• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS"

Copied!
113
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS

(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)

SKRIPSI

Diajukan sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

Gelar Sarjana (S1) Pada Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik

Universitas Sumatera Utara

Disusun Oleh:

100907099

FRANDY DEONESIUS NAIBAHO

PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

2014

(2)

Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun keatasnya, dan menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang mengerjakannya menerima berkat dari Allah; Tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.

Ibrani 6: 7-8

(3)

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK PROGRAM STUDI ILMU ADMINISTRASI NIAGA/BISNIS

HALAMAN PERSETUJUAN

Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dan diperbanyak oleh : Nama : Frandy Deonesius Naibaho

NIM : 100907099

Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Judul : ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS

(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)

Medan, Mei 2014

Dosen Pembimbing Ketua Program Studi

Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis

Melanthon Rumapea, SE, Msi (Ak)

NIDN: 0116116903 NIP. 195908161986111001 Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA

Dekan FISIP USU

NIP. 196805251992031002 Prof. Dr. Badaruddin, M.Si

(4)

ABSTRAK

ANALISIS STUDI KELAYAKAN USAHA BISNIS

(Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur, Jl. Simanindo- Pangururan, KM 5,5, Desa Lumban Suhi, Kecamatan Pangururan, kabupaten Samosir)

Nama : Frandy Deonesius Naibaho

NIM : 100907099

Fakultas : Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Program Studi : Ilmu Administrasi Niaga / Bisnis Dosen Pembimbing : Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak

Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan Industri Kecil Menengah (IKM) merupakan Strategi yang dijalankan Pemerintah dalam mendongkrak perekonomian masyarakat. berbagai sektor produksi digerakkan oleh Pemerintah dengan membina Masyarakat untuk mampu berwirausaha. Seperti halnya di Kabupaten Samosir, Sentra Tenun IKM Bintang Maratur merupakan salah satu program yang dijalankan dengan produksi utamanya adalah Ulos Fashion. pada perkembangannya, Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika br Manik ini mampu menambah variasi Cindera mata yang baru dari Pulau Samosir serta memberikan sumber pendapatan bagi masyarakat setempat

Tujuan dari penelitian ini adalah (1 ) Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya. (2)Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek finansial.

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari observasi dan wawancara. Wawancara dilakukan dengan wawancara terstruktur. Data sekunder diperoleh melalui dokumen dan laporan instansi terkait. Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kualitatif untuk Aspek Non Finansial dan pendekatan kuantitatif untuk Aspek Finansial yang selanjutnya hasil dari pengolahan data ini akan di interpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang studi kelayakan usaha bisnis.

Berdasarkan Hasil Analisis dari Aspek Non Finansial Usaha Sentra Tenun IKM Bintang Maratur menunjukkan layak dilaksanakan atau dikembangkan. Sedangkan Hasil Analisis dari Aspek Keuangan yang menggunakan Metode Perhitungan NPV dan IRR menunjukkan bahwa nilai NPV sebesar 11.958,8 yang berarti NPV > 0 dan IRR sebesar 15,46%

lebih besar dari tingkat bunga yang berlaku (DF) 10% menunjukkan bahwa usaha Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur layak dijalankan.

Kata kunci: Sentra Tenun, IKM, Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis, Aspek Finansial, aspek Non Finansial

(5)

ABSTRACT

The feasibility study analysis business venture

( Study In Sentra Tenun Ikm Bintang Maratur, Simanindo- Pangururan Street, Km 5,5, Lumban Suhi Viilage, Sub-Districts Pangururan, District Samosir )

Name : Frandy Deonesius Naibaho

NIM : 100907099

Faculty : Social and Political Science

Department : Administration Niaga / Business Science Tutorship : Melanthon Rumapea, SE, Msi, Ak

Micro business small and medium-sized and small medium industry is strategy government has deployed in society economy. Various sectors production actuated by government by fostering society to afford enterpreneur. Samosir as well as district, Sentra Tenun IKM Bintang Maratur is one of the programs with the production of primary policemen are ulos fashion. On this one, sentra loom chaired by Rolika br manik could variation souvenirs new from pulau samosir as well as providing a source of income for local people.

The purpose of this study is (1) To determine the feasibility of the business at Sentra Tenun IKM Bintang Maratur when examined from the non-financial aspects of the market aspects, technical aspects, human aspects, management aspects, social and economic aspects, as well as other external environments. (2) To determine the feasibility of the business at Sentra Tenun IKM Bintang Maratur when examined from a financial aspect.

The data used in this research is the primary and secondary data data. Primary data obtained from observation and an interview.An interview conducted with an interview structured. Data obtained through secondary documents and reports related agencies. The form of research used by researchers used for non financial aspect of the approach of qualitative and quantitative approach to the aspect of financial and finally the results of data processing this will in interpretasikan in descriptive to describe about a feasibility study on a business venture.

Based on the analysis results of Aspect Sentra Tenun IKM Bintang Maratur Non financial Businesses demonstrate is feasible or developed. While the results of Aspect Financial Analysis that used the NPV and IRR calculations indicate that the NPV of 11958.8 which means NPV> 0 and IRR of 15.46% greater than the prevailing interest rate (DF) 10%

indicating that the fashion Ulos Sentra Tenun Ikm Bintang Maratur, Simanindo- Pangururan is developed.

Keywords: Weaving Center, IKM, Business Feasibility Study Analysis, Financial Aspect, aspect onfinancial

(6)

KATA PENGANTAR

Berulangkali Puji dan syukur penulis panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala berkat-Nya sehingga penyusunan skripsi yang berjudul Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis (Studi Pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur) ini dapat diselesaikan dengan baik. Penulisan skripsi ini merupakan salah satu ketentuan untuk mendapatkan gelar Sarjana Administrasi Bisnis pada Program Studi Ilmu administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini memiliki banyak kekurangan baik berupa penulisan maupun isinya, oleh karena itu penulis mengharapkan masukan berupa kritik dan saran yang membangun untuk perbaikan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan manfaat yang baik dalam memperkaya wawasan dan menambah referensi bagi penelitian dimasa yang akan datang. Tidak lupa juga penulis memohon maaf atas segala kekurangan dan kelemahan dalam penulisan skripsi ini.

Penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya bagi pihak yang telah membantu dalam penulisan skripsi ini. Semoga Kasih dan Karunia Tuhan Yesus membalas dengan balasan yang lebih baik.

Dalam penyusunan skripsi ini banyak pihak secara langsung maupun tidak langsung membantu dalam menyelesaikan tulisan ini. Penulis menyampaikan rasa sayang dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada kedua orang tua tercinta, Bapak (Edward Naibaho) dohot Omak ( Rustauli br Sitanggang) na sai tong-tong mangkhaholongi, manangiakhon, mamodai, manggogohon sukkop ni tolap ni gogona pasikkolahon akkha anakhonna. Ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya juga penulis sampaikan kepada:

(7)

1. Bapak Prof. Dr. Badaruddin, Msi, selaku Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

2. Bapak Prof. Dr. Marlon Sihombing, MA, selaku Ketua Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

3. Bapak M. Arifin Nasution, S.Sos, M.SP, selaku Sekretaris Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Melanthon Rumapea, SE. Msi (Ak) selaku Dosen Pembimbing yang telah membimbing, dan memberikan masukan dan arahan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

5. Seluruh pegawai administrasi di lingkungan FISIP USU khususnya pegawai Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU, Kak Siswati Saragih, S.Sos, MSP dan Bang Ahmad Farid, SH yang telah membantu dalam segala urusan administrasi.

6. Seluruh dosen-dosen Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis yang telah membimbing dan meberikan ilmunya selama masa perkuliahan.

7. Bapak Sumitro Simbolon selaku Plt. Diskoperindag Samosir dan Gresy br Simbolon selaku Tim Pengawas Lapangan di Sentra Tenun IKM Bintang Maratur yang telah mengijinkan melakukan Penelitian

8. Ibu Rolika br Manik selaku Ketua Sentra Tenun IKM Bintang Maratur

Selanjutnya, penulis juga mengucapkan terima kasih sebesar-besarnya secara khusus Kepada:

1. Kedua Kakak (kak Rosa & Kak Winda) dan ketiga Adikku (Sofi, Ismail &

Gamayel) yang senantiasa mendukung dan mengarahkan Penulis dalam menyelesaikan Studi

(8)

2. Keluarga yang telah mendoakan penulis dalam menyelesaikan proses penulisan skripsi ini. Bapaktua, Bapak, Mama, Kakak, Abang, Lae, Tulang dan Semua Ponakan yang telah banyak mendoakan dan memberikan dukungan kepada penulis.

3. Moriance Theresia br Simamora, yang senantiasa mendoakan dan memberi dukungan berupa motivasi, doa, dan waktu dalam penyusunan Skripsi ini.

4. Rekan-rekan Administrasi Bisnis 2010 khususnya Radius, Wyldar, Nirmaya, Tety, Meriau, Felix, Yosua, Irwan, Taufan, Hery, Ricky, Gidieon, dan rekan yang lain yang memberikan dukungan kepada penulis.

