• Tidak ada hasil yang ditemukan

1 Januari 31 Desember

2007 Penambahan Pengurangan Reklasifikasi 2007

Harga perolehan:

Aset tetap yang diperoleh sendiri

Tanah 399.338 162.061 - (51) 561.348

Bangunan 2.416.933 43.618 - 97.253 2.557.804

Prasarana bangunan 341.740 61.758 - - 403.498

Peralatan sentral telepon 21.335.512 342.229 - 2.615.398 24.293.139

Peralatan telegraf, teleks, dan

komunikasi data 189.701 - - (33.665) 156.036

Peralatan dan instalasi transmisi 34.621.302 677.887 (20.080) 9.479.277 44.758.386

Satelit, stasiun bumi, dan peralatannya 5.568.809 415.446 - (4.629) 5.979.626

Jaringan kabel 19.515.317 1.114.926 - 39.286 20.669.529

Catu daya 3.269.686 64.214 (649) 1.082.826 4.416.077

Peralatan pengolahan data 4.740.341 389.904 580.537 5.710.782

Peralatan telekomunikasi lainnya 626.631 25.670 - (15.281) 637.020

Peralatan kantor 759.959 47.436 - (100.911) 706.484

Kendaraan 171.778 2.759 (513) (17.832) 156.192

Peralatan lainnya 113.093 5.615 - (8.924) 109.784

Aset dalam pembangunan:

Bangunan 35.105 61.913 - (96.932) 86

Peralatan sentral telepon 1.334.956 1.337.231 - (2.588.447) 83.740

Peralatan dan instalasi transmisi 2.987.094 8.765.237 - (9.227.301) 2.525.030

Satelit, stasiun bumi, dan

peralatannya - 3.557 - 3.557

Jaringan kabel 7.159 3.635 (4.183) (6.230) 381

Catu daya 17.644 1.122.932 - (1.102.597) 37.979

Peralatan pengolahan data 16 573.628 - (542.293) 31.351

Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan instalasi transmisi 265.820 17.993 - - 283.813

Jumlah 98.717.934 15.239.649 (25.425) 149.484 114.081.642

Akumulasi penyusutan dan

penurunan nilai:

Aset tetap yang diperoleh sendiri

Bangunan 1.089.772 117.030 - 414 1.207.216

Prasarana bangunan 200.248 57.614 - - 257.862

Peralatan sentral telepon 11.195.005 2.342.153 - 25.399 13.562.557

Peralatan telegraf, teleks, dan

komunikasi data 185.736 356 - (33.665) 152.427

Peralatan dan instalasi transmisi 12.163.943 3.910.579 (6.164) 110.607 16.178.965

Satelit, stasiun bumi, dan peralatannya 1.947.875 428.511 - (3.031) 2.373.355

Jaringan kabel 11.495.878 1.458.905 - (37.353) 12.917.430

Catu daya 1.500.435 370.030 (284) (5.434) 1.864.747

Peralatan pengolahan data 3.363.753 536.903 - (5.352) 3.895.304

Peralatan telekomunikasi lainnya 587.545 12.831 - (24.918) 575.458

Peralatan kantor 593.038 44.259 - (52.370) 584.927

Kendaraan 161.018 4.185 (513) (17.635) 147.055

Peralatan lainnya 101.211 8.049 - (8.823) 100.437

Aset sewa pembiayaan

Peralatan dan instalasi transmisi 133.476 6.370 - 48.248 188.094

Jumlah 44.718.933 9.297.775 (6.961) (3.913) 54.005.834

Nilai Buku Bersih 53.999.001 60.075.808

a. (Kerugian) keuntungan dari pelepasan atau pertukaran aset

2008 2007 2006

Hasil penjualan aset tetap 3.598 39.105 17.269

Nilai buku bersih (19.257) (18.464) (7.806)

10. ASET TETAP (lanjutan)

b. Perjanjian kepemilikan aset KSO

(i) Sehubungan dengan perubahan dan pernyataan kembali perjanjian KSO VII dengan BSI, hak kepemilikan secara legal atas aset tetap di KSO VII yang telah diakuisisi tetap berada di BSI sampai akhir masa KSO yaitu pada tanggal 31 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, nilai buku aset tetap ini masing-masing sebesar Rp927.709 juta dan Rp1.038.265 juta.

