• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

Dalam dokumen 51Financial Report 2016(Audited) (Halaman 96-101)

RELATED PARTIES

40. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

Setara dengan

Mata Uang Asing/ Rupiah/

Foreign Equivalent

Currencies in Rupiah

Aset Assets

Kas dan setara kas US$ 30.579 410.853.913 Cash and cash equivalents

Sin$ 4.908 57.435.983

CNY 29.654 45.634.662

Piutang usaha-pihak ketiga US$ 19.573 262.978.797 Trade receivables - third parties

Piutang lain-lain US$ 119.850 1.610.304.600 Other receivables

Total aset 2.387.207.955 Total assets

40. ASET DAN LIABILITAS DALAM MATA UANG ASING

40. ASSET AND LIABILITIES IN FOREIGN

31 Desember 2016/December 31, 2016

Setara dengan

Mata Uang Asing/ Rupiah/

Foreign Equivalent

Currencies in Rupiah

Liabilitas Liabilities

Utang usaha kepada pihak ketiga US$ 2.248.740 30.214.069.028 Trade payables to third parties

EUR 223.921 3.171.070.987 SIN$ 125.118 1.163.465.713 JPY 6.308.730 728.027.442 CNY 86.909 168.330.934 GBP 2.500 41.268.775 DKK 4.080 7.773.624 HKD 3.974 6.884.836 SEK 1.124 1.662.610

Beban akrual US$ 2.163 290.526.818 Accrued expenses

Pinjaman jangka panjang Long-term debts

Utang lembaga keuangan US$ 13.034.268 175.128.428.980 Loan payable to financial institution

Utang sewa pembiayaan US$ 4.186.930 56.255.590.800 Finance lease liabilities

Total liabilitas 267.177.100.547 Total liabilities

Liabilitas neto 264.789.892.592 Net liabilities

Sebagaimana disajikan pada tabel di bawah ini, nilai mata uang rupiah telah mengalami perubahan berdasarkan kurs tengah yang ditetapkan oleh Bank Indonesia:

The rupiah currency has changed in value based on the middle rates of exchange published by Bank Indonesia as shown below:

29 Maret 2017/

Mata Uang Asing March 29, 2017 Foreign Currencies

Poundsterling Inggris (GBP1) 16.543 England pounds (GBP1)

Euro (EUR1) 14.417 Euro (EUR1)

Dolar A.S. (US$1) 13.323 U.S. dollar (US$1)

Dolar Singapura (SIN$1) 9.532 Singapore dollar (SIN$1)

Kroner Denmark (DKK1) 1.938 Denmark krone (DKK1)

Yuan Tiongkok (CNY1) 1.933 Chinese yuan (CNY1)

Dolar Hongkong (HKD1) 1.715 Hongkong dollar (HKD1)

Kroner Swedia (SEK1) 1.509 Sweden krone (SEK1)

Yen Jepang (JPY1) 120 Japan yen (JPY1)

Jika aset dan kewajiban dalam mata uang asing pada tanggal 31 Desember 2016 disajikan dengan menggunakan kurs tengah pada tanggal 29 Maret 2017, maka liabilitas neto dalam mata uang asing, sebagaimana yang disajikan di atas, akan turun sekitar Rp2.329.737.692 dalam mata uang rupiah.

Had the assets and liabilities denominated in foreign currencies as of December 31, 2016 been reflected using the above middle rates of exchange as of March 29, 2017, the net foreign currency denominated liabilities, as presented above,

would have decreased by approximately

Rp2,329,737,692 in terms of rupiah.

a. Pada tanggal 19 November 2011, Perusahaan

telah menyampaikan gugatan kepada

PT Multi Diesel Services (“MDS”) melalui

Pengadilan Negeri Cibinong dengan

No. 24/XI/PMH/LG/11 sehubungan dengan

perbuatan melawan hukum yang dilakukan oleh MDS selama perbaikan kapal KM Bahar Mas yang dilakukan pada tahun 2010.

a. On November 19, 2011, the Company filed a claim against PT Multi Diesel Service (“MDS”) in the District Court of Cibinong

under case

No. 24/XI/PMH/LG/11 in relation to an act against the law committed by MDS during the repair of MV Bahar Mas in 2010.