5. Bang Safri, Bang Monang, Bang Ricko, Bang Adi, dan para teman-teman Diskusi di Parbus yang telah membantu penulis dengan memberikan data dan informasi untuk penyusunan skripsi ini.

6. Bang Efendy, Wanda, Parlin, Bang Binsar dan teman yang lain di kost yang senantiasa menghibur dan mendukung penulis dalam penyusunan skripsi ini

7. Berto Purba, Willy Girsang, yang selalu menguji iman penulis dalam penulisan Skripsi ini.

Medan, Mei 2014

Penulis

(9)

DAFTAR ISI

RINGKASAN Halaman

DAFTAR ISI... i

DAFTAR TABEL ... iii

DAFTAR GAMBAR... . iv

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Rumusan Masalah ... 5

1.3. Batasan Masalah ... 5

1.4. Tujuan Penelitian ... 6

1.5. Manfaat Penelitian ... 6

1.6. Penelitian Terdahulu ... 7

BAB II KERANGKA TEORI 2.1. Studi Kelayakan Bisnis ... 9

2.1.1 Fungsi dan Tujuan Studi kelayakan Bisnis ... 10

2.1.2 Aspek- Aspek Studi kelayakan Bisnis ... 12

2.2. Industri Kecil dan Menengah ... 26

2.3. Sentra Tenun ... 27

2.3. Peluang Pasar Tenunan Ulos ... 28

BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Bentuk Penelitian ... 30

3.2. Lokasi Penelitian ... 31

3.3 Informan Penelitian ... 31

3.4 Defenisi Konsep ... 33

(10)

3.5 Teknik Pengumpulan Data ... 35

3.6 Teknik Analisis Data... 36

3.6.1 Aspek Non Finansial ... 36

3.6.2 Aspek Finansial ... 39

3.7. Asumsi-Asumsi Penelitian ... 40

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 4.1. Deskripsi Objek Penelitian... 41

4.1.1 Sejarah Berdirinya... 41

4.1.2 Visi dan Misi Sentra Tenun IKM Bintang Maratur... 43

4.2 Analisis Kelayakan Usaha ... 44

4.2.1 Aspek Non Finansial ... 45

4.2.2 Aspek Finansial ... 58

4.3 Analisis Study Kelayakan Usaha Bisnis dan Implikasi Manajerial ... 60

4.3.1 Aspek Pasar dan Pemasaran... 61

4.3.2 Aspek SDM ... 66

4.3.3 Aspek Teknis ... 70

4.3.4 Aspek Manajemen ... 73

4.3.5 Aspek Sosial dan Ekonomi ... 74

4.3.6 Aspek Eksternal ... 75

4.3.7 Aspek Finansial ... 77

BAB V PENUTUP 5.1 Kesimpulan ... 81

5.2 Saran ... 82

(11)

DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perhitungan NPV... 19

Tabel 2.2 Tabel perhitungan NPV... 20

Tabel 2.3 Tabel perhitungan IRR... 22

Tabel 4.1 Produksi Ulos fesyen pada Sentra Tenun... 46

Tabel 4.2 Jumlah Produksi Pesanan di Sentra Tenun... 47

Tabel 4.3 Jenis Mesin/Peralatan Sentra Tenun... 53

Tabel 4.4 Kisaran Jumlah Pesanan di Sentra Tenun... 57

Tabel 4.5 Kisaran Jenis dan kebutuhan Bahan Baku pertahun... 53

Tabel 4.6 Kisaran Keuntungan Bersih... 58

Tabel. 4.7 Perhitungan NPV... 75

Tabel.4.8 Perhitungan IRR... 76

(12)

DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Defenisi Konsep... ... 33 Gambar 4.1 Alur Produksi... 70

(13)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Manusia senantiasa mengupayakan untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya yang kompleks sesuai perkembangan zaman. Mulai dari kebutuhan dasar, gaya hidup, profesi, strata sosial dan sebagainya. Untuk memenuhi hal itu, dituntut kreatifitas, inovasi yang tepat dalam hal pemenuhan kebutuhan. Seperti yang dapat kita lihat saat ini, berbagai bentuk usaha dengan objek yang bervariasi telah ditempuh manusia untuk memenuhi kebutuhannya yang tidak terbatas. Bentuk usaha yang dapat kita lihat berupa, usaha pertanian, perikanan, transportasi pengangkutan, pendidikan, pariwisata, teknologi, bahkan aspek budaya yang juga menjadi kesempatan / peluang yang digunakan sebagai sumber untuk memperoleh pendapatan.

Seperti yang kita ketahui, budaya mempengaruhi kehidupan sosial masyarakat. baik cara berpikir, cara berpakaian, dan cara berperilaku. Budaya pada intinya adalah hal krusial yang mengikat kondisi dan situasi masyarakat, dan hal inilah yang menyebabkan aspek budaya memberikan peluang sebagai usaha untuk memperoleh nilai yang nantinya dapat memenuhi kebutuhan manusia yang tidak terbatas. Usaha yang dapat kita amati saat ini sangat beragam, dapat berupa penyediaan jasa dekorasi untuk pernikahan secara adat, jasa cathering untuk konsumsi pesta adat, jasa sewa Instrumen musik, jasa salon untuk pernikahan secara adat dan sebagainya.

Seperti yang dilakukan Sentra Tenun Industri Kecil Menengah (IKM) Tenun Bintang Maratur atau yang sering di sebut warga sekitar “Partonung Bolon”. Usaha ini mulanya

(14)

merupakan suatu kegiatan terpadu yang memproduksi Ulos yang diperlukan untuk kebutuhan Pesta adat istiadat budaya Batak Toba, Karo, Simalungun, Pakpak, dan Mandailing. Sentra Tenun ini dibentuk tahun 2009 oleh pemerintah Kabupaten Samosir. Awalnya Sentra Tenun ini merupakan kelompok tenun yang dibentuk penatua setempat, dan setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun itu dijadikan koperasi atas persetujuan para anggotanya. Namun, koperasi ini tidak memberikan kenyamanan bagi para anggotanya karena kebijakan manajemen kala itu tidak mampu menyesuaikan kebijakan perolehan pinjaman dengan relevan. Sentra Tenun diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan. Sentra Tenun ini dikembangkan oleh Pemerintah Kabupaten Samosir karena sejalan dengan karakteristik dan potensi wilayah serta kondisi Masyarakat disekitarnya. dan hal ini merupakan langkah strategis yang diharapkan mampu mengembangkan sendi ekonomi dan mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Samosir.

Karena Ulos sudah melekat dan merupakan ciri khas dalam acara budaya suku Batak, maka dengan sendirinya tercipta permintaan pasar yang berkesinambungan dari waktu ke waktu. Bahkan disebahagian pihak tertentu, Ulos yang dulunya hanya benda untuk keperluan adat dan pakaian saja kini di modifikasi menjadi berbagai bentuk produk dan menanamkan nilai keindahan yang lebih baik dan menarik. Misalnya Pakaian dengan model tertentu yang disesuaikan dengan perubahan selera pasar. Bentuk produk-produk yang lain berbahan dasar Ulos seperti : sarung, tas, topi, dan sebagainya. dan saat ini, Ulos menjadi salah satu referensi cinderamata yang sangat diminati dari wilayah Sumatera Utara khususnya daerah Suku Batak bagi para traveler yang berkunjung. Pasar yang terbentuk akan kebutuhan Ulos ini memberikan peluang yang lebih luas nantinya. Sendi ekonomi lainnya seperti industri rumahan akan menjadi berkembang serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat.

Bermacam-macam peluang dan kesempatan yang ada dalam kegiatan dunia usaha Seperti yang dilakukan Sentra Tenun Bintang Maratur ini menuntut perlu adanya studi

(15)

kelayakan bisnis, merupakan penilaian sejauh mana kegiatan/kesempatan tersebut dapat memberikan manfaat (benefit) bila suatu usaha dijalankan atau dikembangkan. Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan (Kasmir dan Jakfar 2003). Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis ini adalah untuk memperkirakan seberapa besar potensi usaha tersebut dapat berjalan menghasilkan keuntungan. baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung dalam jangka panjang atau jangka pendek. Serta pengambilan keputusan investasi untuk mengembangkan suatu usaha juga membutuhkan dasar studi kelayakan untuk mendapatkan hasil (output) yang maksimal dan mengurangi resiko kegagalan yang mungkin terjadi.

Dalam kegiatan studi kelayakan bisnis suatu usaha, terdapat aspek-aspek yang menjadi titik fokus yang perlu dipertimbangkan dengan teliti. Aspek-aspek studi kelayakan suatu usaha berupa aspek finansialnya yaitu analisis keuangan usaha tersebut. Dalam aspek ini, kita perlu menggunakan analisis kriteria investasi yang meliputi NPV (Net Present Value), IRR (Internal Rate of Return),B/C ( Benefit Cost Ratio), PBP (Payback Period).

