• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

B. Manajemen Kelas (Classroom Management)

2. Aspek-aspek manajemen kelas

Aspek manajemen kelas menurut Dirjen. PUOD dan Dirjen. Dikdasmen (dalam Hadis, 2006), yaitu:

a. Penyiapan bahan belajar

Guru diharapkan membuat perencanaan yang dituangkan dalam bentuk persiapan mengajar atau satuan acara pelajaran (satpel) sebelum melaksanakan kegiatan belajar mengajar. Kemp (dalam Widyastono, 2006) mengatakan bahwa dalam menyusun persiapan mengajar, pada hakikatnya, guru harus mengetahui apa yang harus diajarkan (tujuan pengajaran), metode dan strategi pembelajaran serta sumber yang digunakan untuk mencapai tujuan, dan bagaimana mengevaluasi pembelajaran.

b. Penyiapan sarana dan alat peraga

Guru dituntut memaksimalkan proses belajar mengajar dengan mempersiapkan media pembelajaran, peralatan pembelajaran dan alat mengajar serta kemampuan menggunakan alat bantu dan sumber belajar yang beragam sesuai mata pelajaran, misalnya: alat yang tersedia atau yang dibuat sendiri, gambar, studi kasus, nara sumber dan sebagainya.

c. Pengaturan ruang belajar

Eggen dan Kauchack (2004) mengatakan bahwa pengaturan ruang belajar mengacu pada aspek fisik kelas, sehingga guru harus mempertimbangkan beberapa hal, yaitu:

1) visibility: kelas harus diatur sehingga setiap siswa dapat melihat

papan tulis, proyektor atau tampilan lain.

2) accessibility: kelas harus didisain sehingga akses untuk area yang

padat tetap bersih dan terpisah dari tempat lainnya seperti tempat menyimpan minum, loker dan sebagainya.

3) distractibility: kelas harus diatur sehingga gangguan-gangguan yang

potensial seperti lalu lalang orang tidak terlihat melalui pintu dan jendela kelas.

4) pencahayaan, guru memperhatikan kapan lampu atau penerangan lainnya harus dihidupkan atau sebaliknya.

5) suhu dan sirkulasi udara, guru memperhatikan apakah siswa merasa suhu ruangan cukup nyaman untuk belajar atau tidak.

6) kebisingan, bagaimana guru melindungi kelas dari kebisingan yang berasal dari luar ruang kelas.

7) pajangan, bagaimana pajangan di kelas di tata, baik itu digantung di dinding maupun dipajang di lemari penyimpanan khusus.

8) pengaturan posisi duduk siswa, adakah rotasi duduk yang dilakukan secara rutin atau prioritas tempat duduk paling depan bagi siswa berkebutuhan khusus.

9) kebersihan, bagaimana kebersihan di kelas, apakah tersedia alat-alat kebersihan dan bagaimana melibatkan siswa dalam menjaga kebersihan kelas.

d. Mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif 1) ada peraturan dan prosedur yang ditegakkan

Peraturan adalah pernyataan yang menjelaskan apa yang harus dilakukan dan apa yang dilarang dilakukan selama di kelas. Prosedur adalah penjelasan mengenai bagaimana melakukan sesuatu, menyangkut pergerakan siswa (student movement) maupun obrolan siswa (student talk) dan bagaimana siswa melakukan rutinitasnya. Situasi belajar mengajar yang kondusif dapat terwujud apabila ada peraturan dan prosedur yang telah disosialisasikan di dalam kelas oleh guru kepada seluruh siswa. Stelah proses sosialisasi berjalan dengan baik di kalangan siswa, penegakan peraturan dan prosedur merupakan

hal penting untuk menjaga kelestarian peraturan dan prosedur di kelas.

