• Tidak ada hasil yang ditemukan

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2019

Membagikan "KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE"

Copied!
90
0
0

Teks penuh

(1)

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI)

DI KABUPATEN NABIRE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

MERI LESTARI WAKERKWA

051324020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(2)

i

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU

PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI)

DI KABUPATEN NABIRE

SKRIPSI

Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Oleh:

MERI LESTARI WAKERKWA

051324020

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN EKONOMI

JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS SANATA DHARMA

YOGYAKARTA

(3)
(4)
(5)
(6)
(7)

vi

MOTTO

Kerjakanlah Pekerjaan yang Membawa Kebaikan Bagi Dirimu

dan Orang yang Berarti Dalam Hidupmu

Kegagalan Dalam Hidupku adalah Semangat Untuk Mencapai

Sukses

(8)

vii

PERSEMBAHAN

Dengan segala syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini kupersembahkan

untuk:

Tuhan Yesus dan Bunda Maria

Orang Tuaku Tercinta

Kakak-kakakku

Adek-adekku

(9)

viii

ABSTRAK

KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN

SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE Meri Lestari Wakerkwa

Universitas Sanata Dharma Yogyakarta

2010

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS, serta mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan murid-murid dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS di Kabupaten Nabire.

Penelitian ini dilakukan di SMP N 1 Uwapa, SMP N 2 Wanggar, SMP N 1 Wanggar, kabupaten Nabire pada bulan Oktober-November 2009. Jenis penelitian ini adalah Deskriptif, dengan subjek penelitian adalah murid-murid SMP N kelas VIII. Teknik pengambilan sample adalah purposive sampling, dengan mengambil sample sebanyak 3 sekolah dengan 195 responden dari murid kelas VIII. Teknik pengumpulan data dengan tes, observasi, wawancara dan dokumentasi. Analisis data menggunakan reduksi data, penyajian data, dan kesimpulan.

Hasil penelitian ini menunjukkan:

1. Dari hasil penelitian terdapat 23 (11,8%) kemampuan Membaca yang dilaksanakan para murid sangat baik, 53 (27,2%) murid membaca dengan baik, 34 (17,4%) murid membaca dengan cukup baik, 40 (20,5%) murid membaca dengan buruk serta sebanyak 45 (23,1%) murid membaca dengan sangat buruk.

2. Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa 30 (15,4%) kemampuan Menulis yang dilaksanakan para murid sangat baik, 22 (11,3%) murid menulis dengan baik, 26 (13,3%) murid menulis dengan cukup baik, 31 (15,9%) murid menulis dengan buruk serta sebanyak 86 (44,1%) murid menulis dengan sangat buruk.

3. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca murid- murid SMP N kelas VIII di kabupaten Nabire yaitu:

a. Faktor Intern antara lain: minat membaca, keinginan belajar

b. Faktor Ekstern antara lain: minimnya bahan bacaan, kurangnya perhatian orang tua, rendahnya kedisiplinan guru, kebiasaan membaca dalam keluarga

4. Ada dua faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis murid- murid SMP N kelas VIII di kabupaten Nabire yaitu

a. Faktor Intern: minat membaca, keinginan belajar

(10)

ix

ABSTRACT

THE ABILITY OF THE EIGHT GRADE STUDENTS OF JUNIOR HIGH SCHOOL IN READING AND WRITING THE SOCIAL SCIENCES

READING TEXT ESPECIALLY IN ECONOMICS IN NABIRE Meri Lestari Wakerkwa

Sanata Dharma University Yogyakarta

2010

This study aims to determine the ability of Junior High School students in reading and writing social science reading text, and determine the factors that influence students abilities in reading and writing the social sciences reading text in Nabire.

This research was conducted in Uwapa 1 State Junior High School, 1 Wanggar Junior High School and 2 Wanggar Junior High School, Nabire in October-November 2009. This kind of research is a descriptive. Research and the subjects were the eight grade Junior High School students. Samples were 195 students of the eight grade and drawn by the technique of purposive sampling. The techniques of collecting the data were tests, observation, interviews and documentation. The techniques of analyzing the data were reduction, presentation and conclusion.

The results of this study indicate:

1. There are 23 students (11,8%) whose reading skill are very good, 53 students (27,2%) are good, 34 students (17,4%) are quite good, 40 students (20,5%) are bad and 45 students (23,1%) are very bad.

2. There are 30 students (15,4%) whose writing skill are very good, 22 students (11,3%) are good, 26 students (13,3%) are quite good, 31 students (15,9%) are bad and 86 students (44,1%) are very bad.

3. There are two factors which influence the reading skill of the eight grade of state Junior High School in Nabire regency:

a. Internal factor: reading interest and the desire of learning are low

b. External factor: lack of reading materials, habit and parents a low careness, and the discipline of the teacher are bad.

4. There are two factors which influence the writing skill of the eight grade of state Junior High School in Nabire regency:

a. Internal factor: reading interest and desire of learning are very low b. External factor: the school and parents do not encourage the students to

(11)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan karunia,

sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan baik. Skripsi yang

berjudul “Kemampuan Murid-Murid SMP Kelas VIII Dalam Membaca Dan

Menulis Teks Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi) Di Kabupaten

Nabire" disusun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana

Pendidikan di Universitas Sanata Dharma.

Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari tidak terlepas dari

bantuan berbagai pihak, maka dengan segala kerendahan hati penulis

menyampaikan ucapan terima kasih kepada:

1. Bapak Drs. T. Sarkim., M.E., Ph.D., selaku dekan Fakultas Keguruan dan

Ilmu Pendidikan Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

2. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Jurusan Pendidikan

Ilmu Pengetahuan Sosial Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

3. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si, selaku ketua Program Studi

Pendidikan Ekonomi Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.

4. Bapak Yohanes Harsoyo, S.Pd., M.Si selaku dosen pembimbing I yang

dengan sabar membimbing dan memberikan saran sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

5. Bapak Indra Darmawan S.E., M.Si, selaku dosen pembimbing II yang

memberikan saran dan bantuan dalam penyelesaian penulisan skripsi ini.

(12)

xi

7. Mbak Titin, petugas sekretariat PE, yang telah memberikan pelayanan dan

bantuan selama perkuliahan sampai penyelesaian skripsi.

8. Staf perpustakaan Sanata Dharma Yogyakarta, yang telah memberikan

pelayanan dan bantuan kepada penulis sehingga mendapatkan referensi

yang dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

9. Kepala Sekolah SMP N 1 Uwapa, SMP N 2 Wanggar dan SMP N 1

Wanggar, yang telah memberikan ijin penelitian dan informasi yang

dibutuhkan dalam penyelesaian skripsi.

10.Pemerintah Kabupaten Puncak Papua yang telah memberi bantuan

beasiswa selama penulis Menyelesaikan Pendidikan di Universitas Sanata

Dharma

11.Pemerintah Kabupaten Puncak Jaya yang telah memberi bantuan beasiswa

selama penulis Menyelesaikan Pendidikan di Universitas Sanata Dharma

12.Orang tuaku tercinta, terima kasih atas doa, biaya, dukungan dan bantuan

sehingga dapat menyelesaikan pendidikan.

13.Kakak-kakakku (Agus, Yuni, Elias), adik-adikku (Novi, Devi) dan

keponakanku (Hendry, Lionell) terima kasih atas dukungan dan doa yang

diberikan.

14.Kakakku Jeffry. R dan mbak Nenty terimakasih atas bantuan dan

semangatnya

15.Teman-teman seperjuangaku….Rinda, Josepin, prima, Brigitta, Ketrin,

Kiki, Lia, Dwik, Nian, Andri, Lely, Lesty, Ika, Ige, Anton, Rinto, Jojo,

(13)

xii

kasih atas kebersamaan, dukungan dan bantuannya…kapan kita reuni ke

Papua….hahaa…

16.Saudara-saudariku IPMAPUJA korwil Yogyakarta-Solo, terimakasih atas

bantuan, doa, dan kebersamaan selama saya menempuh pendidikan di kota

studi ini. Ayo cepat selesai dan mari kita bangun kabupaten dan Papua

yang tercinta…..wa..wa..wa..

17. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu

Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini jauh dari sempurna, oleh

karena itu penulis membuka diri untuk menerima kritik dan saran yang dapat

menyempurnakan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat memberikan manfaat bagi

siapapun yang membaca dan membutuhkan.

