• Tidak ada hasil yang ditemukan

Sentra Tenun

Dalam dokumen ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS (Halaman 35-113)

BAB II KERANGKA TEORI

2.3. Sentra Tenun

Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika br Manik ini pada awalnya merupakan sebuah kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.

Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.

Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti dahulu. Dan pada tahun 2009 Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM

Tenun atas persetujuan para anggotanya. dan kini Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.

2.4 Peluang Pasar Tenunan Ulos

Secara harafiah, Ulos berarti Selimut. Yaitu, pemberi kehangatan badaniah dari terpaan udara dingin. Menurut pemikiran leluhur Suku Batak ada tiga sumber yang dapat memberikan kehangatan. Yakni Matahari, Api dan Ulos. Dari ketiga sumber kehangatan itu, Matahari sumber kehangatan utama tidak dapat kita peroleh pada saat malam hari. Sedangkan api dapat menimbulkan bencana jika kita lalai menggunakannya. Oleh karena itu, Ulos menjadi suatu hal yang sangat akrab dalam kehidupan sehari- hari bagi suku Batak karena dapat digunakan untuk menghangatkan badan kapanpun.

Dalam adat istiadat budaya suku Batak, Ulos cenderung menjadi suatu produk yang primer dibandingkan hal lainnya. Karena dalam aktivitas bagaimanapun, Ulos menjadi ketetapan yang harus dipenuhi oleh suku Batak. Mulai dari acara pernikahan Adat (Mangadati ), acara pesta syukuran karena lahir anggota baru dalam keluarga, acara penguburan kematian anggota keluarga yang sudah memiliki anak atau cucu dan sebagainya.

hal ini dikarenakan, Ulos sudah digunakan oleh nenek moyang Suku Batak sebagai media menyampaikan maksud dan harapan kepada orang yang menerima Ulos.

Ulos memiliki jenis motif dan makna yang berbeda- beda tergantung pada aturan Adat istiadat yang berlaku. Misalnya, busana Pengantin pernikahan yang melambangkan sistem kekerabatan Suku Batak yaitu “Dalihan Natolu”. Terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian), tutup bagian bawah (Sarung). Pada aturan Adat Istiadat Suku Batak,

“Mangulosi” atau memberikan ulos menunjukkan kehangatan, kasih sayang, penghormatan kepada penerima Ulos. Seperti halnya ketika Orang Tua memberikan Ulos kepada Anaknya,

Hula-hula kepada boru. Dan kepada pihak yang bukan Suku Batak, pemberian Ulos dapat dianggap sebagai tanda penghormatan, keakraban, dan persahabatan dan sebagainya.

misalnya, pemberian Ulos kepada Presiden atau Pejabat tertentu dari Suku Batak dengan maksud menunjukkan tindakan penghormatan, serta dalam menjalankan tugasnya mereka tetap dalam kehangatan yang hakiki dan penuh kasih sayang.

Namun pada perkembangannya saat ini, Ulos sudah megalami fase perubahan. yaitu, Ulos yang dulunya dipergunakan hanya dalam acara pesta atau syukuran dan sebagainya kini sudah dimodifikasi menjadi berbagai bentuk yang lebih menarik dan menanamkan nilai estetika keindahan. Ulos yang menjadi ciri khas dari Suku Batak dimanfaatkan oleh para pebisnis dalam memperoleh pendapatan. Kreasi yang menghasilkan berbagai rupa dan bentuk dari Ulos Suku Batak menjadi salah satu cindera mata dari daerah batak. Produk yang dibuat berbahan dasar Ulos sangat beragam yaitu, bakal kain untuk kemeja, selendang, sarung, pembuatan tas, pakaian, topi, dompet, hiasan dinding, dan berbagai cinderamata lainnya yang sangat diminati para pengunjung yang berwisata ke daerah Suku Batak. Jadi, potensi permintaan konsumen akan Ulos dapat dipastikan memiliki kesinambungan.

