• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

1.7 Metode Perancangan

2.1.2 Aspek-Aspek Desain Komunikasi Visual

a. Ilustrasi

Ilustrasi menurut definisinya adalah seni gambar yang dimanfaatkan untuk memberi penjelasan atas suatu maksud atau tujuan secara visual. Dalam perkembangannya, ilustrasi secara lebih lanjut ternyata tidak hanya berguna sebagai saran pendukung cerita, tetapi dapat juga menghiasi ruang kosong. Misalnya dalam majalah, koran tabloid, dan lain- lain. Ilustrasi bisa berbentuk macam- macam, seperti karya seni sketsa, lukis, grafis, karikatural, dan akhir-akhir ini bahkan banyak dipakai image bitmap hingga karya foto (Kusrianto, 2007 : 140).

Ilustrasi digunakan untuk membantu mengkomunikasikan pesan dengan cepat, tepat, tegas dan merupakan terjemahan dari sebuah judul. Keberadaan ilustrasi diharapkan bisa membentuk suatu suasana penuh emosi dan

menjadikan seakan-akan gagasan itu nyata. Ilustrasi sebagai gambaran pesan yang tak terbaca, namun bisa mengurai cerita, berupa gambar dan tulisan yaitu bentuk grafis informasi yang memikat. Dengan ilustrasi diharapkan media menjadi lebih berkesan, karena pembaca akan lebih mudah mengingat gagasan dari pada kata-kata.

Ilustrasi merupakan unsur grafis paling vital dan dapat disajikan mulai dari goresan atau titik sederhana sampai dengan yang kompleks. Ilustrasi berfungsi antara lain untuk menarik perhatian, merangsang minat pembaca terhadap keseluruhan pesan, memberikan eksplanasi atas pernyataan, menonjolkan keistimewaan dari produk, memenangkan persaingan, menciptakan suasana khas, dramatisasi pesan, menunjukkan suatu merk atau semboyan dan mendukung judul iklan.

Ilustrasi kalau dilihat dari segi teknisnya dapat digolongkan menjadi beberapa teknik yaitu:

1) Ilustrasi Gambar Tangan (Hand Drawing)

Ilustrasi ini dibuat secara keseluruhan menggunakan tangan, dengan memberikan ekspresi dan karakter tertentu untuk mendukung media komunikasi grafis yang dibuat, seperti ik lan, poster, baliho dan lainnya (Pujiriyanto, 2005 : 41).

Ga mbar 2.1 Ilustrasi ga mbar tangan

Ga mbar 2.2 Ilustrasi ga mbar tangan

(Su mber: www.indonesiasketchers .com/2 Maret 2011)

2) Fotografi

Ilustrasi ini dihasilkan dengan tehnik fotografi menggunakan kamera, baik manual maupun digital. Foto yang dihasilkan dengan kamera digital memungkinkan adanya pengolahan lebih lanjut, langsung tanpa scanning di komputer untuk memberikan ekspresi ataupun ilustrasi tertentu sesuai keinginan. Objek fotografi menjadi lebih realistis, ekslusif dan persuasive (Pujiriyanto, 2005 : 42).

Ga mbar 2.3 Ilustrasi fotografi

3) Teknik Gabungan

Ilustrasi bentuk komunikasi dengan struktur visual atau rupa yang terwujud dari perpaduan antara teknik fotografi dengan teknik olah digital di komputer. (Pujirianto, 2005:41)

Ga mbar 2.3 Ilustrasi fotografi

(Su mber: www. nailsum..wordpress.com/1 Ma ret 2011)

Ilustrasi yang digunakan pada perancangan media komunikasi visual Untuk Meningkatkan Eksistensi Scooter Brotherhood adalah ilustrasi teknik gabungan berupa skuter Vespa, kain poleng, bunga kamboja dan fotografi berupa skuter Vespa ketika sedang dikendarai.

b. Tipografi

Kata Tipografi sebenarnya berasal dari bahasa latin yang terdiri dari kata typos dan graphia. Typos berarti cetakan bentuk dan sejenisnya, sedangkan graphia berarti hal tentang seni tulisan (Schender, 1997 : 4).

