalikan

kepada (Allah) yang mengetahui akan yang ghaib dan yang nyata, lalu

diberitakan-Nya kepada kamu apa yang Telah kamu kerjakan. (

QS.At-Taubah/9:105 )

Karyawan adalah salah satu aset utama perusahaan dalam mencapai. Tujuan Perusahaan. Oleh karenanya Perusahaan perlu mengetahui dan memenuhi kebutuhan para karyawan. Kebutuhan mendasar bagi setiap

Karyawan dimanapun mereka berada adalah “Rasa Aman”. “Rasa Aman”

akan memberikan ketenangan bekerja dalam menjalankan peran mereka sebagai karyawan maupun sebagai pencari nafkah utama bagi keluarganya.

32

(44)

Sehingga mereka dapat lebih memusatkan perhatian pada upaya mensukseskan Tujuan Perusahaan.

Dalam dunia usaha atau kerja diperlukan satu tempat melakukan aktifitas kerja yaitu sebuah perusahaan, dalam perusahaan memerlukan seorang pengusaha dan karyawan. Oleh karena itu Karyawan adalah mitra bagi pengusaha untuk mencapai tujuannya dalam berusaha yaitu keuntungan semaksimal mungkin. Dengan demikian karyawan adalah bagian dari asset perusahaan yang tidak ternilai sebagaimana asset-asset perusahaan lain.

Perusahaan dalam melakukan kegiatanya memerlukan tenaga kerja yang mampu melakukan pekerjaan baik di dalam maupun diluar hubungan kerja, guna menghasilkan jasa dan barang atau jasa yang telah di tetapkan oleh perusahaan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat.

b, Landasan Hukum

Program kesejahteraan karyawan mempunyai beberapa landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja maupun pada masa akhir kerjanya. Landasan hukum secara umum mengatur hak-hak pekerja dan kewajiban perusahaan, selama karyawan masih aktif bekerja ataupun pada masa akhir bekerja, diuraikan sebagai berikut:

(45)

a Program Pensiun Iuran Pasti ( PPIP )

Sesuai namanya dalam penyelengaraan program ini yang ditetapkan adalah premi atau iuran setiap bulan sedangkan manfaat akhir tergantung yang akan dibayarkan adalah hasil perkembangan dikurangi biaya-biaya yang dikeluarkan. Dalam perhitungan program ini untuk mengetahui hasil akhir dapat dilakukan dengan cara yang sederhana yaitu akumulasi jumlah iuran ditambah hasil pengembangan dikurangi biaya dan pajak hasil investasi. Adapun besar manfaat yang akan dibayarkan diatur :

1) Jika meninggal dunia, maka akan dibayarkan kepada ahli waris jumlah iuran yang dibayar ditambah hasil pengembangan.

2) Cacat tetap total dan tidak mampu bekerja besar manfaat yang diberikan sebagaimana karyawan meninggal dunia.

3) Akhir masa kerja ( pensiun normal/dipercepat ) akan dibayarkan : a) Jika iuran ditambah pengembangan kurang dari ketentuan

minimum maka jumlah tersebut dibayarkan sekaligus ecara tunai. b) Jika iuran ditambah pengembangan lebih dari ketentuan minimum.

a. Jumlah dibayarkan sekaligus 20,00% dan,

b. Selebihnya sebesar 80,00% harus dibelikan program anuitas keperusahaan asuransi jiwa dan selanjutnya dibayarkan secara bulanan seumur hidup.

(46)

a. Dana pensiun pemberi kerja (DPPK) atau b. Dana pensiun lembaga keuangan (DPLK) b Program Pensiun Manfaat Pasti (PPMP)

Berbeda dengan program pensiun pasti, dalam penyelangaraanya program ini besar manfaatnya ditetapkan dahulu dan pada umumnya dikaitkan dengan gaji dari masing-masing peserta.

Dengan mempertimbangkan beberapa faktor khususnya manfaat yang akan dibayarkan, baru dapat ditetapkan besarnya iuran peserta, besarnya iuran sama dan dalam bentuk prosentase dari gaji dari masing-masing peserta.