Aspek lainnya adalah aspek Non finansial yang meliputi aspek pasar, aspek SDM, aspek teknologi, dan aspek lingkungan Eksternal lainnya seperti, persediaan bahan baku, kesinambungan perusahaan, perngaruh limbah yang dihasilkan perusahaan dan sebagainya.

Keseluruhan aspek ini memiliki hubungan saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan.

Apabila terdapat salah satu aspek yang tidak sejalan dengan pertimbangan aspek lainnya, maka dapat dipastikan hasil dari studi kelayakan usaha tersebut cenderung tidak sesuai harapan kita.

Peneliti memilih Sentra Tenun ini sebagai objek penelitian karena Sentra Tenun ini merupakan sumber mata pencaharian sebahagian masyarakat di Kab. Samosir. Disamping itu, hasil produksi Sentra Tenun ini yaitu Ulos yang sudah dikenal dan diketahui masyarakat luas

(16)

memiliki potensi pasar yang baik. Maka Hal inilah yang mendasari Peneliti menjadikan Sentra Tenun ini sebagai Objek Penelitian untuk mengetahui apakah usaha ini layak dijalankan atau tidak layak dijalankan. Untuk mengetahui apakah investasi pengembangan usaha Sentra Tenun ini layak atau tidak untuk dijalankan maka peneliti menetapkan Judul penelitian ini adalah “Analisis Studi Kelayakan Usaha Bisnis Pada Sentra Tenun Bintang Maratur”.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diuraikan di atas, maka rumusan masalah pada penelitian ini adalah :

1. Bagaimana kelayakan usaha Sentra Tenun ini bila dikaji dari aspek non finansial.

yaitu aspek pasar, aspek teknis, dan aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?

2. Bagaimana kelayakan usaha Sentra Tenun ini dikaji dari aspek finansialnya ?

1.3 Batasan Masalah

Berdasarkan perumusan masalah yang telah dicantumkan diatas maka Peneliti menetapkan batasan masalah sebagai berikut :

1. Aspek non finansial yaitu, aspek pasar, aspek teknis, dan aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?

2. Aspek finansial yaitu aspek keuangan dengan metode analisis kriteria Investasi yang relevan

(17)

1.4 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah

1. Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek non finansial yaitu aspek pasar, aspek teknis, aspek SDM, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya?

2. Untuk mengetahui kelayakan usaha bisnis pada Sentra Tenun Bintang Maratur bila dikaji dari aspek finansial.

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun yang menjadi manfaat dari penelitian ini adalah :

1. Bagi Peneliti

Penelitian ini bermanfaat menambah pengetahuan dalam memahami analisis Studi kelayakan Bisnis pada usaha yang relevan

2. Bagi Program Studi Ilmu Administrasi Niaga/Bisnis FISIP USU

Penelitian ini diharapkan mampu memberikan referensi pengetahuan tentang studi kelayakan Bisnis kepada Mahasiswa jurusan Administrasi Niaga/Bisnis maupun khalayak pembaca

3. Bagi Perusahaan

Dengan dilakukannya penelitian ini, diharapkan mampu memberikan saran atau rekomendasi untuk perbaikan perusahaan kedepannya

1.6 Penelitian Terdahulu

(18)

Adapun Penelitian terdahulu yang relevan dengan judul penelitian ini dalam menambah pemahaman yang mendalam bagi peneliti diantaranya adalah Yulianto (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB 2009), melakukan penelitian Analisis Pengembangan Usaha dan Kredit Usaha Pembuatan Sandal Wanita (Studi Kasus Pengrajin Sandal Wanita Indra Jaya Ciomas Bogor). Penelitian tersebut bertujuan untuk meneliti kelayakan usaha dan pengembangan usaha dengan menggunakan analisis usaha, analisis kriteria investasi dan analisis sensitivitas.

Usaha Indera Jaya layak untuk diberikan kredit sebagai modal usaha dari pihak perbankan, yang berdasarkan pada laporan keuangan (laporan laba rugi dan neraca) pada tahun 2008 dan juga hasil perhitungan rasio keuangan. Didapatkan nilai NPV 175.781.905,- Nilai Net B/C sebesar 1,53 dan IRR 32,97 persen pertahun. Hasil analisis sensitivitas menunjukkan bahwa usah ini layak untuk dilakukan. Muhamadjen (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB 2008) yang mengkaji tentang Analisis Kelayakan Usaha Kapsul Ekstrak di Taman Sringanis Bogor pada kasus untuk Ekstrak Pegagan dan Sambiloto. Dalam hasil penelitiannya pada Aspek Finansial menggunakan Analisis Kriteria Investasi yaitu NPV, IRR, Switching Value serta Aspek Non Finansial yang menyatakan bahwa Usaha Kapsul Ekstrak dinyatakan Layak untuk dijalankan.

Kasman Syarif (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB 2011) yang mengkaji tentang Analisis Kelayakan Usaha Pada Produk Minyak Aromatik merek Flosh di UKM Marun Aromateraphi. Dari hasil penelitiannya, Usaha dinyatakan Layak untuk dijalankan yang ditinjau dari segi Finansial dan Non Finansial. Berdasarkan hasil analisis aspek finansial menunjukkan nilai NPV positif (Rp.659.100.845,-), nilai IRR 79.50 persen dimana nilai ini lebih besar dari nilai suku bunga pinjaman yang digunkan (14 persen), Net B/C 2.50, BEP Rp.

113.149.038,-, dan PBP 1.25 tahun yang berarti usaha ini sudah dapat menutup biaya investasi awalnya sebelum umur usaha berakhir. Dwi Febry Nurcahyo (Fakultas Teknik UI, 2011) yang mengkaji tentang Analisis Kelayakan Bisnis pada PT. Pemuda Mandiri Sejahtera. Berdasarkan hasil penelitian terhadap Aspek Keuangan dan Aspek non Keuangan yang diperoleh, Usaha PT.

Pemuda Mandiri yang bergerak dibidang Manufaktur dinyatakan Layak untuk diteruskan. Rofiq

(19)

Irfani (Fakultas Ekonomi dan Manajemen IPB, 2011) yang mengkaji tentang Analisis Kelayakan Pengembangan k Usaha Usaha Ransel Laptop di UMKM Yogi Tas, Desa Ciomas, Bogor. Hasil Penelitian yang dilakukannya pada Aspek Non Finanasial dan Aspek Finansial, Usaha Pengembangan Ransel Laptop dinyatakan Layak untuk dilaksanakan.

(20)

BAB II

KERANGKA TEORI

2.1 Studi Kelayakan Bisnis

Studi kelayakan yang sering juga disebut dengan feasibility study merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan, apakah menerima/ memanfaatkan atau menolak dari suatu gagasan atau peluang yang diperoleh. Studi kelayakan Bisnis merupakan penelitian terhadap perencanaan usaha bisnis yang tidak hanya menganalisis layak atau tidaknya usaha tersebut dibangun, tetapi juga saat operasionalnya secara rutin dalam rangka pencapaian keuntungan yang maksimal untuk waktu yang ditentukan. Misalnya, rencana peluncuran produk baru (Husein Umar 2001) aspek- aspek yang mendasari studi kelayakan bisnis adalah aspek pasar, aspek teknis dan teknologi, aspek Sumber Daya Manusia, aspek Manajemen, aspek keuangan, aspek persaingan serta aspek lingkungan sosial.

Sedangkan menurut Dadjim Sinaga dan Herlina J dalam Bukunya yang berjudul

“Studi Kelayakan Investasi Pada Proyek dan Bisnis dalam Perspektif Iklim Investasi Perekonomian Global”, studi kelayakan bisnis atau Investment analysis merupakan suatu analisis untuk mengetahui arus biaya yang dikeluarkan dan keuntungan berdasarkan data penelitian yang akurat terhadap faktor- faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan rencana investasi modal dalam suatu usaha, serta membandingkan arus benefit dan biaya tersebut selama umur ekonomis investasi usaha Sehingga dapat diketahui layak atau tidak layak usaha tersebut. pendapat lain yang juga sejalan dengan pendapat diatas mengatakan bahwa Studi kelayakan adalah suatu kegiatan yang mempelajari secara mendalam tentang suatu kegiatan

(21)

atau usaha yang akan dijalankan, untuk menentukan layak atau tidaknya suatu bisnis dijalankan( Kasmir dan Jakfar 2003).