Secara umum tipografi diartikan seni mencetak menggunakan huruf, seni menyusun huruf dan cetakan dari huruf atau penyusunan bentuk dengan gaya-gaya huruf. Tipografi sama dengan menata huruf yang merupakan unsur penting dalam sebuah karya desain komunikasi visual untuk mendukung terciptanya kesesuaian antara konsep dan komposisi karya (Santosa, 2002 : 108).

Hampir setiap bangsa di dunia menggunakan huruf sebagai sarana komunikasi dan sejarah perkembangan tipografi dimulai dari penggunaan

Pictograph. Saat ini tipografi sudah mengalami perkembangan dari fase penciptaan dengan tangan (hand draw) hingga mengalami komputerisasi. Fase komputerisasi membuat penggunaan tipografi menjadi lebih mudah dan dalam jangka waktu yang lebih cepat dengan jenis pilihan huruf yang ratusan jumlahnya.

Setiap bentuk huruf dalam sebuah alfabet memiliki keunikan fisik yang menyebabkan mata kita dapat membedakan antara huruf „m‟ dengan „p‟ atau „C‟ dengan „Q‟. Keunikan ini disebabkan oleh cara mata kita melihat korelasi antara komponen visual yang satu dengan yang lain. Sekelompok pakar psikologi dari Jerman dan Austria pada tahun 1900 memformulasikan sebuah teori yang dikenal dengan teori Gestalt. Teori ini berbasis pada „pattern seeking‟ dalam perilaku manusia. Setiap bagian dari sebuah gambar dapat dianalsisi dan dievaluasi sebagai komponen yang berbeda. Salah satu hukum persepsi dan teori ini membuktikan bahwa untuk mengenal atau „membaca‟ sebuah gambar diperlukan adanya kontras antara ruang positif yang disebut dengan figure dan ruang negatif yang disebut dengan ground (Meilando, 2008/tipsdesain.com/tipografi).

Berdasarkan klasifikasi yang dilakukan oleh James Craig, jenis huruf dibedakan antara lain:

1) Huruf Berkait (Serif/Roman)

Adalah bentuk huruf yang memiliki kait, dengan ketebalan yang kontras. Jenis huruf (typefaces) dengan stroke menghiasi jenis huruf ini. Jenis ini merupakan huruf yang formal. Serif mengekspresikan organisasi dan intelektualitas dan bentuknya sangat anggun dan konservatif (Pujiriyanto, 2005 : 57). Gambar 2.4 salah satu contoh huruf berkait (serif/roman).

Ga mbar 2.4 Huruf Times New Ro man. (Su mber: www.doyoupop.com/1 Maret 2011)

2) Huruf Tak Berkait (Sans Serif)

Adalah bentuk huruf yang tidak memiliki kait, bertangkai tebal, sederhana dan lebih mudah dibaca. Ciri lain jenis huruf ini adalah tidak memiliki stroke atau ekor. Ujungnya bisa berbentuk tumpul (rounded corner) atau tajam. Sifat huruf ini adalah hangat dan bersahabat (Pujiriyanto, 2005 : 56).

Berdasarkan ciri yang dimilikinya sifat huruf ini kurang formal dan kesan yang ditimbulkan dari jenis huruf ini ada lah modern, kontemporer dan efisien. Gambar 2.5 salah satu contoh huruf tak berkait (sans serif).

Ga mbar 2.5 Huruf Aria l.

(Su mber: www.askthecssguy.com/1 Maret 2011)

3) Huruf Tulis atau Latin (Script)

Adalah jenis huruf yang merupakan dasar dari bentuk huruf yang ditulis dengan tangan, kontras tebal dan tipisnya sedikit saling berhubungan dan mengalir. Kesan yang ditumbulkan adalah kesan keanggunan dan sentuhan pribadi (Pujiriyanto, 2005 : 58). Gambar 2.6 salah satu contoh huruf tulis atau latin (Script).

Ga mbar 2.6 Huruf Script MT Bold.

(Su mber: www.a launbydesign.com/1 Ma ret 2011)

4) Huruf Dekoratif

Bentuk huruf yang sangat rumit desainnya sehingga jenis huruf ini hanya cocok dipakai untuk headline. Dapat membuat efek respon yang berbeda. (idem). Gambar 2.7 contoh huruf dekoratif.