Pihak MDS dinyatakan telah lalai dalam menyelesaikan pekerjaan tidak tepat waktu dan

hasil pengerjaan tidak sesuai dengan

kesepakatan dalam kontrak perjanjian antara kedua belah pihak. Akibat dari kelalaian MDS

tersebut, Perusahaan telah mengalami

kerugian baik material maupun immaterial

dengan jumlah estimasi nilai sebesar

Rp523.953.460 ditambah dengan US$822.232 dan EUR69.484.

MDS has been declared as negligent for not

completing the job order in a timely manner and the work done was not in accordance with the contract agreement between both parties. Due to the neglect of MDS, the Company has suffered both material and

immaterial losses amounting to

Rp523,953,460 plus US$822,232 and

EUR69,484.

Pada tanggal 18 Juli 2012, Pengadilan Negeri

Cibinong telah mengeluarkan putusan

sehubungan dengan gugatan tersebut dan memutuskan memenangkan sebagian dari pembelaan MDS.

On July 18, 2012, the District Court issued a decision regarding the above claim and decided in favor of MDS with respect to certain claims.

Perusahaan memutuskan untuk melakukan banding keputusan Pengadilan pada tanggal 31 Juli 2012 ke Pengadilan Tinggi Bandung dengan No. 590/Pdt/2012/PT.Bdg.

The Company appealed the Court’s

decision on July 31, 2012 to the High

Court of Bandung under case

No. 590/Pdt/2012/PT.Bdg. Pada tanggal 7 Januari 2013 melalui putusan

No. 590/Pdt.2012/PT.Bdg, Pengadilan Tinggi Bandung memutuskan untuk membatalkan putusan Pengadilan Negeri Cibinong di atas, dan mengadili untuk mengabulkan gugatan Perusahaan untuk sebagian dan menghukum MDS untuk membayar kerugian materiil yang

diderita oleh Perusahaan sebesar

Rp523.953.460, US$822.232 dan EUR69.484.

On January 7, 2013 by its decision No. 590/Pdt.2012/PT.Bdg, the High Court of Bandung decided to annul the decision of the District Court of Cibinong above, and ruled to favor the Company for the most part and punish MDS to pay material damages suffered by the Company amounting to

Rp523,953,460, US$822,232 and

EUR69,484. Atas keputusan Pengadilan Tinggi Bandung

tersebut, MDS telah mengajukan permohonan

kasasi ke Mahkamah Agung pada

tanggal 12 Juli 2013 dengan

No.590/Pdt/2012/PT.Bdg.Jo.No.180/Pdt/2011/P N.CBN.

Upon the decision of the Bandung High Court, MDS filed an appeal on July 12, 2013 to the Supreme Court under case No. 590/Pdt/2012/PT.Bdg.Jo.No.180/Pdt/2011/P N.CBN.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, Perusahaan masih menunggu hasil permohonan kasasi dari Mahkamah Agung dan belum mencatat nilai

gugatan dalam laporan keuangan

konsolidasian.

Until the date of completion of the

consolidated financial statements, the

Company is still waiting for the result of the appeal from the Supreme Court and has not recorded the claim in the consolidated financial statements.

b. Pada tahun 2013, Perusahaan melakukan perjanjian pengoperan pemanfaatan lahan TNI AL dengan PT Senopati Samudera Perkasa (SSP). Pada tahun 2014, pihak TNI AL mengeluarkan surat pemberitahuan kepada Perusahaan, bahwa Perusahaan tidak bisa memanfaatkan lahan tersebut sesuai dengan perjanjiannya dengan pihak SSP. Merasa dirugikan, Perusahaan melaporkan SSP atas

dugaan tindak pidana penipuan dan

penggelapan atas lahan. Penyidik telah menetapkan Setyo Hartono, komisaris SSP, sebagai tersangka dalam kasus ini.

b. In 2013, the Company entered into an agreement with PT Senopati Samudera Perkasa (SSP) to operate TNI AL lands. In 2014, TNI AL issued a notice to the Company, that the Company cannot use the land in accordance with its agreement with SSP. The Company reported SSP on grounds of criminal fraud and embezzlement over the land. The investigators have established Setyo Hartono, a commissione of SSP, as a suspect in this case.