2.1.1 Fungsi dan Tujuan Studi Kelayakan Bisnis

Tujuan dilakukannya studi kelayakan bisnis ini adalah untuk memperkirakan seberapa besar potensi usaha tersebut dapat berjalan menghasilkan keuntungan. baik dalam situasi mendukung maupun situasi yang tidak mendukung dalam jangka panjang atau jangka pendek (Kasmir dan Jakfar 2003). Adapun tujuan utama dilakukannya studi kelayakan investasi bisnis bagi pemerintah, pihak swasta atau pemilik modal dapat dijelaskan sebagai berikut :

1. Bagi pemerintah

Tugas utama pemerintah salah satunya adalah mengupayakan dan bertanggung jawab atas terlaksananya pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam usaha meningkatkan kesejahteraan Masyarakat. dan untuk mencapai kesinambungan dalam kesejahteraan masyarakat tersebut, pemerintah dihadapkan pada keterbatasan pemilikan sumber daya. Dengan adanya keterbatasan pemilikan Sumber daya yang dimaksud, maka penggunaan yang berbeda-beda atas sumber daya yang terbatas haruslah tepat sasaran dan memprioritaskan untuk kepentingan publik. Maka fungsi studi kelayakan bisnis ini bagi pemerintah adalah untuk mengetahui apakah pengalokasian penggunaan Sumber daya yang terbatas sudah tepat dalam rangka usaha pemerintah mencapai tujuan dan sasaran yang diinginkan. Sedangkan Tujuan utama diadakannya analisis studi kelayakan bisnis ini adalah untuk mengetahui apakah pengalokasian sumber daya yang terbatas itu dapat meningkatkan kesejahteraan ekonomi masyarakat, pajak pendapatan yang diperoleh serta berpengaruh pada sektor lainnya.

(22)

Fungsi dari studi kelayakan bisnis ini bagi pihak swasta atau pemilik modal adalah sebagai dasar pertimbangan manajemen, apakah investasi modal dalam bisnis itu layak atau tidak layak untuk dijalankan. Hal ini dilihat dari kemampuan proyek investasi menghasilkan keuntungan bersih rata-rata tiap periode selama umur ekonomis, serta keamanan investasi modal. Sedangkan Tujuan studi kelayakan ini bagi Pihak swasta atau pemilik modal adalah untuk mengetahui besarnya keuntungan yang diperoleh selama periode waktu tertentu selama umur ekonomis, untuk mengetahui tingkat keuntungan apakah lebih besar atau kecil dibandingkan dengan bunga modal yang berlaku dipasar modal, untuk mengetahui berapa lama pengembalian modal dengan pertimbangan Net cash flow yang dihasilkan dari proyek beberapa tahun sejak awal produksi komersil, serta pelengkap proposal untuk mendapatkan izin usaha dari pemerintah atau untuk mendapatkan bantuan kredit dari Bank (Dadjim Sinaga dan Herlina J,2013)

2.1.2 Aspek-Aspek Studi Kelayakan Bisnis

Dari hasil studi kelayakan tersebut, dapat diketahui apakah pilihan investasi usaha itu dapat menghasilkan keuntungan atau malah merugikan dari skala ekonomis. Pada umumnya kerugian atau kegagalan investasi dalam suatu usaha disebabkan oleh kurang akuratnya penelitian mengenai data atau informasi yang merupakan aspek penting untuk diperhatikan dalam studi kelayakan itu sendiri, sehubungan dengan keberhasilan suatu investasi usaha adapun aspek- aspek yang perlu untuk diperhatikan untuk keberhasilan atau mengurangi resiko kerugian usaha belum ada keseragaman mengenai aspek apa yang harus dikaji dalam rangka studi kelayakan bisnis yang relevan. Namun menurut Yacob Ibrahim (1998) aspek yang perlu dikaji dalam studi kelayakan bisnis adalah :

1. Aspek pasar dan pemasaran

(23)

Dalam uraian aspek Pasar dan Pemasaran, sekurang- kurangnya harus melingkupi Luas pasar, perkembangan pasar, penetapan pangsa pasar, dan langkah- langkah tertentu disamping kebijaksanaan yang diperlukan, siklus hidup produk atau kesinambungan permintaan akan produk. Serta harus dapat memperkirakan kendala- kendala yang akan dihadapi dalam pasar. Permintaan dapat diartikan sebagai jumlah barang yang dibutuhkan konsumen yang mempunyai kemampuan untuk membeli pada berbagai tingkat harga. Sedangkan penawaran diartikan sebagai kuantitas barang yang ditawarkan dipasar pada berbagai tingkat harga. Adapun faktor- faktor yang mempengaruhi penawaran adalah :

a. Harga barang-barang substitusi b. Biaya faktor produksi

c. Tujuan perusahaan

Menurut Rangkuti, analisis pemasaran sangat penting untuk keberhasilan perusahaan.

Jika perusahaan mampu menjual lebih banyak produk yang sama, dengan harga yang sama dan kualitas yang sama, atau dapat mengembangkan produk baru yang lebih berhasil, perusahaan tersebut dapat dikatakan telah berhasil menggunakan kemampuan analisis pemasarannya (Rangkuti,1997). Terdapat 4 komponen dalam pemasaran atau yang sering disebut sebagai Bauran pemasaran yaitu :

a. Product adalah barang atau jasa yang dapat diperjual belikan. Dalam pemasaran, produk adalah segala sesuatu yang bisa ditawarkan kesebuah pasar dan dianggap bisa memenuhi kebutuhan

b. Price adalah suatu nilai tukar yang bisa disamakan dengan uang atau barang lain untuk memperoleh manfaat dari suatu barang atau jasa bagi seseorang

(24)

c. Place adalah tempat berlangsungnya rencana aktivitas

d. Promotion adalah upaya untuk memberitahukan atau menawarkan barang atau jasa terhadap khalayak ramai dengan tujuan menarik calon konsumen untuk membeli dan mengkonsumsinya

2. Aspek teknis dan teknologi

Faktor- faktor yang perlu diperhatikan pada aspek teknis dan teknologi adalah yang menyangkut lokasi usaha, sumber bahan baku, jenis teknologi yang digunakan, serta jenis dan jumlah investasi yang dibutuhkan disamping membuat rencana produksi selama umur ekonomis proyek. Dalam aspek ini, sangat dibutuhkan ketelitian dalam menentukan teknologi yang digunakan. Karena pertimbangan biaya, umur mesin produksi, tingkat kemampuan memproduksi, dampak lingkungan yang diakibatkan, pemeliharaan serta keamanan dalam operasional perusahaan.

3. Aspek ekonomi dan keuangan

Dalam aspek ekonomi dan keuangan, terdapat faktor-faktor yang harus terlebih dahulu dipahami dalam menjalankan usaha bisnis. yaitu perkiraan investasi, biaya operasi dan pemeliharaan, sumber pembiayaan, perkiraan pendapatan. kemudian untuk mengetahui layak atau tidak layaknya usaha dijalankan maka dibutuhkan analisis kriteria investasi, Break Even Point dan Payback Period menjadi dasar perhitungannya. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

a. Perkiraan investasi

Jumlah dan jenis investasi apa saja yang diperlukan dalam rencana kegiatan usaha yang akan dijalankan harus jelas. Pada proses ini, sangat dibutuhkan

(25)

pemahaman yang cermat dalam memilih jenis investasi. Informasi yang relevan menjadi pertimbangan dalam perkiraan Investasi

b. Biaya Operasi dan Pemeliharaan

Perhitungan biaya harus disusun dan dihitung sedemikian rupa sehingga tidak ada unsur biaya yang tertinggal. Karena hal ini akan mempengaruhi perhitungan analisis kriteria investasi yang digunakan sebagai indikator dalam menentukan feasible tidaknya rencana usaha yang dijalankan.

c. Sumber pembiayaan

Dalam aspek pembiayaan, hal yang perlu diuraikan adalah penentuan komposisi modal secara jelas dan terperinci.

d. Perkiraan pendapatan

Perkiraan Benefit yang diterima dari hasil kegiatan harus benar- benar dapat diperkirakan secara logis. Perkiraan ini direncanakan sesuai dengan rencana produksi dan rencana penjualan. Bentuk penerimaan ini dapat digolongkan atas 2 bagian, yaitu penerimaan yang berasal dari penjualan barang- barang yang diproses dan penerimaan yang berasal dari luar barang- barang yang diproses. Misalnya penerimaan dalam bentuk bonus karena pembelian barang- barang kebutuhan untuk usaha, penerimaan bunga bank, scrap value (nilai sisa aset) dan sebagainya.

e. Analisis kriteria Investasi

Analisis kriteria investasi yang dimaksud adalah perhitungan mengenai feasible atau tidaknya usaha yang dijalankan ini. Maka perlu ditinjau dari segi NPV (Net Present Value), IRR( Internal Rate of Return), Net B/C( Net Benefit Cost Ratio ) faktor- faktor yang perlu diperhatikan disini adalah perkiraan

(26)

investasi, modal kerja, biaya operasi dan pemeliharaan, serta perkiraan pendapatan.

