• Tidak ada hasil yang ditemukan

Asesmen Kebutuhan Bimbingan Konseling

Dalam dokumen Pendidikan and Latihan Profesi Guru Rayo (Halaman 36-40)

c Kedua hal di atas menunjukkan bahwa pengembangan diri bukan substitusi atau

E. Uraian Mater

1. Asesmen Kebutuhan Bimbingan Konseling

Menurut Kubinski (1999), asesmen kebutuhan (need assessment) di sekolah adalah proses sistematik untuk memperoleh gambaran akurat dan menyeluruh mengenai kekuatan dan kelemahan suatu komunitas sekola yang dapat digunakan untuk merespon kebutuhan akademik semua siswa guna meningkatkan prestasi siswa dan memenuhi standar akademik yang dihadapi. Asesmen kebutuhan melibatkan proses mengumpulkan dan menguji informasi tentang isu-isu persekolahan dan selanjutnya menggunakan data itu untuk menentukan prioritas tujuan, menyusun suatu rencana, dan mengalokasikan anggaran dan sumber yang diperlukan. Dalam pengumpulan data perlu melibatkan siswa, orangtua, guru, staf administrasi, dan anggota masyarakat lainnya.

Kegiatan asesmen ini meliputi (1) asesmen lingkungan, yang terkait dengan kegiatan mengidentifikasi harapan Sekolah/Madrasah dan masyarakat (orangtua peserta didik), sarana dan prasarana pendukung program bimbingan, kondisi dan kualifikasi konselor, dan kebijakan pimpinan Sekolah/Madrasah; dan (2) asesmen kebutuhan atau masalah peserta didik, yang menyangkut karakteristik peserta didik, seperti aspek-aspek fisik (kesehatan dan keberfungsiannya), kecerdasan, motif belajar, sikap dan kebiasaan belajar, minat-minatnya (pekerjaan, jurusan, olahraga, seni, dan keagamaan), masalah-masalah yang dialami, dan kepribadian; atau tugas-tugas perkembangannya, sebagai landasan untuk memberikan pelayanan bimbingan dan konseling.

Asesmen mempunyai kedudukan dan peranan yang sangat penting dalam pelaksanaan bimbingan dan konseling. Konselor di sekolah mempunyai tanggung jawab untuk membantu siswa atau konseli agar dapat mengembangkan potensi yang dimilikinya secara optimal. Membantu perkembangan para siswa atau konseli berarti melakukan sesuatu untuk siswa tersebut. Agar konselor dapat melakukan sesuatu untuk siswa maka seorang konselor perlu mengetahui keadaan siswa yang dibimbing. Untuk itu sangat diperlukan berbagai informasi/data-data yang akurat dan relevan. Dalam hal ini pengukuran dan penilaian psikologis merupakan sarana dan wahana terbaik untuk mendapatkan informasi/data-data yang akurat dan relavan mengenai keadaan siswa atau konseli.

a. Fungsi Asesmen Kebutuhan

Hasil-hasil yang diperoleh dalam asesmen berfungsi sebagai dasar dalam mengambil keputusan. Berdasarkan atas keputusan yang diambil dalam asesmen psikologis mempunyai fungsi sebagai berikut:

a. Fungsi seleksi yaitu untuk memutuskan individu-individu yang akan dipilih. Misalnya tes masuk suatu lembaga pendidikan atau suatu jenis jabatan tertentu. Berdasarkan

37 Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24

Universitas Negeri Makassar

hasil-hasil asesmen psikologis yang telah dilakukan pimpinan lembaga dapat memutuskan calon-calon pelamar yang diterima dan menolak calon-calon yang lainnya.

b. Fungsi klasifikasi yaitu mengelompokan individu dalam kelompok sejenis. Misalnya mengelompokkan siswa yang mempunyai maslah yang sejenis sehingga dapat diberikan bantuan yang sesuai masalahnya. Atau pengelompokkan siswa ke dalam program khusus.

c. Fungsi deskripsi yaitu menyuguhkan hasil asesmen psikologis yang telah dilakukan tanpa klasifikasi tertentu. Misalnya melaporkan profile minat dan bakat seseorang yang telah dites dengan tes minat dan bakat.

