Bila nilai wajar instrumen keuangan yang tidak diperdagangkan di pasar aktif tidak dapat ditentukan secara handal, aset keuangan tersebut diakui dan diukur pada nilai tercatatnya.
When the fair value of the financial instruments not traded in an active market cannot be reliably determined, such financial assets are recognized and measured at their carrying amount.
q. Utang transaksi syariah - Murabahah q. Obligation under syariah transaction -
Murabahah
Sebagai pembeli, selisih antara harga beli yang disepakati dengan biaya perolehan secara tunai diakui sebagai “Beban Murabahah Tangguhan” dan diamortisasi secara proporsional dengan porsi utang murabahah.
For the buyer, the difference between the agreed purchase price of assets and the acquisition price of the assets by cash is recorded as “Margin on Syariah transactions” which is amortized proportionally with the murabahah loan portion.
r. Laba per saham r. Earnings per share
Laba per saham dihitung dengan membagi laba tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada
Pemilik Entitas Induk dengan rata-rata
tertimbang jumlah saham yang beredar dan
disetor penuh selama tahun yang
bersangkutan.
Earnings per share amount is computed by dividing the income for the year attributable to Owners of the Parent Entity by the weighted average number of issued and fully paid shares during the year.
Pada tanggal 31 Desember 2016 dan 2015, Kelompok Usaha tidak mempunyai efek
berpotensi saham biasa yang bersifat dilutive;
oleh karena itu, jumlah laba per saham dilusian tidak dihitung dan disajikan pada laporan laba
rugi dan penghasilan komprehensif lain
konsolidasian.
As of December 31, 2016 and 2015, the Group has no outstanding potential dilutive ordinary shares; accordingly, no diluted earnings per share amounts are calculated and presented in the consolidated statement of proft or loss and other comprehensive income.
s. Pelaporan segmen s. Segment reporting
Kelompok Usaha mengidentifikasikan segmen operasi berdasarkan pelaporan internal yang dikaji secara regular oleh pengambil keputusan operasional dalam mengalokasikan sumber daya dan menilai kinerja segmen operasi Kelompok Usaha.
The Group identifies its operating segments on the basis of internal reports that are regularly reviewed by the Group's chief operating decision maker in order to allocate resources to the segment and assess its performance.
s. Pelaporan segmen (lanjutan) s. Segment reporting (continued)
Kegiatan Kelompok Usaha dikelompokkan menjadi dua kelompok usaha utama: jasa pelayaran dan jasa bongkar muat.
The Group’s businesses are grouped into two major operating businesses: shipping and stevedoring.
t. Provisi t. Provisions
Provisi diakui jika Kelompok Usaha memiliki kewajiban kini (baik bersifat hukum maupun bersifat konstruktif) sebagai akibat peristiwa masa lalu dimana ada kemungkinan besar bahwa untuk penyelesaian kewajiban tersebut diperlukan arus keluar sumber daya yang mengandung manfaat ekonomi dan jumlah kewajiban tersebut dapat diestimasi secara andal.
A provision is recognized when the Group
has a present obligation (legal or
constructive) where, as a result of a past event, it is probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligation and a reliable estimate can be made of the amount of the obligation.
Seluruh provisi ditelaah pada setiap tanggal
pelaporan dan disesuaikan untuk
mencerminkan estimasi terbaik saat ini. Jika arus keluar sumber daya untuk menyelesaikan kewajiban kemungkinan besar tidak terjadi, maka provisi tersebut dibatalkan.
All provisions are reviewed at each reporting year and adjusted to reflect the current best estimate. If it is no longer probable that an outflow of resources embodying economic benefits will be required to settle the obligations, the provisions are reversed. u. Kapitalisasi Biaya Pinjaman
9 u. Capitalization of Borrowing Costs
Berdasarkan PSAK No. 26 (Revisi 2011), “Biaya Pinjaman”, biaya pinjaman yang dapat diatribusikan langsung dengan perolehan, konstruksi atau pembuatan aset kualifikasian dikapitalisasi sebagai bagian biaya perolehan aset tersebut. Biaya pinjaman lainnya diakui sebagai beban pada periode terjadinya. Biaya pinjaman dapat meliputi beban bunga, beban keuangan dalam sewa pembiayaan yang diakui sesuai dengan PSAK No. 30 (Revisi 2011) dan selisih kurs yang berasal dari pinjaman dalam mata uang asing sepanjang selisih kurs tersebut diperlakukan sebagai penyesuaian atas biaya bunga.