1) Manfaat pensiun yang diberikan antara lain: a) Benefit pensiun normal

Usia pensiun normal adalah usia paling rendah dimana karyawan berhak untuk pensiun tanpa perlu persetujuan dari pembei kerja dengan memproleh manfaat pensiun penuh.

Usia pensiun normal tersebut biasanya ditentukan dalam suatu peraturan dana pensiunan yang karyawan berhak untuk pensiun penuh, sering karyawan memohon mengajukan pensiun pada usia rata-rata karyawan yang sesunguhnya pensiun.usia pensiun normal karyawan berkisas 55 tahun.

b) Benefit pensiun awal.

(47)

normalnya. Kadang-kadang, karena sesuatu dan lain alasan, karyawan mengajukan permohonan kepada pemberi kerja agar masa pensiunya dipercepat.

c) Benefit pensiun cacat dan meninggal dunia

Pensiun cacat ini sebenarnya tidak berkaitan dengan usia peserta akan tetapi karyawan yang mengalami cacat dan dianggap tidak lagi cakap atau mampu melaksanakan pekerjaanya berhak memperoleh manfaat pensiun. Khusus benefit pensiun berkala diberikan benefit pensiun janda.

2) Cara pembayaran manfaat pensiun :

a) Lumpsum atau sekaligus pada saat klaim atau

b) Dibayarkan secara berkala setiap bulan dimulai 1 bulan terhitung sejak terjadinya klaim

c) Atau gabungan dari keduanya 3) Besar manfaat yang diberikan :

a) Dengan faktor benefit tetap:

a. Benefit lumpsum misal: 36,atau 40xgaji terakhir atau lebih b. Benefit berkala misal:60,00%atau70,00% dari gaji terakhir b) Dikaitkan dengan masa kerja masing-masing karyawan:

(48)

a) Dikelola sendiri dengan mendirikan DPPK atau,

b) Diserahkan sepenuhnya kelembaga asuransi jiwa, dalam penyelengaraan program ini dikelola secara khusus dan hanya berlaku untuk perusahaan yang akan memberikan kesejahteraan

karyawan, oleh karena itu diberi nama “Program Kesejahteraan

Karyawan”

c) Dasar-dasar perhitungan yang digunakan baik dikelola sendiri atau diserahkan kelembaga asuransi jiwa adalah sama.

PPIP dan PPMP mempunyai kemiripan atau kesamaan dangan :

a. Perhitungan pengembangan dana dari program pensiun iuran pasti ( PPIP ) sama dengan perhitungan tabungan berjangka, yang diselengarakan oleh perbankan sedangkan perbedaanya pada investasi karena pada penempatan dana PPIP ditentukan sendiri sebelumnya oleh peserta dan jika terjadi kegagalan investasi dimaksudkan menjadi peserta sendiri.

b. Perhitungan program pensiun manfaat pasti ( PPMP ) sama dengan program asuransi jiwa khususnya kesejahteraan karyawan.

1. Undang-undang jaminan sosial Tenaga kerja (UU Jamsostek)

(49)

mempekerjakan orang dari 10 orang pekerja ntuk melaksanakan program jamsostek melalui PT Jamsostek.

Adapun jaminan yang diberikan yang merupakan jaminan minimal dan bersifat sosial yaitu premi dipungut berdasarkan prosentase dari gaji sedangkan manfaatnya dihiting secara minimal yang besarnya berdasarkan sesuai Undang-undang jamsostek, Jaminan-jaminan yang diberikan antara lain:

a Jaminan kecelakaan kerja (JPK)

Sebagai manfaat diberikan dalam jumlah nominal tertentu dan sebagian manfaat yang lain diberikan dengan mempertimbangkan besarnya gaji karyawan.

b Jaminan kematian (JK)

Diberikan santunan sebesar Rp.1000.000, dengan biaya pemakaman sebesar Rp.200.000, tidak tergantung besar kecilnya gaji karyawan.

c Jaminan hari tua (JPK)

Jumlah tabungan ditambah bunga ( hasil pengembangan ) d Jaminan pemeliharaan kesehatan (JHT)

Memberikan jaminan pemeliharaan kesehatan, berupa rawat inap, rawat jalan dll.