Penulis

(14)

xiii

DAFTAR ISI

Halaman Judul... i

Lembar Persetujuan... ii

Lembar Pengesahan... iii

Pernyataan Keaslian Karya... iv

Pernyataan Persetujuan Publikasi... v

Motto... vi

Bab II Tinjauan Pustaka A. Aktivitas-Aktivitas Utama Dalam Belajar ... 10

(15)

xiv

C. Arti Penting Aktivitas Menulis Dalam Proses Belajar... 19

D. Penelitian Terdahulu ... 24

E. Rasionalitas Penelitian ... 24

Bab III Metode Penelitian A. Jenis Penelitian... 27

B. Tempat dan Waktu Penelitian ... 27

C. Subyek dan Obyek Penelitian ... 28

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel... 28

E. Variabel Penelitian... 30

F. Teknik Pengumpulan Data... 31

G. Jenis Data ... 33

H. Teknik Analisis Data………. 33

Bab IV Gambaran Umum A. Gambaran Umum Kabupaten Nabire... 36

B. Gambaran Umum SMP N 1 Uwapa... 38

C. Gambaran Umum SMP N 2 Wanggar... 42

D. Gambaran Umum SMP N 1 Wanggar... 45

Bab V Analisis Data Dan Kesimpulan A. Kemampuan Murid-murid SMP Dalam Membaca ... 49

B. Kemampuan Murid-Murid SMP Dalam Menulis ... 51

C. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kemampuan Membaca ... 54

(16)

xv

Bab VI Penutup

A. Kesimpulan ... 59

B. Saran... 60

(17)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel III.1 Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 32

Tabel III. 2 Penilaian Kemampuan Menulis………... 33

Tabel IV.1 Jumlah Penduduk Kabupaten Nabire Tahun 2008... 38

Tabel V.1 Penilaian Acuan Patokan Tipe II... 50

Tabel V.2 Hasil Tes Kemampuan Membaca yang Dilakukan Murid……….. 50

Tabel V.3 Penilaian Kemampuan Menulis... 52

(18)

xvii

DAFTAR GAMBAR

Gambar IV. 1 Peta Kabupaten Nabire... 35

(19)

1 BAB I PENDAHULUAN

A.

Latar Belakang

Saat ini kualitas pendidikan di Indonesia semakin memburuk atau

rendah. Menurut survei Political and Economic Risk Consultant (PERC), kualitas

pendidikan di Indonesia berada pada urutan ke-12 dari 12 negara di Asia. Posisi

Indonesia berada di bawah Vietnam. Data yang dilaporkan The World Economic

Forum Swedia (2000), Indonesia memiliki daya saing yang rendah, yaitu hanya

menduduki urutan ke-37 dari 57 negara yang disurvei di dunia. Selain itu masih

menurut survai dari lembaga yang sama Indonesia hanya berpredikat sebagai

follower bukan sebagai pemimpin teknologi dari 53 negara di dunia. Kualitas

pendidikan Indonesia yang rendah itu juga ditunjukkan data Balitbang (2003)

bahwa dari 146.052 SD di Indonesia ternyata hanya delapan sekolah saja yang

mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Primary Years Program (PYP).

Dari 20.918 SMP di Indonesia ternyata juga hanya delapan sekolah yang

mendapat pengakuan dunia dalam kategori The Middle Years Program (MYP)

dan dari 8.036 SMA ternyata hanya tujuh sekolah saja yang mendapat pengakuan

dunia dalam kategori The Diploma Program (DP).

Rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia ini di pengaruhi oleh

beberapa faktor yaitu kualitas guru, sarana dan prasarana pendidikan. Sarana

pembelajaran turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan di Indonesia,

(20)

pendidikan maka pengetahuan siswa juga terbatas seperti: buku cetak,

perpustakaan, laboraturium, komputer, gedung.

(http://www.sarolangun-jambi.co.cc/2008/11/penyebab-rendahnya-kualitas-pendidikan.html)

Kualitas guru juga menjadi faktor yang sangat penting, bagaimana siswa

dapat pintar bila tingkat pendidikan gurunya tidak sesuai, misalnya guru SMA

hanya lulusan D3 atau lulusan PGSD. Hal seperti itu banyak terjadi di

daerah-daerah terpencil. Persentase guru menurut kelayakan mengajar dalam tahun

2002-2003 di berbagai satuan pendidikan sbb: untuk SD yang layak mengajar hanya

21,07% (negeri) dan 28,94% (swasta), untuk SMP 54,12% (negeri) dan 60,99%

(swasta), untuk SMA 65,29% (negeri) dan 64,73% (swasta), serta untuk SMK

yang layak mengajar 55,49% (negeri) dan 58,26% (swasta). Kelayakan mengajar

itu jelas berhubungan dengan tingkat pendidikan guru itu sendiri. Data Balitbang

Depdiknas (1998) menunjukkan dari sekitar 1,2 juta guru SD/MI hanya 13,8%

yang berpendidikan diploma D2-Kependidikan ke atas. Selain itu, dari sekitar

680.000 guru SLTP/MTs baru 38,8% yang berpendidikan diploma

D3-Kependidikan ke atas. Di tingkat sekolah menengah, dari 337.503 guru, baru

57,8% yang memiliki pendidikan S1 ke atas. Di tingkat pendidikan tinggi, dari

181.544 dosen, baru 18,86% yang berpendidikan S2 ke atas (3,48% berpendidikan

S3)

Berbagai upaya telah dilakukan pemerintah untuk meningkatkan kualitas

pendidikan nasional, antara lain melalui berbagai pelatihan dan peningkatan

(21)

pemerintah sudah mengadakan usaha perbaikan kualitas pendidikan namun

kualitas pendidikan belum juga dapat ditingkatkan.

Kondisi pendidikan di Papua maupun Irian Jaya Barat sekarang ini

membutuhkan perhatian yang sangat serius dari semua pihak terutama pihak

pemerintah. Rendahnya kualitas pendidikan di Papua ini terutama terjadi di

daerah-daerah pedalaman atau pegunungan. Kondisi pendidikan yang

memprihatinkan ini terlihat dari sarana dan prasarana pendidikan yang tersedia.

Salah satu persoalan pandidikan di Papua adalah masalah ketersediaan guru.

Persoalan ini merupakan persoalan yang sudah lama terjadi dan sampai saat ini

belum dapat diselesaikan, mulai dari masalah kesejehteraan (tunjangan hidup),

kompetensi guru, campur tangan politik, kemerdekaan guru, wibawa guru. Namun

yang sangat penting bagi pendidikan di Papua saat ini adalah peningkatan

kesejahteraan, peningkatan kompetensi, dan peningkatan erosi wibawa guru

Pertama, masalah kesejahteraan. Masalah ini sangat berdampak buruk

terhadap pendidikan di Papua. Banyak guru di Papua yang memiliki pekerjaan

sampingan selain menjadi guru. Berdasarkan survei FGII (Federasi Guru

Independen Indonesia) pada pertengahan tahun 2005, idealnya seorang guru

menerima gaji bulanan serbesar Rp 3 juta rupiah. Sekarang, pendapatan rata-rata

guru PNS per bulan sebesar Rp 1,5 juta. Guru bantu Rp 460 ribu, dan guru

honorer di sekolah swasta rata-rata Rp 10 ribu per jam. Dengan pendapatan

seperti itu, terang saja, banyak guru terpaksa melakukan pekerjaan sampingan.

(22)

tukang ojek, pedagang mie rebus, pedagang buku/LKS, pedagang pulsa ponsel,

dan sebagainya (Republika, 13 Juli, 2005).

Kedua, kompetensi guru juga menjadi masalah. Banyak guru di Papua

yang masih mengajar dengan materi, metode, dan teknik yang masih sama dengan

semasa mereka sekolah. Sebagian besar guru yang ada di Papua tidak memiliki

banyak kemampuan dalam membuat metode pembelajaran yang menarik. Selain

itu mayoritas guru yang ada di Papua bukan merupakan guru yang berlatar

belakang pendidik. Hal ini merupakan ancaman terbesar bagi sumber daya

manusia di Papua. Semua orang dapat mengajar tetapi tidak semua orang dapat

mendidik. Pendidikan di Sekolah bukan sekedar transfer pengetahuan, tetapi lebih

kepada transformasi nilai dan kebudayaan sehingga terjadi perubahan perilaku

pada anak didik untuk terus belajar melakukan perubahan dalam dirinya sendiri

maupun dalam hidup bermasyarakat. Materi yang diajarkan merupakan materi

yang sudah lama (referensi guru kurang luas karena di Papua para guru sangat

sulit untuk mendapatkan buku-buku pelajaran terbitan terbaru, jikapun ada pasti

harganya sangat mahal).

Ketiga, peningkatan erosi wibawa guru. Untuk meningkatkan derajat

wibawa guru pemerintah harus berani membuat trobosan antara lain: memberikan

jaminan hidup atau gaji yang besar kepada tenaga pendidik, kemudian pemerintah

harus membantu meningkatkan kompetensi guru dengan mengadakan

pelatihan-pelatihan yang dibutuhkan seorang guru agar dapat bekerja sesuai dengan

kebutuhan lapangan. Dengan melakukan dua hal diatas secara serius maka

(23)

Jumlah guru di Papua maupun Irian Jaya Barat menurut status

kepegawaian tahun 2007 adalah sebagai berikut: Propinsi Papua jumlah guru PNS

sebanyak 11,594 guru, dan Non PNS sebanyak 2,218 guru, sedangkan di Provinsi

Irian Jaya Barat jumlah guru PNS sebanyak 4,470 guru dan non PNS sebanyak

970.

Jumlah buta huruf di Papua dari tahun ke tahun terus bertambah.

Berdasarkan data jumlah buta huruf di Papua umur 44 tahun sebanyak 339.436

orang, usia 45 tahun keatas 224.969 orang, usia 13-15 tahun yang belum pernah

sekolah 13.784 orang (tahun 2003). Jumlah pelajar yang drop out dari sekolah

juga cukup tinggi, Sekolah Dasar (SD) sebanyak 146.000 orang, Sekolah

Menengah pertama (SMP) sebanyak 39.567, Sekolah Menengah Umum (SMU)

sebanyak 21.788 orang dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebanyak 12.537

orang (http://www.infopapua.com/modelus.php?op=modload&name=News&file

=article&sid=308).

