• Tidak ada hasil yang ditemukan

B. Keberagamaan Anak

8. Aspek Aspek Perilaku Keagamaan

Dalam membahas aspek aspek perilaku keagam aan penulis membagi dua asp ek , yaiti aspek ibadah dan aspek akhlak

a. Aspek Ibadah

Pengertian tentang ibadah daopat ditinjau dari dua segi , yaitu segi bahasa dan istilah. M enurut bahasa ibadah berarti taat atau ibadah dapat digunkan dalam arti do’a.

Sedangkan ibadah menurut istilah berarti M engesankan A llah, M enta’zimkan A llah dengan sepenuhnya ta ’zim serta menghinakan dirinya (kita) dan memmdukkan jiw a kepada-Nya

Pembahasan tentang ibadah disini penulis batasi dalam bebedrapa m asalah saja, yaitu shalat, puasa dan membaca A l-Q ur’an.

1. Shalat

Shalat adalah suatu kewajiban bagi setiap m uslim yang tidak dapat ditinggalkan Jcecuali ada uzur.Shalat diwajibkan bagi setiap ,orang yang berim an kepada A llah SWT. A dapaun perintah shalat terdapat dalam A1 - Quran surat A1 - Baqarah 110:*

Pengertian Puasa dapat ditinjau dari dua segi yaitu segi bahasa dan istilah syara’. M enurut bahasa , puasa berarti mencegah .Sedangkan m enurut istilah istilah syara’ puasa berari mencegah 2. Puasa

sesuatu yang ditentukan bagi orang - orang yang tertentu (m uslim ) pda waktu yang telah ditentukan pula syarat-syarat- syarat yang tertentu pula. ( Abu Bakar M uhammad 1994 :2 0 4 ) Jadi Puasa adalah menahan diri dari segala yang dapat membatalkanya sepertio makan,minum, merokok, berhubungan badan dan sebagainya.sesuai dengan yang diperintahkan untuk ditinggalkan sepanjang hari menurut cara yng telah ditentukan (disyaratkan). Perintah puasa terdapat dalam surat A1 - Baqarah ayat 183:

A rtin y a:

“Hai orang- orang yang berim an, diw ajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kam u agar kam u bertaqwa” ( QS Al- B aqarah: 183 )

Puasa yang diew ajibkan dalah puasa Ramadhan selam satu bulan, hukumnya fardu”ain serta tidak boleh ditinggalkan oleh yang yang hukum nya sunnah seperti puasa senin kam is, puasa dzulhijah, puasa syawal, puasa tarw iyah arafah dan sebagainya. 3. M embaca Al -Q u r’an

A l -Q u r’an adalah kitab suci yang diturunkan oleh A llah kepada N abi Muhammad Saw, sebagai pedom an hidup m anusia agar mem peroleh kebahagiaan hidup di dunia dan akhiratSesuai dengan kedudukannya maka Al — Q ur’an m erupakan K itabullah yang paling lengkap dan sem pum a yang berfungsi menyempumakan dan mengoreksi atas kitab - kitab sebelum nya.( H Zakiyah D arajat, 1999 : 187). Al - Q ur’an merupakan sumber ajaran yang utam a dan menjadi rahmat, hidayah, serta sifat bagi seluruh manusia. O leh karena itu , A l - Q ur’an menegaskan

bahwa ajatan selalu sesuai dengan kepentingandan kebutuhan m anusia dalam kehidupan serta cocok dengan fitrah manusia. Selain prinsip tauhid (keesaan Allah), prinsip ajaran A1 - Q ur’an ialah am ar m akruf nahi mungkar, yaitu perintah menegaskan kebaikan dan keadilan serta menghasilkan segala sesuatu yang balk dan m engharam kan segala sesuatu yang berbahaya, keji dan mungkar.

Firm an A llah swt.