Jaminan-jaminan dimaksud hanya berlaku kejadian pada jam kerja, sedangkan kejadian di luar jam kerja tidak berlaku.

(50)

2. Undang-Undang perpajakan,UU No.7 tahun 1983 tentang pajak penghasilan pasal 4 ayat (3) huruf H dan keputusan menteri keuangan No. 250/KMK. 011/1985

Untuk mengembangkan minat penyelengara program pensiun terutama oleh pihak-pihak swasta guna pemberian kesejahteraan dana jaminan hidup hari tua kepada karyawan, UU perpajakan,pemerintah Indonesia telah memberikan perlakuan khusus kepada dana pensiun. Penghasilan dana pensiun yang diperoleh dari kegiatan pada bidang-bidang tertentu tidak digolongkan sebagai objek pajak.33

33

(51)

BAB III

GAMBARAN UMUM

PT. ASURANSI TAKAFUL KELUARGA.

A. Latar Belakang dan Sejarah Singkat

Proses pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia dilakukan melalui beberapa tahap. Pada tahap pertama dilakukan studi banding oleh lima orang anggota TEPATI ke Malaysia pada tanggal 7-10 September 1993. hal demikian dilakukan dengan asumsi bahwa Malaysia merupakan negara

ASEAN pertama yang mempraktekkan asuransi berdasarkan prinsip syari’ah

tepatnya sejak Agustus 1985.34

Dari hasil studi banding tersebut, selanjutnya pada tahap kedua dilakukan persiapan pembentukan asuransi takaful melaluai berbagai lokakarya dan seminar. Salah satunya adalah seminar nasional di Hotel Indonesia yang

menghadirkan beberapa pakar ekonomi syari’ah. Dalam forum seminar itu,

muncul gagsan bagi upaya percepatan pembentukan Asuransi Takaful pada tingkat yang lebih riil lagi.

Sebagai langkah kongkrit dari hasil lokakrya dan seminar tentang asuransi takaful, kemudian dibentuklah PT. Syarikat Takaful Indonesia (STI) sebagai holding company pada tanggal 24 Februari 1994. STI merupakan

34Pengantar Redaksi Ulumul Qur’an tentang Syarikat Takaful Indoneis dalam Ulumul

(52)

lembaga keuangan yang bergerak di bidang jasa asuransi yang membawahi dua buah perusahaan jasa asuransi lainnya yakni PT. Asuransi Takaful Keluarga (Life Insurance) dan PT. Asuransi Takaful Umum (General Insurance)

Selama proses pembentukan tahap kedua tersebut, PT. Asuransi Takaful Keluarga (ATK) yang diresmikan pada tanggal 25 Agustus 1994 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuagan Republik Indonesia No. Kep.385/KMK. 017/ 1994 pada tanggal 4 Agustus 1994. PT. Asuransi Takaful Keluarga ini diresmikan oleh Menteri Keuangan Republik

Indonesi yakni Mar’ie Muhammad di Hotel Syahid Jaya Jakarta.35

Sedangkan Asuransi Takaful Umum (ATU) diresmikan pada tanggal 2 Juni 1995 dengan izin operasional Surat Keputusan Menteri Keuangan Republik Indonesia No. 247 /KMK.017/1995. PT. Asuransi Takaful Umum (ATU) ini diresmikan oleh Menristek/ Ketua BPPT B.J. Habibie di Hotel Shanggrilla Jakarta.

Selanjutnya, pada tahap ketiga mulai dilakukan upaya pengembangan segmentasi usaha pendirian lembaga-lembaga asuransi sejenis di berbagai wilayah dan daerah di Indonesia. Hal ini dilakukan agar sosialisasi dan

percepatan pengembangan lembaga keuangan syari’ah tidak hanya terbatas

35

(53)

pada bidang jasa keuangan perbankan, tetapi juga mencakup semua instrumen lembaga keuangan baik bank maupun non bank.