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai jenisnya. Analisis pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (I Made Wirartha, 2005) maka analisis pendekatan kualitatif diterapkan untuk mengkaji aspek non finansial (aspek pasar, aspek SDM, dan aspek teknis). Sedangkan analisis pendekatan kuantitatif merupakan analisis data terhadap data-data yang mengandung angka-angka atau numerik tertentu (Juliandi, 2013) maka pendekatan ini digunakan untuk mengkaji aspek finansial yaitu, aspek keuangan. dan selanjutnya, hasil dari pengolahan data ini akan di interpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang studi kelayakan usaha bisnis.

Penelitiaan deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang bertujuan untuk menguji atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan status saat ini dari objek yang diteliti.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sentra IKM Tenun Bintang Maratur yang beralamatkan di Jl. Simanindo-Pangururan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

3.3 Informan Penelitian

Dalam mendapatkan sumber informasi yang tepat dan akurat untuk mendukung penelitian ini maka sangat dibutuhkan Informan Penelitian. Informan penelitian adalah orang yang ditanya atau sumber data yang dapat memberikan informasi dan keterangan atas keadaan orang lain atau permasalahan disituasi- situasi dan lingkungannya (Situmorang 2008:209). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

1. Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yan diteliti.

adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah : a. Plt. Kabid Perindustrian. Bapak Sumitro M. Simbolon, SE

b. Ketua kelompok Sentra Tenun, Ibu Rolika Manik

2. Informan Utama, yaitu Orang yang terlibat secara langsung dan berinteraksi secara langsung dengan informan kunci ataupun orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti. Maka informan utama dalam penalitian ini adalah Karyawan sentra Tenun dan warga sekitar yang merupakan pihak yang sudah pernah berinteraksi dengan Sentra Tenun ini.

3. Informasi yang akan diperoleh dari Informan dalam penelitian ini adalah informasi yang sesuai dengan kondisi realita yang terjadi di sentra Tenun Bintang Maratur.

Meliputi kondisi aspek SDM, aspek keuangan, aspek pasar, aspek Teknisnya, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya dalam beroperasi.

3.4 Defenisi Konsep

Konsep diperlukan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:33). Adapun konsep yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Defenisi Konsep

Keterangan bagan :

Kriteria Investasi (NPV, IRR) Aspek keuangan

Finansial

SENTRA TENUN IKM BINTANG MARATUR

Aspek SDM Aspek Pasar Non Finansial

Layak / Tidak Layak

Rekomendasi

Aspek Sosial

Aspek eksternal Aspek Teknis Aspek Manajemen

1. Finansial merupakan Pengkajian berdasarkan sudut keuangan atau yang berhubungan dengan materi.

2. Aspek keuangan

Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Untuk itu dibutuhkan kriteria Investasi ( NPVdan IRR)

3. Non Finansial merupakan indikator yang berhubungan dengan aspek pasar, aspek SDM, dan aspek Teknis

4. Aspek pasar merupakan inti dari penyusunan studi kelayakan. Maka aspek ini harus diuraikan dengan cermat dan realistis mengenai masa lalu dari produk atau prospeknya dimasa yang akan datang.

5. Aspek SDM harus dapat menetapkan kebutuhan SDM yang diperlukan dan mengembangkan SDM yang ada.

6. Aspek Teknis meliputi produksi yang bagaimana dapat memasuki pasar dan jenis teknologi yang digunakan dalam memproduksi.

7. Aspek Manajemen meliputi sistem pengelolaan pembangunan dan manajemen dalam masa operasi Sentra Tenun seperti pembagian kerja, dispensasi, dan sebagainya 8. Aspek Sosial dan Ekonomi meliputi penambahan kesempatan kerja atau pengurangan

pengangguran disekitar lokasi dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi, bagaimana pemerataan dan kesempatan kerja

9. Aspek Eksternal lainnya berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis

10. Layak/tidak layak, merupakan hasil dari penelitian ini. Dengan pertimbangan dan penilaian terhadap semua aspek yang telah dikaji dan pemaparan resiko yang akan mungkin terjadi terhadap objek penelitian

11. Rekomendasi merupakan saran kepada pihak perusahaan, apakah usaha itu layak dijalankan ataupun tidak layak.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung kegiatan serta kondisi internal maupun eksternal usaha maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung penelitian.

Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi :

1. Wawancara yaitu, mengumpulkan informasi dari pihak Sentra Tenun yang diwakili oleh informan yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan aspek yang diteliti

2. Studi Pustaka yaitu, pengumpulan Data Sekunder dengan menggunakan referensi buku yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk menguatkan teori, konsep, dan variabel yang mendukung penelitian Studi kelayakan usaha bisnis.

3. Dokumentasi yaitu, Pengumpulan data dengan cara menggunakan catatan-catatan dan dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber informasi yang relevan dengan studi kelayakan Bisnis pada sentra Tenun Bintang Maratur.

3.6 Teknik Analisis Data

Informasi atau data yang daperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kualitatif digunakan pada Aspek Non Finansial yaitu Aspek Pasar, Aspek SDM, dan Aspek Teknis.

Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk mengkaji Aspek Finansial dalam penelitian ini. Untuk megetahui hasil penelitian yang berupa keputusan Layak atau tidak Layaknya usaha ini dijalankan maka dibutuhkan analisis kriteria investasi yang ditinjau dari segi NPV (Net Present Value) dengan IRR( Internal Rate of Return)

3.6.1 Aspek Non Finansial

Kajian yang perlu diperhatikan dalam aspek Non Finansial terdiri dari aspek pasar, aspek SDM, dan aspek Teknis. Karena hal ini dianggap krusial dalam pengaruhnya terhadap berjalannya usaha binis atau pilihan Investasi. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Aspek Pasar

Tujuan analisis pada aspek pasar yaitu untuk melihat peluang atau pangsa pasar tas yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Pada aspek pasar dilakukan analisis terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, strategi pemasaran (segmentasi, targeting, positioning), serta bauran pemasaran (marketing mix).

2. Aspek SDM

Pada Aspek SDM, pengkajian dengan Menganalisis kondisi kompetitif yang dimiliki Sumber Daya Manusia baik secara teknis, maupun sosialnya. hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena SDM merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha. yang perlu ditentukan dalam aspek SDM ini adalah Menyangkut jumlah karyawan yang dibutuhkan, penentuan deskripsi pekerjaan, program pelatihan dan Pengembangan, penentuan prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karir yang diharapkan, keselamatan dan kesehatan kerja, mekanisme PHK serta kebijakan rekruitmen, seleksi, dan orientasi produktivitas kerja (Umar,2001).

3. Aspek Teknis

Tujuan dari aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, Rencana Usaha dapat dijalankan secara layak maupun tidak layak. Pada Aspek Teknis, yang sangat krusial Untuk dikaji adalah teknologi untuk produksi, faktor lokasi dan proses produksi.

4. Aspek Manajemen

Dalam aspek manajemen, hal yang dianalisis adalah bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk mengetahui apakah proses perencanaan dan pengelolaan bisnis yang ada sudah efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Aspek Sosial dan Ekonomi

Analisis pada aspek ini meliputi sejauh mana manfaat dari bisnis Sentra Tenun fashion yang dijalankan terhadap lingkungan sekitarnya baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Faktor yang menjadi tolak ukur adalah peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja warga sekitar, dan pajak bagi pemerintah setempat.

6. Aspek Eksternal Lainnya

Analisis pada aspek ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis ataupun sebaliknya. Aspek yang dimaksud dapat berupa situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup, dan situasi persaingan bisnis. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt dalam Nurmalina dkk, 2009).

3.6.2 Aspek Finansial

Analisis kriteria Investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan Suatu Usaha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang

Rumus :

NPV = ∑

nt=1𝐵𝐵𝐵𝐵−𝐶𝐶𝐵𝐵(1+𝑖𝑖)t dimana,

Bt = manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

I = Discount rate (%)

t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ...n)

n = Umur usaha (tahun)

Dalam penghitungan NPV kriteria yang harus dipahami adalah:

NPV > 0, artinya usaha menguntungkan

NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan

NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga

2. IRR ( Internal Rate of Return)

Rumus ∶ 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑖𝑖

1

+ �

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁

1−𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁2

𝑥𝑥(𝑖𝑖

2

− 𝑖𝑖

1

)�

Keterangan : i1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif

I2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV pada tingkat suku bunga i positif

NPV2 = NPV pada tingkat suku bunga i negatif

3.7 Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian digunakan sebagai dasar dalam analisis dan perhitungan dalam aspek keuangan. asumsi dalam penelitian studi kelayakan usaha bisnis ini adalah :

1. Periode umur usaha yang dianalisis dalam proyek pengembangan usaha sentra tenun Bintang Maratur adalah lima tahun. Hal ini berdasarkan umur ekonomis aset yang paling berpengaruh, yaitu mesin tenun dan kesepakatan dengan pemilik usaha.