f. Break Even Point dan Payback Period

Break Even Point adalah suatu tingkat produksi dimana total revenue sama dengan total cost (TR=TC). Tingkat BEP dapat dilihat dari 3 bagian yaitu Jumlah Produksi, Lamanya waktu pengembalian Biaya dan jumlah biaya yang dikeluarkan. Dalam analisis ini juga perlu dihitung jumlah produksi yang dapat menghasilkan maximum profit (MR=MC) sebagai indikator bagi pengusaha dalam menjalankan produksinya nantinya. Tingkat BEP dilihat dari segi waktu, maksudnya untuk mengetahui seberapa lama usaha dapat menutupi segala biaya yang dikeluarkan. Ukuran ini sangat penting untuk diketahui, karena terlalu lama waktu pengembalian total biaya belum tentu dianggap layak oleh investor. Dilihat dari segi jumlah biaya yang dikeluarkan, maksudnya berapa jumlah biaya yang dikeluarkan baru dapat mencapai tingkat BEP. Semakin cepat usaha tersebut dapat mengembalikan investasi, semakin baik kegiatan usaha tersebut. Karena jumlah investasi yang dikembalikan dapat digunakan pada usaha lain, pembelian teknologi baru yang lebih baik, dan hal lain yang dapat menghasilkan profit juga. Maka persamaan yang relevan untuk menentukan titik impas adalah mendasarkan pada pendapatan sama dengan biaya ditambah laba. Penentuan titik impas dengan pendekatan grafis dilakukan dengan cara mencari titik potong antara garis pendapatan penjualan dengan garis biaya dalam suatu grafik yang disebut grafik impas.

g. Proyeksi Laba Rugi dan Aliran Khas

(27)

Proyeksi laba rugi dan aliran khas dibentuk dalam jangka waktu tertentu untuk melihat prospek keuangan dari usaha yang dijalankan. Maka kita dapat mengetahui posisi keuangan dimasa yang akan datang, serta dapat digunakan sebagai pedoman bagi pengusaha dalam menjalankan usaha bisnisnya.

Untuk mengetahui posisi keuangan dikatakan layak atau tidak layak dijalankan dari suatu usaha, analisis kriteria investasi merupakan suatu cara mengevaluasi setiap rencana investasi modal (Dadjim Sinaga dan Herlina J, 2013) . Analisis kriteria yang dimaksud adalah sebagai berikut :

1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang

Rumus :

NPV = ∑

nt=1𝐵𝐵𝐵𝐵−𝐶𝐶𝐵𝐵(1+𝑖𝑖)t

dimana,

Bt = manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

I = Discount rate (%)

t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ...n)

n = Umur usaha (tahun)

Dalam penghitungan NPV, kriteria yang harus dipahami adalah:

NPV > 0, artinya usaha menguntungkan

NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan

NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga

(28)

Contoh ilustrasi untuk menghitung NPV :

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan untuk membangun industri pengolahan hasil pertanian, diketahui Dana investasi: Rp. 35.000.000, dialokasikan selama 2 tahun, yaitu tahun persiapan Rp. 20.000.000,- dan tahun pertama Rp. 15.000.000. Kegiatan pabrik dimulai setelah tahun ke-2 dari pengembangan kontruksi. Benefit dari kegiatan industri ini adalah jumlah produksi dari pengolahan hasil-hasil pertanian. Kegiatan produksi dimulai pada tahun kedua dengan jumlah penghasilan Rp 10.000.000,- sedang tahun-tahun berikutnya seperti terlihat pada tabel dibawah ini. Jumlah biaya operasi dan pemeliharaan berdasarkan rekapitulasi dari berbagai biaya pada tahun kedua sebesar Rp 5.000.000,- per tahun dan untuk tahun-tahun berikutnya seperti pada tabel dibawah ini. Berdasarkan keterangan di atas, apakah rencana pembukaan industri yang mengolah hasil pertanian tersebut layak untuk dkembangkan bila dilihat dari segi NPV dengan diskon faktor sebesar 18 ?

Tabel.2.1

Tabel perhitungan NPV

Thn Investasi Biaya Operasi

Total Cost

Benefit Net Benefit

D.F.

18%

Present Value

0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 -20.000

1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 -12,713

2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 3,591

3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 3,652

4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 4,126

5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 4,371

6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 5,186

(29)

7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 5,336 8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 5,586 9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 5,863 10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 6,115 NPV 11.115,

73

Sumber : data diolah

Dari keterangan dan tabel yang diberikan maka:

Dengan menggunakan rumus yang lain, NPV dapat juga dihitung dengan bantuan Tabel berikut.

Tabel 2.2

Tabel perhitungan NPV Thn Investasi Biaya

Operasi

Total Cost

Benefit Net Benefit

D.F.

18%

B C

0 20.000 - 20.000 - -20.000 1,0000 - 20.000 1 15.000 - 15.000 - -15.000 0,8475 - 12.713 2 - 5.000 5.000 10.000 5.000 0,7182 7.182 3.591 3 - 6.000 6.000 12.000 6.000 0,6086 7.304 3.652 4 - 6.000 6.000 14.000 8.000 0,5158 7.221 3.095 5 - 7.000 7.000 17.000 10.000 0,4371 7.431 3.060 6 - 7.000 7.000 21.000 14.000 0,3704 7.778 2.593 7 - 8.000 8.000 25.000 17.000 0,3139 7.848 2.511

000 . 115 . 11

) 1 (

1

=

+

=

=

NPV

i NB

NPV n

n

i i

(30)

8 - 9.000 9.000 30.000 21.000 0,2660 7.980 2.394 9 - 10.000 10.000 36.000 26.000 0,2255 8.118 2.255 10 - 11.000 11.000 43.000 32.000 0,1911 8.217 2.102

NPV 69.080 57.966

Sumber : data diolah

Pada tabel tersebut cost dan benefit langsung dikalikan dengan DF:

Hasil menunjukkan bahwa NPV > 0, ini berarti gagasan usaha (proyek) layak diusahakan.

2. IRR ( Internal Rate of Return)

Rumus ∶ 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑖𝑖

1

+ �

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁

1−𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁2

(𝑖𝑖

2

− 𝑖𝑖

1

)�

Keterangan :

i

1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif

i

2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif

NPV1 = NPV pada tingkat suku bunga i positif

NPV2 = NPV pada tingkat suku bunga i negatif

Kesimpulan yang akan diperoleh dari perhitungan IRR ini adalah :

IRR > suku bunga Bank maka proyek dikatakan layak

=

=

=

=

=

, 000 . 114 . 11 114

. 11

966 . 57 080 . 69

1

Rp NPV

NPV

C B

NPV i

n

i

(31)

IRR = suku bunga Bank berarti proyek pada BEP

IRR < suku bunga Bank dikatakan bahwa proyek tidak layak.

Untuk menentukan besarnya nilai IRR harus dihitung dulu NPV1 dan NPV2 dengan cara coba-coba. Jika NPV1 bernilai positif maka discount factor kedua harus lebih besar dari suku bunga Bank, dan sebaliknya. Dari percobaan tersebut maka IRR berada antara nilai NPV positif dan NPV negatif yaitu pada NPV = 0.

Contoh soal :

Tabel 2.3 Tabel perhitungan IRR Thn Net

Benefit

D.F.

18%

Present Value

D.F.

24%

Present Value

0 -20.000 1,0000 -20.000 1,0000 -20.000 1 -15.000 0,8475 -12,713 0,8065 -12,713

2 5.000 0,7182 3,591 0,6504 3,591

3 6.000 0,6086 3,652 0,5245 3,652

4 8.000 0,5158 4,126 0,4230 4,126

5 10.000 0,4371 4,371 0,3411 4,371

6 14.000 0,3704 5,186 0,2751 5,186

7 17.000 0,3139 5,336 0,2218 5,336

8 21.000 0,2660 5,586 0,1789 5,586

9 26.000 0,2255 5,863 0,1443 5,863

10 32.000 0,1911 6,115 0,1164 6,115

(32)

NPV 11.115,73 -48,94 Sumber : data diolah

maka perhitungannya mencari IRR adalah

Hasil perhitungan menunjukkaan bahwa IRR 23,97% lebih besar dari suku bunga Bank yaitu sebesar 18%, berarti proyek tersebut layak untuk dikerjakan.

Sedangkan menurut Umar (2001) aspek- aspek studi kelayakan bisnis adalah :

1. Aspek Pasar

Sebelum menjalankan bisnis, hendaknya analisis terhadap pasar potensial yang akan dimasuki oleh produk yang akan dihasilkan oleh perusahaan dilakukan terlebih dahulu. Dengan demikian akan diketahui keberadaan pasar potensial yang dimaksud.

Dalam hal ini, yang perlu diuraikan adalah berapa besar luas pasar, pertumbuhan permintaan, dan market share dari produk bersangkutan, serta kondisi persaingan antar produsen.