Kendati pun upaya pengembangan asuransi takaful terbentur oleh berbagai persoalan supra struktur dan infra strukturnya, tetapi upaya pengembangan tetap dilakukan melalui dukungan berbagai instansi terkait. Bahkan dalam upaya mempercepat pengembagan lembaga asuransi takaful di Indonesia, berbagi kerja sama dilakukan oleh PT. Syarikat Takaful Indonesia dengan Bank Muamalat Indonesia (BMI), Ikatan Cendiakawan Muslim Indonesia (ICMI) dan beberapa organisasi kemasyarakatan Islam, seperti Muhammadiyah, Nahdatul Ulama dan Persatuan Islam.

Sejumlah training dan seminar bertemakan ekonomi syari’ah termasuk

di dalamnya berkenaan dengan manajemen dan operasional Asuransi Takaful terus dilakukan untuk mempersiapkan perangkat supra struktur yang mencakup pengadaan sumber daya manusia yang mampu mengetahui wawasan dan keterampilan praktis tentang Asuransi Takaful.

Seperti bola salju yang terus bergulir dan semakin membesar, lembaga

ekonomi syariah semakin berkembang pesat. Perkembangan ekonomi syari’ah

(54)

Bagan 1

Kronologis Pendirian Asuransi Syari’ah di Indonesia

Waktu Kegiatan

27 Juli 1993 ICMI, PT. Abdi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia, dan PT. Asuransi Tugu Mandiri sepakat memprakarsai pendirian Asuransi Islam di Indonesia dengan meyusaun Tim Pembentukan Asuransi Takaful Indonesia (TEPATI).

7-10 Sebtember 1993 TEPATI melakukan studi banding ke Syarikat Takaful Sendirian Berhad, Malaysia.

19 Oktober !993 TEPATI menyeminarkan hasil studi banding ke Malaysia di Jakarta

12 Desember 1993 TEPATI mengirim sejumlah orang untuk mengikuti pelatihan asuransi Syariah di Malaysia

(55)

tentang bantuan teknis pendirian Asuransi Takaful Indonesia.

11 Maret 1994 Peresmian PT. Asuransi Takaful Indonesia. 16 April 1994 Seminar asuransi Syari’ah di Bandung.

17 April 1994 Pengiriman sejumlah orang untuk mengikuti

pelatihan asuransi Syari’ah tahap ke-2 di Malaysia

19 April 1994 Pendirian dua anak perusahaan PT. Syarikat Takaful Indonesia: PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.

24 Mei 1994 Persetujuan Prinsip PT. Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum.

24 Agustus 1994 Peresmian operasi PT. Asuransi Takaful Indonesia di Puri Agung Room Hotel Syahid Jakarta.

B. Landasan Hukum PT. Asuransi Takaful Keluarga

Secara umum, dasar utama pembentukan Asuransi Takaful sesungguhnya mengacu kepada prinsip umum yang terdapat dalam nash al-Quran yang mengharuskan setiap individu saling tolong–menolong satu sama lain.36 Selain nash tersebut, pembentukan Asuransi Takaful di Indonesia juga

36

(56)

didasarkan pada beberapa landasan, yaitu: syari’ah, filosofi, sosiologis dan

yuridis.37

Pertama, landasan syari’ah. Asuransi Takaful merupakan asuransi

syari’ah atau sekurang-sekurangnya asuransi yang Islami. Sebab

prinsip-prinsip dan cara kerja asuransi takaful bertumpu pada prinsip-prinsip tolong-menolong (al-ta’awun) yang bersandar dari al-Qur’an dan Sunnah. Bahkan jika dilacak dalam ketentuan nash terdapat beberapa ayat al-Qur’an yang dijadikan pijakan dasar bagi asuransi takaful, antara lain:

a. QS al-Maidah: 2 yang berbunyi: “tolong-menolonglah kamu dalam kebajikan dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa

permusuhan”

b. QS an-Nisa: 9 yang berbunyi: “Dan hendaklah takut kepada allah orang-orang yang seandainya meninggalkan di belakang meraka anak-anak yang lemah yang meraka khawatir terhadap kesejahteraan

mereka”

c. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim bahwa:

“kedudukan (persaudaraan) yang beriman satu sama lainnya ibarat

satu tubuh, bilamana salah satu tubuh itu sakit, maka akan dirasakan sakit, maka akan dirasakan sakitnya oleh seluruh anggota tubuh

lainya.”