2. Dasar penentuan harga produk dan investasi adalah harga yang berlaku pada saat pengambilan data bulan November-Desember 2013

3. Jumlah tenaga kerja adalah 10 orang dengan jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam dan dalam sebulan ada 26 hari kerja

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah berdirinya

Pendapatan masyarakat Kabupaten Samosir pada umumnya dari hasil pertanian, padahal sumber daya alam yang dapat diolah menjadi produk industri dan kerajinan yang mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi sangat beragam yaitu; kacang tanah, jahe, kentang dan ketela dari pertanian, rotan, bambu, dan kopi dari hasil kehutanan dan perkebunan, kerajinan batu, tembikar dan batu bata dari hasil pertambangan; ukiran kayu, tenun dan anyaman dari hasil kerajinan rumah tangga. Kebijakan pengembangan industri di Kabupaten Samosir telah mulai diarahkan kepada one village one product (OVOP). Implementasi dari OVOP dilakukan dengan pengembangan agar masing-masing kecamatan memiliki kompetensi inti masing-masing, sehingga pembinaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. disamping itu akan terjadi pembagian tugas industri di Kabupaten Samosir secara geografis dan skill masyarakat di masing-masing kecamatan

Pengalaman menunjukkan bahwa Industri Kecil dan Menengah memiliki ketangguhan terhadap guncangan perekonomian global. Disamping itu Industri Kecil dan Menengah juga memilki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang usaha dan dapat mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. dengan IKM yang kuat maka struktur ekonomi menjadi kokoh dan berperan besar dalam peningkatan ekspor dan pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan sendiri sehingga Pemerintah menetapkan suatu Kebijakan Nasional yaitu IKM sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia. Tetapi pada kenyataannya IKM masih banyak menghadapi berbagai kelemahan baik itu teknis maupun non teknis sehingga Pemerintah dianggap perlu untuk

memfasilitasi dan mendorong pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah sehingga dapat tumbuh terus dan berkembang serta mempunyai kemampuan dalam menghadapi persaingan.

Maka untuk itu diperlukannya suatu pembinaan atau pendampingan langsung guna untuk mengatasi permasalahan-permasalahan IKM tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan IKM dilakukan secara terus menerus dengan selalu memperhatikan aspek pendidikan, produktivitas, sarana/prasarana, pemasaran, dan pemanfaatan lembaga pemerintah ataupun swasta secara maksimal untuk menuju kepada terwujudnya IKM yang modernisasi.

Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika ini pada awalnya merupakan sebuah kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.

Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.

Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti dahulu. dan pada tahun 2011, Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM Tenun atas persetujuan para anggotanya. Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.

4.1.2. Visi dan Misi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur

Usaha Sentra Tenun ini belum memiliki pernyataan tertulis mengenai visi, dan misi usaha. Namun secara umum, kedua hal tersebut telah tersirat dalam wawancara dengan pemilik usaha. Visi menggambarkan tujuan jangka panjang suatu usaha sedangkan misi merupakan cara atau usaha yang dilakukan untuk mencapai tujuan jangka panjang tersebut.

dan berdasarkan hasil wawancara dengan pengelola usaha Sentra tenun mengenai visi dan misi usaha Sentra Tenun diperoleh informasi yaitu Visi Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur adalah “Menjadikan usaha yang senantiasa mengandalkan mutu dan harga bersaing”. Sedangkan Misi usaha ini adalah Turut menciptakan lapangan kerja disekitarnya serta Meningkatkan keahlian SDM untuk meningkatkan inovasi produk.

