• Tidak ada hasil yang ditemukan

Arti Pemogokan Nasional Kaum Buruh bagi Gerakan

Reforma Agraria

PELAJARAN penting kembali praktekkan oleh 1 juta buruh yang mogok di 20 provinsi dan 50 kabupaten dan 150 ka- wasan Industri se Indonesia pada tanggal 31 Oktober hing- ga 1 November 2013. Harus diakui dengan sangat jujur

terhadap sikap juang kaum buruh yang membuktikan janjinya dengan gagah dan dengan menuntut kenaikan upah (menolak upah murah), penghapusan sistem kerja outsourcing, kontrak sembari menegaskan posisi poli- tiknya terhadap rezim SBY-Boed, meskipun di beberapa kawasan industri, perjuangan mogok nasioanal kaum bu- ruh juga dihadapi dengan kekerasan preman dan aparat kepolisian dan TNI.

Sebagaimana yang terjadi di kawasan Industri Cikarang Kabupaten Bekasi, saat preman suruhan pengusaha mela- kukan tindakan kekerasan terhadap buruh yang berjuang, tercatat sedikitnya 28 orang buruh mengalami luka-luka serius di sekujur tubuhnya. Ironisnya aksi brutal tersebut dibiarkan saja oleh pihak Polisi dan TNI yang menjaga aksi mogok buruh disana.

Perjuangan kaum buruh di Indonesia dalam perjuang- an kenaikan upah, penghapusan sistem kerja outsorcing, dan kontrak sebenarnya sudah bertahun-tahun dilakukan oleh gerakan buruh di Indonesia meski dengan daya ju- ang dan skala yang berbeda dengan kondisi perjuangan hari ini. Inilah yang patut dijadikan pelajaran penting yakni persatuan dan ikatan senasib dan setindasan kelas dengan kaum buruh di seluruh Indonesia. Istimewanya peristiwa kebangkitan massa buruh di Indonesia kali ini juga bertepatan dengan sekaratnya jantung kapitalisme internasional dalam 5 tahun terakhir.

Artinya dengan gelombang pemogokan nasional kaum buruh di Indonesia, beriiringan dengan ribuan perlawan- an rakyat di berbagai belahan dunia sehingga tindakan buruh yang berlawan memiliki dua pukulan hebat yang pertama penghancuran terhadap penyelamatan sistem kapitalisme dan kedua memiliki ganguan terhadap kon- solidasi investasi di tingkat nasional.

Dalam posisi itulah Konsorsium Pembaruan Agraria (KPA) lewat Kepala Departemen Penguatan Organisasi Rakyat, Kent Yusriansyah. Memandang penting bahwa kaum tani patutlah mendukung gerakan mogok kaum buruh dan perjuanganya saat ini saat ini dan dimasa yang akan datang sebagai bagaian yang tak terpisah dalam konteks gerakan rakyat senasib sependeritaan akibat eksploitasi sistem kapitalisme, ungkapnya.

Lebih terang pada 1 tahun yang lalu, sikap lembaga kapitalis internasional yang kerap menjerat dengan hutang dan mendesakkan program program pro pasar bebas dan penghancuran sekaligus memiskinkan Jutaan tenaga pro- duktif di Indonesia, seperti ADB (Asia Development Bank/ Bank Pembangunan Asia) yang memberikan peringatan de- ngan tegas kepada rezim SBY agar tidak menghapus sistem outsourcing di Indonesia, karena sistem outsourcing sangat berguna demi penghematan perusahaan (Detik Finance, 3 Oktober 2012).Adanya peringatan ADB kepada rezim SBY beserta seluruh porpol yang ada di DPR-RI (Parlemen Na- sional) agar tidak menghapus sistem kerja outsourcing di Indonesia yang sepenuhnya rezimnya masih pro modal.

Disamping itu liberalisasi yang berkembang di Indone- sia sekarang dan dimasa yang akan datang tentu sangat haus tanah rakyat, sehingga yang terjadi adalah sudah barang tentu perampasan tanah rakyat demi kepenting- an Investasi. Inilah yang KPA sorot bahwa investasi dari pemodal adalah salah satu penyebab hancurnya tenaga produktif nasional dan hilangnya kedaulatan rakyat di negerinya sendiri. Tegas, Kent.

Konteks itu sesungguhnya telah menegaskan kepada seluruh kaum buruh dan seluruh massa rakyat, bahwa kekuasaan Rezim SBY – Boediono dan seluruh politisi pro modal di parlemen nasional itu berdiri tegak selama 2 pe- riode dengan menghisap hasil kerja kaum buruh, menik-

mati upeti politik dari perusahaan-perusahaan outsour- cing tanpa memperdulikan akibatnya, bahkan melegalkan perampasan tanah rakyat untuk kepentingan modal dan pembangunan tapi situasinya membuat alienasi buruh tani dari pusaran ekonomi politik.

