• Tidak ada hasil yang ditemukan

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Kondisi Umum

4.1.4 Aspek Biofisik

Data iklim Jakarta Utara (Maritim Tanjung Priok) berdasarkan Badan Meteorologi dan Geofisika Kemayoran (BMG) tahun 2011 yang terletak pada posisi 6,100LS dan 106,830BT dengan ketinggian stasiun pada 2 mdpl menunjukkan bahwa kawasan TIJA memiliki suhu rata-rata maksimum terjadi pada bulan Juni dan Oktober sebesar 29,30C dan suhu rata-rata minimum pada bulan Januari 27,30C. Curah hujan rata-rata maksimum terjadi pada bulan Januari sebesar 258,4 mm dan curah hujan rata-rata minimum terjadi pada bulan September sebesar 28 mm. Kondisi kelembaban rata-rata maksimum terjadi pada bulan Januari dan Februari sebesar 80% dan kelembaban rata-rata minimum terjadi pada bulan September sebesar 69%. Kecepatan angin rata-rata maksimum terjadi pada bulan Maret sebesar 6,4 knots dan kecepatan angin rata-rata minimum terjadi pada bulan Mei sebesar 4,0 knots.

Dari data tersebut terlihat bahwa kawasan rekreasi TIJA memiliki iklim yang cukup kering. Hal ini berpengaruh terhadap kegiatan pelaksanaan pemeliharaan yang harus lebih disesuaikan dengan cuaca pada saat tertentu dan kemungkinan terjadinya banjir akibat gelombang pasang surut air laut.

4.1.4.2 Tanah dan Topografi

Jenis tanah TIJA secara umum merupakan bukan tanah asli atau tanah urugan. Tanah yang berada di Kawasan TIJA berupa tanah rawa yang memiliki sifat tanah yang mudah terpisah karena memiliki tekstur pasir yang dominan dan miskin terhadap unsur hara. Dalam menunjang pelaksanaan pembangunan proyek TIJA, kawasan ini mengalami reklamasi dengan menggunakan pasir dari laut Ancol sebanyak 100,7 juta m3 dengan ketebalan mencapai 2,5 m. Proses ini memerlukan waktu hingga 5 tahun, selanjutnya ditimbun kembali dengan tanah urugan dan tanah latosol yang berasal dari Bekasi dan Tangerang. Tekstur tanah di pengaruhi oleh perlakuan awal dalam pemilihan jenis tanah urugan, untuk memenuhi kriteria tanah untuk penanaman maka jenis tanah yang memungkinkan untuk urugan pada kawasan TIJA yaitu tanah merah super dengan pH 5 - 6 (pH netral) serta diperlukan adanya pemeliharaan atau penambahan pupuk, kapur dan

kompos/pupuk buatan. Topografi yang ada relatif datar dengan ketinggian 0 - 5 mdpl dan kemiringan lahan sebesar 1% dengan kondisi dipengaruhi pasang surut air laut yang rentan genangan air dan banjir.

4.1.4.3 Hidrologi

Kawasan TIJA mengalami pencampuran air laut sehingga daerah tepi pantai memiliki kandungan garam kalsium dan magnesium tinggi dimana air tidak layak untuk di minum dan tidak layak untuk dijadikan sumber air penyiraman. Kawasan TIJA memiliki dua sistem saluran DAS, yaitu Kali Ancol dan Kali Bintang Mas. Kali Bintang Mas merupakan saluran penting di kawasan TIJA karena berfungsi sebagai badan penerima air buangan limbah rumah tangga dan banjir kanal dari kawasan Gunung Sahari dan sungai Ciliwung. Drainase yang terdapat di kawasan TIJA menggunakan sistem drainase terbuka. Pembuangan dari drainase ini menuju ke kali Martadinata.