d. Mengevaluasi suatu treatment yaitu untuk mengetahui apakah suatu tindakan tertentu yang dilakukan terhadap seseorang atau kelompok individu telah mencapai hasil atau belum, atau beberapa hasil yang ditimbulkan oleh suatu tindakan tertentu terhadap seorang atau kelompok orang. Misalnya, seorang siswa yang mengalami kesulitan belajar diberikan remedial. Setelah pemberian remedial tersebut lalu diadakan tes untuk mengetahui apakah remedial yang diberikan sudah berhasil atau belum.

b. Tujuan Asesmen Kebutuhan

Tujuan asesmen psikologis khususnya dlam layanan bimbingan dan konseling di sekolah dapat dikemukakan sebagai beriktu:

a. Membantu siswa untuk mengenal dirinya sendiri, yaitu agar siswa mengerti apa kelebihan dan apa kekurangannya. Berdasarkan pemahaman diri tersebut siswa diharapkan dapat merencanakan masa depannya secara realistis.

b. Membantu orangtua mengenal anaknya. Sama hal dengan yang disebutkan diatas, yaitu agar orang tua memahami segala kelebihan dan kelemahan putra putrinya. Dan dengan pemahaman tersebut pula orang tua diharapkan dapat membuat perencanaan yang realistis sehubungan dengan masa depan putra-putrinya.

c. Membantu kepala sekolah dalam menetapkan suatu kebijakan. Kepala sekolah perlu mendapatkan pandangan umum tentang keadaan siswa pada masing-masing kelas. Kelas mana yang berprestasi baik, kelas mana yang menunjukkan kinerja akademik rendah, dan sebagainya. Gambaran tentang masing-masing kelas kita disebut peta kelas. Berdasarkan peta kelas tersebut kepala sekolah akan dapat mengambil kebijakan-kebijakan yang tepat yang berhubungan dengan pengembangan pendidikan dan pengajaran di sekolah tersebut.

38 Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24

Universitas Negeri Makassar

d. Untuk keperluan layanan bimbingan dan konseling, seperti bahan-bahan diagnostik (baik diagnostik kesulitan belajar maupun diagnostik kesulitan pribadi lainnya) bahan informasi dalam layanan penempatan (pemilihan program khusus, pemilihan kelanjutan studi, pemilihan lapangna kerja dan penempatan lainnya).

e. Membantu guru dalam merencanakan dan mengelola program pembelajaran agar lebih sesuai dengan karakteristik dan kebutuhan siswa. Guru akan dapat melaksanakan tugas dengan baik apabila ia mengenal siswa-siswanya dengan baik pula. Guru perlu mengetahui mana siswa yang mempunya kemampuan yang tinggi, mana yang memiliki kemampuan yang rendah atau lemah, mana siswa yang selalu antusias dalam mengikuti pelajaran, mana siswa yang loyo, mana siswa yang suka mengganggu teman-temannya dan sebagainya. Berdasarkan peta siswa tersebut guru dapat merencanakan dan mengelola proses pembelajaran dengan tepat.

c. Langkah-langkah dalam Asesmen Kebutuhan

Pelaksanaan asesmen kebutuhan dilakukan dalam tujuah langkah utama, yaitu: 1) Mengklarifikasi maksud asesmen kebutuhan.

Ada beberapa pertanyaan yang perlu diklarifikasi sebelum melakukan asesmen kebutuhan, antara lain:

 Apa yang anda telah ketahui? Apa yang anda pikirkan tentang yang diketahui itu? Apa yang anda ingin ketahui lagi?

 Mengapa anda perlu melakukan asesmen kebutuhan?

 Apa yang anda ingin ukur?

 Apa yang anda ingin lakukan dengan informasi yang anda kumpulkan?

 Bagaimana anda akan melaporkan informasi itu? Apakah informasi itu dimengerti dan mudah dipahami?

 Apakah semua kelompok peminat terlibat dala perencanaan dan pelaksanaan asesmen kebutuhan?

 Siapa yang bertanggung jawab pada setiap tahap kegiatan?

Jawaban-jawaban atas berbagai pertanyaan tersebut akan membantu dalam memutuskan apa yang perlu dilakukan, bagaimana itu dilakukan, dan siapa saja yang perlu terlibat dalam asesmen kebutuhan.

2) Mengidentifikasi populasi

Siapa yang akan menjadi sasaran asesmen kebutuhan: siswa, guru, pimpinan, staf administrasi, staf sekolah lainnya, orangtua, warga masyarakat, tenaga bantu, penyedia layanan, atau lainnya?