Kualitas pendidikan di kabupaten Nabire tidak jauh berbeda dengan kualitas

pendidikan di Papua secara keseluruhan. Kondisi yang paling parah lagi adalah

sebagian besar penduduk Papua yang belum dapat membaca dan menulis

bertempat tinggal di daerah-daerah pedalaman Papua. Hal ini di sebabkan karena

terbatasnya alat transportasi, keadaan iklim, sarana dan prasarana (contoh di

kabupaten Puncak Jaya, daerahnya terletak di antara gunung-gunung dengan

udara yang sangat dingin, belum lagi biaya hidup mahal). Kalaupun sudah ada

yang dapat menulis dan membaca masih ada huruf-huruf yang dikurangi, contoh

(24)

Membaca dan menulis merupakan kemampuan berbahasa yang sangat

penting. Disamping kemampuan lain yaitu mendengarkan dan berbicara. Dari

membaca dituntut kemampuan untuk memahami dengan baik apa yang ditulis

oleh orang lain, sedangkan dengan menulis dituntut kemampuan untuk dapat

melahirkan dan menyatakan kepada orang lain apa yang dirasakan, dikehendaki,

dan dipikirkan dengan bahasa tulisan. Sampai saat ini kemampuan membaca dan

menulis murid SMP di Indonesia pada umumnya dan Papua pada khususnya

belum pernah diteliti secara menyeluruh sehingga data dan informasi yang

diperlukan tentang kemampuan membaca dan menulis murid-murid SMP tidak

dimiliki oleh lembaga yang bersangkutan dengan masalah ini. Jikalau ada yang

sudah mengadakan penelitian tentang kemampuan membaca dan menulis, apabila

diteliti secara baik kebanyakan hanya dilakukan dalam mata pelajaran bahasa

Indonesia.

Pelajaran IPS ekonomi di SMP diberikan dengan tujuan untuk membekali

murid agar memahami dasar-dasar perekonomian mengenai peristiwa-peristiwa

ekonomi dan masalah ekonomi sehari-hari, terutama yang mempunyai dampak

atas kehidupan sehari-hari masyarakat serta menitik beratkan pada usaha

membina pengetahuan, keterampilan, dan sikap ekonomi para siswa.

Survey Sosial Ekonomi Nasional menunjukan dari 105.244 penduduk

Nabire yang berusia 10 tahun keatas, lebih dari 30% belum pernah mengenyam

bangku sekolah. Hingga tahun 2006, angka partispasi murni SD, SMP, dan SMA

masing-masing 75,09%, 45,78% dan 35,73%. Sepertiga penduduk (36,76%)

(25)

Berdasarkan pengamatan yang telah dilakukan, maka peneliti ingin

mengadakan penelitian terhadap kemampuan membaca dan menulis dalam mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial khususnya ekonomi dengan judul

“KEMAMPUAN MURID-MURID SMP KELAS VIII DALAM

MEMBACA DAN MENULIS TEKS MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL (EKONOMI) DI KABUPATEN NABIRE”.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian pada latar belakang tersebut maka dapat diidentifikasi

permasalahan sebagai berikut:

1. Bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca teks

mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire ?

2. Bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP N dalam menulis teks mata

pelajaran IPS di kabupaten Nabire ?

3. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan murid-murid SMP

N kelas VIII dalam membaca teks mata pelajaran IPS di kabupaten

Nabire?

4. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan murid-murid SMP

(26)

C. Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian adalah:

1. Untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam membaca

teks mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire.

2. Untuk mengetahui kemampuan murid-murid SMP N dalam menulis teks

mata pelajaran IPS di kabupaten Nabire.

3. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan

murid-murid SMP N dalam membaca teks mata pelajaran IPS di

kabupaten Nabire.

4. Untuk mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi kemampuan

murid-murid SMP N dalam menulis teks mata pelajaran IPS di kabupaten

Nabire.

D. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat:

1. Bagi Sekolah

Penelitian ini dapat memberi informasi dan memberikan gambaran tentang

kemampuan murid-murid dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran

ilmu pengetahuan sosial (ekonomi) sehingga dapat menentukan langkah yang

harus diambil.

2. Penulis

Dengan penelitian ini diharapkan penulis mendapatkan tambahan pengetahuan

dengan membandingkan pengetahuan yang diperoleh di bangku kuliah dengan

(27)

3. Universitas

Hasil penelitian ini diharapkan dapat menjadi bahan referensi dan menjadi

bahan pembanding bagi mahasiswa yang akan melakukan penelitian sejenis

4. Bagi Pemerintah Pusat dan Daerah

Agar pemerintah mengetahui bagaimanakah kemampuan murid-murid SMP

dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran IPS (ekonomi) di kabupaten

(28)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Aktivitas-Aktivitas Utama Dalam Belajar

Dalam usaha meningkatkan belajar siswa, maka unsur-unsur yang

sangat menunjang terjadinya proses belajar mengajar yang dapat

membangkitkan aktivitas belajar siswa diantaranya:

1. Aktivitas Visual (visual activities)

Aktivitas visual dalam proses pembelajaran merupakan aktivitas

belajar yang dilakukan siswa berkaitan dengan indera pengelihatan.

Aktivitas visual dalam belajar meliputi membaca, memperhatikan

gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.

2. Aktivitas Lisan (oral activities)

Aktivitas lisan dalam proses belajar diartikan sebagai kegiatan yang

dilakukan secara wujud penafsiran dalam interaksi belajar melalui

komunikasi lisan. Aktivitas lisan dalam belajar meliputi menyatakan,

merumuskan, bertanya, memberi saran, mengeluarkan pendapat,

mengadakan wawancara, diskusi dan interupsi.

3. Aktivitas Mendengarkan (listening activities)

Metode yang erat kaitannya dengan mendengarkan adalah metode

ceramah. Ketika guru menjelaskan materi pelajaran dituntut aktivitas

(29)

mendengarkan dalam belajar meliputi mendengarkan uraian,

percakapan, diskusi musik dan pidato.

4. Aktivitas Mental (mental activities)

Aktivitas mental dalam pembelajaran merupakan aktivitas belajar

yang dilakukan berkaitan dengan fungsi-fungsi kejiwaan. Aktivitas

mental dalam belajar meliputi menanggapi, mengingat, memecahkan

soal, menganalisa, melihat hubungan dan mengambil keputusan.

5. Aktivitas Menulis (writing activities)

Aktivitas menulis dalam belajar meliputi menulis cerita, karangan,

laporan, angket, menyalin

6. Aktivitas Gerak(motor activities)

Aktivitas gerak dalam belajar meliputi melakukan percobaan,

membuat konstruksi, model mereparasi, bermain, berkebun, beternak.

7. Aktivitas Emosional (emotional activities)

Aktivitas emosional dalam belajar meliputi menaruh minat, merasa

bosan, gembira, bersemangat, bergairah, berani, tenang, gugup.

8. Drawing Activities

Drawing activities dalam belajar meliputi menggambar, membuat

(30)

B. Arti Penting Aktivitas Membaca dalam Proses Belajar 1. Pengertian Membaca

Membaca adalah suatu proses yang dilakukan serta

dipergunakan oleh pembaca untuk memperoleh pesan, yang hendak

disampaikan oleh penulis melalui media kata-kata atau bahasa tulis.

Suatu proses yang menuntut agar kelompok kata yang merupakan suatu

kesatuan akan terlihat dalam suatu pandangan sekilas, dan agar makna

kata-kata secara individual akan dapat diketahui. Kalau hal ini tidak

terpenuhi, maka pesan- pesan yang tersurat dan yang tersirat tidak akan

tertangkap atau dipahami dan proses membaca itu tidak terlaksana

dengan baik (Hodgson 1960:43-44).

Dari segi linguistic, membaca adalah suatu proses penyandian

kembali dan pembacaan sandi (a recording and decoding process),

berlainan dengan berbicara dan menulis yang justru melibatkan

penyandian (encoding). Sebuah aspek pembacaan sandi (decoding)

adalah menghubungkan kata-kata tulis (written word) dengan makna

bahasa lisan (oral language meaning) yang mencakup pengubahan

tulisan atau cetakan menjadi bunyi yang bermakna. (Anderson 1972:

209-210).

Disamping pengertian atau batasan yang telah diutarakan di

atas maka membaca pun dapat diartikan sebagai suatu metode yang kita

pergunakan untuk berkomunikasi dengan diri kita sendiri dan

(31)

terkandung atau tersirat pada lambang-lambang tertulis. Kesimpulan

yang dapat ditarik dari pembicaraan diatas adalah bahwa “membaca

ialah memahami pola-pola bahasa dari gambaran tertulisnya” (Lodo

dalam Tarigan 1976: 132).

2. Tujuan Membaca

Tujuan utama membaca adalah untuk mencari serta

memperoleh informasi, mencakup isi, memahami makna bacaan.

Makna arti erat sekali berhubungan dengan maksud tujuan atau

intensif kita dalam membaca. Berikut ini kita kemukakan beberapa

yang penting:

a. Membaca untuk menemukan atau mengetahui

penemuan-penemuan yang telah dilakukan oleh sang tokoh; apa-apa yang

telah dibuat sang tokoh; apa yang terjadi pada tokoh khusus, atau

untuk memecahkan masalah-masalah yang dibuat oleh sang tokoh.