Sampai dengan tanggal penyelesaian laporan keuangan konsolidasian, kasus ini masih dalam proses persidangan di Pengadilan Negeri Surabaya.

Until the date of completion of the consolidated financial statements, this case is still under trial in the Court of Surabaya.

42. INFORMASI TAMBAHAN ARUS KAS 42. SUPPLEMENTARY CASH FLOW

INFORMATION

Aktivitas yang tidak mempengaruhi arus kas: Non-cash activities:

Tahun yang Berakhir

pada Tanggal 31 Desember/

Year Ended December 31,

Catatan/

2016 Notes 2015

Penambahan aset Additions to fixed

tetap dengan mengkredit: assets credited to:

Utang lembaga keuangan 91.187.548.583 19 100.791.011.673 financial institution

Utang usaha 163.665.057 11 6.777.077.050 Trade payables

Loan payable to

Utang bank jangka panjang - 19 180.000.000.000 Long-term bank loans

Kapitalisasi beban keuangan ke Capitalization financing cost

aset tetap - 11 7.210.180.556 to fixed assets

Standar akuntansi dan interpretasi yang telah disahkan oleh Dewan Standar Akuntansi Keuangan (DSAK), tetapi belum berlaku efektif untuk laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan diungkapan dibawah ini. Kelompok Usaha bermaksud untuk menerapkan standar tersebut, jika dipandang relevan, saat telah menjadi efektif.

The standards and intepretations that are issued by the Indonesian Financial Accounting Standards Board (DSAK), but not yet effective for current consolidated financial statements are disclosed below. The Group intends to adopt these standards, if applicable, when they become effective.

Berlaku efektif 1 Januari 2017: Effective on January 1, 2017:

a. Amandemen PSAK 1: Penyajian Laporan Keuangan tentang Prakarsa Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2017. Amandemen ini mengklarifikasi, bukan mengubah secara signifikan, persyaratan PSAK 1, antara lain,

mengklarifikasi mengenai materialitas,

fleksibilitas urutan sistematis penyajian catatan atas laporan keuangan dan pengidentifikasian kebijakan akuntansi signifikan.

a. Amendments to PSAK 1: Presentation of Financial Statements on Disclosures Initiative, effective January 1, 2017. These amendments clarify, rather than significantly change, existing PSAK 1 requirements, among others, to clarify the materiality, flexibility as to the order in which they present the notes to financial statements and identification of significant accounting policies.

b. PSAK 3 (Penyesuaian 2016): Laporan

Keuangan Interim, berlaku efektif 1 Januari 2017 dengan penerapan dini diperkenankan.

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa

pengungkapan interim yang dipersyaratkan harus dicantumkan dalam laporan keuangan interim atau melalui referensi silang dari laporan keuangan interim seperti komentar manajemen atau laporan risiko yang tersedia untuk pengguna laporan keuangan interim dan pada saat yang sama.

b. PSAK 3 (2016 Improvement): Interim Financial Reporting, effective January 1, 2017 with

earlier application is permitted. This

improvement clarifies that the interim

disclosures required should be included in the interim financial statements or through cross-references of the interim financial statements, such as management commentary or risk management report, that available to users of the interim financial statements and should at the same time.

c. PSAK 24 (Penyesuaian 2016): Imbalan Kerja, berlaku efektif 1 Januari 2017 dengan penerapan dini diperkenankan. Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa pasar obligasi korporasi berkualitas tinggi dinilai berdasarkan denominasi mata uang obligasi tersebut dan bukan berdasarkan negara di mana obligasi tersebut berada.

c. PSAK 24 (2016 Improvement): Employee Benefits, effective January 1, 2017 with earlier application is permitted. This improvement clarifies that the market of high quality corporate bonds is valued by denominated bonds and not based on the country in which the bonds are.

d. PSAK 58 (Penyesuaian 2016): Aset Tidak Lancar yang Dimiliki Untuk Dijual dan Operasi yang Dihentikan, berlaku efektif 1 Januari 2017

dengan penerapan dini diperkenankan.