(57)

d. Hadits Nabi yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim yang

berbunyi: “Setiap orang dari kamu adalah pemikul tanggung jawab

(pemimpin), dan setiap kamu akan bertanggung jawab terhadap

orang-orang yang berada di bawah tanggung jawab kamu”

Kedua, landasan filosofi. Tradisi ijtihad bersamaan dengan perubahan sosial dan hukum Islam. Ijtihad menjadi media bagi perumusan norma-norma hukum Islam (istinbath al-ahkam) secara sistematis berikut pembentukan pranata-pranatnya melalui penalaran akal terhadap nash. Penalaran Filosafi yang dilakukan para ahli hukum Islam dan ekonomi muslim telah berhasil perumusan suatu kerangka dasar pembentukan Asuransi Takaful.

Ketiga, landasan sosiologis. Secara mikro, berdirinya Asuransi takaful lebih mengadalkan potensi modal dalam negeri (capital domestic), tatkala pihak swasta banyak berperan menanamkan investasi dalam struktur dan

manajemen lembaga keuangan syari’ah. Sedangkan secara makro, tingkat

partisipasi ekonomi pasar global dalam pembangunan ekonomi syari’ah di

Indonesia belum memberi perhatian besar bagi pembangunan ekonomi Islam. Atas dasar itu di butuhkan partisipasi masyarakat untuk berinvestasi di

lembaga keuangan syari’ah sejenis Asuransi Takaful.38

38 Suroso Imam Zadjuli, Kelembagaan Ekonomi Islam dalam Perseptif Islam; Kajian Kritis

Terhadap Kelembagaan Konvensional, makalah dalam “Seminar dan Lokakarya Kurikulum dan Silabus Ekonomi Islam” untuk Program Pascasarjana Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

(58)

Keempat, landasan yuridis. Lembaga Asuransi Takaful di Indonesia berdiri dalam bentuk holding company yang seraca yuridis telah memperoleh status badan hukum dan persetujuan dari Departemen Kehakiman Republik Indonesia nomor C2-18.286.MT.01./01.Th. 94 tertanggal14 Desember 1994. izin operasional 4 tertanggal 1 Juni 1995 dengan Akta Notaris Yudo Paripurno, SH tanggal 5 Mei 1994.

Selain itu, dasar hukum Asuransi Syari’ah di Indonesia juga berlandaskan

peraturan-pertairan berikut:

a. Pasal 1774 KUHD yang berbunyi: “suatu persetujaun untung-untungan

(kansovereenkomst) adalah suatu perbuatan yang hasilnya mengenai untung ruginya, baik bagi semua pihak maupun bagi sementara pihak,

bergantung kepada suatu kejadian yang belum tentu”.

b. Persetujuan Asuransi diatur dalam:

a) Buku I, Bab IX : Asuransi secara umum

b) Buku II, Bab X : Asuransi kebakaran, Asuransi Pertanian dan Asuransi Jiwa

c) Buku II, Bab IX : Asuransi laut , Asuransi Bahaya Perbudakan

d) Buku II, Bab X : Asuransi Pengangkutan Darat, Sungai dan Perairan Daratan,

c. Di luar KUHD, peraturan tentang asuransi diatur pula dalam ketentuan-ketentuan berikut:

(59)

b) UU No.10/ 1963 tentang tabungan dan Asuransi Pegawai Negeri (Taspen)

c) UU No. 34/ 1963 tentang Pendirian PN. Asuransi Benda Sraya.

d) PP No.1/1971 tentang Penyertaan Modal Negara RI untuk Pendirian Perusahan Perseroan dalam bidang perasuransian kredit.

e) UU No. 2/1992 tentang Usaha Perasuransian. C. Tujuan Dan Misi PT. Asuransi Takaful Keluarga.