Membaca seperti ini disebut membaca untuk memperoleh

perincian-perincian atau fakta-fakta (reading for details or facts)

b. Membaca untuk mengetahui mengapa hal itu merupakan topik

yang baik dan menarik, masalah yang terdapat dalam cerita,

apa-apa yang dipelajari atau yang di alami sang tokoh, dan yang

merangkumkan hal-hal yang dilakukan oleh sang tokoh untuk

mencapai tujuannya. Membaca seperti ini disebut membaca untuk

(32)

c. Membaca untuk menemukan atau mengetahui apa yang terjadi

pada bagian tiap cerita, apa yang terjadi mula-mula pertama, kedua

dan ketiga atau seterusnya setiap tahap dibuat untuk memecahkan

suatu masalah, adegan-adegan dan kejadian-kejadian di buat

dramatisasi. Ini disebut membaca untuk mengetahui urutan atau

susunan, organisasi cerita (reading for sequence or organization).

d. Membaca untuk menemukan serta mengetahui mengapa para tokoh

merasakan seperti cara mereka itu, apa yang hendak diperlihatkan

oleh sang pengarang kepada para pembaca, mengapa para tokoh

berubah, kualitas-kualitas yang dimiliki para tokoh yang membuat

mereka berhasil atau gagal. Ini disebut membaca untuk

menyimpulkan, membaca inferensi (reading for inference).

e. Membaca untuk menemukan serta mengetahui apa-apa yang tidak

biasa, tidak wajar mengenai seseorang tokoh, apa yng lucu dalam

cerita, atau apakah cerita itu benar atau tidak benar. Ini disebut

membaca untuk mengelompokkan, membaca untuk

mengklasifiklasikan (reading to classify).

f. Membaca untuk menemukan apakah sang tokoh berhasil atau

hidup dengan ukuran-ukuran tertentu, apakah kita ingin berbuat

seperti yang diperbuat sang tokoh, atau bekerja seperti cara sang

tokoh bekerja dalam cerita itu. Ini di sebut membaca menilai,

(33)

g. Membaca untuk menemukan bagaimana caranya sang tokoh

berubah, bagaimana hidupnya berbeda dari kehidupan yang kita

kenal, bagaimana dua cerita mempunyai persamaan, bagaimana

sang tokoh menyerupai pembaca. Ini disebut membaca untuk

memperbandingkan atau mempertentangkan (reading to compare

or contrast)

3. Membaca Sebagai Suatu Keterampilan

Keterampilan membaca mencakup tiga komponen yaitu:

a. Pengenalan Terhadap Aksara serta Tanda-tanda Baca.

Keterampilan ini merupakan suatu kemampuan untuk mengenal

bentuk-bentuk yang disesuaikan dengan mode yang berupa

gambar-gambar diatas suatu lembaran, lengkungan-lengkungan ,

garis-garis dan titik dalam hubungan–hubungan berpola yang

teratur rapi.

b. Korelasi Aksara Beserta Tanda-tanda Baca dengan Unsur-unsur

Linguistik yang Formal. Keterampilan ini merupakan suatu

kemampuan untuk menghubungkan tanda-tanda hitam diatas

kertas yaitu gambar-gambar berpola tersebut dengan bahasa.

c. Hubungan Lebih Lanjut dari Komponen Pertama dan Kedua

dengan Makna atau Meaning. Keterampilan ketiga yang

mencakup keseluruhan keterampilan membaca pada hakikatnya

merupakan keterampilan intelektual; ini merupakan kemampuan

(34)

kertas melalui unsur-unsur bahasa yang formal yaitu kata-kata

sebagai bunyi dengan makna yang dilambangkan oleh kata-kata

tersebut.

4. Aspek-aspek Membaca

Membaca merupakan suatu keterampilan yang kompleks yang

melibatkan serangkaian keterampilan yang lebih kecil lainnya. Secara

garis besarnya terdapat dua aspek penting dalam membaca, yaitu:

a. Keterampilan yang bersifat mekanis yang dapat dianggap berada

pada urutan yang lebih rendah. Aspek ini mencakup: pengenalan

bentuk huruf, pengenalan unsur-unsur linguistic, pegenalan

hubungan atau korespondensi pola ejaan dan bunyi, kecepatan

membaca.

b. Keterampilan yang bersifat pemahaman yang dapat dianggap

berada pada urutan yang lebih tinggi. Aspek ini mencakup:

memahami pengertian sederhana, memahami signifikansi atau

makna, evaluasi atau penilaian, kecepatan membaca yang

fleksibel yang mudah di sesuaikan dengan keadaan.

5. Mengembangkan Keterampilan Membaca

Dalam mengembangkan serta meningkatkan keterampilan

membaca para pelajar maka sang guru mempunyai tanggung jawab

berat, paling sedikit meliputi enam hal utama yaitu:

a. Memperluas pemahaman para murid sehingga mereka akan

(35)

b. Mengajarkan bunyi-bunyi (bahasa) dan makna-makna kata-kata

baru,

c. Mengajarkan hubungan bunyi bahasa dan lambang atau simbol

d. Membantu para pelajar memahami struktur-struktur,

e. Mengajarkan keterampilan-keterampilan pemahaman kepada

para pelajar,

f. Membantu para pelajar untuk meningkatkan kecepatan dalam

membaca.

6. Manfaat Membaca

Membaca memiliki manfaat antara lain sebagai berikut:

a. Membaca menghilangkan kecemasan dan kegundahan,

b. Ketika sibuk membaca, seseorang terhalang masuk ke dalam

kebodohan,

c. Kebiasaan membaca membuat orang terlalu sibuk untuk bisa

berhubungan dengan orang-orang malas dan tidak mau bekerja,

d. Dengan sering membaca, seseorang bisa mengembangkan

keluwesan dan kefasihan dalam bertutur kata,

e. Membaca membantu mengembangkan pemikiran dan

menjernihkan cara berpikir,

f. Membaca meningkatkan pengetahuan seseorang dan

mengingatkan memori dalam pemahaman,

g. Dengan sering membaca seseorang dapat mengambil manfaat

(36)

bijaksana dan kecerdasan para sarjana,

h. Dengan sering membaca, seseorang dapat mengembangkan

kemampuannya, baik untuk mendapat dan memproses ilmu

pengetahuan maupun untuk mempelajari berbagai disiplin ilmu

dan aplikasinya di dalam hidup,

i. Keyakinan seseorang akan bertambah ketika dia membaca

buku-buku yang bermanfaat,

j. Membaca membantu seseorang untuk menyegarkan pikirannya

dari keruwetan dan menyelamatkan waktunya agar tidak sia-sia.

dengan sering membaca, seseorang bisa menguasai banyak kata

dan mempelajari berbagai model kalimat,

k. Membacadapat meningkatkan kemampuannya untuk menyerap

konsep dan untuk memahami apa yang tertulis diantara baris.

7. Arti Penting Membaca

Membaca merupakan salah satu media yang paling efektif

untuk melihat cakrawala dunia secara obyektif, mandiri, dan kreatif.

Dengan membaca kita akan banyak memperoleh ilmu pengetahuan dan

pengalaman serta cakrawala berpikir. Bahkan dengan membaca kita

akan menjadi seseorang yang kreatif, kritis, dan bijak atau

sekurang-kurangnya kita bisa beralih dari yang tidak tahu menjadi tahu. Dengan

membaca seseorang bisa mengaktualisasikan kekayaan intelektualitas

yang diperoleh dari membaca ke dalam realitas pada berbagai tingkat

(37)

yang integral bagi penyebaran ilmu pengetahuan tersebut. Dengan

demikian maka membaca menjadi kebutuhan bagi masyarakat ilmu

pengetahuan , bahkan membaca merupakan sebuah keterampilan yang

dapat digunakan dengan cara yang sangat menguntungkan baik secara

spiritual maupun untuk tujuan komersial.

C. Arti penting Aktivitas Menulis dalam Proses Belajar 1. Pengertian Menulis

Menurut Tarigan (Tarigan dalam Hasani, 2005:1) menulis adalah

menurunkan atau melukiskan lambang-lambang grafik yang

menggambarkan suatu bahasa yang di pahami oleh seseorang, sehingga

orang lain dapat membaca lambang-lambang grafik tersebut kalau

mereka memahami bahasa dan grafik tersebut. Sementara itu Syamsudin

(Syamsudin dalam Hasani, 2005:1) mengatakan menulis adalah aktivitas

seseorang dalam menuangkan ide-ide, pikiran, dan perasaan secara logis

dan sistematis dalam bentuk tertulis sehingga pesan tersebut dapat di

pahami oleh para pembaca. Di lain pihak Hasani (2005:2) mengatakan

menulis merupakan keterampilan berbahasa yang dipergunakan untuk

berkomunikasi secara tidak langsung.

2. Menulis Sebagai Keterampilan Berbahasa

Menulis merupakan suatu keterampilan berbahasa yang di

pergunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung, tidak secara

tatap muka dengan orang lain. Menulis merupakan suatu kegiatan yang

(38)

haruslah trampil; memanfaatkan grafologi, struktur bahasa dan kosa

kata. Keterampilan menulis ini kita tidak datang secara otomatis

melainkan harus melalui latihan dan praktek yang banyak dan teratur.