Penyesuaian ini mengklarifikasi bahwa

perubahan dari satu metode pelepasan ke metode pelepasan lainnya dianggap sebagai rencana awal yang berkelanjutan dan bukan

sebagai rencana pelepasan baru.

Penyesuaian ini juga mengklarifikasi bahwa

perubahan metode pelepasan ini tidak

d. PSAK 58 (2016 Improvement): Non-Current Assets, Held for Sale and Discontinued Operation, effective January 1, 2017 with

earlier application is permitted. This

improvement clarifies that a change from one disposal method to the other disposal methods are considered as the beginning of a sustainable plan and not as a new disposal plan. This improvement also clarifies that the change in the disposal method does not change the date of classification as an asset or

Berlaku efektif 1 Januari 2017: (lanjutan) Effective on January 1, 2017: (continued) e. PSAK 60 (Penyesuaian 2016): Instrumen

Keuangan: Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2017 dengan penerapan dini

diperkenankan. Penyesuaian ini

mengklarifikasi bahwa entitas harus menilai

sifat dari imbalan kontrak jasa untuk

menentukan apakah entitas memiliki

keterlibatan berkelanjutan dalam aset

keuangan dan apakah persyaratan

pengungkapan terkait keterlibatan

berkelanjutan terpenuhi.

e. PSAK 60 (2016 Improvement): Financial Instruments, effective January 1, 2017 with

earlier application is permitted. This

improvement clarifies that an entity must assess the nature of the service contract benefits to determine whether the entity has a continuing involvement in financial assets and whether the disclosure requirements related to the continuing involvement are met.

Berlaku efektif 1 Januari 2018: Effective on January 1, 2018:

f. Amandemen PSAK 2: Laporan Arus Kas

tentang Prakarsa Pengungkapan, berlaku efektif 1 Januari 2018 dengan penerapan dini diperkenankan. Amandemen ini mensyaratkan entitas untuk menyediakan pengungkapan

yang memungkinkan pengguna laporan

keuangan untuk mengevaluasi perubahan pada liabilitas yang timbul dari aktivitas pendanaan, termasuk perubahan yang timbul dari arus kas maupun perubahan non-kas.

f. Amendments to PSAK 2: Statement of Cash

Flows on the Disclosures Initiative, effective January 1, 2018 with earlier application is permitted. These amendments require entities to provide disclosures that enable the financial statements users to evaluate the changes in liabilities arising from financing activities, including changes from cash flow and non-cash.

g. Amandemen PSAK 46: Pajak Penghasilan tentang Pengakuan Aset Pajak Tangguhan untuk Rugi yang Belum Direalisasi, berlaku efektif 1 Januari 2018 dengan penerapan dini

diperkenankan. Amandemen ini

mengklarifikasi bahwa untuk menentukan apakah laba kena pajak akan tersedia sehingga perbedaan temporer yang dapat dikurangkan dapat dimanfaatkan, estimasi atas kemungkinan besar laba kena pajak masa depan dapat mencakup pemulihan

beberapa aset entitas melebihi jumlah

tercatatnya.

g. Amendments to PSAK 46: Income Taxes on the Recognition of Deferred Tax Assets for Unrealized Losses, effective January 1, 2018 with earlier application is permitted. These amendments clarify that to determine whether the taxable income will be available so that the deductible temporary differences can be utilized, estimates of the most likely future taxable income can include recovery of certain assets of the entity exceeds its carrying amount.

Kelompok Usaha sedang mengevaluasi dampak dari standar akuntansi tersebut dan belum

menentukan dampaknya terhadap laporan

keuangan konsolidasian.

The Group is presently evaluating and has not yet determined the effects of these accounting standards on its financial statements.

Dalam dokumen 51Financial Report 2016(Audited) (Halaman 96-101)

Dokumen terkait