39 Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24

Universitas Negeri Makassar

Kembangkan desain dan mekanisme yang akan ditempuh dalam pelaksanaan kegiatan pengumpulan data dan analisis data. Termasuk menentukan skedul kegiatan serta organisasi pelasana yang terlibat beserta tanggung jawab masing-masing. Diskusikan desain dan prosedur ini dengan semua pihak yang akan terlibat langsung dalam kegiatan lapangan.

4) Menyusun instrumen survey atau mengadopsi instrumen yang telah tersedia.

Beberapa pertanyaan penting yang perlu dijawab, antara lain: apakah instrumen yang diperlukan tersedia? Apakah instrumen itu mudah digunakan? Apakah format instrumennya mudah diorganisasi dan dianalisis? Jika tersedia, bagaimana instrumen itu diadakan, disusun sendiri atau mengadopsi dari yang sudah ada? Lembaga apa saja yang dapat diajak bekerjasama dalam mengukuran psikologis siswa di sekolah? Dalam pelaksanaan asesmen kebutuhan, konselor dapat menggunakan instrumen berbentuk tes ataupun non-tes. Instrumen tes dapat berbentuk tes intelegensi, tes bakat, tes minat, tes kepribadian, ataupun tes hasil belajar. Untuk penggunaan teknik tes, khususnya tes psikologi, sekolah/konselor dapat bekerja sama dengan lembaga penyedia layanan pengukuran psikologis yang berwenang untuk melaksanakannya. Yang tergolong jenis instrumen non-tes adalah: observasi, interview (langsung dan tak langsung), angket (langsung dan tak langusng), sosiometri, daftar cek masalah (problem check-list), pengumpulan bahan/portofolio siswa (bahan permainan dan hasil karya), bogragfis (biografi, otobiografi, buku harian, kenang-kenangan masa muda dan case history), dan sebagainya. Konselor diharapkan mampu menyusun sendiri bentuk-bentuk instrumen non-tes sesuai kebutuhan sekolah.

5) Mengumpulkan data

Pengumpulan data diarahkan, antara lain untuk mendapatkan infomasi tentang:

 kebutuhan sekarang dan masa depan dari sekolah siswa, guru, orangtua, guru, dan warga masyarakat

 sebarapa baik proses yang ada sekarang dalam memenuhi kebutuhan-kebutuhan sasaran-sasaran tersebut

 pola perubahan yang terjadi di sekolah dan masyarakat

 akar terjadinya problem yang dihadapi siswa/sekolah

 bentuk program dan keahlian yang diperlukan untuk memenuhi kebutuhan di masa depan

Guna memudahkan proses analisis data, proses pengumpulan data perlu memperhatikan kegiatan berikut:

40 Pendidikan & Latihan Profesi Guru Rayon 24

Universitas Negeri Makassar

 Tentukan data dasar (baseline data)

 Pikirkan bagaimana anda menindaklanjuti mereka yang tidak merespon dan menjawab/mengisi alat pengumpulan data yang diberikan.

 Organisasi data dengan membuat kategori-kategoti kunci guna memudahkan untuk menemukan makna dan kesimpulan.

 Gunakan lembar/format ringkasan data untuk membantu menentukan pola-pola informasi dan untuk mempermudah analisis data

6) Menganalisis data

Analisis data diarahkan terutama untuk menjawab menjawab pertanyaan yang diajukan dan untuk memenuhi tujuan yang telah ditetapkan bagi pelaksanaan analisis kebutuhan yang dilakukan. Secara umum, analisis data diarahkan untuk memetakan kedaan (kelemahan dan kekuatan) dalam rangka meningkatkan kualitas program dan layanan, menyediuakan balikan mengenai kinerja dan capaian siswa, serta memperoleh pemahaman mengenai bagaimana kualitas kinerja yang telah dicapai dan seberapa jauh kita telah mencapainya

7) Memanfaatkan hasil

Pelajari kembali tujuan jangka pendek dan jangka panjang yang telah dirumuskan— gunakan setidaknya 3 sumber data untuk menjelaskan (menjustifikasi) pencapaian setiap tujuan atau area target.

Berdasarkan hasil analisis data, kembangkan suatu draf rencana tentang apa yang harus dilakukan. Identifikasi dan alokasikan sumber-sumber yang diperlukan bagi pelaksanaan rencana. Terakhir, buat kesimpulan mengenai temuan analisis kebutuhan.

Dalam dokumen Pendidikan and Latihan Profesi Guru Rayo (Halaman 36-40)

Dokumen terkait