Dalam masyarakat modern ini jelas bahwa keterampilan

menulis sangat di butuhkan. Kiranya tidak berlebihan bila di katakan

bahwa keterampilan menulis merupakan suatu ciri dari orang yang

terpelajar atau bangsa yang terpelajar. Ada seorang penulis yang

mengatakan bahwa menulis dipergunakan oleh orang terpelajar untuk

mencatat atau merekam, meyakinkan, melaporkan atau memberitahukan

dan mempengaruhi dan maksud dan tujuan seperti itu hanya dapat

dicapai dengan dengan baik oleh orang-orang yang dapat menyusun

pikirannya dan mengutarakannya dengan jelas, kejelasan itu tergantung

pada pikiran, organisasi, pemakaian kata-kata, dan struktur kalimat.

3. Hubungan Antara Menulis dan Membaca

Antara menulis dan membaca terdapat hubungan yang sangat erat.

Bila kita menuliskan sesuatu, maka pada prinsipnya kita ingin agar

tulisan itu dibaca oleh orang lain; paling sedikit dapat kita baca sendiri

pada saat lain. Demikianlah hubungan antara menulis dan membaca

pada dasarnya adalah hubungan antara penulis dan pembaca.

Mengenai tulisan yang baik, Morris (Moris dalam Tarigan) beserta

rekan-rekannya mengemukakan pendapat sebagai berikut:

“tulisan yang baik merupakan komunikasi pikiran dan perasaan yang

(39)

a. Kalau sang penulis tahu apa yang harus dikatakan, yaitu kalau

dia mengetahui benar-benar pokok pembicaraannya;

b. Kalau sang penulis tahu bagaimana caranya memberi struktur

terhadap gagasan-gagasanya;

c. Kalau sang penulis mengetahui bagaimana caranya

mengekspresikan dirinya dengan baik, yaitu kalau dia menguasai

suatu gaya yang serasi.

Atau secara singkat, para ahli merumuskan ciri-ciri tulisan

yang baik seperti berikut ini:

a. Jujur: jangan coba memalsukan gagasan atau ide anda

b. Jelas: jangan membingungkan para pembaca

c. Singkat: jangan memboroskan waktu para pembaca

d. Usahakan keanekaragaman: panjang kalimat yang

beranekaragam; berkarya dengan penuh kegembiraan.

4. Hubungan Antara Menulis Dan Berbicara

Antara menulis dan berbicara mempunyai hubungan yang sangat

erat. Kedua-duanya memiliki ciri yang sama yaitu produktif dan

ekspresif. Perbedaannya ialah bahwa dalam menulis diperlukan

pengelihatan dan gerak tangan, sedangkan dalam berbicara di perlukan

pendengaran dan pengucapan. Dengan kata lain menulis merupakan

komunikasi tidak langsung, tidak tatap muka, sedangkan berbicara

merupakan komunikasi langsung atau komunikasi tatap muka baik

(40)

yang sama yaitu: sruktur kata atau bahasa, kosa kata, kecepatan atau

kelancaran umum; bedanya ialah bahwa kalau menulis berkaitan dengan

ortografi, maka berbicara berkaitan erat dengan fonologi.

5. Menulis Sebagai Suatu Cara Berkomunikasi

Secara luas komunikasi adalah suatu proses pengiriman dan

penerimaan pesan-pesan yang pasti terjadi sewaktu-waktu bila manusia

dan binatang-binatang ingin berkenalan dan berhubungan satu sama lain.

Manusia berkomunikasi melalui gerak gerik refleks yang sederhana dan

bunyi-bunyi yang tidak berupa bahasa. Proses komunikasi berlangsung

melalui tiga media yaitu: visual, Oral atau lisan dan Written atau tulis.

Maju atau tidaknya komunikasi tulis dapat di lihat dan diukur dari

kualitas dan kuantitas hasil percetakan yang terdapat di suatu negara,

yang antara lain meliputi penerbitan-penerbitan :

a. Surat kabar-surat kabar

b. Majalah-majalah

c. Buku-buku

6. Batasan, Fungsi, Tujuan Menulis

Maksud dan tujuan penulis adalah response atau jawaban yang

diharapkan oleh penulis akan diperolehnya dari pembaca. Berdasarkan

batasan ini maka dapatlah dikatakan bahwa:

a. Tulisan yang bertujuan untuk memberitahukan atau mengajar

(41)

b. Tulisan yang bertujuan untuk meyakinkan atau mendesak disebut

wacana persuasive

c. Tulisan yang bertujuan untuk menghibur atau menyenangkan

atau yang mengandung tujuan estetik disebut tulisan literer

d. Tulisan yang mengekspresikan perasaan dan emosi yang kuat

atau berapi-api disebut wacana ekspresif

7. Arti Penting Menulis

Dengan menulis seseorang bisa mengaktualisasikan kekayaan

intelektualitas yang diperoleh dari membaca ke dalam relitas pada

berbagai tingkat masyarakat dan peradaban, sehingga akan

menghasilkan infrastruktur yang integral bagi penyebaran ilmu

pengetahuan tersebut. Dengan demikian maka menulis menjadi

kebutuhan bagi masyarakat ilmu pengetahuan , bahkan menulis

merupakan sebuah keterampilan yang dapat digunakan dengan cara yang

sangat menguntungkan baik secara spiritual maupun untuk tujuan

komersial.

Menulis merupakan salah satu kebutuhan pokok dari suatu

masyarakat ilmu pengetahuan atau masyarakat modern. Artinya suatu

masyaraklat modern tidak akan berkembang tanpa ilmu pengetahuan dan

tanpa memiliki ilmu pengetahuan. Tidak mungkin suatu masyarakat ilmu

pengetahuan tanpa ada bahan bacaan, dan tidak mungkin bahan bacaan

akan ada tanpa ada sebuah tulisan. Tanpa menulis, masyarakat ilmu

(42)

ilmu pengetahuan merupakan suatu hambatan yang sangat besar di

dalam pengembangan diri seseorang di dalam suatu masyarakat ilmu

pengetahuan.

D. Penelitian Terdahulu

Penelitian sebelumnya yang terkait dengan kemampuan membaca

dan menulis dilakukan oleh Sulaiman B. Adiwidjaja, dkk (1981), yang

berjudul “Kemampuan Berbahasa Indonesia Murid-murid Kelas III SMP

Negeri Jawa Barat: Menulis dan Membaca”. Subyek pada penelitian ini

adalah murid-murid kelas III di Jawa Barat. Sedangkan sampelnya diambil

secara stratifikasi dengan teknik random, sekolah yang di jadikan sampel

adalah sekolah yang terletak di ibu kota kabupaten/ kota madya dan yang

terletak di ibu kota kecamatan.

Penelitian ini menggunakan jenis penelitian deskriptif dan teknik

pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, kuesioner, serta

mengadakan tes kemampuan berbahasa Indonesia khususnya membaca dan

menulis.

E. Rasionalitas Penelitian

Indonesia adalah salah satu negara multikultural di dunia. Hal ini

dapat dilihat dari kondisi sosio kultural maupun geografis. Bangsa Indonesia

terdiri dari beragam suku dan ras, yang memiliki budaya bangsa, agama atau

keyakinan yang berbeda-beda. Saat ini jumlah pulau yang ada di wilayah

Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) sekitar ± 13.000 pulau yang

(43)

mana terdiri dari 300 suku yang mampunyai hampir 200 bahasa yang

berbeda. Penduduk di Indonesia juga menganut agama dan kepercayaan

yang beragam, seperti Islam, Kriten, Katolik, Hindu, Budha, Konghucu serta

berbagai macam aliran kepercayaan (Azra, 2003).

Kondisi Indonesia yang sangat beragam ini, menggambarkan

kekayaan potensi sebuah masyarakat yang pluralis atau heterogen, namun

kondisi yang demikian mengandung dampak negatif antara satu dengan

yang lain karena mereka tidak saling mengenal budaya lain. Berdasarkan

budaya yang beranekaragaman tersebut maka alat yang dapat

mempersatukan semua suku yang ada di Indonesia adalah bahasa Indonesia.

Dengan bahasa Indonesia seseorang dapat belajar dan menghargai

kebudayaan suku yang lain.

Dalam dunia pendidikan kemampuan berbahasa Indonesia juga

merupakan kebutuhan yang sangat mendasar, bagaimana mungkin seorang

siswa dapat berhasil dalam belajar jika ia tidak memiliki kemampuan

berbahasa (membaca dan menulis). Apabila seorang siswa sudah dapat

membaca dan menulis maka ia akan lebih mudah untuk mempelajari mata

pelajaran yang lain seperti: ekonomi, geografi, biologi, fisika, dll.

Sampai saat ini, sudah banyak penelitian-penelitian yang telah

dilakukan untuk mengetahui kemampuan murid-murid dalam berbahasa

(membaca dan menulis). Namun, sebagian besar penelitian-penelitian

tersebut dilakukan dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia. Memang tidak

(44)

fokus dari bidang bahasa. Dalam penelitian kali ini, peneliti ingin

mengadakan penelitian tentang kemampuan murid-murid dalam membaca

dan mennulis tetapi lebih memfokuskan pada bidang ilmu pengetahuan

sosial (ekonomi). Membaca dan menulis dalam mata pelajaran ekonomi

banyak mempunyai arti yang berbeda dengan mata pelajaran bahasa.