2. Aspek Internal Perusahaan

Pada aspek internal perusahaan, pengaruh manajerial merupakan kunci keberhasilan organisasi. Manejerial mengelola Pemasaran, aspek teknis dan teknologis, aspek SDM, aspek manajemen dan aspek finansial atau keuangan. maka penjelasan aspek tersebut adalah sebagai berikut :

a. Aspek pemasaran

( )

% 97 , 23 23974 , 0

) 18 , 0 24 , 0 )( 48 114 . 11 (

114 . 18 11

, 0

)

( 1 2 2 1

1 1

=

=

+ − +

=

− − +

=

IRR IRR

i NPV i

NPV i NPV IRR

(33)

Analisis kelayakan yang krusial dalam aspek ini adalah penentuan segmen, target, dan posisi produk pada pasar, kajian untuk mengetahui konsumen potensial, menentukan strategi, dan program pemasaran yang akan dilakukan.

b. Aspek teknis dan teknologis

Tujuan studi aspek ini adalah untuk mengetahui apakah secara teknis dan pilihan teknologi kegiatan bisnis dapat dapat dilaksanakan secara layak atau tidak layak. Dalam aspek ini, hal yang perlu dikaji adalah kebutuhan teknologi bagaimana yang akan diperlukan, penentuan kapasitas produksi yang optimal, penentuan pengendalian persediaan bahan baku dan barang jadi, pengawasan kualitas produk, dan dampak lingkungan yang diakibatkan dari pemilihan teknologi yang digunakan. Serta bagaimana secara teknis proses produksi akan dilaksanakan.

c. Aspek SDM

Aspek SDM merupakan aspek yang paling krusial diperhatikan. Karena untuk mengetahui apakah dalam pembangunan dan implementasi bisnis diperkirakan layak atau tidak tergantung dari ketersediaan SDM. Ketersediaan SDM meliputi kondisi kompetitif yang dimiliki Karyawan, Deskripsi pekerjaan, Program Pelatihan dan Pengembangan, Penentuan Prestasi Kerja, Dispensasi, Perencanaan Karir, Mekanisme PHK, Kebijakan Rekruitmen-Seleksi- Orientasi serta Keselamatan dan kesehatan kerja. Aspek SDM dibagi menjadi 2 bagian yaitu, Peran SDM dalam pembangunan dan pengembangan usaha bisnis serta peran mereka dalam operasional rutin usaha bisnis.

d. Aspek Manajemen

Tujuan dari aspek Manajemen dalam kegiatan studi kelayakan bisnis adalah untuk mengetahui apakah pembangunan dan implementasi bisnis dapat

(34)

direncanakan, dilaksanakan, dan dikendalikan, sehingga rencana bisnis dapat dinyatakan layak atau sebaliknya. Studi aspek Manajemen yang dilaksanakan dibagi menjadi 2 bagian. yaitu, Manajemen saat pembangunan usaha dan manajemen saat usaha bisnis dioperasionalkan secara rutin.

e. Aspek Finansial

Studi aspek keuangan bertujuan untuk mengetahui perkiraan pendanaan dan aliran kas. Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya.

3. Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal Lainnya

Lingkungan sosial yang berada diluar perusahaan seperti Aspek Persaingan dan Lingkungan Eksternal lainnya atau yang dapat disingkat dengan Aspek eksternal saja, merupakan kondisi- kondisi diluar perusahaan yang bersifat dinamis dan tidak dapat dikendalikan oleh perusahaan. Akan tetapi, aspek eksternal ini memiliki pengaruh yang penting dalam berjalannya kegiatan bisnis yang dilakukan. Maka, perusahaan hendaknya dapat mengupayakan informasi untuk dimanfaatkan secara maksimal mengenai aspek ini. Juga dalam rangka menganalisis aspek- aspek lainnya. Aspek yang dimaksud dapat berupa Yuridis Formal, sistem birokrasi, iklim politik, situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup, perkembangan teknologi dan situasi persaingan bisnis.

2.2 Industri Kecil dan Menengah

Defenisi Industri Kecil dan Menengah menurut Undang-undang No. 20 tahun 2008 adalah kegiatan ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh orang perorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang

(35)

perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun tidak langsung dari Usaha Menengah atau Usaha Besar yang memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp50.000.000 sampai dengan paling banyak Rp500.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha; atau memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp300.000.000 sampai dengan paling banyak Rp2.500.000.000. Batasan mengenai skala usaha menurut BPS, yaitu berdasarkan kriteria jumlah tenaga kerja sebagai berikut:

1. Industri Kecil : 5-19 orang 2. Industri Menengah : 20-99 orang

2.3 Sentra Tenun

Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika br Manik ini pada awalnya merupakan sebuah kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.

Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.

Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti dahulu. Dan pada tahun 2009 Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM

(36)

Tenun atas persetujuan para anggotanya. dan kini Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.

2.4 Peluang Pasar Tenunan Ulos

Secara harafiah, Ulos berarti Selimut. Yaitu, pemberi kehangatan badaniah dari terpaan udara dingin. Menurut pemikiran leluhur Suku Batak ada tiga sumber yang dapat memberikan kehangatan. Yakni Matahari, Api dan Ulos. Dari ketiga sumber kehangatan itu, Matahari sumber kehangatan utama tidak dapat kita peroleh pada saat malam hari. Sedangkan api dapat menimbulkan bencana jika kita lalai menggunakannya. Oleh karena itu, Ulos menjadi suatu hal yang sangat akrab dalam kehidupan sehari- hari bagi suku Batak karena dapat digunakan untuk menghangatkan badan kapanpun.

Dalam adat istiadat budaya suku Batak, Ulos cenderung menjadi suatu produk yang primer dibandingkan hal lainnya. Karena dalam aktivitas bagaimanapun, Ulos menjadi ketetapan yang harus dipenuhi oleh suku Batak. Mulai dari acara pernikahan Adat (Mangadati ), acara pesta syukuran karena lahir anggota baru dalam keluarga, acara penguburan kematian anggota keluarga yang sudah memiliki anak atau cucu dan sebagainya.

hal ini dikarenakan, Ulos sudah digunakan oleh nenek moyang Suku Batak sebagai media menyampaikan maksud dan harapan kepada orang yang menerima Ulos.

Ulos memiliki jenis motif dan makna yang berbeda- beda tergantung pada aturan Adat istiadat yang berlaku. Misalnya, busana Pengantin pernikahan yang melambangkan sistem kekerabatan Suku Batak yaitu “Dalihan Natolu”. Terdiri dari tutup kepala (ikat kepala), tutup dada (pakaian), tutup bagian bawah (Sarung). Pada aturan Adat Istiadat Suku Batak,

“Mangulosi” atau memberikan ulos menunjukkan kehangatan, kasih sayang, penghormatan kepada penerima Ulos. Seperti halnya ketika Orang Tua memberikan Ulos kepada Anaknya,

(37)

Hula-hula kepada boru. Dan kepada pihak yang bukan Suku Batak, pemberian Ulos dapat dianggap sebagai tanda penghormatan, keakraban, dan persahabatan dan sebagainya.

misalnya, pemberian Ulos kepada Presiden atau Pejabat tertentu dari Suku Batak dengan maksud menunjukkan tindakan penghormatan, serta dalam menjalankan tugasnya mereka tetap dalam kehangatan yang hakiki dan penuh kasih sayang.

Namun pada perkembangannya saat ini, Ulos sudah megalami fase perubahan. yaitu, Ulos yang dulunya dipergunakan hanya dalam acara pesta atau syukuran dan sebagainya kini sudah dimodifikasi menjadi berbagai bentuk yang lebih menarik dan menanamkan nilai estetika keindahan. Ulos yang menjadi ciri khas dari Suku Batak dimanfaatkan oleh para pebisnis dalam memperoleh pendapatan. Kreasi yang menghasilkan berbagai rupa dan bentuk dari Ulos Suku Batak menjadi salah satu cindera mata dari daerah batak. Produk yang dibuat berbahan dasar Ulos sangat beragam yaitu, bakal kain untuk kemeja, selendang, sarung, pembuatan tas, pakaian, topi, dompet, hiasan dinding, dan berbagai cinderamata lainnya yang sangat diminati para pengunjung yang berwisata ke daerah Suku Batak. Jadi, potensi permintaan konsumen akan Ulos dapat dipastikan memiliki kesinambungan.

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Bentuk Penelitian

Bentuk penelitian yang digunakan oleh peneliti menggunakan pendekatan kualitatif dan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai jenisnya. Analisis pendekatan kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang dan perilaku yang dapat diamati (I Made Wirartha, 2005) maka analisis pendekatan kualitatif diterapkan untuk mengkaji aspek non finansial (aspek pasar, aspek SDM, dan aspek teknis). Sedangkan analisis pendekatan kuantitatif merupakan analisis data terhadap data-data yang mengandung angka-angka atau numerik tertentu (Juliandi, 2013) maka pendekatan ini digunakan untuk mengkaji aspek finansial yaitu, aspek keuangan. dan selanjutnya, hasil dari pengolahan data ini akan di interpretasikan secara deskriptif untuk menggambarkan tentang studi kelayakan usaha bisnis.

Penelitiaan deskriptif merupakan penelitian terhadap masalah-masalah berupa fakta-fakta saat ini dari suatu populasi yang bertujuan untuk menguji atau menjawab pertanyaan yang berkaitan dengan status saat ini dari objek yang diteliti.

3.2 Lokasi Penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Sentra IKM Tenun Bintang Maratur yang beralamatkan di Jl. Simanindo-Pangururan, Kecamatan Pangururan, Kabupaten Samosir.