4.1.4.4 Vegetasi dan Satwa

Jenis vegetasi yang ada pada TIJA adalah jenis pohon, semak, perdu, penutup tanah, tanaman merambat dan epifit. Pada pengamatan lapang, umumnya vegetasi yang mendominasi kawasan rekreasi TIJA adalah vegetasi daerah tropis, karena letaknya yang berada di tepi pantai maka vegetasi dari ekosistem ini sangat dominan. Vegetasi tepian pantai yang sudah beradaptasi dan dapat ditemui adalah kelapa (Cocos nucifera), bakung laut (Crinum asiaticum), pandan (Pandanus sp), ketapang (Terminalia catappa), dan waru laut (Hibiscus tiliaceus). Pada koridor jalan protokol banyak digunakan jenis palem-paleman dan tanaman semak. Tanaman jenis semak yang sering digunakan adalah ruellia (Ruellia malaocsperma ‘Dwarf ’) berbunga ungu. Dominasi Ruellia menyebabkan kemonotonan pada tiap jalur jalan. Kekurangan dari Ruellia ketika sore hari bunganya layu dan terlihat tidak segar, itu mengakibatkan kesan taman tidak indah untuk dipandang. Hal ini perlu diperhatikan karena TIJA merupakan tempat rekreasi yang beroperasi selama 24 Jam yang tidak hanya dinikmati pada pagi hari saja. Rumput yang sering digunakan yaitu rumput peking (Agrotis stolonifer) dan rumput gajah (Axonopus compressus). Pada event-event tertentu, tanaman yang

ditampilkan pada area gerbang adalah jenis tanaman hias yang memiliki warna yang sangat kontras dan mencirikan dari event tersebut. Tanaman hias ditampilkan dalam bak atau pot tanaman, karena dekorasi ini bersifat temporer. Penggunaan ornamen tambahan berupa umbul-umbul dan sculpture ditampilkan untuk memperkuat ciri dari dekorasi event-event tertentu. Untuk daftar nama tanaman yang terdapat di TIJA dapat dilihat pada Lampiran 2.

Jenis satwa yang berada di TIJA antara lain beberapa macam spesies burung, ular, kadal, katak, kupu-kupu, anjing, kucing, monyet, biawak, serangga. Keberadaan satwa liar seperti kucing, anjing, dan monyet sangat mengganggu area lingkungan rekreasi karena kotoran satwa tersebut dapat mencemari sekitar area rekreasi dan satwa tersebut sering berkeliaran sehingga mengganggu kenyamanan pengunjung. Keberadaan satwa liar seperti kucing, anjing, dan monyet sangat mengganggu kenyamanan pengunjung dari segi area lingkungan rekreasi menjadi tercemar karena kotoran satwa dan sering berkeliaran. Dalam pengendalian sementara Departemen Utilitas & Kebersihan bekerjasama dengan Dinas Peternakan untuk menangkap satwa liar dan dialihkan ke Kebun Binatang Ragunan (Gambar 5). Pengendalian tersebut dilakukan dalam waktu 2 bulan sekali. Dengan adanya pengendalian dapat mengurangi intensitas satwa tersebut datang ke TIJA dan lingkungan aman sehingga tercapainya kenyamanan bagi pengunjung.

Gambar 5. Penangkapan Satwa Liar di Kawasan Rekreasi TIJA

4.1.4.5 Visual (Kualitas Pemandangan)

Pemandangan yang terdapat pada lanskap TIJA sangat indah terutama pada pemandangan lanskap daratan pantai serta tanaman lanskap pantai yang

mendukung. Objek wisata pantai menjadi objek utama bagi pengunjung TIJA. Dengan adanya konsep lanskap alami berupa lanskap pantai, maka pemandangan yang khas tercipta dari hamparan laut yang indah. Potensi lainnya terdapat pada bagian daratannya yang saat ini didominasi oleh vegetasi yang berada pada taman- taman jalan. Hal ini memberikan nilai tambah tersendiri karena kondisi seperti ini sulit dijumpai di tengah padatnya kota Jakarta sehingga dapat menarik minat wisatawan untuk mengunjunginya. Pada saat weekend, tingginya kunjungan dari pengunjung akan mengakibatkan lingkungan terancam kotor karena terlihat banyaknya sampah yang dibuang ke sembarang tempat maupun di batuan deket pantai serta lumut yang terdapat di bebatuan.

Dokumen terkait