Ga mbar 2.7 Huruf Rothenburg Decorative. (Su mber: www.free-fonts.biz.co m/1 Ma ret 2011)

5) Huruf Monospace

Adalah jenis yang memiliki jarak atau lebar yang sama setiap hurufnya. Huruf W dan I memiliki ruang yang sama. Huruf pada mesin ketik juga merupakan huruf monospace. Banyak digunakan

oleh programer untuk coding dan performatted text. (idem). Gambar 2.8 contoh huruf monospace.

Ga mbar 2.8 Huruf Courier Ne w.

(Su mber: www.identifont.com/1 Maret 2011)

Selain jenis huruf diatas, huruf juga dikelo mpokkan berdasarkan ciri-ciri anatominya, yaitu:

1) Oldstyle

Huruf- huruf Oldstyle diciptakan dalam periode tahun 1470 ketika muncul huruf Venetian buatan seniman Venice, Aldin ciptaan Aldus Manutius dari Itali, dan Calon di Jerman. Periode Oldstyle berakhir di akhir abad ke-16 dengan munculnya periode transisi berupa karya John Baskerville yang menjembatani periode berikutnya (Kusrianto, 2007 : 202). Gambar 2.9 ciri-ciri huruf Oldstyle.

Ga mbar 2.9 Gouldly Oldstyle, contoh huruf katagori Oldstyle. (Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 202).

Beberapa font yang dapat dikatagorikan ke dalam kelompok Oldstyle adalah Bembo, Bauer Text, CG Cloister, ITC Usherwood, Claren-don, Garamond, Goudy Oldsyle, Palatino (Palmspring), dll.

2) Modern

Dimulai pada abad ke-18 ketika Giambastita Bodoni menciptakan karya-karyanya yang kita kenal sebagai font Bodoni (dengan anggota keluarganya yang cukup banyak) hingga sekarang. Periode itu cukup panjang hingga abad ke-20 dan jumlah karya-karya typeface sudah semakin banyak (Kusrianto, 2007 : 203). Gambar 2.10 ciri-ciri huruf Modern.

Ga mbar 2.10 Bodomi Mt Condensed, salah satu contoh Huru f Ke lo mpok Modern. (Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 203)

Font- font yang termasuk dalam kelompok Modern tersebut di antaranya Bodoni, Bauer Bodoni, Didot, Torino, Auriga, ITCFenice, litotype Modern, ITC Modern, Walbaum Book, ITC Zapt Book, Bookman, Cheltenham, Melior, dll.

3) Slab Serif

Kelompok huruf Slab Serif ditandai dengan bentuk serif yang tebal, bahkan sangat tebal. Masa kemunculan jenis huruf itu bervariasi dan ikut menandai kemunculan huruf-huruf yang berfungsi lebih tepat sebagai penarik perhatian, yaitu sebagai Header (Kusrianto, 2007 : 203) Gambar 2.11 ciri-ciri huruf Slab serif.

Ga mbar 2.11 Contoh Huruf Slab Se rif

(Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 204)

Font- font yang termasuk Slab Serif antara lain: Boton, Aachen, Calvert, Lubalin Graph, Memphis, Rockwell, Serifa, Clarendon, Stymie, dll.

4) Sans Serif

Sans Serif adalah huruf tanpa serif (kait di ujung). Pertama kali jenis huruf tersebut diciptakan oleh William Caslon IV (keturunan William Caslon di era Oldstyle) pada tahun 1816. pada awal kemunculannya, font jenis itu disebut Grotesque karena pada zaman itu bentuk huruf tanpa serif itu dirasa aneh dan unik (Kusrianto, 2007 : 204). Sebagai contoh seperti gambar berikut:

Ga mbar 2.12 Contoh huruf yang mewa kili ke lo mpok Sans Serif. (Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 204).

Font yang termasuk Sans Serif, antara lain Arial, Franklin Gothic, Akzident Grotesk, Helvetica, Univers, Formata, Avant Garde, Gill Sans, Futura, Optima, dll.

5) Type Family

Pada tahun 1488, Moritz Brandis dari Leipzig Jerman untuk pertama kalinya membuat font semi bold dari bentuk font yang telah ada untuk melengkapi typeface itu. Melengkapi famili dari suatu typeface baru populer sejak tahun 1980-an (setelah 400 tahun lebih). Saat itu, American Type Founder Company, sebuah perusahaan pembuat huruf menawarkan koleksi huruf yang diproduksinya lengkap dengan hasil modifikasi dari karya-karya klasik yang telah ada sehingga pilihan huruf-huruf semakin diperluas (Kusrianto, 2007 : 205).