(39)

3.3 Informan Penelitian

Dalam mendapatkan sumber informasi yang tepat dan akurat untuk mendukung penelitian ini maka sangat dibutuhkan Informan Penelitian. Informan penelitian adalah orang yang ditanya atau sumber data yang dapat memberikan informasi dan keterangan atas keadaan orang lain atau permasalahan disituasi- situasi dan lingkungannya (Situmorang 2008:209). Dalam penelitian ini yang menjadi informan penelitian adalah:

1. Informan kunci, yaitu orang-orang yang sangat memahami permasalahan yan diteliti.

adapun yang dimaksud sebagai informan kunci dalam penelitian ini adalah : a. Plt. Kabid Perindustrian. Bapak Sumitro M. Simbolon, SE

b. Ketua kelompok Sentra Tenun, Ibu Rolika Manik

2. Informan Utama, yaitu Orang yang terlibat secara langsung dan berinteraksi secara langsung dengan informan kunci ataupun orang yang dianggap mengetahui permasalahan yang diteliti. Maka informan utama dalam penalitian ini adalah Karyawan sentra Tenun dan warga sekitar yang merupakan pihak yang sudah pernah berinteraksi dengan Sentra Tenun ini.

3. Informasi yang akan diperoleh dari Informan dalam penelitian ini adalah informasi yang sesuai dengan kondisi realita yang terjadi di sentra Tenun Bintang Maratur.

Meliputi kondisi aspek SDM, aspek keuangan, aspek pasar, aspek Teknisnya, aspek Manajemen, aspek sosial dan Ekonomi, serta lingkungan eksternal lainnya dalam beroperasi.

(40)

3.4 Defenisi Konsep

Konsep diperlukan untuk menggambarkan secara abstrak kejadian, keadaan atau individu yang menjadi pusat perhatian ilmu sosial (Singarimbun,1995:33). Adapun konsep yang ditetapkan dalam penelitian ini adalah :

Gambar 3.1 Defenisi Konsep

Keterangan bagan :

Kriteria Investasi (NPV, IRR) Aspek keuangan

Finansial

SENTRA TENUN IKM BINTANG MARATUR

Aspek SDM Aspek Pasar Non Finansial

Layak / Tidak Layak

Rekomendasi

Aspek Sosial

Aspek eksternal Aspek Teknis Aspek Manajemen

(41)

1. Finansial merupakan Pengkajian berdasarkan sudut keuangan atau yang berhubungan dengan materi.

2. Aspek keuangan

Dari sisi keuangan, usaha bisnis dikatakan layak apabila dapat memberikan keuntungan yang mampu memenuhi kewajiban finansialnya. Untuk itu dibutuhkan kriteria Investasi ( NPVdan IRR)

3. Non Finansial merupakan indikator yang berhubungan dengan aspek pasar, aspek SDM, dan aspek Teknis

4. Aspek pasar merupakan inti dari penyusunan studi kelayakan. Maka aspek ini harus diuraikan dengan cermat dan realistis mengenai masa lalu dari produk atau prospeknya dimasa yang akan datang.

5. Aspek SDM harus dapat menetapkan kebutuhan SDM yang diperlukan dan mengembangkan SDM yang ada.

6. Aspek Teknis meliputi produksi yang bagaimana dapat memasuki pasar dan jenis teknologi yang digunakan dalam memproduksi.

7. Aspek Manajemen meliputi sistem pengelolaan pembangunan dan manajemen dalam masa operasi Sentra Tenun seperti pembagian kerja, dispensasi, dan sebagainya 8. Aspek Sosial dan Ekonomi meliputi penambahan kesempatan kerja atau pengurangan

pengangguran disekitar lokasi dimana bisnis dijalankan. Lebih jauh lagi, bagaimana pemerataan dan kesempatan kerja

9. Aspek Eksternal lainnya berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis

10. Layak/tidak layak, merupakan hasil dari penelitian ini. Dengan pertimbangan dan penilaian terhadap semua aspek yang telah dikaji dan pemaparan resiko yang akan mungkin terjadi terhadap objek penelitian

(42)

11. Rekomendasi merupakan saran kepada pihak perusahaan, apakah usaha itu layak dijalankan ataupun tidak layak.

3.5 Teknik Pengumpulan Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari data primer dan

sekunder yang bersifat kualitatif maupun kuantitatif. Data primer diperoleh dengan melakukan pengamatan secara langsung kegiatan serta kondisi internal maupun eksternal usaha maupun kegiatan lain yang sifatnya mendukung penelitian.

Pengumpulan seluruh data yang diperlukan dalam penelitian ini dilakukan melalui beberapa cara yang meliputi :

1. Wawancara yaitu, mengumpulkan informasi dari pihak Sentra Tenun yang diwakili oleh informan yang berisikan pertanyaan yang berhubungan dengan aspek yang diteliti

2. Studi Pustaka yaitu, pengumpulan Data Sekunder dengan menggunakan referensi buku yang berkaitan dengan penelitian. Hal ini bertujuan untuk menguatkan teori, konsep, dan variabel yang mendukung penelitian Studi kelayakan usaha bisnis.

3. Dokumentasi yaitu, Pengumpulan data dengan cara menggunakan catatan-catatan dan dokumen yang ada dilokasi penelitian serta sumber informasi yang relevan dengan studi kelayakan Bisnis pada sentra Tenun Bintang Maratur.

3.6 Teknik Analisis Data

Informasi atau data yang daperoleh dari penelitian ini adalah data kualitatif dan data kuantitatif yang selanjutnya akan dianalisis sesuai dengan jenisnya. Analisis data kualitatif digunakan pada Aspek Non Finansial yaitu Aspek Pasar, Aspek SDM, dan Aspek Teknis.

(43)

Sedangkan analisis data kuantitatif digunakan untuk mengkaji Aspek Finansial dalam penelitian ini. Untuk megetahui hasil penelitian yang berupa keputusan Layak atau tidak Layaknya usaha ini dijalankan maka dibutuhkan analisis kriteria investasi yang ditinjau dari segi NPV (Net Present Value) dengan IRR( Internal Rate of Return)

3.6.1 Aspek Non Finansial

Kajian yang perlu diperhatikan dalam aspek Non Finansial terdiri dari aspek pasar, aspek SDM, dan aspek Teknis. Karena hal ini dianggap krusial dalam pengaruhnya terhadap berjalannya usaha binis atau pilihan Investasi. maka penjelasannya adalah sebagai berikut :

1. Aspek Pasar

Tujuan analisis pada aspek pasar yaitu untuk melihat peluang atau pangsa pasar tas yang akan dimasuki oleh produk yang dihasilkan. Pada aspek pasar dilakukan analisis terhadap bentuk pasar, persaingan usaha, strategi pemasaran (segmentasi, targeting, positioning), serta bauran pemasaran (marketing mix).

2. Aspek SDM

Pada Aspek SDM, pengkajian dengan Menganalisis kondisi kompetitif yang dimiliki Sumber Daya Manusia baik secara teknis, maupun sosialnya. hal ini sangat penting untuk diperhatikan karena SDM merupakan kunci keberhasilan dalam menjalankan suatu usaha. yang perlu ditentukan dalam aspek SDM ini adalah Menyangkut jumlah karyawan yang dibutuhkan, penentuan deskripsi pekerjaan, program pelatihan dan Pengembangan, penentuan prestasi kerja dan kompensasi, perencanaan karir yang diharapkan, keselamatan dan kesehatan kerja, mekanisme PHK serta kebijakan rekruitmen, seleksi, dan orientasi produktivitas kerja (Umar,2001).

3. Aspek Teknis

(44)

Tujuan dari aspek ini adalah untuk meyakini apakah secara teknis dan pilihan teknologi, Rencana Usaha dapat dijalankan secara layak maupun tidak layak. Pada Aspek Teknis, yang sangat krusial Untuk dikaji adalah teknologi untuk produksi, faktor lokasi dan proses produksi.

4. Aspek Manajemen

Dalam aspek manajemen, hal yang dianalisis adalah bentuk organisasi/badan usaha yang dipilih, struktur organisasi, Tujuan dari analisis aspek ini adalah untuk mengetahui apakah proses perencanaan dan pengelolaan bisnis yang ada sudah efektif dan efisien, sehingga dapat mencapai tujuan yang diinginkan.

5. Aspek Sosial dan Ekonomi

Analisis pada aspek ini meliputi sejauh mana manfaat dari bisnis Sentra Tenun fashion yang dijalankan terhadap lingkungan sekitarnya baik bagi masyarakat maupun pemerintah. Faktor yang menjadi tolak ukur adalah peningkatan pendapatan masyarakat, peningkatan kesempatan kerja warga sekitar, dan pajak bagi pemerintah setempat.

6. Aspek Eksternal Lainnya

Analisis pada aspek ini berkaitan dengan bagaimana pengaruh bisnis tersebut terhadap lingkungan sekitar lokasi bisnis ataupun sebaliknya. Aspek yang dimaksud dapat berupa situasi perekonomian, sistem nilai pada masyarakat termasuk lingkungan hidup, dan situasi persaingan bisnis. Pertimbangan tentang sistem alami dan kualitas lingkungan dalam analisis suatu bisnis justru akan menunjang kelangsungan suatu bisnis itu sendiri, sebab tidak ada bisnis yang akan bertahan lama apabila tidak bersahabat dengan lingkungan (Hufschmidt dalam Nurmalina dkk, 2009).

