• Tidak ada hasil yang ditemukan

ASPEK-ASPEK DALAM MEMBERIKAN INFORMAS

INFORMASI YANG BAIK DAN BENAR

2.1 ASPEK-ASPEK DALAM MEMBERIKAN INFORMAS

Sebelum kita membahas mengenai cara-cara memberikan informasi dengan baik dan benar, maka sebelumnya alangkah baiknya kita memahami dulu pengertian dan beberapa aspek tentang informasi.

Kata informasi berasal dari kata Perancis kuno informacion

(tahun 1387) yang diambil dari bahasa Latin informationem yang berarti

“garis besar, konsep, ide”. Informasi merupakan kata benda dari

informare yang berarti aktivitas dalam “pengetahuan yang

dikomunikasikan”.

Informasi merupakan fungsi penting untuk membantu mengurangi rasa cemas seseorang. Menurut Notoatmodjo (2008) bahwa semakin banyak informasi dapat memengaruhi atau menambah pengetahuan seseorang dan dengan pengetahuan menimbulkan kesadaran yang akhirnya seseorang akan berperilaku sesuai dengan pengetahuan yang dimilikinya.

Istilah ide atau bentuk (form), muncul dari bahasa Yunani kuno, yaitu kata untuk form adalah μο φή (morphe; cf. morph) dan juga ο (eidos) "ide, bentuk, set", kata yang terakhir ini biasa digunakan dalam pengertian teknis filosofis oleh Plato (dan kemudian Aristoteles) untuk menunjukkan identitas yang ideal atau esensi dari sesuatu (lihat Teori bentuk). "Eidos" juga dapat dikaitkan dengan pikiran, proposisi atau

bahkan konsep. Ini menunjukkan bahwa informasi berhubungan erat dengan ide atau bentuk-bentuk yang dipikirkan manusia.

Informasi dapat dikatakan baik jika memiliki kriteria dan karakteristik sebagai berikut:

- Information must be pertinent

Informasi harus berhubungan (nyambung). Pernyataan informasi harus berhubungan dengan urusan dan masalah yang penting bagi penerima informasi (orang yang membutuhkan informasi tersebut). Tentunya informasi ini benar-benar sesuai dengan pola pikir/ nalar penerima informasi.

- Information must be accurate

Informasi harus bebas dari kesalahan-kesalahan dan tidak memiliki bias atau menyesatkan. Informasi yang dihasilkan harus mencerminkan maksudnya. Keakuratan informasi seringkali bergantung pada keadaan.

- Information must be timely

Informasi harus ada ketika dibutuhkan. Informasi yang datang pada penerima tidak boleh terlambat. Informasi yang sudah usang tidak akan mempunyai nilai lagi karena informasi merupakan landasan di dalam pengambilan keputusan.

- Relevan

Informasi tersebut mempunyai manfaat untuk pemakainya. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang yang satu dengan yang lainnya pasti berbeda.

- Nilai Informasi

Nilai dari informasi (value of information) ditentukan oleh dua hal, yaitu manfaat dan biaya untuk mendapatkan informasi tersebut. Suatu informasi dapat dikatakan bernilai bila manfaatnya lebih efektif dibandingkan dengan biaya untuk mendapatkannya. Sebagian besar informasi tidak dapat ditaksir secara pasti nilai keuntungannya (dalam satuan uang), tetapi kita dapat menaksir nilai efektivitas dari informasi tersebut. Pengukuran nilai informasi biasanya dihubungkan dengan analisis cost effectiveness atau

costbenefit.

Dalam membantu anda untuk mengenali bagaimana informasi itu patut kita sampaikan atau tidak, dalam hal ini apakah informasi yang akan kita sampaikan memang berkualitas atau tidak, maka ada beberapa hal yang perlu kita cermati. Mc. Leod (Susanto, 2002) mengutarakan ciri-ciri informasi yang berkualitas, diantaranya:

- Akurasi

Informasi yang dihasilkan benar-benar akurat, data yang dimasukkan dan proses yang digunakan didalam sistem harus benar sesuai dengan kenyataan atau proses harus sesuai dengan perumusan-perumusan yang sesuai.

- Relevansi

Informasi yang dihasilkan sesuai dengan kebutuhan yang berhubungan dengan masalah yang dihadapi, data yang digunakan untuk diproses seharusnya ada hubungannya dengan masalahnya sehingga informasi yang diberikan bisa sesuai dengan masalah yang dihadapai.

- Ketepatan waktu

Informasi yang dihasilkan tepat waktu, kalau saat ini kita membutuhkan suatu informasi maka informasi yang kita butuhkan itulah yang kita dapatkan. Informasi tidak datang waktu yang dah lewat atau sebelumnya.

- Kelengkapan

Informasi yang dihasilkan lengkap, informasi yang dihasilan harus lengkap jadi tidak ada kekurangan sedikitpun tentang informasi yang dicari.