Sebagai contoh kata permintaan kalau dalam ekonomi berarti sejumlah

barang dan jasa yang diinginkan untuk dibeli atau dimiliki pada berbagai

harga dan waktu tertentu, sedangkan dalam bidang bahasa diartikan

(45)

27 BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian ini adalah penelitian deskriptif sebab berusaha

untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap objek atau subjek

yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya tanpa

melakukan analisis dan membuat kesimpulan yang berlaku umum.

(Sugiono, 2007:21). Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah

pendekatan kualitatif. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang dimaksud

untuk memahami fenomena tentang apa yang yang dialami oleh subyek

penelitian misalnya perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dll, secara holistik

dan dengan cara deskriptif dalam bentuk kata-kata dan bahasa pada suatu

konteks khusus yang alamiah dan dengan memanfaatkan berbagai metode

ilmiah (Moleong:1992: 6).

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMP N 2 Wanggar , SMP N 1

Wanggar, dan SMP N 1 Uwapa di kabupaten Nabire. Waktu penelitian ini

dilaksanakan pada bulan Oktober sampai November 2009. Alasan objektif

penulis mengadakan penelitian di kabupaten Nabire adalah masih terdapat

masalah membaca dan menulis di tingkat SMP, selain itu di kabupaten

Nabire merupakan salah satu kabupaten yang ada di Papua yang cukup

(46)

juga ditempati oleh masyarakat dari luar Papua misalnya, suku Jawa,

Manado, Toraja, Batak, dan lain-lain. Sedangkan alasan subyektif penulis

mengadakan Penelitian di Kabupaten Nabire karena lokasi penelitian

merupakan daerah asal penulis.

C. Subjek dan Objek 1. Subjek

Subjek menurut Arikunto (2000:116) adalah benda, hal atau orang

tempat variabel penelitian melekat. Mereka berperan sebagai pemberi

informasi yang berhubungan dengan subjek penelitian. Subjek penelitian

ini adalah murid-murid SMP N kelas VIII dikabupaten Nabire

2. Objek

Objek dalam penelitian ini adalah variabel yang akan diteliti yaitu

kemampuan murid SMP dalam membaca dan menulis teks mata

pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ekonomi) di kabupaten Nabire.

D. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel 1. Populasi

Populasi menurut Sugiono (2007:55) adalah wilayah generalisasi

yang terdiri atas obyek atau subyek yang mempunyai kuantitas dan

karakteristik tertentu yang diterapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

ditarik kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah SMP Negeri

(47)

2. Sampel

Sampel menurut Sugiono (2007:56) adalah sebagian dari

jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Menurut

Arikunto (1989:120), dalam pengambilan sampel apabila subyeknya

kurang dari 100, lebih baik diambil semua sehingga penelitian tersebut

merupakan penelitian populasi. Sebaliknya, apabila subyeknya lebih dari

100 maka diambil 10-15%. Sesuai dengan rekomendasi dari Arikunto

sampel yang diambil adalah: seluruh murid kelas VIII di SMP N 1

Wanggar, SMP N 2 Wanggar dan SMP N 1 Uwapa.

a. SMP N 1 Wanggar, jumlah murid kelas VIII sebanyak 58

b. SMP N 2 Wanggar, jumlah murid kelas VIII sebanyak 113

c. SMP N 1 Uwapa, jumlah murid kelas VIII sebanyak 24

Jumlah seluruh murid yang dijadikan sample penelitian adalah 195

murid.

3. Teknik Pengambilan Sampel

Penentuan sampel dari populasi dalam penelitian ini adalah

dengan menggunakan Purposive Sampling. Menurut Hariwijaya, dkk

(2007:67) Purposive Sampling yaitu teknik pengambilan sampel

berdasarkan pada karakteristik tertentu yang dianggap mempunyai

hubungan dengan karakteristik populasi yang sudah diketahui sebelumnya.

Kriteria yang digunakan untuk memilih sekolah dan murid sebagai

(48)

a. Sekolah negeri yang terletak di pinggiran kota, karena peneliti

ingin mengetahui bagaimanakah kemampuan membaca dan

menulis teks mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial murid SMP N

yang ada di pinggiran kota.

b. Responden dari setiap sekolah yaitu murid kelas VIII, sebab

murid-murid tersebut sudah merasakan suasana dan kondisi lingkungan

sosial selama satu tahun

c. Semua kelas VIII

Sampel diambil menggunakan Purposive Sampling. Dengan

demikian, terdapat 3 sekolah yang akan dijadikan subjek penelitian

ini yang meliputi:

1. SMP N 2 Wanggar

2. SMP N 1 Wanggar

3. SMP N 1 Uwapa

E. Variabel Penelitian

Variabel penelitian pada dasarnya adalah suatu hal yang berbentuk apa

saja yang diterapkan oleh peneliti untuk mempelajari sehingga dapat

diperoleh informasi tentang hal-hal tersebut kemudian ditarik kesimpulan

(Sugiyono, 2003:31) variabel dalam penelitian ini adalah:

a. Kemampuan Membaca

b. Kemampuan Menulis

c. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan membaca Teks

(49)

d. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan menulis Teks Mata

Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (Ekonomi)

F. Teknik Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini teknik pengumpulan data yang digunakan

adalah Tes, observasi, wawancara.

1. Kemampuan Membaca

Untuk memperoleh data kemampuan membaca telah

disediakan sejumlah soal yang berhubungan dengan bahan bacaan.

Bahan bacaan dibagikan kepada para murid untuk dibaca dalam hati .

Setelah para murid membaca, selajutnya diminta untuk menjawab

pertanyaan yang telah dipersiapkan. Hal ini ditempuh untuk

memudahkan para murid untuk jawaban dalam waktu yang telah

ditentukan dan untuk memudahkan pemeriksaan mengingat responden

untuk penelitian ini cukup banyak.

Setelah membaca dalam hati para murid diminta untuk

menjawab pertanyaan-pertanyaan yang disediakan sebagian besar

diambil dari bahan bacaan. Pertanyaan berbentuk pilihan ganda yaitu:

memilih jawaban yang tepat. Pada waktu pemeriksaan setiap soal

diberikan bobot yang sama. Yang dihitung adalah jawaban yang benar.

Hasil akhir untuk setiap murid diperoleh dengan cara membagi jumlah

(50)

Rumus :

∑ jawaban benar

= x 100

∑ soal

Kemudian data hasil penelitian dianalisis menggunakan Penilaian

Acuan Patokan (PAP) tipe II (Masidjo, 1995:157) dengan perhitungan

sebagai berikut :

Tabel III.1

Penilaian Acuan Patokan Tipe II Kemampuan Membaca Teks Mata

Pelajaran IPS

Untuk mengetahui kemampuan murid dalam menulis dapat

digunakan berbagai cara. Namun dalam penelitian ini peneliti akan

membacakan teks mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ekonomi),

sedangkan para murid diminta untuk menulis kembali apa yang di baca

oleh peneliti di atas kertas yang telah disediakan.

Pada waktu pemeriksaan untuk mengetahui kemampuan menulis,

peneliti menilai berdasarkan kesalahan per kata dalam teks bacaan.

(51)

Tabel III. 2

Data primer adalah data yang secara langsung diperoleh dari murid SMP

kelas VIII mengenai kemampuan murid-murid dalam membaca dan

menulis teks mata pelajaran ilmu pengetahuan sosial (ekonomi). Data

primer diperoleh melalui Tes.

b. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari SMP Negeri di kabupaten

Nabire berupa keterangan, catatan atau dokumen dalam kaitannya

dengan penelitian ini. Data tersebut meliputi gambaran umum kabupaten

Nabire dan gambaran umum SMP Negeri di kabupaten Nabire.

H. Teknik Analisis Data

Setelah data yang diinginkan terkumpul maka untuk selanjutnya

dilakukan analisis data. Teknik analisis data dalam penelitian ini yaitu

melalui alur kegiatan yang terjadi bersamaan yaitu:

a. Reduksi Data

Reduksi data merupakan suatu bentuk analisis yang

(52)

perlu dan mengorganisasikan data dengan cara sedemikian rupa

sehingga kesimpulan-kesimpulan finalnya dapat ditarik dan

diverifikasi.

b. Penyajian Data

Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun

yang memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan

pengambilan tindakan. Dengan melihat penyajian-penyajian kita

akan dapat memahami apa yang sedang terjadi dan apa yang harus

dilakukan lebih jauh menganalisis ataukah mengambil tindakan

berdasarkan atas pemahaman yang didapat dari penyajian-penyajian

tersebut. Dalam penelitian kali ini penyajian data yang dimaksud

adalah data tentang kemampuan murid-murid SMP N kelas VIII

dalam membaca dan menulis teks mata pelajaran ilmu pengetahuan

sosial (ekonomi) di kabupaten Nabire.

c. Menarik Kesimpulan

Kegiatan analisis ketiga yang paling penting adalah menarik

kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan hanyalah sebagian

dari satu kegiatan konfigurasi yang utuh. Kesimpulan-kesimpulan

(53)

35 BAB IV

GAMBARAN UMUM

Dalam bab IV ini peneliti akan membahas tentang gambaran umum

kabupaten Nabire, gambaran umum SMP N 1 Uwapa, gambaran umum SMP

N 1 Wanggar serta gambaran umum SMP N 2 Wanggar.

A. GAMBARAN UMUM KABUPATEN NABIRE

Dalam gambaran umum kabupaten Nabire ini, peneliti akan membahas

tentang peta kabupaten Nabire, dasar hukum berdirinya kabupaten Nabire,

keadaan geografi, kependudukkan.

