• Tidak ada hasil yang ditemukan

Bab II Tinjauan Pustaka

C. Arti Penting Aktivitas Menulis Dalam Proses Belajar

Menurut Tarigan (Tarigan dalam Hasani, 2005:1) menulis adalah menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehingga orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Sementara itu Syamsudin (Syamsudin dalam Hasani, 2005:1) mengatakan menulis adalah aktivitas seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat di pahami oleh para pembaca. Di lain pihak Hasani (2005:2) mengatakan menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

2. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang di pergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Dalam kegiatan menulis ini sang penulis

haruslah trampil; memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa kata. Keterampilan menulis ini kita tidak datang secara otomatis melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

Dalam masyarakat modern ini jelas bahwa keterampilan menulis sangat di butuhkan. Kiranya tidak berlebihan bila di katakan bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Ada seorang penulis yang mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan dan mempengaruhi dan maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat dicapai dengan dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan itu tergantung pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat. 3. Hubungan Antara Menulis dan Membaca

Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat. Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri pada saat lain. Demikianlah hubungan antara menulis dan membaca pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.

Mengenai tulisan yang baik, Morris (Moris dalam Tarigan) beserta rekan-rekannya mengemukakan pendapat sebagai berikut:

“tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang efektif. Suatu komunikasi tulis adalah efektif atau tepat guna”.

a. Kalau sang penulis tahu apa yang harus dikatakan, yaitu kalau dia mengetahui benar-benar pokok pembicaraannya;

b. Kalau sang penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur

terhadap gagasan-gagasanya;

c. Kalau sang penulis mengetahui bagaimana caranya

mengekspresikan dirinya dengan baik, yaitu kalau dia menguasai suatu gaya yang serasi.

Atau secara singkat, para ahli merumuskan ciri-ciri tulisan yang baik seperti berikut ini:

a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda

b. Jelas: jangan membingungkan para pembaca

c. Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca

d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang

beranekaragam; berkarya dengan penuh kegembiraan. 4. Hubungan Antara Menulis Dan Berbicara

Antara menulis dan berbicara mempunyai hubungan yang sangat erat. Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan ekspresif. Perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan pengelihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara di perlukan pendengaran dan pengucapan. Dengan kata lain menulis merupakan komunikasi tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara merupakan komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka baik menulis maupun berbicara harus memperhatikan komponen-komponen

yang sama yaitu: sruktur kata atau bahasa, kosa kata, kecepatan atau kelancaran umum; bedanya ialah bahwa kalau menulis berkaitan dengan ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

5. Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

Secara luas komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia dan binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain. Manusia berkomunikasi melalui gerak gerik refleks yang sederhana dan bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Proses komunikasi berlangsung melalui tiga media yaitu: visual, Oral atau lisan dan Written atau tulis. Maju atau tidaknya komunikasi tulis dapat di lihat dan diukur dari kualitas dan kuantitas hasil percetakan yang terdapat di suatu negara, yang antara lain meliputi penerbitan-penerbitan :

a. Surat kabar-surat kabar

b. Majalah-majalah

c. Buku-buku

6. Batasan, Fungsi, Tujuan Menulis

Maksud dan tujuan penulis adalah response atau jawaban yang diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan batasan ini maka dapatlah dikatakan bahwa:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut

wacana persuasive

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan

atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

atau berapi-api disebut wacana ekspresif

7. Arti Penting Menulis

Dengan menulis seseorang bisa mengaktualisasikan kekayaan intelektualitas yang diperoleh dari membaca ke dalam relitas pada berbagai tingkat masyarakat dan peradaban, sehingga akan menghasilkan infrastruktur yang integral bagi penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Dengan demikian maka menulis menjadi kebutuhan bagi masyarakat ilmu pengetahuan , bahkan menulis merupakan sebuah keterampilan yang dapat digunakan dengan cara yang sangat menguntungkan baik secara spiritual maupun untuk tujuan komersial.

Menulis merupakan salah satu kebutuhan pokok dari suatu masyarakat ilmu pengetahuan atau masyarakat modern. Artinya suatu masyaraklat modern tidak akan berkembang tanpa ilmu pengetahuan dan tanpa memiliki ilmu pengetahuan. Tidak mungkin suatu masyarakat ilmu pengetahuan tanpa ada bahan bacaan, dan tidak mungkin bahan bacaan akan ada tanpa ada sebuah tulisan. Tanpa menulis, masyarakat ilmu pengetahuan akan hidup dalam kehampaan, bahkan kehampaan terhadap

ilmu pengetahuan merupakan suatu hambatan yang sangat besar di dalam pengembangan diri seseorang di dalam suatu masyarakat ilmu pengetahuan.

Dokumen terkait