In accordance with PSAK No. 26 (Revised 2011), “Borrowing Costs”, borrowing costs that are directly attributable to the acquisition, construction or production of a qualifying asset are capitalized as part of the cost of the related asset. Other borrowing costs are recognized as expenses in the period in which they are incurred. Borrowing costs may include interest, finance charges in respect of finance leases recognized in accordance with PSAK No. 30
(Revised 2011) and foreign exchange
differences arising from foreign currency borrowings to the extent that they are regarded as adjustments to interest costs.
Kapitalisasi biaya pinjaman dimulai pada saat dimulainya aktivitas yang diperlukan untuk mempersiapkan aset kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya dan
pengeluaran untuk aset dan biaya
pinjamannya telah terjadi. Kapitalisasi biaya pinjaman dihentikan pada saat selesainya secara substansial seluruh aktivitas yang
diperlukan untuk mempersiapkan aset
kualifikasian agar dapat digunakan sesuai dengan maksudnya. Pada tahun 2016 tidak
Capitalization of borrowing costs commences when the activities to prepare the qualifying asset for its intended use have started and the expenditures for the qualifying asset and the
borrowing costs have been incurred.
Capitalization of borrowing costs ceases when all the activities necessary to prepare the qualifying asset for its intended use are
substantially completed. In 2016 no borrowing
Penyusunan laporan keuangan konsolidasian Kelompok Usaha mensyaratkan manajemen untuk membuat pertimbangan, estimasi dan asumsi yang
mempengaruhi jumlah yang dilaporkan atas
pendapatan, beban, aset dan liabilitas, serta pengungkapan liabilitas kontinjensi, pada akhir tahun pelaporan. Namun, ketidakpastian atas asumsi dan estimasi ini dapat menyebabkan hasil yang memerlukan penyesuaian material atas nilai tercatat aset dan liabilitas yang terdampak pada masa mendatang.
The preparation of the Group’s consolidated financial statements requires management to make judgments, estimates and assumptions that affect the reported amounts of revenues, expenses, assets and liabilities, and the disclosure of contingent liabilities, at the end of the reporting year. However, uncertainty about these assumptions and estimates could result in outcomes that require a material adjustment to the carrying amounts of the assets or liabilities affected in future periods.
a. Pertimbangan a. Judgments
Dalam proses penerapan kebijakan akuntansi Kelompok Usaha, manajemen telah membuat pertimbangan-pertimbangan berikut ini, yang terpisah dari estimasi dan asumsi, yang memiliki pengaruh paling signifikan terhadap jumlah
yang dicatat dalam laporan keuangan
konsolidasian:
In the process of applying the Group’s accounting policies, management has made the following judgments, apart from those including estimations and assumptions, which have the most significant effect on the amounts recognized in the consolidated financial statements:
• Penentuan Mata Uang Fungsional • Determination of Functional Currency
Mata uang fungsional dari masing-masing entitas dalam Kelompok Usaha adalah mata uang dari lingkungan ekonomi primer dimana entitas beroperasi. Mata uang
tersebut adalah mata uang yang
mempengaruhi pendapatan dan beban dari jasa yang diberikan.
The functional currency of each of the entities under the Group is the currency of the primary economic environment in which each entity operates. It is the currency that mainly influences the revenue and cost of rendering services.
• Sewa • Leases
Kelompok Usaha mempunyai perjanjian-perjanjian sewa yang bervariasi sebagai
lessee untuk beberapa aset tetap
tertentu. Kelompok Usaha mengevaluasi apakah terdapat risiko dan manfaat yang signifikan dari aset pembiayaan yang dialihkan kepada Kelompok Usaha atau tetap ditahan oleh lessor berdasarkan PSAK No. 30 (Revisi 2011), “Sewa”, yang
mensyaratkan Kelompok Usaha untuk
membuat pertimbangan terhadap
pengalihan risiko dan manfaat dari
kepemilikan aset pembiayaan.
The Group has various lease agreements as lessee in respect of certain fixed assets. The Group evaluates whether significant risks and rewards of ownership of the leased assets are transferred to the Group or retained by the lessors based on PSAK No. 30 (Revised 2011), “Leases”, which requires the Group to make judgments on the transfer of risks and rewards of ownership of the leased assets.
a. Pertimbangan (lanjutan) a. Judgments (continued)
• Pengelompokan Aset Keuangan dan
Liabilitas Keuangan
• Classification of Financial Assets and
Financial Liabilities
Kelompok Usaha menetapkan
pengelompokan aset dan liabilitas tertentu sebagai aset keuangan dan liabilitas keuangan dengan pertimbangan bila definisi yang ditetapkan dalam PSAK No. 55 (Revisi 2014) terpenuhi. Dengan demikian, aset keuangan dan liabilitas keuangan diakui
sesuai dengan kebijakan akuntansi
Kelompok Usaha seperti yang diungkapkan pada Catatan 2p.