I

a j

q AA\ (jjj jj a ib CJ5£S\ M \ lui j j l U)

(ja ijla il

Artinya:

“Sesungguhnya kam i telah menurunkan kitab kepadamu dengan membawa kebenaran dsupaya kamu mengadili antara m anusia dengan apa yang telah allah wahyukan kepadamu” (QS. A nnisa 105)

A1 - Qur’an m erupakan sumner hukum, Islam yang memberikan petunujk jalan yang benar dan memberi kabar gem bira serta pembimbing m anusia ke jalan yang lurus untk m enjalankan amal shaleh sebagaim an firam an A llh SWT. Berikut:

j i i i j ( j j i ? J tj* OS

' j i i ^

3

Sesungguhnya A1 - Q ur’an ini memberikan petunujuk kepada (Jalan) yang lebih lurus dan memberi kabar gem bira kepada porang orang mukm in yang m engeijakan amal shaleh. Sesungguhnya bagi m ereka ada pahal yang besar” (QS A l-Israk :

A1 -Q u r’an tidak hanya berfungsi untuk dibaca denganlagu lagu merdu, bukan pula hanya berfungsi untuk M usabaqah Tilawatil Quran (M TQ), M elainkan juga harus dijadikan pedoman dalam kehidupan sehari - hari dalam masyarakat. A1 - Q ur’an merupakan roh yang memberi kehidupan hakiki bagi merak yang berpedoman padanya.

b. Segi Akhlak

Akhlak merupakan perilaku yang tam bak pada diri seseorang . Akhlak yang baik merupakan akumulasi dari dim ilikanya akidah yang mendorong orang itu untuk melaksanakan syariat. Jadi apabila syariat telah dilaksanakan berdasarkan akidah akan lahir akhlakul karim ah . akhlak islam m engatur pola hubungan seseorang dengan allah, sesama m anusia dan hubungan dengan lingkungan alam sekelilingnya.

Kata Akhlak, m erupakan bentuk jam ak dari kata khuluq artinya tingkah laku, perangai atau tabiat. Sedangkan m enurut istilah Akhlak adalah daya kekuatan jiw ayang m endorong perbuatan dengan mudah spontan tanpa pikir dan direnungkan lagi.A pabila perbuatan apontan ini baik menurut akal dan agam a , maka tindakan itu disebut akhlak yang baik atau akhlakum karimah. Sebaliknya apabila buruk disebut

akhlak buruk atau akhlakum mazmumah.

Baik dan buruk akhlak di dasarkan atas sum ber nilai yaitu A1 -Q u r’an dan As -S unnah Rasul

Dalam pandangan islam Akhlak merupakan cerm in dari apa yang ada dalam jiw a seseorang . Karena itu akhlak yamg baik merupakan dorongan keim anan seseorang, sebab keim anan harus ditam pilkan dalam perilaku nyata setiap hari.Inilah yang m renjadi misi diutusnya rasul sebagaimana disabdakanya 'Aku hanya diurus untuk menyempurnakan A khlk manusia . (HR. Ahmad)

1. Akhlak kepada Allah

a. Beribadah kepada A llah, yaitu melaksanakan perintah A llah untuk menyembahnya sesuai dengan perintah -N ya. Seorang muslim beribadah membuktikan ketundukkan fdan kepatuhan terhadap perintah A llah . Akhlak kepada A llah dilakukan m elalui media komunikasi yang telah disediakan, antara lain ibadah Shalat.

b. Berdzikir kepada A llah , yaitu m engingat A llah dalam berbagai situasi dan k o n d isi, baik diucapakan dengan m ulut maupaun dalam hati. Berdzikir kepada A llah m elahirkan ketenangan dan ketentram an hati sebagaim ana diungkapan dalam firm an A llah : Tngatlah dengan berdzikir kepada A llah akan menentramkan hati. A r-ra’du 12.28

c. Berdoa kepada A lla h , yaitu memohon apa saja kepada A llah. Do’a merupakan inti ibadah , karena itu merupakan pengakuan akan keterbatasan dan ketidakm am puan m anusia, sekaligus pengakuan akan ke M aha Kuasaan A llah terhadap segala sesuatu . Kekuatan do’a dalam ajaran Islam sangat luar biasa, karena ia mampu menembus kekuatan akal m anusia. Oleh karena itu berusaha dan berdo’a merupakan dua sisi yang bersatu secara utuh dalam aktifitas m anusia setiap m uslim.

d. Tawakkal kepada A llah yaitu, beserah diri sepenuhnya kepada Allah dan menimggu hasil kerja atau m enanti akibat dari suatau keadaan. e. Tawadhu kepada A llah adalah rendah hati di hadapan Allah.