(ii) Sehubungan dengan perubahan dan pernyataan kembali perjanjian KSO IV dengan PT Mitra Global Telekomunikasi Indonesia (“MGTI”), hak kepemilikan secara legal atas aset tetap di KSO IV yang telah diakuisisi tetap berada di MGTI sampai akhir masa KSO yaitu pada tanggal 31 Desember 2010. Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, nilai buku bersih aset tetap ini masing-masing sebesar Rp510.347 juta dan Rp817.350 juta.

c. Penurunan nilai aset dan klaim terkait

(i) Pada triwulan pertama tahun 2005, Pemerintah menerbitkan beberapa peraturan dalam upayanya menata ulang spektrum frekuensi yang digunakan industri telekomunikasi. Tindakan ini mengakibatkan Perusahaan tidak diperbolehkan lagi menggunakan spektrum frekuensi tertentu yang digunakan untuk mendukung jaringan kabel telepon tidak bergerak mulai akhir 2006. Peraturan ini mengakibatkan fasilitas jaringan kabel tertentu milik Perusahaan yang termasuk dalam segmen sambungan telepon kabel tidak bergerak, yang sebagian besar terdiri dari peralatan Wireless Local Loop (“WLL”) dan Approach Link, yang beroperasi pada spektrum frekuensi tersebut tidak bisa lagi digunakan mulai akhir tahun 2006. Oleh karena itu, Perusahaan telah memperpendek sisa masa manfaat peralatan WLL dan Approach Link di kuartal pertama 2005 dan menyusutkan sisa nilai buku bersih aset terkait sampai dengan 31 Desember 2006 dan membebankan tambahan beban penyusutan pada tahun 2006 sebesar Rp240.398 juta (Rp168.279 juta bersih setelah pajak).

(ii) Selanjutnya, pada tanggal 31 Agustus 2005, Menkominfo mengeluarkan siaran pers yang mengumumkan bahwa untuk menyesuaikan dengan standar internasional dan sebagaimana direkomendasikan oleh International Telecommunications Union - Radiocommunication Sector (“ITU-R”), spektrum frekuensi 1900 MHz hanya akan digunakan untuk jaringan IMT-2000 atau 3G. Menkominfo juga mengumumkan bahwa jaringan teknologi berbasis Code Division

Multiple Access (“CDMA”) yang digunakan Perusahaan untuk layanan telepon tidak bergerak

nirkabel hanya dapat beroperasi di spektrum frekuensi 800 MHz. Perusahaan menggunakan spektrum frekuensi 1900 MHz untuk jaringan telepon tidak bergerak nirkabel di wilayah Jakarta dan Jawa Barat, sedangkan untuk wilayah lain, Perusahaan menggunakan spektrum frekuensi 800 MHz.

10. ASET TETAP (lanjutan)

c. Penurunan nilai aset dan klaim terkait (lanjutan)

(ii) (lanjutan)

Pada tanggal 13 Januari 2006, Menkominfo menerbitkan Peraturan Menkominfo No. 01/PER/M.KOMINFO/1/2006 yang menegaskan kembali keputusan Pemerintah bahwa jaringan tidak bergerak nirkabel hanya dapat beroperasi pada spektrum frekuensi 800 MHz dan spektrum frekuensi 1900 MHz dialokasikan untuk jaringan 3G. Dengan dikeluarkannya keputusan Pemerintah tersebut, Perusahaan melakukan evaluasi atas nilai yang dapat diperoleh kembali dari unit penghasil kas yang meliputi aset telepon tidak bergerak nirkabel tersebut dan pada tahun 2005, Perusahaan mengakui penurunan nilai sebesar Rp616.768 juta untuk peralatan dan instalasi transmisi dari aset telepon tidak bergerak nirkabel. Nilai yang dapat diperoleh kembali diestimasi dengan menggunakan nilai pakai yaitu nilai kini dari taksiran aliran kas masa depan yang diharapkan akan diterima dari unit penghasil kas dengan tarif diskonto sebelum pajak sebesar 16,89%, yang merupakan rata-rata tertimbang biaya modal Perusahaan pada tanggal 31 Desember 2005. Unit penghasil kas dari suatu aset, ditentukan dengan mengelompokkan aset-aset ke dalam tingkat terkecil kelompok aset yang meliputi aset tersebut, yang menghasilkan aliran kas masuk tanpa tergantung pada aliran kas masuk dari aset-aset atau kelompok aset lain. Di samping itu, Perusahaan juga mengakui rugi atas kontrak yang tidak bisa dibatalkan untuk pengadaan peralatan dan instalasi transmisi 1900 MHz di wilayah Jakarta dan Jawa Barat sebesar Rp79.359 juta.