Jadi type Family adalah kumpulan hasil modifikasi dari bentuk font yang telah ada ke arah:

1. Ketebalannya sehingga kita mengenal huruf Semi Bold, Bold, dan Extra Bold.

2. Proporsi dari bentuk huruf sehingga kita mengenal huruf Condensed

atau penyempitan dan Expanded atau pelebaran.

3. Sudut kemiringan; untuk memeperoleh efek tertentu, sejak awal dikenal istilah italic untuk yang bentuknya condong ke kanan. 4. Texture permukaan; itu juga merupakan variasi dari type family. 5. Desain. Ada type family yang memiliki desain yang berbeda. Salah

satu contoh nyata dari famili yang berbeda desain adalah ITC Officiana, dn juga ITC Stone.

6. Font Univers adalah typeface yang secara khusus didesain dengan berbagai jenis.

Ga mbar 2.13 Contoh rumpun Univers yang me miliki anggota keluarga paling lengkap. (Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 207)

Tipografi yang digunakan pada perancangan media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Scooter Brotherhood Indonesia adalah huruf tak berkait (slab serif) dan berkait (serif/roman) yang juga tergolong pada kelompok tipografi old style.

c. Teks

Adalah sederetan kata atau kalimat yang menjelaskan suatu barang atau jasa untuk tujuan tertentu. Bahasa yang digunakan penyusunan teks pada iklan hendaknya sederhana, jelas, singkat, dan tepat serta memiliki daya tarik pada kalimatnya (Ananda, 1978 : 63).

Ga mbar 2.14 Unsur-unsur pada iklan.

(Su mber: Pengantar Desain Ko munikasi Visual : 327).

Teks merupakan kata-kata yang terdapat pada buku atau iklan. Teks dituntut agar mampu menggugah, menarik, mengindahkan, mengidentifikasikan, menggalang kebersamaan, dan mengkomunikasikan pesan dengan nilai komparatif kepada khalayak. Teks dibagi dalam beberapa sistem penamaan dan masing- masing memiliki fungsi berbeda, yaitu:

1) Judul (Headline/Heading)

Adalah teks yang letaknya paling atas pada sebuah iklan, dengan ukuran huruf

paling besar antara yang lainnya dan biasanya untuk menyampaikan pesan yang paling penting (Santosa, 2002 : 54).

Judul hendaknya ekspresif, mempertegas kata-katanya yang singkat dan berfungsi untuk mengkombinasikan watak sebuah tulisan. Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain judul, yaitu:

a) Bentuk huruf mendukung judul dan memancarkan watak tulisan b) Judul kontras dengan teks lainnya baik dari segi warna, ukuran dan bentuknya

d) Kata tidak terlalu panjang dan mudah dibaca e) Judul sebaiknya diposisikankan di tengah-tengah. f) Hindari judul dengan pemakaian huruf kapital semua

g) Bentuk visualisasi menunjang isi pesan seirama dengan isi dan maksud (Pujiriyanto, 2005 : 38).

2) Sub Judul (Sub Headline)

Sub judul berfungsi untuk melengkapi serta memperjelas pengertian headline dan untuk membagi serta sebagai penyela teks berikutnya. Biasanya ukurannya lebih kecil daripada judul dengan warna yang berbeda pula. Sub judul dapat j uga disebut sebagai kalimat peralihan yang mengarah pembaca dari judul ke kalimat pembuka dari naskah (body copy). Hal- hal yang perlu diperhatikan dalam mendesain sub judul, yaitu:

a) Sub judul serasi dan saling mendukung dengan judulnya. b) Hindari penempatan di bawah kolom.

c) Jangan berlebih menggunakan materi visual, sesuaikan jenis huruf dengan judul dan teks isinya.

d) Gunakan tipe huruf yang kontras, misalnya tipe huruf Sans Serif.

e) Gaya dan ukuran huruf pada artikel dapat dideformasi dengan memiringkan atau memperbesar 1-3 kali.

f) Sub judul dapat ditulis dengan lekukan atau indent dengan posisi sebelah kiri. g) Gunakan garis bawah atau di atas sub judul untuk kejelasan atau buatkan

frame.

h) Gunakan warna berbeda dengan warna artikel.

i) Tempatkan di kolom terpisah di samping atas, jangan di bawah artikel.

j) Susun unsur- unsur dengan posisi, proporsi, irama, latar belakang, pilihan tipografi dalam kesatuan yang artistik. (Pujiriyanto, 2005 : 39).