Maka dalam hal kebijakan penentuan upah, pe- nentuan upah seharusnya tidak lagi berdasarkan upah minimum propinsi (UMP) ataupun Upah minimum kota/ kabupaten (UMK), tetapi harus berdasarkan pada Upah Layak Nasional (ULN) seperti yang selama ini sudah disua- rakan oleh gerakan serikat buruh secara nasional, karena system pengupahan saat ini hanya akan menciptakan kota/kabupaten sasaran penghisapan terhebat, karena tiap kota/kabupaten akan berlomba menetapkan UMK terendah dengan dalih sebagai daya tarik investasi.

Politik liberal yang terjadi selama ini memang lebih banyak menghasilkan pemerintahan daerah dan pemerin- tahan nasional yang lebih tunduk pada kepentingan kaum modal dibandingkan kepada kepentingan nasional apalagi kepentingan rakyat Indonesia. Tanpa merubah system pengupahan menjadi sistem Upah Layak Nasional se- sungguhnya rezim SBY-Boediono sedang memperpanjang penghisapan hebat kaum modal pada kerja kaum buruh Indonesia. Krisis yang terjadi disebabkan oleh rezim yang menganut sistem politik ekonomi kapitalis dan cengkram- an imperialis. Seharusnya bukan buruh dan rakyat Indone- sia yang menanggung kesalahan sistem ini. Untuk itulah kami menyerukan kepada seluruh rakyat untuk menyo- kong gerakan kelas buruh yang saat ini sedang bangkit.

KPA meletakkan dasar pokok dukungan kaum tani terhadap kaum buruh yang melakukan perjuangan dalam bentuk mogok nasional saat ini, kami letakkan garis hu- bung yang tidak bisa dipisahkan yakni hubungan reforma agraria dan Industrialiasi nasional yang digerakkan ber- sama dua kekuatan sosial rakyat terbesar (buruh-tani) di repubik ini, sebagai satu syarat mutlak membangun kedaulatan rakyat tanpa dikendalikan oleh politik pro- investasi dan modal. Tegas, Kent. n

Pemogokan Buruh yang tergabung dalam Federasi Serikat Buruh Indonesia di Jakarta pada 28-31 Oktober 2013. Sumber: KPA

A. Yayan Hardiana, Jawa Barat

Yayan Hardiana la- hir di Tasikmalaya, 5 September 1982. Ia pernah menjabat sebagai Sekjen AP- TAS (Aliansi Pelajar Tasikmalaya) di tahun 2000 hingga 2001. Tahun 2003- 2005 karir dalam dunia gerakan te- rus menggeliat, ia dipercaya sebagai Dewan Pembim- bing Komunitas Seni dan Teater Tasikmalaya. Yayan juga tercatat aktif dalam dunia ge- rakan pemuda dan mahasiswa sebagai koordinator Forum Pemuda Mahasiswa untuk Rakyat (FPMR) di tahun 2005- 2006. Keuletan Yayan di ranah pengorganisiran kembali teruji di Unit Pengorganisasian SPP pada 2009-2013. Karir dalam dunia gerakan tani kembali Ia nyatakan ketika ia dipercaya menjadi Koordinator Wilayah Konsorsium Pem- baruan Agraria Jawa Barat.

Yayan bertekad kuat untuk selalu memasifkan langkah gerakan tani dengan memperbesar pengorganisiran dan terus melakukan rekonsolidasi di wilayah kerjanya. Yayan memaparkan, bahwa tantangan menyoal ketergantungan petani akan organisasi pendukung serta hilangnya arah perjuangan petani adalah tantangan utama yang harus dihadapi.

B. Daud Kristianto, Jawa Tengah

Sosok Koordinator KPA wilayah Jawa Tengah berikut ini bernama lengkap Daud Kristianto. Menurut Daud begitu sapaan akrabnya, pengalaman berorganisasinya sudah dimulai sejak dibangku kuliah dengan aktif diberbagai or- ganisasi intern kampus. Selepas menamatkan studinya di jurusan Sosiologi Fiskom UKSW Salatiga kegiatan berorga- nisasinya terus berlanjut hingga sekarang aktif di Yayasan

Truka Salatiga sebagai Staff C o m u n i t y Development (CD) yang se- cara langsung m e l a k u k a n pendamping- an masyara- kat diwilayah Desa Ran- durejo Kab G r o b o g a n . Bersama kelu- arga kecilnya di Dusun Ba- naran 01/02 Desa Tajuk K e c a m a t a n

Getasan Kab. Semarang, sosok yang saat ini juga disi- bukkan dengan kegiatan sebagai dosen luar FISIP UKSW memandang bahwa persoalan agraria di wilayah Jawa Tengah masih banyak dan belum secara serius menjadi perhatian semua pihak khususnya pemerintah. Oleh ka- rena itu, pembenahan terhadap penguasaan akses dan aset agraria untuk kaum tani di wilayah Jateng harus be- nar-benar dapat dilaksanakan sebagai sebuah modal awal untuk meningkatkan taraf kesejahteraan rakyat diwilayah tersebut. Kini, dengan posisinya sebagai Korwil KPA Jateng

Dokumen terkait