The Group determines the classifications of certain assets and liabilities as financial assets and financial liabilities by judging if they meet the definition set forth in PSAK No. 55 (Revised 2014). Accordingly, the financial assets and financial liabilities are accounted for in accordance with the Group’s accounting policies disclosed in Note 2p.
• Penyisihan Penurunan Nilai Piutang Usaha -
Evaluasi Individual
• Allowance for Impairment of Trade
Receivables - Individual Assessments Kelompok Usaha mengevaluasi pelanggan
tertentu yang menurut informasi pelanggan tersebut tidak dapat memenuhi kewajiban keuangannya.
The Group evaluates specific accounts on which it has information that the customers are unable to meet their financial obligations.
Dalam kondisi ini, Kelompok Usaha
mempertimbangkan, berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, jangka waktu hubungan
dengan pelanggan dan status kredit
pelanggan berdasarkan catatan kredit pihak ketiga dan faktor pasar yang telah diketahui,
untuk mencatat provisi spesifik atas
pelanggan terhadap jumlah terutang guna mengurangi jumlah piutang yang diharapkan dapat diterima oleh Kelompok Usaha.
In these cases, the Group uses judgment,
based on available facts and
circumstances, including but not limited to, the length of its relationship with the customers and the customers’ current credit status based on any available third-party credit reports and known market factors, to record specific provisions for customers against amounts due to reduce the Group’s receivable amounts that it expects to collect.
Pencadangan spesifik ini dievaluasi kembali dan disesuaikan jika tambahan informasi
yang diterima mempengaruhi jumlah
penyisihan untuk penurunan nilai piutang usaha. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 2p.
These specific provisions are re-evaluated and adjusted as additional information received affects the amounts of the
allowance for impairment of trade
receivables. Further details are disclosed in Note 2p.
b. Estimasi dan asumsi b. Estimates and assumptions
Asumsi utama terkait masa depan dan sumber utama estimasi ketidakpastian lain pada tanggal pelaporan yang memiliki risiko signifikan bagi penyesuaian yang material terhadap nilai tercatat aset dan liabilitas untuk tahun berikutnya diungkapkan di bawah ini.
The key assumptions concerning the future and other key sources of estimation uncertainty at the reporting date that have a significant risk of causing a material adjustment to the carrying amounts of assets and liabilities within the next financial year are disclosed below.
Kelompok Usaha mendasarkan asumsi dan estimasi pada parameter yang tersedia pada saat laporan keuangan konsolidasian disusun.
Situasi saat ini dan asumsi mengenai
perkembangan di masa depan dapat berubah akibat perubahan pasar atau situasi di luar kendali Kelompok Usaha. Perubahan tersebut tercermin dalam asumsi terkait pada saat terjadinya.
The Group based its assumptions and estimates on parameters available when the
consolidated financial statements were
prepared. Existing circumstances and
assumptions about future developments may
change due to market changes or
circumstances arising beyond the control of the Group. Such changes are reflected in the assumptions when they occur.
• Imbalan Kerja • Employee Benefits
Beban dari program pensiun dan nilai kini dari kewajiban pensiun ditentukan dengan
menggunakan metode projected-unit-credit.
Penilaian aktuaris termasuk membuat
variasi asumsi yang terdiri dari, antara lain, tingkat diskonto, tingkat pengembalian dana pensiun yang diharapkan, tingkat kenaikan
kompensasi dan tingkat kematian.
Dikarenakan kompleksitas dari penilaian dan dasar asumsinya dan periode jangka panjang, kewajiban manfaat pasti sangat sensitif terhadap perubahan asumsi.
The pension cost and the present value of the pension obligation are determined using the projected-unit-credit method. Actuarial valuation includes making various assumptions which consist of, among other things, discount rates, expected rates of return on plan assets, rates of compensation increases and mortality rates. Due to the complexity of
the valuation and its underlying
assumptions and long-term nature, a defined benefit obligation is highly sensitive to changes in assumptions. Sementara Kelompok Usaha berkeyakinan
bahwa asumsi tersebut adalah wajar dan sesuai, perbedaan signifikan pada hasil aktual atau perubahan signifikan dalam asumsi yang ditetapkan Kelompok Usaha
dapat mempengaruhi secara material
estimasi liabilitas imbalan kerja dan beban imbalan kerja neto. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 22.