3) Teks Isi (Body Copy)

Digunakan untuk menerangkan produk atau maksud secara detail, lebih detail dari judul atau sub judul dan menjelaskan kandungan dalam produk. Isi pesan yang ingin disampaikan berfungsi untuk mengarahkan pembaca dalam mengambil sikap, berfikir dan bertindak lebih lanjut. Naskah yang kreatif

dapat menampilkan fakta-fakta, bagan, daya tarik dari hal yang menyenangkan atau menggelisahkan (isu- isu strategis). Penting sekali untuk menyusun naskah yang menarik, bersahabat dan meyakinkan. Secara kreatif bentuk naskah atau body copy dapat dikombinasikan dengan berbagai bentuk gambar. (idem)

4) Slogan (Semboyan)

Kalimat pendek yang unik dan khas yang dimiliki oleh sebuah produk untuk memancing ingatan konsumen. Semboyan juga mempunyai pengertian pengungkapan suatu konsep dalam bentuk kalimat singkat padat sehingga mudah ditangkap dan dimengerti oleh khalayak sasaran. Sering keberhasilan suatu semboyan dicapai dengan pengulangan (Nuradi, 1996 : 163).

5) Kata Penutup (Closing Word)

Closing Word adalah kalimat pendek yang jelas, singkat, jujur dan jernih yang biasanya bertujuan untuk mengarahkan pembaca untuk membuat keputusan (Pujiriyanto, 2005 : 41).

Teks yang digunakan pada perancangan media komunikasi visual untuk meningkatkan eksistensi Scooter Brotherhood Indonesia terdiri dari beberapa bagian seperti. Slogan (semboyan) dan Tagline, yang berisi informasi dan promosi mengenai klub Vespa.

d. Warna

Warna merupakan getaran atau gelombang yang diterima indera penglihatan. Secara obyektif atau fisik warna juga dapat didefisnisikan sebagai sifat cahaya yang dipancarkan, atau secara subyektif atau fisikologis sebagai bagian dari pengalaman indera penglihatan (Sanyoto, 2005 : 9).

Warna akan dapat membuat kesan atau mood untuk keseluruhan gambar atau grafis. Setiap warna memiliki daya tarik yang berbeda dan dalam penggunaannya diharapkan dapat menciptakan keserasian dan membangkitkan emosi.

Secara subyektif atau psikologis penampilan warna dapat dikatagorikan ke dalam tiga dimensi warna yang sangat besar pengaruhnya terhadap tata rupa, yaitu hue, value, dan chroma. Hue adalah rona/corak warna yaitu dimensi mengenai klasifikasi warna, nama warna, dan jenis warna. Value adalah tone warna, yaitu

dimensi terang- gelap warna atau tua-muda warna, disebut pula”ke-terang-an” warna (brighness). Chroma adalah itensitas, yaitu dimensi tentang cerah-redup warna, cemerlang-suram warna, murni-kotor warna, disebut pula penyerapan warna (saturation).

Sedangkan menurut Kusrianto (2007 : 46) warna merupakan pelengkap gambar serta mewakili suasana kejiwaan pelukisnya dalam berkomunikasi. Warna juga merupakan unsur yang sangat tajam untuk menyentuh kepekaan penglihatan sehingga mampu merangsang munculnya rasa haru, sedih, gembira, mood atau semangat dan lain- lain.

Berikut gambar susunan warna-warna dalam lingkaran warna:

Ga mbar 2.15 Lingkaran Warna.

(Su mber: www.a riasdimu ltimed ia.wordpress.com/1 Maret 2011).

Terdapat lima klasifikasi warna yaitu warna primer, sekunder, intermidiate, tersier, dan warna kuarter (Sanyoto, 2005 : 19).

1) Warna Primer

Warna primer disebut warna pertama, atau warna pokok. Disebut warna primer karena warna tersebut tidak dapat dibentuk dari warna lain dan d isebut warna pokok karena warna tersebut dapat digunakan sebagai pokok percampuran untuk memperoleh warna-warna yang lain. Nama-nama warna primer tersebut, adalah:

a) Biru, nama warna sebenarnya adalah sian (cyan), yaitu biru semu hijau.

