• Tidak ada hasil yang ditemukan

Aspek- Aspek Studi kelayakan Bisnis

Dalam dokumen ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS (Halaman 22-34)

BAB II KERANGKA TEORI

2.1.2 Aspek- Aspek Studi kelayakan Bisnis

Dari hasil studi kelayakan tersebut, dapat diketahui apakah pilihan investasi usaha itu dapat menghasilkan keuntungan atau malah merugikan dari skala ekonomis. Pada umumnya kerugian atau kegagalan investasi dalam suatu usaha disebabkan oleh kurang akuratnya penelitian mengenai data atau informasi yang merupakan aspek penting untuk diperhatikan dalam studi kelayakan itu sendiri, sehubungan dengan keberhasilan suatu investasi usaha adapun aspek- aspek yang perlu untuk diperhatikan untuk keberhasilan atau mengurangi resiko kerugian usaha belum ada keseragaman mengenai aspek apa yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis yang relevan. Namun menurut Yacob Ibrahim (1998) aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan bisnis adalah :

1. Aspek pasar dan pemasaran

Dalam uraian aspek Pasar dan Pemasaran, sekurang- kurangnya harus melingkupi Luas pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah- langkah tertentu disamping kebijaksanaan yang diperlukan, siklus hidup produk atau kesinambungan permintaan akan produk. Serta harus dapat memperkirakan kendala- kendala yang akan dihadapi dalam pasar. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :

a. Harga barang-barang substitusi b. Biaya faktor produksi

c. Tujuan perusahaan

Menurut Rangkuti, analisis pemasaran sangat penting untuk keberhasilan perusahaan.

Jika perusahaan mampu menjual lebih banyak produk yang sama, dengan harga yang sama dan kualitas yang sama, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya (Rangkuti,1997). Terdapat 4 komponen dalam pemasaran atau yang sering disebut sebagai Bauran pemasaran yaitu :

a. Product adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam pemasaran, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kesebuah pasar dan dianggap bisa memenuhi kebutuhan

b. Price adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk memperoleh manfaat dari suatu barang atau jasa bagi seseorang

c. Place adalah tempat berlangsungnya rencana aktivitas

d. Promotion adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan barang atau jasa terhadap khalayak ramai dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya

2. Aspek teknis dan teknologi

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan teknologi adalah yang menyangkut lokasi usaha, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, serta jenis dan jumlah investasi yang dibutuhkan disamping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Dalam aspek ini, sangat dibutuhkan ketelitian dalam menentukan teknologi yang digunakan. Karena pertimbangan biaya, umur mesin produksi, tingkat kemampuan memproduksi, dampak lingkungan yang diakibatkan, pemeliharaan serta keamanan dalam operasional perusahaan.

3. Aspek ekonomi dan keuangan

Dalam aspek ekonomi dan keuangan, terdapat faktor-faktor yang harus terlebih dahulu dipahami dalam menjalankan usaha bisnis. yaitu perkiraan investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan. kemudian untuk mengetahui layak atau tidak layaknya usaha dijalankan maka dibutuhkan analisis kriteria investasi, Break Even Point dan Payback Period menjadi dasar perhitungannya. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Perkiraan investasi

Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha yang akan dijalankan harus jelas. Pada proses ini, sangat dibutuhkan

pemahaman yang cermat dalam memilih jenis investasi. Informasi yang relevan menjadi pertimbangan dalam perkiraan Investasi

b. Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Perhitungan biaya harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Karena hal ini akan mempengaruhi perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan sebagai indikator dalam menentukan feasible tidaknya rencana usaha yang dijalankan.

c. Sumber pembiayaan

Dalam aspek pembiayaan, hal yang perlu diuraikan adalah penentuan komposisi modal secara jelas dan terperinci.

d. Perkiraan pendapatan

Perkiraan Benefit yang diterima dari hasil kegiatan harus benar- benar dapat diperkirakan secara logis. Perkiraan ini direncanakan sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2 bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari penjualan barang- barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang- barang yang diproses. Misalnya penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang- barang kebutuhan untuk usaha, penerimaan bunga bank, scrap value (nilai sisa aset) dan sebagainya.

e. Analisis kriteria Investasi

Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dijalankan ini. Maka perlu ditinjau dari segi NPV (Net Present Value), IRR( Internal Rate of Return), Net B/C( Net Benefit Cost Ratio ) faktor- faktor yang perlu diperhatikan disini adalah perkiraan

investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan.

f. Break Even Point dan Payback Period

Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP dapat dilihat dari 3 bagian yaitu Jumlah Produksi, Lamanya waktu pengembalian Biaya dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maximum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksinya nantinya. Tingkat BEP dilihat dari segi waktu, maksudnya untuk mengetahui seberapa lama usaha dapat menutupi segala biaya yang dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting untuk diketahui, karena terlalu lama waktu pengembalian total biaya belum tentu dianggap layak oleh investor. Dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan, maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru dapat mencapai tingkat BEP. Semakin cepat usaha tersebut dapat mengembalikan investasi, semakin baik kegiatan usaha tersebut. Karena jumlah investasi yang dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain, pembelian teknologi baru yang lebih baik, dan hal lain yang dapat menghasilkan profit juga. Maka persamaan yang relevan untuk menentukan titik impas adalah mendasarkan pada pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang disebut grafik impas.

g. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Khas

Proyeksi laba rugi dan aliran khas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang dijalankan. Maka kita dapat mengetahui posisi keuangan dimasa yang akan datang, serta dapat digunakan sebagai pedoman bagi pengusaha dalam menjalankan usaha bisnisnya.