Sebagai akibat dari keputusan Pemerintah tersebut, peralatan Base Station System (“BSS”) Perusahaan di wilayah Jakarta dan Jawa Barat yang merupakan bagian dari peralatan dan instalasi transmisi untuk jaringan telepon tidak bergerak nirkabel tidak dapat lagi digunakan mulai akhir tahun 2007 dengan total harga perolehan sebesar Rp1.330.818 juta. Penggantian peralatan BSS ini dengan peralatan BSS yang beroperasi di spektrum frekuensi 800 MHz telah selesai pada akhir bulan Desember 2007. Perusahaan juga mengubah estimasi sisa masa manfaat dari peralatan BSS di wilayah Jakarta dan Jawa Barat dan menyusutkan sisa nilai buku dari aset terkait sampai dengan 30 Juni 2007 dan mengakui tambahan beban penyusutan sebesar Rp173.826 juta (Rp121.678 juta bersih setelah pajak) pada tahun 2006. Pada bulan Juni 2007, perusahaan telah sepenuhnya menyusutkan aset-aset tersebut.

(iii) Pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007, Perusahaan mengoperasikan dua satelit, Telkom-1 dan Telkom-2, terutama sebagai backbone hubungan transmisi untuk jaringan milik Perusahaan sendiri serta untuk penyediaan jasa up-linking dan down-linking satelit stasiun bumi untuk para pengguna domestik dan internasional. Pada tanggal 31 Desember 2008, tidak ada kejadian atau perubahan keadaan yang mengindikasikan bahwa nilai tercatat satelit Perusahaan kemungkinan tidak dapat terpulihkan.

(iv) Pada tanggal 2 Februari 2007, terjadi banjir besar di Jakarta dan sekitarnya, wilayah Divre II Jakarta, dan proses klaim asuransi penggantian aset tetap telah dibuat. Gedung dan perangkat-perangkat yang terkena dampak telah beroperasi kembali pada akhir Desember 2008.

(v) Pada tanggal 6 Maret 2007, terjadi gempa bumi di Padang, wilayah Divre I Sumatra, dan proses klaim asuransi penggantian aset tetap telah dibuat. Secara berangsur-angsur gedung dan perangkat-perangkat yang terkena dampak telah beroperasi kembali sejak September 2007.

10. ASET TETAP (lanjutan)

c. Penurunan nilai aset dan klaim terkait (lanjutan)

(vi) Pada tanggal 12 September 2007, terjadi gempa bumi di Sumatra Bagian Selatan dan Barat, wilayah Divre I Sumatra, dan proses klaim asuransi penggantian aset tetap telah dibuat. Secara berangsur-angsur gedung dan perangkat-perangkat yang terkena dampak telah beroperasi kembali sejak September 2007.

(vii) Pada tanggal 9 Juli 2008, terjadi banjir besar di Balikpapan dan sekitarnya, wilayah Divre VI Kalimantan, dan proses klaim asuransi penggantian aset tetap telah dibuat. Secara berangsur-angsur gedung dan perangkat-perangkat yang terkena dampak telah beroperasi kembali sejak Juli 2008.

d. Lain-lain

(i) Bunga yang dikapitalisasi ke aset dalam pembangunan berjumlah Rp nihil masing-masing untuk tahun 2008, 2007, dan 2006.

(ii) Rugi selisih kurs yang dikapitalisasi ke aset dalam pembangunan berjumlah Rp nihil masing-masing untuk tahun 2008, 2007, dan 2006.

(iii) Pada tahun 2008, Perusahaan melakukan reklasifikasi peranti lunak Perusahaan yang sebelumnya dicatat di aset tetap ke aset tidak berwujud (Catatan 13 dan 54).

(iv) Pada tahun 2008, peralatan tertentu Telkomsel (bagian dari infrastuktur) dengan harga perolehan sebesar Rp797.208 juta dan masa manfaat yang diharapkan sebelumnya lebih dari tahun 2010, direncanakan akan digunakan sampai tahun 2010. Sehingga, penyusutan peralatan tersebut dipercepat sampai dengan tahun tersebut. Perubahan masa manfaat tersebut memiliki dampak yang tidak signifikan terhadap beban penyusutan.