Adapun yang menjadi tujuan dari pendirian asuransi Syari’ah, khususnya di Indonesia adalah:

Dalam tujuan pertama, menjaga konsistensi pelaksanaan Syari’ah di

bidang keuangan, mengandung pengertian bahwa pendirian asuransi Syari’ah

itu merupakan wujud implementasai dari nilai-nilai Syari’ah yang terkandung di dalam al-Quran dan al-Sunnah. Sebagaimana diketahui bahwa dalam asuransi konvensional disinyalir mengandung unsur gharar, maysir, dan riba. Kehadiran asuransi Syari’ah bisa dijadikan sebagai satu bentuk lembaga

keuangan Syari`ah yang terlepas dari ketiga unsur yang diharamkan Syara` tersebut, yang kemudian dikedepankan akad atau transaksi yang dibenarkan oleh Syara`.

(60)

maju hubungan antar individu di bangun di atas pertimbangan rasioanal atau bahkan alasan pertukaran keuntungan yang akan diterima dari pihak lain. Atas dasar pertimbangan itu, maka kehadiran asuransi syariah dimaksudkan untuk mempererat hubungan antar individu dalam menyikapi musibah atau bencana yang menimpanya dengan hubungan yang formal, tetapi merealisir kemaslahatan bersama.

Tujuan ketiga adalah turut serta dalam meningkatkan kesadaran berasuransi masyarakat, khususnya umat Islam. Berdasarkan data statistik perasuransian menunjukan bahwa kesadaran masyarakat Indonesia, termasuk umat Islam, untuk berasuransi itu relatif rendah. Sebagaimana dikemukakan dan dideskripsikan Karnaen A. Perwataatmadja, hingga tahun 1991 masyarakat Indonesia yang memiliki polis Asuarnsi jiwa itu hanya 9,2 juta orang atau sekitar 4,92 % dari sejumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan39. Kehadiran asuransi Syari’ah diharapkan dapat merekrut umat Islam yang ragu akan keabsahan asuransi konvesional dan juga dapat merekrut masyarakat yang lainnya. Sehingga pada gilirannya, keterlibatan masyarakat terhadap dunia asuransi semakin hari semakin meningkat.

Sedangkan tujuan yang keempat untuk menumbuhkan kemampuan umat islam di bidang pengelolaan industri asuransi. Hal ini berarti bahwa industri asuransi yang selama ini ada bukan milik umat Islam atau

(61)

orang tertentu sebagai representasi dari sebagian umat Islam. Dunia asuransi dewasa ini, untuk tingkat dunia lebih banyak dikuasi oleh negara-negara Barat dan untuk di Indonesi lebih banyak dikuasi masyarkat yang cendrung nasionalis-skuler. Oleh karena itu, kehadiran asuransi Syari’ah ini diharapkan bisa menjadi satu peluang bagi umat Islam Indonesia dalam melibatkan dirinya secara langsung untuk mengelola dan mengembangkan industri asuransi yang terlepas dari unsur-unsur yang tidak dibenarkan oleh Syara`.

Secara khusus tujuan bagi para peserta asuransi yaitu: Hamzah Ya`qub menyebutkan dua tujuan utama dari asuransi yaitu:

1. Untuk menjaga agar suatu usaha tidak mengalami atau menderita kerugian.

2. Untuk memberi ganti rugi kepada pihak yang bersangkutan, yakni nasabah yang mengalami kerugian.40

Misi Asuransi Takaful adalah meningkatkan kerjasama dan partisipasi umat dalam rangka menumbuhkan lembaga keuangan Syari’ah beserta lembaga pendukungnya yang kuat dan Istiqomah. Fokus utamanya memberikan layanan dan bantuan menyangkut asuransi jiwa dan keluarga, dengan harapan bisa tercapainya masyarakat Indonesia yang sejahtera dengan perlindungan asuransi yang sesuai Muamalat Syariah Islam.

