• Tidak ada hasil yang ditemukan

arus lalu lintas kereta.

Dalam dokumen fa transmedia edi 7 low (Halaman 32-34)

untuk menghubungkan wilayah atau perkotaan yang mempunyai potensi angkutan penumpang dan barang atau komoditas berskala besar, berkecepatan tinggi, dengan tingkat konsumsi energi yang rendah dan mendukung perkembangan perkotaan terpadu melalui integrasi perkotaan di wilayah pesisir, baik industri maupun pariwisata serta agropolitan baik kehutanan, pertanian maupun perkebunan. Jalur sepanjang kurang lebih 145 kilometer ini merupakan tahap pertama dari pembangunan jalur kereta api Trans Sulawesi dari Kota

Kecamatan Tanete Rilau, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan.

Pengerjaan rel ini, terus dilakukan, sementara pembebasan lahan tahap dua diharapkan juga dapat segera dilakukan. Kalau pembebasan lahan tidak ada masalah, maka proses pemasangan rel bisa kita lakukan dengan cepat karena seluruh material relnya memang sudah ada.

Untuk pembebasan lahan tahap pertama sepanjang 30 km di Kabupaten Barru yang telah berlangsung sejak 2015 lalu, sampai saat ini terdapat 14

TRANSPERKERETAAPIAN

bidang lahan yang kini tengah diproses melalui konsinyasi. Untuk ke 14 bidang tersebut anggarannya telah dititipkan di pengadilan, artinya proses pengerjaan sudah dapat dilakukan pada bidang tersebut.

Di sisi lain, penetapan lahan untuk pembebasan lahan tahap kedua juga telah dikeluarkan oleh Gubernur Sulawesi Selatan Syahrul Yasin Limpo sejak November 2015.Sudah ditetapkan lokasi sepanjang total 51,5 km yang mencakup Kabupaten Barru sepanjang 40 km, dan Kota Parepare 11,5 km. Dengan SK tersebut sudah mencakup dua wilayah secara keseluruhan yaitu Kabupaten Barru dan Kota Parepare. Jadi, tinggal tiga daerah yang belum

pembangunan jalur rel kereta sumatera dijadwalkan selesai pada tahun 2020. Jalur kereta api Trans Sumatera ini nantinya akan menghubungkan Aceh hingga Lampung. Nantinya, beberapa jalur yang digunakan adalah rel yang sudah ada sejak zaman penjajahan Belanda yang beberapa di antaranya saat ini tidak lagi aktif karena berbagai alasan. Jalur yang diaktifkan kembali di antaranya terdapat di Sumatera Utara, yaitu jalur sepanjang 80 km yang menghubungkan Kota Binjai dengan Besitang di Kabupaten Langkat. Jalur kereta api Trans Sumatera sendiri menurut rencana akan memiliki panjang sekitar 2.500 km. Jalur tersebut nantinya akan dibuat menjadi empat kluster. Kluster pertama di Provinsi Aceh, kluster kedua di Provinsi Sumatera Utara, kluster ketiga di Provinsi Sumatera Barat, dan kluster keempat di Sumatera bagian selatan. Jika berkaca pada data Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kementerian Perhubungan, maka untuk Pulau Sumatera jumlah penumpang kereta api pada tahun 2030 diperkirakan akan mencapai 48 juta orang per tahun, dan angkutan barang jauh lebih besar lagi yaitu sebanyak 403 juta ton per tahun. Besarnya jumlah angkutan barang disebabkan karena wilayah Pulau Sumatera memiliki sumber daya alam yang besar seperti batu bara, pertanian, dan perkebunan.Trans Sumatera ini sungguh menjanjikan, terutama untuk angkutan barang karena jalur tersebut juga akan mengakses bandara dan pelabuhan di pulau tersebut. Pengembangan perkeretaapian di Sumatera juga mencakup pembangunan jalur ganda layang kereta api (elevated double Track) dari Stasiun Medan ke Stasiun Bandar Khalipah. Pengembangan ini merupakan bagian dari pembangunan jalur ganda Medan - Kualanamu. Selain untuk meningkatkan frekuensi kereta, pengembangan jalur ini berperan untuk menekan angka kecelakaan yang sering terjadi pada perlintasan sebidang.