4.2 Analisis Kelayakan Usaha

Dalam perjalanan usahanya, Sentra Tenun bermaksud untuk melakukan pengembangan usahanya dengan memperluas skala unit usaha dan produksi. Usaha Sentra Tenun belum mampu memenuhi pesanan yang setiap tahunnya meningkat dari berbagai konsumen walaupun untuk keperluan produksi, Sentra Tenun telah memiliki aset berupa bangunan serta peralatan dan perlengkapan yang cukup memadai. Bentuk pengembangan usaha yang rencananya akan dilakukan oleh Sentra Tenun adalah dengan membuat divisi atau unit usaha yang difokuskan untuk memproduksi tenun fesyen. Untuk rencana pengembangan usaha ini Sentra Tenun memerlukan studi kelayakan Usaha Bisnis. Bentuk pengembangan ini atas dasar permintaan produk Ulos fashion di pasar yang terus meningkat. Pengembangan usaha tersebut sudah pasti akan berpengaruh terhadap beberapa variabel produksi seperti bahan baku, tenaga kerja, dan sumber daya lainnya. Analisis kelayakan usaha dapat digunakan untuk menilai apakah pengembangan tersebut layak untuk diusahakan atau tidak layak. Maka Aspek yang perlu dikaji dari Usaha Sentra Tenun ini adalah Aspek non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek sosial dan ekonomi, Aspek Manajemen, aspek teknis,

aspek SDM dan aspek lingkungan Eksternal lainnya. serta Aspek Finansial yang meliputi analisis keuangan dengan menggunakan metode analisis kriteria Investasi. Adapun hasil wawancara dengan Pengelola Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur adalah sebagai berikut :

4.2.1 Aspek Non Finansial

4.2.1.1 Aspek Pasar dan Pemasaran

Produk Ulos fesyen saat ini sudah diminati pasar sejak lama. Produk Ulos fesyen yang diproduksi oleh Sentra Tenun IKM Bintang Maratur setiap tahunnya meningkat yang sejalan dengan peningkatan demand dari konsumen. Adapun produk yang terdapat pada Sentra Tenun ini berupa barang hasil produksi yakni :

1. Sarung motif ulos 2. Selendang motif ulos 3. Kain Kemeja motif ulos

Konsumen dapat menentukan motif yang bagaimana akan dibentuk pada sarung, Selendang, maupun bakal kain untuk kemeja dan bahan dasar yang bagaimana yang disukai.

Sentra IKM Bintang Maratur memberikan contoh motif yang sangat bervariasi, Mulai dari motif Gorga batak, bunga, serta gambar yang membentuk pola lainnya seperti pola motif yang terdapat pada Ulos. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan seandainya Konsumen memesan produk dengan motif yang ditentukan sendiri. Pihak Sentra Tenun IKM Bintang Maratur akan mengkonfirmasi apakah motif yang diinginkan dapat dikerjakan atau tidak dapat dikerjakan. dan tentu saja harga juga tergantung pada jenis bahan dan tingkat kerumitan yang dilalui dalam pembuatan bahan tersebut. Maka, untuk memproduksi pesanan

yang diinginkan konsumen, Sentra ini menggunakan Peralatan dan perlengkapan sebagai berikut :

1. Benang (katun,rayon,viskosa,polyester) 2. Alat untuk menghani

3. Alat untuk memalet benang 4. Gunting

5. Alat mencucuk benang

6. ATBM (Alat Tenun Bukan Mesin)

Pada harga pasaran Ulos saat ini berkisar antara Rp. 70.000,00 sampai dengan Rp.10.000.000,00. Hal ini dikarenakan kualitas, motif, dan jenis Ulosnya yang bervariasi.

Sejauh ini, pesanan akan Ulos fashion terhadap Sentra Tenun IKM Bintang Maratur mengalami peningkatan setiap tahunnya. Adapun harga standard yang ditetapkan oleh Sentra Tenun IKM Bintang Maratur saat ini pada masing-masing produknya adalah sebagai berikut :

Tabel 4.1 Produksi Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur

NO. JENIS PRODUKSI NILAI PRODUKSI

(RP. )

1. Kain tenun kemeja ATBM Flat (cotton) 265.000

2.

Kain tenun kemeja ATBM Flat (semi

Kain tenun kemeja ATBM Flat (semi

Dalam dokumen ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS (Halaman 35-113)

Dokumen terkait