Untuk mengetahui posisi keuangan dikatakan layak atau tidak layak dijalankan dari suatu usaha, analisis kriteria investasi merupakan suatu cara mengevaluasi setiap rencana investasi modal (Dadjim Sinaga dan Herlina J, 2013) . Analisis kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang

Rumus :

NPV = βˆ‘

nt=1π΅π΅π΅π΅βˆ’πΆπΆπ΅π΅(1+𝑖𝑖)t

dimana,

Bt = manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

I = Discount rate (%)

t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ...n)

n = Umur usaha (tahun)

Dalam penghitungan NPV, kriteria yang harus dipahami adalah:

NPV > 0, artinya usaha menguntungkan

NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan

NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga

Contoh ilustrasi untuk menghitung NPV :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui Dana investasi: Rp. 35.000.000, dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel dibawah ini. Berdasarkan keterangan di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18 ?

Tabel.2.1

7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336

Sumber : data diolah

Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka:

Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel berikut.

8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394 9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255 10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102

NPV 69.080 57.966

Sumber : data diolah

Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF:

Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.

2. IRR ( Internal Rate of Return)

Kesimpulan yang akan diperoleh dari perhitungan IRR ini adalah :

IRR > suku bunga Bank maka proyek dikatakan layak

βˆ’

IRR = suku bunga Bank berarti proyek pada BEP

IRR < suku bunga Bank dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari suku bunga Bank, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0.

Contoh soal :

NPV 11.115,73 -48,94 Sumber : data diolah

maka perhitungannya mencari IRR adalah

Hasil perhitungan menunjukkaan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari suku bunga Bank yaitu sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

Sedangkan menurut Umar (2001) aspek- aspek studi kelayakan bisnis adalah :

1. Aspek Pasar

Sebelum menjalankan bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud.

Dalam hal ini, yang perlu diuraikan adalah berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk bersangkutan, serta kondisi persaingan antar produsen.

2. Aspek Internal Perusahaan

Pada aspek internal perusahaan, pengaruh manajerial merupakan kunci keberhasilan organisasi. Manejerial mengelola Pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek SDM, aspek manajemen dan aspek finansial atau keuangan. maka penjelasan aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Aspek pemasaran

( )

Analisis kelayakan yang krusial dalam aspek ini adalah penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasar, kajian untuk mengetahui konsumen potensial, menentukan strategi, dan program pemasaran yang akan dilakukan.

b. Aspek teknis dan teknologis

Tujuan studi aspek ini adalah untuk mengetahui apakah secara teknis dan pilihan teknologi kegiatan bisnis dapat dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak. Dalam aspek ini, hal yang perlu dikaji adalah kebutuhan teknologi bagaimana yang akan diperlukan, penentuan kapasitas produksi yang optimal, penentuan pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, pengawasan kualitas produk, dan dampak lingkungan yang diakibatkan dari pemilihan teknologi yang digunakan. Serta bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan.

c. Aspek SDM

Aspek SDM merupakan aspek yang paling krusial diperhatikan. Karena untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau tidak tergantung dari ketersediaan SDM. Ketersediaan SDM meliputi kondisi kompetitif yang dimiliki Karyawan, Deskripsi pekerjaan, Program Pelatihan dan Pengembangan, Penentuan Prestasi Kerja, Dispensasi, Perencanaan Karir, Mekanisme PHK, Kebijakan Rekruitmen-Seleksi-Orientasi serta Keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek SDM dibagi menjadi 2 bagian yaitu, Peran SDM dalam pembangunan dan pengembangan usaha bisnis serta peran mereka dalam operasional rutin usaha bisnis.

d. Aspek Manajemen

Tujuan dari aspek Manajemen dalam kegiatan studi kelayakan bisnis adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat

direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Studi aspek Manajemen yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 bagian. yaitu, Manajemen saat pembangunan usaha dan manajemen saat usaha bisnis dioperasionalkan secara rutin.

e. Aspek Finansial

Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas. Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya.

3. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal Lainnya

Lingkungan sosial yang berada diluar perusahaan seperti Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal lainnya atau yang dapat disingkat dengan Aspek eksternal saja, merupakan kondisi- kondisi diluar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Akan tetapi, aspek eksternal ini memiliki pengaruh yang penting dalam berjalannya kegiatan bisnis yang dilakukan. Maka, perusahaan hendaknya dapat mengupayakan informasi untuk dimanfaatkan secara maksimal mengenai aspek ini. Juga dalam rangka menganalisis aspek- aspek lainnya. Aspek yang dimaksud dapat berupa Yuridis Formal, sistem birokrasi, iklim politik, situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup, perkembangan teknologi dan situasi persaingan bisnis.

Dalam dokumen ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS (Halaman 22-34)

Dokumen terkait