Warna cyan yang sebenarnya terdapat pada warna bahan tinta cetak. b) Merah, nama sebenarnya magenta, yaitu merah semu ungu. Warna

c) Kuning, dalam tube cat disebut lemon yellow, dalam tinta cetak disebut yellow.

Salah satu contoh terlihat pada gambar 2.16.

Ga mbar 2.16 Warna primer (kuning). (Su mber:Ko leksi Pribadi)

2) Warna Sekunder

Warna sekunder, atau disebut warna ke dua adalah warna jadian dari percampuran dua warna primer (pokok/warna pertama) (Sanyoto, 2005 : 20). Nama- nama warna sekunder adalah:

1) Jingga (orange), adalah hasil percampuran warna merah dan k uning. 2) Ungu (violet), adalah hasil percampuran warna merah dan b iru. 3) Hijau (green), adalah hasil percampuran warna kuning dan b iru.

Salah satu contoh terlihat pada gambar 2.17.

Ga mbar 2.17 Warna sekunder (hijau). (Su mber: Kolesi Pribadi)

3) Warna Intermediate

Warna intermediate adalah warna perantara, yaitu warna yang ada diantara warna primer dan sekunder pada lingkaran warna. (idem) Nama-nama warna intermediate adalah:

a) Kuning hijau (sejenis moon green), yaitu warna yang ada diantara kuning dan hijau.

b) Kuning jingga (sejenis deep yellow), yaitu warna yang ada diantara kuning dan jingga.

c) Merah jingga (red/ vermilion), yaitu warna yang ada diantara merah dan jingga.

d) Merah ungu (purple), yaitu warna yang ada diantara merah dan ungu/ violet. e) Biru violet (sejenis blue/ indigo), yaitu warna yang ada diantara biru dan ungu/

violet.

f) Biru hijau (sejenis sea green), yaitu warna yang ada diantara biru dan hijau. Salah satu contoh terlihat pada gambar 2.18.

Ga mbar 2.18 Warna intermediate (merah ungu). (Su mber: www.co lor-wheel-a rtist.com/ 1 Maret 2011)

4) Warna Tersier

Warna tersier, atau warna ke tiga, adalah warna hasil percampuran dari dua warna skunder atau warna ke dua (Sanyoto, 2005 : 21). Nama-nama warna tersier adalah:

a) Coklat kuning, disebut juga siena mentah, kuning tersier, yellow ochre, atau olive,

yaitu percampuran warna jingga dan hijau.

b) Coklat merah, disebut juga siena bakar, merah tersier, burnt siena, atau red brown,

yaitu percampuran warna jingga dan ungu.

c) Coklat biru, disebut juga siena sepia, biru tersier, zaitun, atau navy blue, yaitu percampuran warna hijau dan ungu.

Salah satu contoh terlihat pada gambar 2.19.

Ga mbar 2.19 Warna tersier (coklat kuning).

(Su mber: www.co lor-wheel-a rtist.com/ 1 Maret 2011)

5) Warna Kuarter

Warna kuarter, atau warna ke empat, yaitu warna hasil percampuran dari dua warna tersier atau warna ke tiga. (idem)

a) Coklat jingga (jingga/ oranye kuarter), atau semacam brown, adalah hasil percampuran kuning tersier dan merah tersier.

b) Coklat hijau (hijau kuarter), atau semacam moss green, adalah hasil percampuran

biru tersier dan kuning tersier.

c) Coklat ungu (ungu/ violet kuarter), atau semacam deep purple, adalah hasil percampuran merah tersier dan biru tersier.

Salah satu contoh terlihat pada gambar 2.10.

Ga mbar 2.20 Warna kuarter (co klat jingga)

(Su mber: www.co lor-wheel-a rtist.com/ 1 Maret 2011)

Selanjutnya adalah kombinasi warna. Kombinasi warna dilakukan untuk menghasilkan efek tertentu yang di inginkan. Caranya adalah dengan membuat lingkaran warna khusus dengan memasukkan unsur- unsur value (gelap-terang), temperature (hangat-dingin) dan intensitas (cerah-pucat) atau kombinasi warna-warna gelap (dark value) dan pekat (high-intensity) serta yang lainnya.