D. Ciri – Ciri PT, Asuransi Takaful Keluarga

Lembaga asuransi syari`ah memiliki cirri-ciri yang paling mendasar.41

40

(62)

1. Ada lembaga Dewan Pengawas Syari`ah (DPS) dalam struktur organisasi asuransi syari`ah. Lembaga ini bertugas mengawasi dan mengontrol manajemen, produk dan kebijakan investasi agar tetap sejalan dengan

syari’at Islam.

2. Prinsip akad asuransi syari`ah adalah tolong-menolong (takafulli) yaitu nasabah yang satu menolong nasabah lain yang tengah mengalami kesulitan. Sedangkan pola akad asuransi konvesional bersifat jual beli antara nasabah dengan perusahaan (tadabulli).

3. Dana yang terkumpul dari nasabah perusahaan asuransi syari`ah (premi)

diiventasikan berdasarkan prinsip bagi hasil (mudharabah). Sedangkan di asuransi konvesional, investasi dilakukan dalam melalui sistem bunga. 4. Premi yang terkumpul diperlakukan tetap sebagai dana milik nasabah.

Perusahaan hanya sebagai pemegang amanah untuk mengelolanya. Sedangkan di asuransi konvesional, premi menjadi milik perusahaan dan perusahaanlah yang memiliki otoritas penuh untuk menetapkan kebijakan pengelolaan dana tersebut.

5. Untuk kepentingan pembayaran klaim nasabah dana diambil dari rekening dana sosial (tabarru’). Seluruh peserta yang sudah diikhlaskan untuk keperluan tolong-menolong yang jika ada peserta yang terkena musibah. Sedangkan dalam asuransi konvesional dana pembayaran kliam diambil dari rekening perusahaan.

41

(63)

6. Keuntungan investasi dibagi dua antara nasabah selaku pengeloala dana dengan menggunakan prinsip bagi hasil. Sedangkan diasuransi konvesional keuntungan sepunuhnya menjadi milik perusahaaan. Apabila tidak ada klaim, maka nasabah tidak memperoleh apa-apa.

E. Produk Takaful Keluarga 1. Layanan Individual

A. TAKAFULINK

Sarana berinvestasi sekaligus berasuransi sesuai syariah yang disediakan PT asuransi Takaful Keluarga. Program ini menawarkan hasil investasi yang optimal dengan pilihan sesuai preferensi yang ada.

Pilihan Investasi

a) Takaful Dana Istiqomah

a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang stabil dan risiko yang aman.

b. Pada pilihan ini seluruh dana akan ditempatkan pada instrument investasi berpendapatan tetap.

b) Takaful Dana Mizan

a. Menawarkan cara berinvestasi dengan hasil yang optimal dan risiko yang moderat.

Gambar

GAMBARAN UMUM
Gambar3.1 : Struktur Organisasi Perusahaan PT. ATK

Referensi

Dokumen terkait

Penelitian ini berfokus pada pembangunan sistem informasi geografis (GIS) pendataan bangunan Negara di Kabupaten Badung dengan mengacu pada beberapa peraturan yang

penyimpanan bahan makanan pada RSUD Ungaran sudah sesuai dengan aturan

Pengukuran kecepatan mesin diukur dari roll dinamometer yang diukur menggunakan sebuah proximity, sedangkan torsi diukur melalui load cell sebagai pengukur berat

1).Responsibilitas (tanggung jawab) adalah eksekusi terhadap tugas yang berhubungan dengan peran tertentu dari perawat. perawat yang selalu bertanggung jawab dalam

Safeguard shall be the step taken by the Government to restore serious losses and/or preve nt foreseeable serious losses faced by the domestic industry as a result of a surge in

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul: Analisis Model Matematika Perpindahan Panas Pada Fluida di Heat Exchanger Tipe Shell And Tube Yang Digunakan di PT..

Djoko Pekik Irianto, M.Kes.. Fajar

Pero no solo de comida se trata, algunas partes de los animales eran aprovechadas para otros usos como por ejemplo, el cuero para confeccionar ropa, abrigo o algún tipo de bolsa