Pembangunan Kereta Api di Kalimantan

Keseriusan pemerintah melalui Kementerian Perhubungan dalam membangun jaringan kereta api di luar

Jawa juga tercermin di Kalimantan. Kepala Subbagian Humas dan Kerja Sama Luar Negeri Direktorat Jenderal Perkeretaapian Kemenhub, Joice Hutajulu mengatakan, panjang jalur kereta yang akan dibangun di Kalimantan adalah 2.428 km, dengan kebutuhan dana Rp 22,9 triliun. Nilai proyek bisa berubah karena sebagian ruas masih tahap studi kelayakan (feasibility study). Apalagi, terdapat karakteristik geografis yang berbeda sehingga bisa berpengaruh terhadap biaya konstruksi. Jalur kereta Trans Kalimantan akan menghubungkan beberapa provinsi di pulau tersebut. Untuk mendukung proses

pembangunan, pemerintah menjalin kerjasama dengan pihak investor seperti dari Rusia. Menteri Perhubungan telah melakukan pembahasan

pembangunan infrastruktur Kereta Api (KA) Trans Kalimantan dengan Direktur Utama Kereta Api Rusia, Oleg Belozerov dan Duta Besar Rusia untuk Indonesia, Mikhail Yurievich Galuzin pada awal Oktober lalu. Pembicaraan tersebut dilakukan agar pengembangan KA Trans Kalimantan bisa segera terwujud. Pemerintah akan segera merealisasikan pembangunan infrastruktur

perkeretaapian Trans Kalimantan yang akan dimulai dari Balikpapan - Kabupaten Penajam Paser Utara - Kabupaten Paser - Kabupaten Kutai Barat, sepanjang 203 kilometer. Dengan adanya perkeretaapian di Kalimantan diharapkan akan dapat mendukung industri di Kalimantan khususnya arus perpindahan hasil alam menuju pelabuhan sehingga dapat mengurangi beban jalan raya. Jalur kereta api ini nantinya akan dilengkapi jalur tenaga listrik tegangan tinggi di sepanjang jalur kereta api.

Selain di Kalimantan, Kementerian Perhubungan menawarkan kerja sama dengan pihak Rusia untuk pengembangan perkeretaapian pada lintas Surabaya - Malang. Jika seluruh proyek-proyek kereta api di luar Jawa ini bisa diwujudkan sesuai rencana, niscaya pertumbuhan ekonomi di setiap daerah tersebut akan semakin meningkat dan pemerataan pembangunan dapat diwujudkan. (*) tersentuh, yaitu Kabupaten Pangkep,

Maros, dan Kota Makassar.Diharapkan, dokumen perencanaan untuk Kabupaten Pangkep dan Maros bisa segera dimasukkan oleh Kementerian Perhubungan agar semua kegiatan dapat berlangsung lebih awal.

Proyek Kereta Api Trans Sumatera

Dalam rangka mendukung aktivitas masyarakat dan mempermudah akses transportasi di Pulau Sumatera, Pemerintah Indonesia melalui Kementerian Perhubungan pun serius membangun jalur rel kereta api Trans Sumatera. Program

3. Proyek flyover di Kabupaten Barru 3

S

ebagai negara dengan wilayah perairan terluas di dunia, Indonesia menyimpan potensi kelautan yang sangat besar. Hal ini pun mendorong Pemerintahan Joko Widodo—Jusuf Kalla untuk menjadikan negeri ini sebagai Poros Maritim Dunia.

internasional merupakan persyaratan mutlak yang harus dipenuhi untuk dapat mewujudkan sektor transportasi laut yang aman dan selamat, baik di dalam maupun luar negeri. Tidak hanya itu, kehadiran SDM-SDM andal itu sekaligus mendukung program-program kelautan Pemerintah seperti program Tol Laut yang merupakan langkah Pemerintah untuk menekan disparitas harga antara wilayah barat dan timur Indonesia. Berdasarkan data Badan

Pengembangan SDM Perhubungan

Mewujudkan

Dalam dokumen fa transmedia edi 7 low (Halaman 32-34)