Dari uraian di atas, kita dapat memahami bahwa tidak semua fakta/ data menjadi informasi, dan tidak semua informasi berkualitas dan bermanfaat untuk orang lain. Oleh karena itu kita perlu memilih dan memilah informasi apa saja yang memang patut disampaikan kepada orang lain. Dengan kata lain, pilihlah sesuai dengan kebutuhan orang yang akan menerima pesan.

Untuk mempermudah pemahaman kita, mari kita mulai melakukan studi kasus sebagai berikut:

Nah, bagaimana anda sebagai wali kelas atau guru menanggapi fakta di atas? Bisakah itu dikatakan sebagai informasi? Jika iya, informasi tentang apa, mengapa bisa disebut informasi, menjelaskan tentang apa, dan bagaimana seharusnya? Isikan pada kotak di bawah ini:

Apa: ……… ……… ………. Mengapa: ……… ……… ………. Tentang apa: ……… ……… ………. Bagaimana: ……… ………

Silakan diskusikan hasil isian yang anda tulis dengan teman anda, kemudian simpulkan hasilnya. Bagaimana?Tentunya anda sudah dapat menjawab dan memahami bahwa berkomunikasi itu ternyata susah-susah gampang. Persepsi tentang suatu hal ternyata sangat bervariasi tergantung dari usia, pola pikir, dan lain sebagainya.

Demikian pula jika kita akan menyampaikan informasi pada orang lain, agar dapat tersampaikan dan dipahami orang lain, tidaklah semudah membalikkan telapak tangan. Beberapa hal perlu kita cermati dalam menyusun informasi yang akan kita sampaikan kepada orang lain adalah:

- Ketahui mitra bicara (usia, tingkat pendidikan, penalaran, jenis kelamin, dan karakter lainnya)

- Ketahui tujuan (Untuk apa? Manfaatnya apa?)

- Perhatikan konteks (tema, situasi, dan kondisi yang melatarbelakangi atau bahkan dapat mempengaruhi pola pikir dan cara pandang seseorang)

- Pelajari kultur (kebiasaan, adat, budaya, tata krama, dsb.) - Pahami bahasa (jenis, bentuk, cara bertutur, dsb.)

Baiklah, sekarang mari kita coba berlatih dengan teman-teman anda sendiri yang bisa diasumsikan mempunyai tingkat pendidikan dan penalaran yang setingkat. Silakan anda mengajak teman-teman anda melipat kertas seperti gambar berikut ini:

Ingat, hanya dengan kata-kata tanpa isyarat dan gerakan-gerakan tertentu. Untuk kegiatan pertama, teman-teman anda tidak diperkenankan untuk bertanya. Sedangkan kegiatan kedua, teman- teman anda boleh bertanya untuk memperjelas cara melipat kertasnya. Kemudian coba kita lihat hasilnya dan catat pada kolom di bawah ini:

Melipat Kertas

Tanpa Bertanya Dengan Bertanya

Berhasil Hasil Tidak Sesuai Gagal

Anda juga boleh memberikan tugas pada teman-teman anda untuk menggambar bentuk-bentuk tertentu, kemudian anda cermati hasilnya. Berapa banyak yang sesuai dan berapa banyak yang tidak sesuai dengan harapan.

Nah, sekarang silakan diskusikan dengan teman-teman anda tersebut, kemudian bahas mengapa hal itu bisa terjadi, dan bagaimana seharusnya. Catat dan tuliskan pada kolom di bawah ini:

Mengapa banyak yang berhasil? ……… ………. ………. ………. ……….

Mengapa banyak yang tidak berhasil?

……… ………. ………. ………. ……….

Ketika memberikan informasi pada orang lain, hendaknya: 1. ………. 2. ………. 3. ………. 4. ………. 5. ………. 6. ………. 7. ………. 8. ……….

Sekarang coba kita cermati, renungkan, dan rumuskan bagaimana kita memberikan informasi kepada orang lain, dengan memperbaiki berbagai kekurangan kita dalam berkomunikasi. Selain hal- hal tersebut di atas, tentunya dalam memberikan informasi pada orang lain hendaknya perlu direnungkan hal-hal berikut ini:

- Memberikan informasi pada orang lain ternyata tidak semudah yang diperkirakan sebelumnya.

- Informasi bisa tersampaikan dengan baik apabila dipahami dan mendapat reaksi yang positif dari lawan bicara kita

- Beberapa hal yang mempengaruhi tersampaikan-nya pesan pada lawan bicara adalah kejelasan informasi yang diberikan, ketepatan

penggunaan kata/ isyarat/ waktu, konteks/ tema saat disampaikan, alur penyampaian informasi, dan budaya/ bahasa yang sesuai.

- Perbedaan konteks/ tema menyebabkan orang-orang memahami suatu hal dengan makna yang berbeda

- Sebaliknya apabila kita menjadi lawan bicara, coba perhatikan tanda-tanda non verbal lawan bicara kita disamping kata-kata yang disampaikannya. Kelengkapan informasi yang diterima membuat kita lebih mudah memahami maksud dan makna pesan yang disampaikan orang lain.

Dokumen terkait