While the Group believes that its
assumptions are reasonable and
appropriate, significant differences in the Group’s actual results or significant changes in the Group’s assumptions may materially affect its estimated employee benefits liability and net employee benefits expense. Further details are disclosed in Note 22.
• Penyusutan Aset Tetap • Depreciation of Fixed Assets
Aset tetap disusutkan selama masa manfaat ekonomisnya. Dalam menyusutkan aset tetapnya, Kelompok Usaha menggunakan metode garis lurus dan metode saldo menurun-ganda.
Fixed assets are depreciated over their estimated useful lives. In depreciating its fixed assets, the Group uses the straight-line method and the double-declining method.
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
• Penyusutan Aset Tetap (lanjutan) • Depreciation of Fixed Assets (continued)
Manajemen mengestimasi masa manfaat
ekonomis aset tetap antara
3 tahun sampai dengan 20 tahun. Ini adalah masa manfaat yang secara umum
diharapkan diterapkan dalam industri
dimana Kelompok Usaha menjalankan bisnisnya. Perubahan tingkat pemakaian
dan perkembangan teknologi dapat
mempengaruhi masa manfaat ekonomis dan nilai sisa aset dan, karenanya, biaya penyusutan masa depan mungkin direvisi. Penjelasan lebih lanjut diungkapkan dalam Catatan 11.
Management estimates the useful lives of the fixed assets to be within 3 to 20 years. These are common life expectancies applied in the industry where the Group conducts its business. Changes in the expected level of usage and technological development could impact the economic useful lives and the residual values of these assets and, therefore, future depreciation charges could be revised. Further details are disclosed in Note 11.
• Pajak Penghasilan • Income Tax
Estimasi signifikan dilakukan dalam
menentukan provisi atas pajak penghasilan badan. Terdapat transaksi dan perhitungan tertentu yang penentuan pajak akhirnya adalah tidak pasti sepanjang kegiatan usaha normal. Kelompok Usaha mengakui liabilitas atas pajak penghasilan badan
berdasarkan estimasi apakah akan
terdapat tambahan pajak penghasilan badan.
Significant estimation is involved in
determining provision for corporate
income tax. There are certain transactions and computation for which the ultimate tax determination is uncertain during the ordinary course of business. The Group
recognizes liabilities for expected
corporate income tax issues based on estimates of whether additional corporate income tax will be due.
• Penyisihan Persediaan Usang • Allowance for Obsolescence of Inventories
Penyisihan persediaan usang, jika ada, diestimasi berdasarkan fakta dan situasi yang tersedia, termasuk namun tidak terbatas pada, kondisi fisik persediaan
tersebut. Kelompok Usaha memiliki
pengalaman dalam mengevaluasi
persediaan dengan mempertimbangkan
kegunaan dari persediaan tersebut.
Kelompok Usaha, mengevaluasi dan
menilai kondisi persediaan pada setiap tanggal pelaporan.
Allowance for obsolescence of inventories, if any, is estimated based on available facts and circumstances, including but not limited to, the inventories’ own physical condition. The Group has experience in evaluating its inventories by considering the usage of the inventories. The Group evaluates and assesses the inventories’ condition at each reporting date.
b. Estimasi dan asumsi (lanjutan) b. Estimates and assumptions (continued)
• Estimasi Cadangan untuk Kerugian
Penurunan Nilai atas Piutang Usaha
• Estimating Allowance for Impairment Loss
on Trade Receivables Bila Kelompok Usaha memutuskan bahwa
tidak terdapat bukti objektif atas penurunan nilai pada evaluasi individual atas piutang usaha, baik yang nilainya signifikan atau tidak, Kelompok Usaha menyertakannya dalam kelompok piutang usaha dengan karakteristiknya risiko kredit yang serupa dan melakukan evaluasi kolektif atas penurunan nilai. Karakteristik yang dipilih mempengaruhi estimasi arus kas masa depan atas kelompok piutang usaha tersebut karena merupakan indikasi bagi kemampuan pelanggan untuk melunasi jumlah terutang.
If the Group determines that no objective evidence of impairment exists for an individually assessed trade receivable, whether significant or not, it includes the trade receivable in a group of financial
assets with similar credit risk
characteristics and collectively assesses them for impairment. The characteristics chosen are relevant to the estimation of future cash flow for groups of such trade receivables by being indicative of the customers’ ability to pay all amounts due.