2) kemampuan guru dalam penegakan aturan di dalam kelas sebagai bentuk pencegahan maupun penanganan terhadap perilaku siswa yang mengganggu. Mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif menuntut guru untuk mampu menegakkan aturan di dalam kelas untuk mencegah maupun menangani terjadinya kekacauan yang dapat menyebabkan kegiatan belajar mengajar menjadi terhambat.

3) kemampuan guru dalam menciptakan suasana aktif sedemikian rupa sehingga siswa aktif bertanya, mempertanyakan, dan mengemukakan gagasan. Guru dituntut memberi kesempatan siswa untuk bertanya atau mengemukakan gagasan yang dilakukan dengan cara yang baik, tanpa pemaksaan atau menawarkan hadiah tertentu.

4) guru menciptakan kegiatan belajar kreatif yang beragam sehingga memenuhi berbagai tingkat kemampuan siswa. Keberagaman cara mengajar guru di kelas, seperti meminta siswa menceritakan pengalaman pribadi mengenai materi yang sesuai dengan topik pembahasan, memberi kesempatan melakukan pengamatan atau percobaan merupakan kemampuan yang dituntut ada pada diri guru agar menciptakan kegiatan belajar mengajar yang berbeda dan kreatif. 5) suasana belajar-mengajar yang menyenangkan sehingga siswa

memusatkan perhatiannya secara penuh pada saat belajar. Kemampuan guru dalam menyisipkan humor atau menceritakan

hal-hal lucu dalam proporsi yang wajar dan tidak mengganggu pelajaran merupakan sesuatu yang dapat mewujudkan situasi belajar mengajar yang kondusif dan menyenangkan.

6) penampilan fisik guru, berkaitan dengan bagaimana penampilan fisik guru saat mengajar, apakah pakaian serta riasan yang digunakannya sesuai dengan perannya sebagai guru, tidak berlebihan, sopan dan rapi.

7) kedisiplinan guru di kelas, berkaitan dengan kedisiplinan untuk hadir tepat waktu dan perilaku lainnya saat berada di dalam kelas.

8) intonasi yaitu tinggi rendahnya suara guru saat mengajar serta volume suara. Situasi belajar mengajar akan menjadi kurang kondusif ketika siswa tidak dapat mendengar suara guru yang sedang menjelaskan materi karena suara guru yang pelan atau tidak terdengar. Nada suara guru yang datar selama menjelaskan materi juga menimbulkan suasana kelas menjadi kurang kondusif karena siswa mudah merasa bosan dan mengantuk.

9) pemilihan istilah atau bahasa dalam menerangkan pelajaran. Penyampaian materi dari guru kepada siswa tidak luput dari penggunaan bahasa maupun istilah. Pemilihan istilah atau bahasa yang tidak dimengerti siswa saat guru menerangkan pelajaran akan menghambat pemahaman siswa akan materi yang disampaikan.

d. Pengaturan waktu

1). smoothness yaitu guru mampu memberi pelajaran secara runtut dan menghindari loncatan-loncatan dari satu topik ke topik lain. Ketika guru menerangkan suatu materi, guru harus tetap fokus pada materi yang ia sampaikan agar loncatan-loncatan topik atau materi tidak terjadi. Selain membuat siswa merasa bingung, guru yang sering mengganti-ganti topik atau materi sebelum materi tersebut selesai dijelaskan juga dapat membuang waktu efektif pelajaran.

2). withitness yaitu kemampuan guru untuk mengetahui apa yang dilakukan siswanya. Guru yang cermat dapat menemukan siswa yang sedang bahkan akan melakukan sesuatu yang mengganggu kegiatan belajar mengajar tanpa menghentikan pelajaran.

3). overlapping yaitu kemampuan guru dalam melakukan interupsi secara diam-diam, tanpa menghentikan pelajaran dan tanpa diketahui siswa lainnya.

4) transition yaitu kemampuan guru dalam mengatur dari satu aktivitas

ke aktivitas lain seperti dari satu mata pelajaran ke mata pelajaran lain atau dari satu pelajaran ke waktu istirahat.

Dokumen terkait