• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB III. PENDAMPINGAN KAUM MUDA DALAM GEREJA

A. Pengertian Kaum Muda

2. Aspek-aspek Pertumbuhan Kaum Muda

Dalam proses pertumbuhan dan perkembangan kaum muda, tentu saja dilatar belakangi oleh berbagai aspek yang turut mendukung proses perkembangan tersebut, entah itu dari dalam diri kaum muda sendiri maupun faktor dari luar dirinya, misalnya: faktor keluarga, lingkungan maupun masyarakat luas. Memahami akan pertumbuhan dan perkembangan dalam diri kaum muda, tentu saja kita perlu memahami akan aspek-aspek pertumbuhan tersebut, diantanya: aspek pertumbuhan fisik, aspek perkembangan intelektual, aspek perkembangan emosional, aspek perkembangan sosial, aspek perkembangan moral, aspek perkembangan religius dan aspek perkembangan kognitif.

a. Aspek pertumbuhan fisik

Pertumbuhan fisik merupakan gejala yang paling nampak dalam perkembangan kaum muda. Dengan pertumbuhan fisik, setiap kaum muda makin mengenal akan dirinya, baik itu laki-laki maupun perempuan, dimana anak laki-laki

semakin menampilkan dirinya sebagai seorang pria dan anak perempuanpun menampakkan diri sebagai seorang wanita, dengan berbagai kaakter yang dimilikinya (Mangunhardjana, 1986: 12).

Namun kadangkala kaum muda mempersoalkan perubahan dan pertumbuhan fisiknya, entah itu tidak ideal, entah itu katerna terlalu lambat ataupun tidak besar-besar, ataupun karena terlalu cepat terlalu cepat bahkan tiba-tiba menjadi besar dan lain-lain. Perubahan dan perkembangan emosionalpun turut berkembang sejalan dengan pertumbuhan fisik, hal ini terlihat dengan munculnya sikap masa bodoh, keras kepala bahkan tidak jarang hingar bingar. Persoalan yang muncul dengan perubahan dan pertumbuhan fisik ini yakni kaum muda merasa pertumbuhan dan perubahan fisiknya tidak sesuai dengan apa yang mereka inginkan.

Dengan perubahan dan pertumbuhan fisik ini, kaum muda juga mulai menghadapi permasalahan seputar seks dan pergaulan dengan lawan jenis, pada usia-usia seperti ini mereka sudah cukup besar namun mereka belum siap untuk memasuki pergaulan dengan lawan jenis bahkan mampu bersikap dan berperilaku dalam menghadapi persoalan dan permasalahan yang dihadapi dalam pergaulan. Maka tidak jarang kaum muda terjebak dalam berbagai pergaulan.

b. Aspek perkembangan mental

Selain perkembangan dan perubahan dalam pertumbuhan fisik, perkembangan mental juga dialami oleh kaum muda, hal ini nampak dalam perkembangan intelektual yakni dalam cara atau pola berpikir. Dengan melewatimasa kanak-kanak berarti cara perpikir kekanak-kanakan mulai ditinggalkan dan mencoba berpikir sebagai orang dewasa, diman mereka tidak lagi memikirkan hal-hal konkrit

melainkan berpikir hal-hal yang abstrak. Dalam proses tersebut kaum muda mulai berpikir secara kritis terhadap permasalahan dan kemungkinan-kemungkinan yang harus di lalui dan dihadapi dalam bersiakp dan bertindak (Mangunhardjana, 1986: 13).

Entah apa sebutan yang digunakan yang digunakan oleh kaum kaum muda dalam menjalin hubungan dengan yang kuasa, kadang kala kaum muda menyebutnya dengan sahabat, teman dan lain sebgainya. Ini sebagai salah satu wujud perkembangan religius yang dialaminya. Pada usia seperti ini, kaum muda dengan berbagai cara, entah lewat pertanyaan ataupun tidak lagi menjalankan praktek-praktek keagamaan yang biasanya dilakukannya hanya untuk mengetahui tentang segi yang paling dalam tentang sang pencipta atau kadang disebut dengan “sahabat”.

Segala proses pertumbuhan yang nampak dalam diri kaum muda tentu saja suatu proses pendewasaan diri yang harus dilalui oleh setiap orang. Berbagai cara seringkali dilakukan oleh kaum muda dalam mengatasi dan menghadapi persoalan yang dihadapi, namun persoalan yang dihadapi oleh mereka kadangkala sulit bagi mereka sendiri untuk mengetasinya.

