• Tidak ada hasil yang ditemukan

III. KERANGKA PEMIKIRAN

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.3. Aspek-aspek Analisis Kelayakan Proyek

Untuk dapat merencanakan dan menganalisa proyek, diperlukan pertimbangan mengenai berbagai aspek yang mungkin terlibat dan secara bersama-sama menentukan keuntungan yang diperoleh dari suatu penanaman investasi tertentu. Proses analisis setiap aspek saling terkait antara satu aspek dengan aspek lainnya, sehingga analisis aspek-aspek tersebut menjadi terintegrasi dan berhubungan. Hal ini penting dilakukan, agar kelak baik manfaat maupun biaya yang dikeluarkan tidak over valued atau under valued. Kesalahan dalam menaksir manfaat maupun biaya dapat mengakibatkan tujuan suatu bisnis/proyek

28 tidak tercapai, bahkan mungkin menghasilkan kerugian, tidak saja bagi pelaksana bisnis, tetapi juga bagi masyarakat luas.

Aspek-aspek yang harus dipertimbangkan dalam analisis kelayakan bisnis atau proyek tergantung dari jenis bisnis/proyek yang akan dilaksanakan atau sedang berlangsung. Gittinger (1986) menyatakan ada enam aspek yang harus dipertimbangkan dalam proyek-proyek pertanian, yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen (aspek institusional-organisasi-manajerial), aspek sosial, aspek finansial, dan aspek ekonomi. Dalam penelitian mengenai analisis kelayakan usaha budidaya jambu biji ini, yang akan dibahas adalah lima aspek pertama, yaitu meliputi aspek pasar, aspek teknis, aspek manajemen, aspek sosial, dan aspek finansial.

1) Aspek Pasar

Aspek komersial suatu proyek adalah rencana pemasaran output yang dihasilkan oleh proyek dan rencana penyediaan input yang dibutuhkan untuk kelangsungan dan pelaksanaan proyek (Gittinger 1986). Menurut Kadariah (1999), aspek komersial berhubungan dengan penawaran input (barang dan jasa) yang diperlukan proyek, baik saat membangun proyek maupun saat proyek sudah berproduksi, dan menganalisis pemasaran output yang akan diproduksi proyek.

Para pemasar menggunakan sejumlah alat untuk mendapatkan tanggapan dari pasar yang diinginkan dari pasar sasaran mereka, yang membentuk suatu bauran pemasaran. Bauran pemasaran adalah seperangkat alat pemasaran yang digunakan perusahaan untuk terus-menerus mencapai tujuan pemasarannya, yang diklasifikasikan ke dalam empat kelompok luas yang sering disebut 4P, yaitu terdiri dari: produk (product), harga (price), tempat (place), dan promosi (promotion). Bauran 4P ini menggambarkan pandangan penjual mengenai alat-alat pemasaran yang dapat digunakan untuk mempengaruhi pembeli. 2) Aspek Teknis

Analisis teknis berhubungan dengan input proyek (penyediaan), dan output (produksi) berupa barang-barang nyata dan jasa-jasa. Analisis secara teknis akan menguji hubungan-hubungan teknis yang mungkin dalam suatu proyek pertanian yang diusulkan, keadaan tanah di daerah proyek dan

29 potensinya bagi pembangunan pertanian, ketersediaan air, varietas bibit tanaman dan benih ternak yang cocok dengan areal proyek, pengadaan produksi, potensi dan keinginan penggunaan mekanisasi dan pemupukan areal, dan alat-alat kontrol yang diperlukan.