M engakui bahw a dirinya rendah dan hina di hadapan A llah yang M aha Kuasa, oleh karena itu tidak layak kalau hidup dengan angkuh dan sombong , tidak m au memaafkan orang lain, dan pam rih dalam m elaksankan ibadah kepada Allah.

2. Akhlak kepada diri sendiri a. Sabar

Sabar adalah perilaku seseorang terhadap dirinya sendiri sebagai hasil dari pengendalian nafsu dan penerim aan terhadap apa yang menimpanya. Sabar diungkapkan ketika melaksanakan perintah, menjauhi larangan dan ketika ditim pa m usibah dari Allah.

b. Syukur

Syukur adalah sikap berterim a kasih atas pem berian nikm at Allah yang tidak bisa terhitung banyaknnya. Syukur diungkapkan dengan ucapan dan perbuatan. Ucapan dengan memuji Allah dengan bacaan hamdalah, sedangkan dengan perbuatan dengan menggunakan dan m emanfaatkan nikm at A llah dengan keharusanya.

c. Tawadhu’

Tawadhu’ adalah rendah h a ti, selalu m enghargai siapa saja yang dihadapinya, orang tua, muda, k a y a , m iskin. Sikap taw adhu lahir dari kesadaran akan hakikat dirinya sebagi m anusia yang tidak layak untuk sombong dan angkuh dim uka bumi.

3. Akhlak kepada Orang Tua

Akhlak kepada ibu bapak adalah berbuat baik kepada keduanya (birrul walidain) dengan ucapan dan perbuatan. Berbuat baik keapada ibu dan bapak dibuktikan dal am bentuk bentuk perbuatan antara lain; mencintai damn m enyanyangi orang tua dengan sebagai bentuk terim akasih dengan bertutur kata yang lem but dan sopan, menaati perintahnya, m eringankan bebannya, serta m renyantuni m ereka jik a sudah tu a dan tidak mampu berusaha lagi sebagaim ana firm an A llah dalam surat A1 - A h q af: 1 5 )

tM U A jjL ja jj U j£ A ll AjLaa. ULutikj AplljJ

\ \ U S 1 J J

Artinya:

"Kami perintahkan kepada m anusia supaya berbuat baik kepada dua orang ibu bapaknya, ibunya mengandung dengan susah paya, dan m elahirkannya dengan susah paya (pula). M engandungnya sampai menyapihnya adalah tiga puluh bulan, sehingga apabilah ia telah dewasa dan um um ya sampai empat puluh tahun ia berdo'a. ( QS A1 - A h q af: 15)

Berbual baik kepada orang tua tidak hanya sem asa hidup tetapi terns berlangsung walaupun m ereka telah meninggal dunia dengan cara mendoakandan meminta ampunan untuk mereka, menepati janji mereka yang belum terpenuhi, m eneruskan silaturahm i dengan sahabat - sahabat sewaktu mereka hidup.

4. Akhlak kepada Guru

Yang dimaksud guru adalah orang yang mem berikan pendidikan atau pelajaran. M emberikan apa yang berguna membantu dalam proses pengembangan daya pikir dan memberinya adap kepada anak pada saat berada di dalam sekolah.

Begitu pula terhadap karyawan, siswa hendaknya juga menghormati karena karyawan juga pendidik yang membina pribadi anak. Namun kadang juga menjadi pendidik langsung.

5. Akhlak kepada tem an sebaya

Yang dimaksud dengan tem an sebaya adalah orang yang seusia atau yang kita biasa bergaul dengannya. Karena m anusia adalah makluk sosial yang tidak mungkin hidup sendiri, maka setiap orang pasti mempunyai teman dalam hidupnya. Terhadap tem an sebaya harus saling menyayangi dan mengasihi, tidak boleh membeda- bedakan tem an karena bisa saja orang yang kamu benci saat ini suatu ketika akan m enjadi tem an yang baik, hendaknya budayakan rasa tenggang rasa, agar tidak menyakiti perasaan satu sama lain.