(v) Dari tanggal 1 Juli 2007 sampai dengan 31 Desember 2008, Telkomsel mencatat aset tetap sebesar Rp8.260.648 juta yang masih dapat mengalami penyesuaian harga (Catatan 49a.ii dan 52l). Sebagian dari nilai tercatat sebesar Rp6.958.853 juta telah disusutkan dengan total akumulasi penyusutan yang dibebankan ke laporan laba rugi konsolidasian sebesar Rp403.106 juta (Rp392.896 juta dibebankan pada laporan laba rugi konsolidasian tahun berjalan). Telkomsel dan pemasok setuju untuk mengurangi harga sebelumnya sebesar US$ 107,05 juta (Catatan 52l). Dampak dari penyesuaian tersebut adalah pengurangan terhadap aset tetap yang dikapitalisasi sebesar Rp1.035.588 juta, kewajiban yang masih harus dibayar sebesar Rp1.172.198 juta dan penyusutan sebesar Rp47.868 juta yang dibebankan pada laporan keuangan konsolidasian tahun berjalan.

(vi) Perusahaan dan anak perusahaan memiliki beberapa bidang tanah yang terletak di berbagai daerah di Indonesia dengan status Hak Guna Bangunan (“HGB”) berjangka waktu 20-30 tahun yang akan habis masa berlakunya antara tahun 2009 hingga 2038. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak akan terdapat kesulitan untuk memperpanjang hak atas tanah pada saat berakhirnya hak tersebut.

(vii) Perusahaan diberikan hak untuk menggunakan beberapa bidang tanah tertentu oleh Depkominfo (dahulu Departemen Pariwisata, Pos, dan Telekomunikasi Republik Indonesia (“DPPT”)) dimana tanah-tanah tersebut tercatat atas nama DPPT dan Departemen Perhubungan Republik Indonesia. Pengalihan hak kepemilikan secara hukum atas tanah tersebut kepada Perusahaan masih dalam proses.

10. ASET TETAP (lanjutan)

d. Lain-lain (lanjutan)

(viii)Pada tanggal 31 Desember 2008, aset tetap milik Perusahaan dan anak perusahaan kecuali tanah, senilai Rp67.389.281 juta diasuransikan kepada PT Asuransi Jasa Indonesia (“Jasindo”), PT Asuransi Ramayana Tbk, PT Asuransi Wahana Tata, PT Asuransi Ekspor Indonesia, PT Asuransi Sinar Mas, PT Asuransi Central Asia, PT Asuransi Allianz Utama Indonesia, PT Asuransi Bintang Tbk, PT Asuransi Tri Pakarta, dan PT Asuransi QBE POOL Indonesia terhadap risiko kebakaran, pencurian, gempa bumi, dan risiko lainnya dengan nilai maksimum klaim kerugian sebesar Rp2.166.993 juta dan US$12,70 juta, basis kerugian pertama Rp5.352.100 juta dan US$4,00 juta termasuk pemulihan kegiatan usaha sebesar Rp324.000 juta dengan Automatic Reinstatement of Loss Clause. Di samping itu, Telkom-1 dan Telkom-2 diasuransikan terpisah dengan nilai pertanggungan masing-masing sebesar US$34,04 juta dan US$51,26 juta. Manajemen berkeyakinan bahwa nilai pertanggungan asuransi tersebut memadai untuk menutupi kemungkinan kerugian atas aset yang dipertanggungkan.

(ix) Pada tanggal 31 Desember 2008, tingkat penyelesaian aset dalam pembangunan sekitar 64,4% dari nilai kontrak dengan perkiraan tanggal penyelesaian antara April 2009 sampai dengan Desember 2009. Manajemen berkeyakinan bahwa tidak terdapat hambatan yang dapat mempengaruhi penyelesaian aset dalam pembangunan.

(x) Aset tetap tertentu anak perusahaan telah dijaminkan dalam beberapa perjanjian pinjaman (Catatan 18 dan 22).

(xi) Perusahaan dan anak perusahaan memiliki komitmen berkaitan dengan sewa pembiayaan untuk peralatan dan instalasi transmisi, kendaraan, peralatan pengolahan data, dan peralatan kantor dengan hak opsi untuk membeli aset-aset tersebut pada akhir masa sewa pembiayaan. Pembayaran sewa pembiayaan minimum di masa depan untuk aset sewa pembiayaan pada tanggal 31 Desember 2008 dan 2007 adalah sebagai berikut:

Tahun 2008 2007 2008 - 78.768 2009 324.279 78.553 2010 198.054 78.553 2011 126.331 78.553 2012 76.537 61.890 Selanjutnya 24.632 17.281

Jumlah pembayaran minimum sewa pembiayaan 749.833 393.598

Bunga (161.135) (164.354)

Nilai kini bersih atas pembayaran minimum

sewa pembiayaan 588.698 229.244

Bagian yang jatuh tempo dalam satu tahun (Catatan 19a) (250.918) (27.250)