Agar lebih terarah pemecahan persoalan yang dihadapi oleh kaum muda perlu adanya pendekatan khusus kepada mereka, salah satu cara yang bisa ditempuh yakni melalui pendampingan dengan materi berkaitan dengan persoalan dan permasalahan yang kini dihadapi oleh kaum muda.

Berbicara mengenai perkembangan eosional, tentu saja ada kaitannya dengan perkembangan fisik. Dengan adanya perkembangan dan perubahan perkembangan fisik, tentu saja terjadi perubahan dan perkembangan hormon-hormon dalam diri seseorang. Dengan demikian muncullah sikap masa bodoh, cuek, keras kepala bahkan kadangkala muncul berbagai sikap yang tidak wajar. Hal ini merupakan wujud meletusnya hati akibat perubahan dan perkembangan emosional dalam diri seoran kaum muda.

Masalah yang dihadapi kaum muda berkaitan dengan perkembangan emosional yakni bagaimana menilai baik buruknya emosi dan bagaimana menguasai dan mengarahkannya. Salah satu cara yang kadang diambil atau dilakukan oleh kaum muda, yakni mencoba mengatasi dan bahkan mencoba melupakan apa yang sesungguhnya terjadi pada dirinya. Oleh karena itu, dalam mengatasi berbagai persoalan yang terjadi dalam diri kaum muda, mereka membutuhkan bantuan dan dorongan dari luar dirinya dalam menanggapi dan mengantar mereka untuk keluar dari berbagai persoalan-persoalan mereka dalam perkembangan emosioanal mereka (Mangunhardjana, 1986: 13).

d. Aspek perkembangan sosial

Manusia tidak dapat hidup sendiri tanpa bantuan, perhatian dan bahkan dorongan dari orang lain dalam memperkembangkan hidupnya, demikian pula dengan kaum muda. Sebagai pribadi yang sedang berkembang, kaum muda membutuhkan perhatian dan dorongan dari luar dirinya dalam berinteraksi maupun memperkembangkan pengalaman yang dimilikinya maupun yang dialami dalam kehidupannya (Mangunhardjana, 1986: 14).

Perkembangan terjadi pada dirinya karena bantuan dan dorongan dari orang-orang terdekatnya. Perhatian dan pendampingan yang diberikan kepada mereka semakin memotifasi mereka untuk semakin meyakini akan rahmat dan kasih sayang yang diberikan Allah kepada mereka dan mereka semakin tergugah dan diharapkan mau terlibat dalam kehidupan menggereja yang juga perlu diwujudnyatakan dalam kehidupan sehari-hari.

Perkembangan sosial kaum muda berkaitan dengan hubungan dan interaksi kaum muda dengan orang lain. Dalam hal ini, hubungan antar kaum muda tidak hanya terjalin antara orang-orang terdekat mereka dalam lingkup keluarga, melainkan dalam lingkup luar, entah itu dengan teman sebaya maupun dengan masyarakat luas. Masalah yang kadang muncul yang dihadapi kaum muda dalam perkembagngan sosial yakni cara masuknya kaum muda dalam pergaulan entah dengan teman sebaya maupun dalam masyarakat. Kaum muda sulit menghadapi permasalahan dan persoalan dalam pergaulan mereka. Yang muncul dan sering terjadi seperti penerimaan oleh kelompok dan penghargaan kelompok.

e. Aspek perkembangan moral

Perkembangan moral membawa kaum muda pada suatu perubahan yang sangat berbeda dari masa-masa sebelumnya. Berbagai pandangan dimiliki oleh kaum muda, ada yang merasa, hidup ini terlalu mudah untuk dijalani, namun ada yang merasa hidup ini terlalu sulit untuk di jalani dengan begitu saja tanpa harus bersusah payah. Dengan berbagai perubahan-perubahan tersebut, bila dilihat dalam perkembangan moral, kaum muda mulai merasa dan memahami akan baik dan buruk (Mangunhardjana, 1986: 14).