Arus kas masa depan pada kelompok piutang usaha yang dievaluasi secara kolektif untuk penurunan nilai diestimasi berdasarkan pengalaman kerugian historis bagi piutang usaha dengan karakteristik risiko kredit yang serupa dengan piutang usaha pada kelompok tersebut.
Future cash flows in a group of trade receivables that are collectively evaluated for impairment are estimated on the basis of historical loss experience for the trade receivables with credit risk characteristics similar to those in the group.
• Penyisihan atas Penurunan Nilai Aset
Non-keuangan
• Allowance for Impairment of Non-financial
Asset Penurunan nilai aset non-keuangan ada
jika terdapat indikasi ketika nilai tercatat suatu aset atau unit penghasil kas melebihi nilai terpulihkannya, yang merupakan nilai tertinggi dari nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual dan nilai pakai.
Impairment of non-financial asset exists if there is an indication that the carrying value of the asset or its cash-generating unit exceeds its recoverable amount, which is the higher of its fair value less costs to sell and its value in use.
Manajemen melakukan estimasi atas nilai terpulihkan aset dengan menghitung nilai wajar dikurangi biaya untuk menjual berdasarkan data yang tersedia dari transaksi penjualan yang mengikat dan
bersifat arm’s length untuk aset yang
sejenis atau harga pasar yang tersedia dikurangi tambahan biaya yang diperlukan untuk melepas aset tersebut.
Management estimates the asset’s
recoverable amount from a calculation of its fair value less costs to sell based on
available data from binding sales
transactions in arm’s length transactions of similar assets or observable market price, less incremental costs for disposing of the asset.
Perhitungan nilai pakai didasarkan pada model arus kas yang didiskontokan. Pada model ini, nilai yang terpulihkan sangat sensitif terhadap tarif diskonto yang digunakan, termasuk juga arus kas masuk dimasa yang akan datang dan tarif
The value in use calculation is based on the discounted cash flow model. The recoverable amount is most sensitive to the discount rate used for the expected future cash inflows and the growth rate used for extrapolation purposes.
Akun ini terdiri dari: This account consists of:
31 Desember/December 31,
2016 2015
Kas Cash on hand
Rupiah 1.587.392.609 1.073.544.084 Rupiah
Dolar Amerika Serikat United States dollar
(US$4.228 pada tahun 2016 (US$4,228 in 2016 and
dan US$2.287 pada tahun 2015) 56.802.705 31.551.083 US$2,287in 2015)
Dolar Singapura Singapore dollar
(Sin$3.159 pada tahun 2016 (Sin$3,159 in 2016
dan Sin$4.509 pada tahun 2015) 29.377.454 43.969.364 and Sin$4,509 in 2015)
Yuan Tiongkok Chinese yuan
(CNY6.281 pada tahun 2016) 12.165.018 - (CNY6,281 in 2016)
Total kas 1.685.737.786 1.149.064.531 Total cash on hand
Bank Cash in banks
Rupiah Rupiah
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk 16.191.718.676 7.178.551.245 PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
PT Bank Central Asia Tbk 2.301.458.271 3.038.862.390 PT Bank Central Asia Tbk
PT Bank Negara Indonesia PT Bank Negara Indonesia
(Persero) Tbk 320.032.466 410.326.691 (Persero) Tbk
PT Bank Danamon Indonesia Tbk 288.198.135 287.798.312 PT Bank Danamon Indonesia Tbk
PT Bank Mega Tbk 72.277.861 72.473.542 PT Bank Mega Tbk
PT Bank Syariah Mandiri 61.954.398 1.458.220.944 PT Bank Syariah Mandiri
PT Bank Ganesha - 492.075 PT Bank Ganesha
PT Bank CIMB Niaga Tbk - 281.988.896 PT Bank CIMB Niaga Tbk
PT Bank Bukopin Tbk - 21.509.317 PT Bank Bukopin Tbk
PT Bank Tabungan Pensiunan PT Bank Tabungan Pensiunan
Nasional Tbk - 10.131.710 Nasional Tbk
PT Bank Maybank Indonesia Tbk - 6.303.984 PT Bank Maybank Indonesia Tbk
Dolar Amerika Serikat United States dollar
PT Bank Mandiri (Persero) Tbk PT Bank Mandiri (Persero) Tbk
(US$24.336 pada tahun 2016 (US$24,336 in 2016 and