1.Peta Kabupaten Nabire

GambarIV.1 Peta Kabupaten Nabire

Dalam peta tersebut di atas menggambarkan bahwa, di Kabupaten

(54)

Distrik Uwapa, Distrik Siriwo, Distrik Napan, Distrik Nabire, Distrik

Sukikai, Distrik Mapia, Distrik Kamu, Distrik Kamu.

Namun terjadi pemekaran beberapa kabupaten di propinsi Papua,

sehingga 4 Distrik yang terdapat di kabupaten Nabire ikut terbagi dalam

kabupaten baru yang dimekarkan, maka tersisa 6 distrik. Pada tahun 2008

terjadi pemekaran 6 distrik baru di kabupaten Nabire antara lain: Distrik

Teluk Umar, Distrik Teluk Kimi, Distrik Nabire barat, Distrik Makimi,

Distrik Yaro, Distrik Wapoga. Dengan demikian jumlah distrik di

kabupaten Nabire berjumlah 12 distrik.

2. Dasar Hukum Berdirinya Kabupaten Nabire

Pemerintah kabupaten Nabire dibentuk perdasarkan Peraturan

Pemerintah Republik Indonesia Nomor 52 tahun 1996 sebagai wujud

pemekaran Kabupaten Dati II Paniai yang dibagi menjadi 3 kabupaten

yaitu:

a. Kabupaten Dati II Nabire dengan ibukota Nabire

b.Kabupaten Administratif Paniai dengan ibukota Enarotali

c. Kabupaten Administratif Puncak Jaya dengan ibukota Mulia

Berdasarkan Peraturan Pemerintah tersebut, maka pada tanggal 28

Desember 1996 atas nama Menteri Dalam Negeri, Gubernur Irian Jaya

meresmikan terbentuknya Kabupaten Daerah Tingkat II Nabire, yang

sekaligus dijadikan sebagai Hari Ulang Tahun Kabupaten Nabire.

(55)

Pemerintah Daerah, dengan konsep Otonomi Daerah yang luas, nyata dan

bertanggung jawab, maka Daerah Tingkat II dihapus, sehingga sebutan

Kabupaten Dati II Nabire berubah menjadi Kabupaten Nabire.

3. Keadaan Geografi

Luas wilayah kabuaten Nabire adalah 15.357,55 km2, dan terletak

diantara 134,35 BT-136,37 BT dan 2,25 LS-4,15 LS, dengan batas-batas

wilyah Kabupaten Nabire sebagai berikut:

a. Sebelah Utara : Kabupaten Yapen dan Kabupaten Waropen

b.Sebelah Timur : Kabupaten Paniai dan Kabupaten Waropen

c. Sebelah Selatan : Kabupaten Kaimana dan Kabupaten Mimika

d.Sebelah Barat : Kabupaten Teluk Wandama dan Kabupaten Kaimana

Suhu udara dipengaruhi oleh ketinggian letak dimana setiap kenaikan

100 m dari permukaan air laut mengalami penurunan rata-rata 0.60 ºC.

Akibat topografi yang bervariasi di dataran tinggi maka suhu udara di

Kabupaten Nabire berkisar antara 20 ºC –32 ºC, dengan suhu maksimun 34

ºC. Wilayah ini beriklim tropis basah dengan curah hujan hampir merata

sepanjang tahun. Kabupaten Nabire terdiri dari 12 Distrik yaitu, Distrik

Wapoga, Distrik Napan, Distrik Makimi, Distrik Teluk Kimi, Distrik

Nabire, Distrik Siriwo, Distrik Nabire Barat, Distrik Wanggar, Distrik Yaro,

(56)

4. Kependudukan

Jumlah penduduk kabupaten Nabire pada tahun 2008 tercatat sejumlah

105.244 jiwa, yang terdiri dari laki- laki berjumlah 57.861 jiwa dan

perempuan berjumlah 47.383 jiwa dengan perincian sebagai berikut:

Table IV.I

Jumlah Penduduk Kabupaten Nabire Tahun 2008 Kode

Distrik

Nama

Distrik Laki-laki Perempuan Jumlah

050 UWAPA 7559 5290 12849

060 YAUR 1248 866 2114

061 TELUK UMAR 455 409 864

070 WANGGAR 3690 3117 6807

071 NABIRE

BARAT 4566 3875 8441

080 NABIRE 28963 24365 53328

081 TELUK KIMI 3436 3015 6451

090 NAPAN 1251 1084 2335

091 MAKIMI 2816 2504 5320

092 WAPOGA 223 218 441

100 SIRIWO 2074 1320 3394

110 YARO 1580 1320 2900

Sumber : BPS (Angka Estimasi)

B. GAMBARAN UMUM SMP NEGERI I UWAPA

1. Sejarah SMP Negeri 1 Uwapa

SMP Negeri 1 Uwapa yang beralamatkan dijalan Nabire- Ilaga

kelurahan Topo distrik Uwapa kabupaten Nabire ini berdiri pada tahun

1986. Sejak sekolah ini berdiri sudah terjadi pergantian kepala sekolah

sebanyak 3 kali yaitu:

Tahun 1986-1998 Bpk Saragih

Tahun 1998-2003 Bpk Theodorus

Tahun 2004-Sekarang Bpk Kristian Mukiri

Sampai saat ini SMP N 1 Uwapa masih beroperasi dan masih memiliki

(57)

ini hanya ada 3 rombongan belajar yaitu: kelas VII terdiri dari 1

rombongan belajar, kelas VIII terdiri dari 1 rombongan belajar dan kelas

IX juga terdiri dari 1 rombongan belajar.

2. Visi, Misi SMP Negeri 1 Uwapa

a. Visi SMP Negeri 1 Uwapa

“Unggul dalam IPTEK, berketerampilan, berbudi pekerti, dan

bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa untuk meningkatkan’

Indikator Visi:

a) Unggul dalam bidang akademik

b) Unggul dalam bidang non akademik

c) Luhur dalam budi pekerti

d) Bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa

b. Misi SMP Negeri 1 Uwapa

SMP Negeri 1 Uwapa memiliki 7 Misi antara lain:

a) Memberi bekal pengetahuan yang bermuara pada perolehan

nilai UN sama nilai Standar Minimum

b) Memberi bekal pengetahuan dasar komputer dan keterampilan

dasar lainnya sebagai dasar lainnya sebagai modal dasar

kecakapan hidup

c) Cakap dan percaya diri sendiri dalam rangka pengembangan

Imtaq, Ilmu Pengetahuan, dan Keterampilan

(58)

e) Melaksanakan pembelajaran dan bimbingan secara efektif

sehingga setiap peserta didik dapat berkembang optimal sesuai

dengan potensi yang dimilikinya

f) Meningkatkan mutu pendidik

g) Meningkatkan sarana dan prasarana

3. Sumber Daya Manusia SMP Negeri 1 Uwapa

SMP Negeri 1 Uwapa memiliki 12 orang guru tetap (GT), 2 orang

guru tidak tetap (GTT), serta memiliki 2 orang pegawai Tata Usaha

(TU).

4. Murid SMP Negeri 1 Uwapa

Tahun ajaran 2009/2010, SMP Negeri 1 Uwapa mempunyai 3

rombongan belajar yaitu: kelas VII terdiri dari 1 rombongan belajar

dengan jumlah murid 28 orang, kelas VIII terdiri dari 1 rombongan

belajar dengan jumlah murid 24 orang, dan kelas IX juga terdiri dari 1

rombongan belajar dengan jumlah murid 30 orang. Jumlah seluruh

murid SMP Negeri 1 Uwapa sebanyak 82 orang.

5. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah

SMP Negeri 1 Uwapa beralamatkan di jalan Nabire- Ilaga,

distrik Uwapa kabupaten Nabire. Letak sekolah dekat jalan raya

namun sangat jauh dari pusat kota, sehingga suasana belajar mengajar

tidak terganggu oleh suara kendaraan karena jarak gedung sekolah ke

jalan raya masih cukup jauh. Gedung sekolah berbentuk huruf U.

(59)

Gedung sekolah SMP N 1 Uwapa dalam keadaan baik. Kondisi

bangunan semi permanent, kokoh dan lantai bertegel warna putih.

Sirkulasi udara sangat baik dan terdapat banyak candela. Terdapat

taman bunga di depan setiap kelas sehingga menambah kesejukan,

keindahan, dan kenyamanan.

Halaman sekolah SMP N1 Uwapa terbagi menjadi 2 bagian.

Bagian depan sekolah adalah halaman yang cukup luas yang ditanami

pohon cemara. Dan halaman yang kedua di bagian tengah, halaman ini

luas yang biasanya di gunakan untuk upacara bendera, dan olah raga.

Pagar sekolah terbuat dari kayu besi yang dicat warna biru dan pink.