Berkaitan dengan perkembangan moral dalam diri kaum muda, dengan bertambah luasnya pergaulan mereka, kaum muda melihat bahwa pandangan orang mengenai baik dan buruk tidaklah sama. Akibatnya teidakan yang dilakukanpun berbeda-beda dalam menghadapi dan mengatasi baik dan buruk. Dengan melihat perbagai pandangan yang diterima dalam kehidupan mereka, kaum muda dihadapkan pada masalah pencarian patokan moral yang dapat dipergunakan oleh mereka sebagai patokan dalam pergaulan mereka bersama orang lain dalam menentukan baik dan buruk. Masalah-masalah tersebut tidak hanya terbatas dalam diri mereka, melainkan meluas dalam hidup bermasyarakat, misalnya: kenakalan dalam masyarakat, ketidakadilan, ha-hak asasi manusia, kebebasan agama, prostitusi, korupsi dan peranan yang diharapkan dari mereka dalam hidup bermasyarakat. Disinilah muncul panggilan hidup. Berbagai hal tersebut merupakan solusi bagi mereka dalam memperkembangkan apa yang dimilikinya dan menyadari akan perubahan-perubahan tersebut sebagai perubahan moral bagi dirinya.

f. Aspek perkembangan religius

Perkembangan religius menyangkut hubungan antara pribadi dengan yang maha kuasa. Ketika masa kanak-kanak, segala sesuatu yang berkaitan dengan religius, dilakukan karena meneladan atau diperintah oleh tokoh-tokoh tertentu. Namun pada masa menjelang dewasa, segala sesuatu yang berkaitan dengan religius malah dipertanyakan. Hal ini dilakukan oleh kaum muda, karena mereka ingin mendapat kejelasan dan pemahaman tentang yang kuasa. Mereka ingin memahami lebih dalam lagi, bukan hanya tentang praktek-praktek keagamaan melainkan

mengenal lebih tentang yang kuasa. Semua ini dilakukan karena mereka ingin belajar menjadi orang religius sejati (Mangunhardjana, 1986: 15).

Iman adalah hubungan pribadi antara manusia dengan Allah. Hubungan tersebut baru menjadi nyata bila manusia menanggapi tawaran Allah untuk terlibat dalam menanggapi tawaran Allah yakni mewujudkannya lewat tindakan dalam kehidupan sehari-hari, baik didalam keluarga maupun di masyarakat. Kaum muda sebagai pribadi yang sedang berkembang perlu memahami dan mengerti akan makna tawaran Allah dalam keseharian hidupnya. Relasi antara manusia dengan Allah akan menjadi nyata, bila manusia tidak hanya menggemakan semata-mata sapaan Allah, melainkan memberika jawaban yang berasal dari penghayatan diri manusia yang bertanggung jawab atas relasi tersebut.

Berbagai usaha sering kali dilakukan oleh kaum muda dalam mengembangkan iman dan juga dalam menanggapi tawaran Allah dan bahkan ingin lebih mengenal akan Allah, namun tidak jarang dari mereka sering kali terbentur dengan berbagai persoalan-persoalan pribadi.

g. Aspek perkembangan kognitif

Pada dasarnya kaum muda selalu berkembang sesuai dengan situasi dan keadaan yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Perkembangan kognitif menyertai setiap perubahan yang terjadi dalam dirinya, dimana kaum muda mampu berpikir secara lebih abstrak dan kompleks mengenai berbagai permasalahan yang terjadi dalam masyarakat. Dengan kenyataan yang dihadapi oleh mereka dalam kehidupan, menunjukkan bahwa kaum muda semakin memahami dan sungguh terlibat dalam permasalaha-permasalahan yang kompleks (Shelton, 1988: 135).

Secara bertahap kaum muda akan memahami bahwa Yesus adalah kekuatan utama dan pembaharu dalam setiap derap langkahnya. Dengan demikian muncullah kesadaran yang lebih nyata tentang Yesus sebagai dasar bagi kesadaran sosial yang ingin dibangunnya dalam keseharian hidupnya dalam berinteraksi dengan sesamanya. Hubungan yang erat dan semakin dalam antara kaum muda dengan Yesus memungkinkan munculnya kesadaran dan kepekaan yang lebih besar dalam diri mereka dalam memahami dan menilai kekeliruan yang terjadi dalam masyarakat dan mampu bertindak mengatasi bahkan mampu mengadakan perubahan.

Dokumen terkait