1) Kombinasi Monokromatik

Jika direncanakan dengan baik, paduan warna monokromatis dapat menciptakan kesan tenang, anggun dan elegan. Kuncinya adalah dengan menggunakan warna yang memiliki value serta intensitas dan sedikit gradasi.

Warna-warna netral bisa menjadi aksen yang menarik. Misalnya, penggunaan warna dasar abu-abu, lalu ditambah dengan warna netral lainnya sebagai aksen. Sebagai contoh terlihat pada gambar 2.21.

Ga mbar 2.21 Warna ko mbinasi monokro mat ik (coklat dengan coklat muda). (Su mber: www.co lor-wheel-a rtist.com/ 1 Maret 2011)

2) Kombinasi Analog

Analog sering disebut juga sebagai warna senada, yaitu penggunaan warna yang bersebelahan pada lingkaran warna. Misalnya merah-merah oranye, biru-biru violet. Sebagai contoh terlihat pada gambar 2.22.

Ga mbar 2.22 Warna ko mbinasi analog

3) Kombinasi Komplementer

Komplementer adalah warna-warna yang saling melengkapi. Kombinasi warna ini terbentuk dari warna-warna yang berlawanan dan berseberangan pada lingkaran warna. Kesan yang ditimbulkan dari warna komplementer adalah menggairahkan, hangat. Misalnya, merah dengan hijau, kuning denga n oranye dan biru dengan violet. Sebagai contoh terlihat pada gambar 2.23.

Ga mbar 2.23 Warna ko mbinasi ko mp le menter

(Su mber: www.designhomeinterior101.co m/ 1 Maret 2011)

4) Kombinasi Kompleks

Kombinasi ini terdiri dari warna apa saja yang ada di lingkaran warna. Merah,

hijau, kuning, oranye dan lainnya. Kesan yang ditimbulkan adalah menggembirakan, sebab secara otomatis warna-warna ini akan saling menyeimbangkan temperatur warna dalam pandangan mata. Sebagai contoh terlihat pada gambar 2.24.

Ga mbar 2.24 Warna ko mbinasi ko mp leks .

(Su mber: www.xenophilius.files.wordpresscom/1 Maret 2011).

Secara visual, warna memiliki kekuatan yang mampu mempengaruhi citra orang yang melihatnya. Masing- masing warna mampu memberikan respon secara psikologis. Molly E. Holzschlag, seorang pakar tentang warna, dalam tulisannya ”Creating Color Scheme” membuat daftar mengenai kemampuan masing-masing warna ketika memberikan respons secara psikologis kepada pemirsanya sebagai berikut: Warna Merah Biru Hijau Kuning Ungu Orange Coklat Abu-abu Putih Hitam

Respons Psikologis yang mampu ditimbulkan

Kekuatan, bertenaga, kehangatan, nafsu, cinta, agresifitas, bahaya. Kepercayaan, konservatif, keamanan, teknologi, kebersihan, perintah.

Alami, kesehatan, pandangan yang enak, kecemburuan, pembaruan. Optimis, harapan, filosofi, ketidak jujuran/kecurangan, pengecut, penghianatan.

Spiritual, misteri, keagungan, perubahan bentuk, galak, arogan. Energi, keseimbangan, kehangatan.

Bumi, dapat dipercaya, nyaman, bertahan. Intelek, futuristik, modis, kesenduan, merusak.

Kemurnian/suci, bersih, kecermatan, inocent (tanpa dosa), steril, kematian.

Kekuatan, seksualitas, kemewahan, kematian, misteri, ketakutan, ketidakbahagiaan, keanggunan. (Kusrianto, 2007 : 47).

Dalam seni rupa, warna merupakan unsur yang sangat penting karena warna bisa menjadi alat untuk berekspresi. Bicara tentang warna banyak sekali ilmu yang bisa kita pelajari darinya. Beberapa hal dasar mengenai warna.

1) Teori Sir Isaac Newton (1642-1727)

Dari percobaanya, Newton menyimpulkan bahwa apabila dilakukan pemecahan warna spektrum dari sinar matahari, akan dihasilkan warna merah, jingga, kuning, hijau, biru, dan ungu alias mejikuhibiniu. Warna-warna itu

Dokumen terkait