Menurut Umar (2005), terdapat tiga hal pokok yang dihadapi suatu proyek terkait dengan aspek teknis atau kegiatan operasional, yaitu:

a) Penentuan Lokasi Usaha atau Posisi Perusahaan

Penentuan posisi perusahaan dalam masyarakat bertujuan agar keberadaan perusahaan sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan dapat dijalankan secara ekonomis, efektif, dan efisien. Oleh karena itu, diperlukan keputusan yang tepat mengenai posisi perusahaan yang dapat ditentukan dengan mempertimbangkan pemilihan strategi berproduksi, penentuan produk yang akan dihasilkan (ditawarkan), dan kualitas produk

b) Desain Usaha

Desain mencakup perancangan fasilitas operasi yang akan digunakan, meliputi perencanaan letak pabrik, proses operasi, teknologi yang digunakan, rencana kapasitas mesin yang digunakan, perencanaan bangunan, tata letak (layout) bangunan, dan lingkungan kerja.

c) Operasional Usaha

Operasional usaha terjadi pada saat proses produksi sudah berjalan, diantaranya mencakup hal-hal rencana produksi, rencana persediaan bahan baku, penjadwalan kerja pegawai, pengawasan kualitas, dan pengawasan biaya produksi.

3) Aspek Manajemen

Manajemen merupakan proses mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan atau pekerjaan-pekerjaan sehingga dapat terselesaikan secara efektif dan efisien, dengan dan melalui orang lain. Aspek manajemen berhubungan dengan bagaimana merencanakan pengelolaan proyek dalam pelaksanaannya nanti. Aspek manajemen juga berkaitan dengan pertimbangan mengenai sesuai atau tidaknya proyek tersebut dengan susunan organisasi proyek agar sesuai dengan prosedur organisasi setempat, kesanggupan atau keahlian petani yang ada untuk menangani proyek. Aspek manajemen menurut Gittinger (1986)

30 terdiri dari aspek institusional, organisasional, dan manajerial yang tumpang-tindih (overlapping) yang dapat mempengaruhi pelaksanaan proyek. Pada proyek pertanian, perusahaan harus mempertimbangkan kemampuan manajerial para petani yang akan ikut serta dalam proyek. Jika petani memiliki pengalaman terbatas pada masalah produksi, maka mereka harus diberikan waktu yang cukup agar dapat meningkatkan kemampuan mereka.

Menurut Husnan dan Suwartono (1994), hal yang perlu diperhatikan dalam aspek manajemen ini adalah bentuk badan usaha yang digunakan, jenis pekerjaan yang diperlukan agar usaha dapat berjalan dengan lancar, persyaratan-persyaratan yang diperlukan untuk menjalankan perusahaan tersebut, struktur organisasi yang digunakan, penyediaan tenaga kerja yang dibutuhkan.

4) Aspek Sosial Ekonomi dan Lingkungan

Analisis aspek sosial ekonomi dan lingkungan berkaitan dengan dampak sosial, budaya, ekonomi, dan lingkungan yang disebabkan dari adanya bisnis atau proyek yang akan dilaksanakan dan kesesuaian dengan pola sosial budaya dan lingkungan masyarakat setempat. Gittinger (1986) menyatakan bahwa pertimbangan-pertimbangan sosial harus dipikirkan secara cermat agar dapat menentukan apakah suatu proyek yang diusulkan tanggap (responsive) terhadap keadaan sosial atau lingkungan tersebut. Analisis aspek ini juga berkenaan dengan kontribusi bisnis atau proyek terhadap manfaat ekonomi, seperti penyerapan tenaga kerja, pemerataan pendapatan, dan peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Analisis aspek ekonomi digunakan untuk menilai apakah suatu bisnis mampu memberikan peluang peningkatan pendapatan masyarakat, pendapatan asli daerah, pendapatan dari pajak, dan dapat menambah aktivitas ekonomi. Analisis aspek sosial dilakukan guna mempertimbangkan pola dan kebiasaan-kebiasaan sosial dari pihak yang akan dilayani oleh proyek, serta implikasi sosial yang lebih luas dengan adanya investasi proyek. Beberapa pertanyaan yang biasa dijadikan masalah adalah mengenai penciptaan kesempatan kerja atau bagaimana kualitas hidup masyarakat dengan adanya proyek. Informasi berkaitan dengan lingkungan perusahaan diperlukan untuk mengetahui

Dokumen terkait