(45)

3.6.2 Aspek Finansial

Analisis kriteria Investasi yang digunakan untuk mengukur kelayakan Suatu Usaha dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. NPV ( Net Present Value) = nilai bersih sekarang

Rumus :

NPV = ∑

nt=1𝐵𝐵𝐵𝐵−𝐶𝐶𝐵𝐵(1+𝑖𝑖)t dimana,

Bt = manfaat pada tahun t

Ct = Biaya pada tahun t

I = Discount rate (%)

t = tahun kegiatan bisnis ( t= 0,1,2,3, ...n)

n = Umur usaha (tahun)

Dalam penghitungan NPV kriteria yang harus dipahami adalah:

NPV > 0, artinya usaha menguntungkan

NPV < 0, artinya usaha dinyatakan merugikan

NPV = 0, artinya usaha tersebut tidak menguntungkan dan tidak merugikan juga

2. IRR ( Internal Rate of Return)

Rumus ∶ 𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼𝐼 = 𝑖𝑖

1

+ �

𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁

1−𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁𝑁2

𝑥𝑥(𝑖𝑖

2

− 𝑖𝑖

1

)�

Keterangan : i1 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV positif

I2 = tingkat suku bunga yang menghasilkan NPV negatif

(46)

NPV1 = NPV pada tingkat suku bunga i positif

NPV2 = NPV pada tingkat suku bunga i negatif

3.7 Asumsi-Asumsi Penelitian

Asumsi penelitian digunakan sebagai dasar dalam analisis dan perhitungan dalam aspek keuangan. asumsi dalam penelitian studi kelayakan usaha bisnis ini adalah :

1. Periode umur usaha yang dianalisis dalam proyek pengembangan usaha sentra tenun Bintang Maratur adalah lima tahun. Hal ini berdasarkan umur ekonomis aset yang paling berpengaruh, yaitu mesin tenun dan kesepakatan dengan pemilik usaha.

2. Dasar penentuan harga produk dan investasi adalah harga yang berlaku pada saat pengambilan data bulan November-Desember 2013

3. Jumlah tenaga kerja adalah 10 orang dengan jam kerja dalam satu hari adalah 8 jam dan dalam sebulan ada 26 hari kerja

(47)

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian 4.1.1 Sejarah berdirinya

Pendapatan masyarakat Kabupaten Samosir pada umumnya dari hasil pertanian, padahal sumber daya alam yang dapat diolah menjadi produk industri dan kerajinan yang mempunyai nilai tambah yang lebih tinggi sangat beragam yaitu; kacang tanah, jahe, kentang dan ketela dari pertanian, rotan, bambu, dan kopi dari hasil kehutanan dan perkebunan, kerajinan batu, tembikar dan batu bata dari hasil pertambangan; ukiran kayu, tenun dan anyaman dari hasil kerajinan rumah tangga. Kebijakan pengembangan industri di Kabupaten Samosir telah mulai diarahkan kepada one village one product (OVOP). Implementasi dari OVOP dilakukan dengan pengembangan agar masing-masing kecamatan memiliki kompetensi inti masing-masing, sehingga pembinaan dapat dilakukan dengan efektif dan efisien. disamping itu akan terjadi pembagian tugas industri di Kabupaten Samosir secara geografis dan skill masyarakat di masing-masing kecamatan

Pengalaman menunjukkan bahwa Industri Kecil dan Menengah memiliki ketangguhan terhadap guncangan perekonomian global. Disamping itu Industri Kecil dan Menengah juga memilki kemampuan menyerap tenaga kerja yang besar, membuka peluang usaha dan dapat mewujudkan peningkatan dan pemerataan pendapatan masyarakat. dengan IKM yang kuat maka struktur ekonomi menjadi kokoh dan berperan besar dalam peningkatan ekspor dan pengendalian impor, serta tumbuh dan berkembang pada basis kemampuan sendiri sehingga Pemerintah menetapkan suatu Kebijakan Nasional yaitu IKM sebagai penggerak utama perekonomian Indonesia. Tetapi pada kenyataannya IKM masih banyak menghadapi berbagai kelemahan baik itu teknis maupun non teknis sehingga Pemerintah dianggap perlu untuk

(48)

memfasilitasi dan mendorong pertumbuhan Industri Kecil dan Menengah sehingga dapat tumbuh terus dan berkembang serta mempunyai kemampuan dalam menghadapi persaingan.

Maka untuk itu diperlukannya suatu pembinaan atau pendampingan langsung guna untuk mengatasi permasalahan-permasalahan IKM tersebut. Sehubungan dengan hal tersebut, maka pengembangan IKM dilakukan secara terus menerus dengan selalu memperhatikan aspek pendidikan, produktivitas, sarana/prasarana, pemasaran, dan pemanfaatan lembaga pemerintah ataupun swasta secara maksimal untuk menuju kepada terwujudnya IKM yang modernisasi.

Sentra Tenun yang diketuai oleh ibu Rolika ini pada awalnya merupakan sebuah kelompok tenun yang dibina oleh penatua di Desa Lumban Suhi Toruan. Mengingat keterbatasan dana dari masyarakat sekitar yang sulit membeli perlengkapan membuat Ulos maka Penatua setempat membangun suatu kelompok tenun. Kala itu, kelompok tenun ini merupakan tempat belajar bagi setiap Orang yang ingin mempelajari proses Produksi Ulos.

Namun, setelah berkembang cukup lama dan memiliki banyak anggota, kelompok Tenun ini sepakat dijadikan Koperasi. Sistemnya adalah, anggota yang dapat memenuhi target pembuatan Ulos maka yang bersangkutan akan memiliki banyak pendapatan serta dapat memperoleh pinjaman lunak yang berjumlah besar.

Koperasi ini mengalami surut pada tahun 2006. Anggota dari koperasi ini sudah berkurang dan rotasi manajemen yang sejalan dengan kebijakan manajemen perolehan pinjaman yang kurang tepat membuat koperasi ini tidak dapat berjalan dengan baik seperti dahulu. dan pada tahun 2011, Pemerintah yang diwakilkan oleh Dinas Koperasi Perindustrian dan Perdagangan Kabupaten Samosir membuat koperasi ini menjadi sebuah Sentra IKM Tenun atas persetujuan para anggotanya. Sentra Tenun IKM Bintang Maratur kini menjadi salah satu sumber mata pencaharian dalam perolehan pendapatan bagi masyarakat setempat.

Gambar

Tabel 2.3  Tabel perhitungan IRR  Thn   Net  Benefit  D.F.  18%  Present Value  D.F. 24%  Present Value  0  -20.000  1,0000  -20.000  1,0000  -20.000  1  -15.000  0,8475  -12,713  0,8065  -12,713  2  5.000  0,7182  3,591  0,6504  3,591  3  6.000  0,6086  3
Gambar 3.1 Defenisi Konsep
Tabel 4.1 Produksi Ulos fesyen pada Sentra Tenun IKM Bintang Maratur
Tabel 4.2 Jumlah Produksi Pesanan di Sentra Tenun IKM Bintang Maratur  Periode tahun 2011-2013
+5

Referensi

Dokumen terkait

Format kelembagaan (Unit Pelayanan Terpadu Satu Atap) UPTSA, difungsikan sebagai frontline dari dinas-dinas yang ada untuk menjadi satu-satunya lembaga yang berhubungan dengan

beserta kolom centang. Peneliti diwajibkan untuk menampilkan progress penelitian. Stake menyarankan untuk merekam video karena lebih banyak yang dapat. dianalisis

Pajak daerah merupakan salah satu sumber pendapatan asli daerah yang terbesar dibanding jenis pendapatan yang berasal dari retribusi, bagian laba perusahaan daerah dan pendapatan

(2) Izin Penyelenggaraan Reklame Terbatas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 23, diterbitkan atas penyelenggaraan reklame dengan jenis megatron dan jenis

Kesejahteraan Sosial Jumlah kelompok PMKS yang tertangani Jumlah kelompok PMKS X 100 % dan Pemukiman Dinas Kessos Misi 3 : Mewujudkan Kualitas Sumber Daya Manusia Papua

Salah satu penyewaan yang ada pada JN Photograph Kudus dalam bidang fotografi adalah penyewaan kamera dan jasa fotografi.Pelayanan penyewaan yang ada saat ini

Dalam beberapa epik Yunani kuno, Poseidon digambarkan sebagai sosok dewa yang tempramental, sehingga membuat sifat dari lautan juga menjadi tempramental.. Poseidon menikahi

persatu) Tugas Anda adalah berusaha membuat suatu erita yang dramatis dari tiap gambar tsb) +eritakan apa yang terjadi sebelumnya, saat itu, apa yang dirasakan dan