6. Akhlak kepada lingkungan hidup

M isi Agama islam adalah m enngembangkan rahm at bukan hanya kepada ,manusia tapi juga kepada alam dan lingkungan hidup. M isi tersebut tidak terlepas dari tujuan diangkatnya m anusia sebagai khalifah di muka b u m i, yaitu sebagai w akil Allah yang bertugas memakmurkan, mengelola, dan m elestarikan alam .Berakhlak kepada lingkungan hidup adalah menjalin dan mengembangkan hubungan yang harmonis dengan alam sekitam ya. M emakmurkan Alam artinya m engelola sum ber daya sehingga dapat memberikan m anfaat bagi kesejahteraan m anusia tanpa m erugikan alam itu sendiri. A llah m enyediakan bumi yang subur ini untuk

disikapi manusia dengn keija keras m engolah dan memeliharanya sehingga melahirkan nilai tam bah yang tinggi. K ekayaan alam yang berlim pah disediakan A llah untuk disikapi dengan cara m engambil dan memberi manfaat dan dan kepada alam serta m elarang segala bentuk perbuatan yang merusakkan alam. ( Prof. Dr. Zakiah Daradjat M K D U 4211:1 9 9 9 :3 4 )

C. Hubungan Antara Kesibukan Orang Dengan Keberagamaan Anak

Kesibukan berarti bekeija, mengeluarkan tenaga dan keringat untuk menghidupi diri dan keluarganya, agar m em peroleh ketenangan dan ketentraman dalam rum ah tangganya.

Keberagamaan berasal dari kata agam a, yang berarti risalah yang disam paikan Tuhan kepada N abi sebagai petunjuk bagi m anusia dan hukum - hukum sempuma untuk dipergunakan m anusia dalam menyelenggarakan tatacara hidup yang nyata.

Hubungan antara kesibukan orang tua terhadap keberagamaan anak. Kesibukan orang tua dalam bekeija adalah suatu kewajiban yang m erupakan bentuk ibadah sehingga disebutkan seorang muslim yang bekeija adalah orang yang mulia. Pekeijaan yang m ulia adalah yang bias mendatangkan m anfaat bagi diri dan keluarganya, bukan sebaliknya malah mendatangkan m udzarat dan kesengsaraan. Pekeijaan yang terus- menerus dengan tidak m em perhatikan waktu dalam m endidik dan membimbing anak - anaknya khususnya dalam pendidikan keagamaan, akan menimbulkan dampak social yang serius. Karena anak lebih banyak m enghabiskan waktu bersam a pengasuh atau berm ain sendiri di rum ah maupun di luar rumah. Sehingga hubungan antara orang tua dengan anaknya kurang harmonis yang akan m embawa anak kepada pertum buhan pribadi yang sukar dan tidak mudah dibentuk, karena ia tidak mendapatkan suasana yang baik untuk berkembang. Pribadi anak- anak akan dibentuk oleh lingkungan diluar rum ah yang belum tentu baik untuk pertum buhan anak- anak. Demikian pula dengan m asalah keagam aan anak, apabila anak tidak terbiasa m endapatkan ajar an agama

terutam a ibadah ( secara kongkrit seperti sholat, puasa, membaca Al- Q ur’an dan berakhlak yang baik ) dan tidak pula dilatih atau dibiasakan melaksanakan hal- hal yang diwajibkan A llah dalam kehidupan sehari- hari serta tidak dilatih pula untuk menghindari larangan-Nya maka pada waktu dewasa nanti ia akan cenderung pada acuh tak acuh, anti agama, atau sekurang- kurangnya ia tidak akan m erasakan pentingnya agama bagi dirinya. Namun sebaliknya anak yang m endapatkan latihan dan pem biasaan agama, pada w aktu dewasa nanti akan sem akin merasakan kebutuhan akan agama. ( D aradjat Zakiah : 2002 : 154).

BAB ID

Dokumen terkait