Kamar kecil di SMP N 1 Uwapa ini dibedakan atas kamar kecil untuk

guru dan untuk murid yang masing-masing dibedakan bagi pria dan

wanita. Kantin SMP N 1 Uwapa terdiri dari satu unit yang melayani

kebutuhan murid dan guru pada waktu istirahat. SMP Negeri 1 Uwapa

juga memiliki laboratorium IPA, perpustakaan, rumah dinas kepala

sekolah, ruang keterampilan, komputer, genset, motor dinas, dan

(60)

C. GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 2 WANGGAR

1. Sejarah SMP Negeri 2 Wanggar

SMP Negeri 2 Wanggar yang beralamatkan dijalan

Diponegoro kampung Kalisemen Distrik Nabire Barat Kabupaten

Nabire ini berdiri pada tanggal 20 November tahun 1984. Sejak

sekolah ini berdiri sudah terjadi pergantian kepala sekolah sebanyak 4

kali yaitu:

Tahun 1984-1995 Bpk. Agus Lukito, B. A (almarhum)

Tahun 1995-2001 Bpk. Untung Sumarman

Tahun 2001- 2009 Ibu Petronelly Toisuta

Dari bulan Juli 2009 sampai sekarang Ibu SaloceYumame, S. Pd

Selain sudah terjadi pergantian kepala sekolah SMP Negeri 2

Wanggar ini juga sudah pernah mengalami perubahan nama sebanyak

3 kali yaitu:

Tahun 1997 menjadi SLTP Negeri 3 Nabire

Tahun 2004 menjadi SMP Negeri 3 Nabire

Tahun 2006 menjadi SMP Negeri 2 Wanggar

Sampai saat ini SMP ini masih beroperasi dan masih memiliki

murid- murid yang cukup banyak. Rombongan belajar di SMP ini ada

12 rombongan belajar yaitu: kelas VII terdiri dari 4 rombongan belajar,

kelas VIII terdiri dari 4 rombongan belajar dan kelas IX juga terdiri

(61)

2. Visi, Misi SMP Negeri 2 Wanggar

a. Visi SMP Negeri 2 Wanggar

“Unggul dalam Mutu, Maju dalam prestasi, Bertaqwa dan Berbudi

Luhur’

b. Misi SMP Negeri 2 Wanggar

SMP Negeri 2 Wanggar memiliki 4 Misi antara lain:

a) Melaksanakan pembelajaran yang aktif dan memberdayakan

bimbingan konseling secara efektif agar peserta didik dapat

berkembang secara optimal sesuai potensi yang dimiliki

b) Menumbuhkembangkan keunggulan dalam penerapan IPTEK

c) Membina peserta didik dalam kegiatan ekstrakurikuler

d) Menumbuhkan penghayatan terhadap agama yang dianut melalui

kegiatan pengajian, kebaktian atau ibadah.

3. Sumber Daya Manusia SMP Negeri 2 Wanggar

SMP Negeri 2 Wanggar memiliki 22 orang guru tetap (GT), 3 orang

guru tidak tetap (GTT), serta memiliki 3 orang pegawai Tata Usaha

(TU).

4. Murid SMP Negeri 2 Wanggar

Tahun ajaran 2009/2010, SMP Negeri 2 Wanggar mempunyai 12

rombongan belajar yaitu: kelas VII terdiri dari 4 rombongan belajar

dengan jumlah murid 91 orang, kelas VIII terdiri dari 4 rombongan

(62)

4 rombongan belajar dengan jumlah murid 115 orang. Jumlah seluruh

murid SMP Negeri 2 Wanggar sebanyak 319 orang.

5. Kondisi Fisik dan Lingkungan Sekolah

SMP N 2 Wanggar beralamat di jalan Diponegoro kampung

kalisemen distrik Nabire barat Kabupaten Nabire. Letak sekolah sangat

dekat dengan jalan raya, sehingga mudah dijangkau oleh siapa saja.

Gedung sekolah SMP N 2 Wanggar berbentuk persegi.

Ditengah-tengah terdapat lapangan basket dan lapangan upacara. Gedung

bangunan SMP N 2 Wanggar baik. Kondisi bangunannya Semi

permanent, kokoh dan berlantai tegel. Sirkulasi udara sangat baik dan

terdapat banyak jendela sehingga cahaya cukup mendukung proses

belajar mengajar. Terdapat taman di depan semua kelas sehingga

menambah kesejukan, keindahan dan kenyamanan lingkungan.

Pagar selolah terbuat dari tembok berwarna putih biru, kamar

kecil di SMP N 2 dibedakan atas kamar kecil guru dan kamar kecil

murid yang masing- masing dibedakan bagi pria dan wanita. Kamar

kecil guru terawat dengan baik, dengan kondisi selalu bersih dan air

cukup, sedangkan untuk kamar kecil murid keadaannya kurang baik.

Kantin SMP N 2 Wanggar ada satu unit sehingga kurang mampu

melayani kebutuhan murid dan guru pada saat istirahat. Kantin

disekolah ini dikelola oleh para guru dengan kondisi yang kurang baik.

SMP N 2 Wanggar mempunyai sebuah perpustakaan namun

(63)

tidak dibuka setiap hari. Perpustakaan ini dibuka jika ada murid yang

mengambil buku paket untuk belajar setelah itu ditutup kembali.

Sehingga di SMP ini para murid tidak pernah membaca buku di dalam

perpustakaan.

D. GAMBARAN UMUM SMP NEGERI 1 WANGGAR

1. Sejarah SMP Negeri 1 Wanggar

SMP Negeri 1 Wanggar yang beralamatkan di jalan Poros kelurahan

Wanggar Sari distrik Wanggar kabupaten Nabire ini berdiri pada tahun

1984, namun baru beroperasi pada tahun 1985. Sejak sekolah ini berdiri

sudah terjadi pergantian kepala sekolah sebanyak 3 kali yaitu:

Tahun 1985-1998 Koufi Bolo Aras

Tahun 1998-2002 Maria Cicilia Yulianti

Tahun 2002-Sekarang Ramelan Tahanina

Sampai saat ini SMP ini masih beroperasi dan masih memiliki murid-

murid yang cukup banyak. Rombongan belajar di SMP ini ada 6

rombongan belajar yaitu: kelas VII terdiri dari 2 rombongan belajar, kelas

VIII terdiri dari 2 rombongan belajar dan kelas IX juga terdiri dari 2

rombongan belajar.

2. Visi, Misi SMP Negeri 1 Wanggar a. Visi SMP Negeri 1 Wanggar

“Terwujudnya sekolah unggulan yang berlandaskan Imtaq dan Ipteks’

Indikator Visi:

(64)

b). Unggul dalam perolehan Nilai Ujian Akhir Nasional (NUAN)

c). Unggul dalam bidang olah raga dan seni

d). Juara dalam olympiade MIPA/SAINS

e). Cakap dalam menggunakan bahasa Inggris

f). Terampil dalam mengoperasikan komputer

g). Memiliki lingkungan yang sehat, Asri dan kondusif untuk belajar

h). Mampu dalam menyikapi kondisi geografis, ekonomis dan politis

masyarakat lingkungan sekolah

b. Misi SMP Negeri 1 Wanggar

SMP Negeri 1 Wanggar memiliki 3 Misi antara lain:

a) Melaksanakan pembelajaran yang aktif, kreatif, efektif, inovatif

dan menyenangkan (PAKEIM)

b) Melaksanakan pembinaan pengembangan diri melalui kegiatan

ekstrakurikuler

c) Meningkatkan penghayatan dan pengamalan nilai-nilai moral,

agama, seni, dan budaya.

3. Sumber Daya Manusia SMP Negeri 1 Wanggar

Guru yang bekerja di SMP Negeri 1 Wanggar secara keseluruhan

berjumlah 18 orang guru tetap serta 2 orang pegawai Tata Usaha. Dari 18

guru tersebut 12 orang berpendidikan Sarjana atau S1, Sarjana Muda atau

D III berjumlah 3 orang, PGSD 2 orang sedangkan SPG/SGO/SGA/KPG

berjumlah 1 orang. Para guru tersebut mengajar sesuai dengan

Gambar

Tabel III. 2 Penilaian Kemampuan Menulis……………………....................  33
Gambar IV. 1 Peta Kabupaten Nabire............................................................
gambar demonstrasi, percobaan, pekerjaan orang lain.
grafik yang
+4

Referensi

Dokumen terkait

Dalam program Pelita Pendidikan Tanoto Foundation, para guru, kepala sekolah dan pengawas telah dilatih untuk merancang proses pembelajaran yang lebih baik,

Untuk menyampaikan sesuatu pada konsumen dan pihak-pihak terkait, pemasar kini bisa memilih aktivitas komunikasi tertentu, sering disebut elemen, fungsi atau alat

4) Selama perpindahan kalor benda tidak mengalami perubahan bentuk dan volume.. 1) Mendapatkan syarat stabilitas agar metode beda hingga cara eksplisit dapat

Berdasarkan definisi-definisi singkat yang telah dipaparkan diatas, dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud dengan pengaruh penggunaan media interaktif Autoplay

Untuk itu, perlu diadakan penelitian lebih lanjut tentang bagaimana pengaruh konsenterasi KOH dan arus listrik yang terjadi ketika proses elektrolisis dalam

selanjutnya disebut Panitia Nasional (PANSELNAS) adalah Panitia yang dibentuk oleh Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi untuk menyiapkan dan

Pada tahap pertama pencucian, untuk perlakuan 1 serbuk polimer direndam menggunakan 8,5 ml metanol selama 16 jam kemudian larutan dibuang, kemudian rendam lagi

Kendatipun begitu, guru yang diibaratkan lilin membakar dirinya untuk menerangi orang lain mendepani pelbagai onak dan cabaran terutamanya dalam melayani kerenah